Dark Secret of Lady CEO

Dark Secret of Lady CEO

last update최신 업데이트 : 2023-04-12
에:  Kennie Re연재 중
언어: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 평가. 6 리뷰
55챕터
5.1K조회수
읽기
서재에 추가

공유:  

보고서
개요
목록
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.

줄거리

Kehidupan Abigail Anderson hancur tatkala seorang wanita datang pada ayahnya, James Anderson dan mengaku mengandung bayi pria itu. Sejak saat itu masalah demi masalah datang silih berganti hingga ibunya yang kala itu sedang mengandung, mengalami depresi dan harus dirawat di rumah sakit jiwa dan ayahnya mengalami kelumpuhan otak. Abigail yang menjadi anak yatim piatu kemudian dirawat oleh adik dari ayahnya, Alex Anderson dan istrinya Alona Anderson dengan penuh cinta. Mereka merubah identitas asli Abby dan menjadikannya seperti anak kandung mereka. Waktu terus berlalu, Abby remaja tumbuh menjadi wanita sukses dan memiliki pengaruh juga cerdas. Dengan misi balas dendam, ia kembali ke kehidupan lamanya dan mulai menjalankan rencana, mencari adik kandungnya sekaligus mencari tahu identitas orang yang telah menghancurkan kebahagiaan keluarganya. Bertemu dengan pria yang merupakan rival bisnisnya, Zachary, perlahan Abby mengetahui hubungan pria tersebut dengan orang yang telah menghancurkan kebahagiaan keluarganya. Ketika dihadapkan pada cinta dan dendam, manakah yang akan menang pada akhirnya?

더 보기

1화

Trigger

    "Jadi selama ini kau mendekatiku karena ini, Abby?" serang Zachary bergetar. Tangannya memegang setumpuk kertas yang Abigail tahu benar apa isi di dalam file itu. Tanpa perlu bertanya lagi, ia tahu dirinya sedang dalam masalah.

    Dari mana pria itu menemukan benda itu? Benda yang selama ini ia sembunyikan dan simpan dengan aman. Seharusnya tak ada seorang pun yang bisa menemukannya. Tapi mengapa ...?

    "A-apa yang kau katakan, Zac?" Abigail berusaha menyembunyikan ekspresinya. Ia kaget, jelas. Namun, jika Zachary membaca pikirannya dan mengetahui yang pernah ia rencanakan, maka habislah ia. 

    Sekian lama ... Sekian lama Abigail menyembunyikan dan menyimpan semua ini dengan sangat hati-hati. Ia bahkan ingin mengubur apa pun yang telah ia lakukan sejak awal karena menyadari, Zachary atau siapa pun tidak punya andil atas penderitaan yang ia alami selama ini.

    Semua ini adalah tanggung jawab Garry Emerson. Pria tua serakah itulah yang seharusnya menerima balasan.

    Ia bahkan sudah terlanjur mencintai Zachary dan berniat membangun keluarga yang bahagia, seperti yang diinginkan pamannya, bahkan mungkin mendiang ayahnya.

    "Kau tidak perlu lagi berpura-pura, Abigail. Aku sudah membaca semuanya. J-jadi selama ini ... apa yang telah kita lalui selama ini ...." Kalimatnya terhenti. Abigail mendekat demi menenangkan suaminya yang mulai kalut.

    Ia yakin Zachary sedang mabuk sehingga meracau dan apa yang ia bicarakan tak bisa dipertanggung jawabkan.

    Tidak, tidak! Abigail sangat tahu bahwa apa yang dikatakan suaminya itu adalah sebuah kebenaran. Dulu, semuanya memang hanya kepalsuan. Ia memang mempermainkan pria itu demi dendamnya. Namun, kini semua berbeda. Jauh berbeda.

    "Zac, Zac ... sayang! Hey, dengarkan aku. Apa pun yang kau temukan, apa pun yang kau dengar dan kau lihat itu bukan hal yang sebenarnya. M-mari kita bicara, sayang," ajak Abigail, masih dengan suara bergetar. Tangannya berguncang, tetapi sekuat tenaga berusaha ia tenangkan sendiri.

   

    Ia kini sedang menenangkan dua jiwa yang sakit. Jiwa Zachary—suaminya, juga jiwanya sendiri. Ia sakit, sejak lama. Ia sadari itu. Bahkan dulu ia tak mampu mengendalikan kemarahan dan dendam yang telah disimpannya sejak dulu.

    Namun, kini semuanya telah berubah. Ia bahkan tak menyadari kapan perasaan itu hilang dan berganti perasaan baru yang telah ia janjikan untuk ia pupuk agar tetap bersemi.

    Perasaan yang mulai tumbuh, cinta untuk Zachary—yang sebelumnya hanyalah kepalsuan demi tercapai tujuannya.

    Zachary menghentakkan tubuh dan menepis tangan Abigail hingga wanita itu tersungkur. Ia memekik dan memegangi perutnya yang sesaat terasa nyeri.

    "Zac ... kumohon ...." Ia masih meratap dan memohon. Namun, pria itu bergeming, hanya mengusap wajahnya dengan kasar lalu menghempaskan kertas yang sedari tadi berada dalam genggamannya hingga berserakan di lantai.

    "Apa yang ingin kau jelaskan tentang itu, Abby? Jawab aku!!!"

    Abigail berusaha bangkit meski perutnya masih terasa nyeri.

    "Karena itu, ayo kita bicara, Zac. Aku mencintaimu, tak mungkin menyakitimu."

    "Oh, benarkah?!" tanya pria itu, mendekat pada istrinya, menatap wajah cantik yang semakin memancarkan pesonanya. Ia selamanya yang tercantik bagi Zachary.

    Wanita teristimewa dalam hidupnya. Ia bahkan rela menukar apa pun demi kebahagiaan wanita itu. Namun, apa yang ia ketahui beberapa jam lalu membuatnya teramat sakit dan patah hati.

    "BENARKAH?!" bentaknya. Abigail mulai tak sanggup menahan gejolak hebat dalam dadanya. Ia ingin sekali memeluk tubuh pria itu dan menenangkannya, tetapi menatap matanya saja Zachary sudah enggan.

    Pria itu jelas sudah sangat membencinya.

    "Benar, sayang. Aku tidak pernah mengkhianatimu. A-aku mencintaimu. Aku mencintaimu." Tubuh Abigail bergetar hebat. Berusaha memeluk Zachary yang pada mulanya meronta dan mencoba melepaskan dekapan wanita yang sangat ia cintai itu.

    Bahkan dengan kemarahan yang sebesar gunung, perasaan cinta itu tetap ada. Ia marah, karena mengetahui cintanya yang itu hanyalah permainan bagi Abigail.

    "Aku mohon, Zac," pintanya, berbisik lirih di telinga pria itu. Tubuh mereka sama-sama bergetar. Zachary dengan kemarahannya pada Abigail, sementara Abigail dengan kemarahan pada dirinya sendiri.

    Tangan Zachary merogoh meja dan laci kerjanya. Ia membiarkan Abigail tetap membungkus tubuh pria itu dengan rengkuhan hangatnya.

    Zachary menemukan apa yang ia cari. Benda yang selama ini ia simpan dan ia bawa kemana pun. Ia kini menggenggam benda itu erat-erat.

    "Kau bilang ... kau mencintaiku?' tanya pria itu dingin. Abigail mengangguk.

    "Aku sangat mencintaimu, Zac. Tak pernahkah aku mengatakannya?" tanya Abigail, perlahan tangannya mulai membelai punggung suaminya. "Bahkan ... ada sesuatu yang ingin sekali kusampaikan padamu."

    Deru nafas Zachary masih tak beraturan, tetapi ia berusaha menahan semua emosi dan melepaskannya di saat yang tepat. Ia ingin melakukan ini, ingin mengakhiri segalanya. Jika perlu antara mereka berdua tak 'kan ada satu pun yang merasa kehilangan.

    "Jika kau mencintaiku mengapa kau lakukan semua ini Abby? Mengapa kau melakukannya selama ini?" keluh Zachary tergugu. Abigail tak mampu menahan lagi. Air matanya berderai. Setelah sekian lama, ia akhirnya menangis.

    Bukan karena tertangkap basah telah melakukan perbuatan yang kejam pada Zachary, melainkan karena ia merasakan sakit yang dirasakan suaminya itu.

    "Maafkan aku, Zac ... sungguh maafkan aku. Itu semua terjadi jauh sebelum hari ini. Jauh sebelum pernikahan kita. Jauh sebelum ...." Kalimatnya terhenti. Siapkah ia mengatakannya saat ini, saat situasi sedang sepanas ini?

    "Sebelum apa?" tanya Zachary.

    Abigail hanya terdiam. Berusaha mencari jawaban yang tepat untuk menenangkan singa yang tak henti mengamuk.

    "Katakan, sebelum apa?" desaknya kemudian berbalik dan menatap ke dalam mata wanita cantik itu.

    Bulu mata lentiknya basah terkena air mata. Namun, Zachary kini tak tahu apakah itu air mata yang sesungguhnya ataukah lagi-lagi air mata palsu demi menjeratnya.

    "Katakan, Abby ...," ucapnya lagi lebih lembut, tetapi wanita itu justru menunduk menyembunyikan wajahnya.

    Raut wajah Zachary kini terliha tak sabar. Ia merasa Abigail sedang mempermainkannya. Darahnya mendidih, ia sudah cukup menahan sejak tadi.

    "Katakan, Abby!!!"

    "Aku sudah mengatakannya, Zac! Aku sudah mengatakan aku mencintaimu. Aku ingin kita seperti dulu. Aku ingin cintamu tetap sama seperti dulu. Aku, kau, dan anak kita. Kau mau, kan?!" pinta wanita itu. Namun, Zachary seolah tak mendengar apa yang diucapkan wanita itu.

    "Jika kau mencintaiku, ikutlah denganku," ajak Zachary. Matanya menatap ke arah wanita itu dengan tatapan kosong.

    "Ke mana?" tanya Abigail.

    Perlahan Zachary mengangkat tangan yang sejak tadi ia sembunyikan di balik punggung. Menggengam sebuah pistol yang siap untuk melesatkan timah panas kapan pun pelatuknya ia tarik. Siap untuk mengambil nyawa wanita itu kapan saja.

    Abigail terbelalak, sorot matanya menyiratkan ketakutan. Ia tak pernah takut akan kematian. Bahkan hingga hari ini. Ia hanya takut salah satu dari mereka akan menyesali hari ini selamnya.

    "Z-Zac ... a-apa yang kau lakukan? T-tolong turunkan senjata itu."

    Pria itu mendengkus. "Jadi kau takut mati? Kau bilang mencintaiku tapi tak ingin ikut denganku ke neraka?" racaunya.

    Abigail bergerak perlahan. Ia tak mungkin bisa menghindar andai pria itu nekat menarik pelatuknya. Namun, ia mungkin bisa mencegah itu terjadi. Hanya, ia tak tahu bagaiamana caranya.

    "S-sayang, kumohon ...." Tangis Abigail mulai pecah. Ada hal yang harus ia katakan pada pria itu. Bahkan andai tak 'kan ada lagi waktu untuknya setidaknya ia sudah menyampaikan apa yang seharusnya diketahui pria itu.

    "Zac ...."

    Sebuah gedoran di pintu ruang kerja Zachary memecah ketegangan antar mereka berdua. Seseorang sepertinya tak sabar telah diabaikan oleh keduanya.

    Dengan sekali tendang, pintu yang terbuat dari kayu pohon oak itu terbuka. Menampakkan pemandangan yang tak ingin dilihat oleh siapa pun.

    Gin berdiri terpaku menatap dua orang yang mematung di tempat. Abigail dengan tangan kosong berdiri tak jauh dari hadapan Zachary yang memegang sebuah pistol. Tangannya terlihat bersiap untuk menarik pelatuk.

    Tanpa banyak bicara Gin menerjang kakak iparnya itu dan berusaha merebut pistol dari tangannya.

    Pergulatan sengit terjadi antara kedanya. Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi. Salah satu dari mereka bisa saja menjadi korban timah panas itu. Gin masih berusaha merebut benda dalam genggaman Zachary.

    "Kumohon hentikan, kalian berdua. HENTIKAN!" pekik Abigail berusaha menghentikan pergumulan antara adik dan suaminya. Tak ada satu pun di antara mereka yang berniat untuk berhenti.

    DORR! DORR!

    Entah apa yang menggerakkan jemari Zachary hingga pelatuk itu benar-benar menembakkan timah panas secara tak beraturan. Di antara mereka tak ada yang menyadari di mana benda itu bersarang. Hingga salah satu dari mereka limbung dan terjatuh di lantai.

        ***

펼치기
다음 화 보기
다운로드

최신 챕터

독자들에게

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

댓글

user avatar
Kennie Re
...️...️...️...️...️...️
2022-04-29 11:15:49
1
user avatar
Dian Apriria
Waww, dark secretnya beneran bikin penasaran, nih, Thor. segera up lanjutannya, ya...
2021-10-21 22:57:08
1
user avatar
Renti Sucia
Buset tegang amat bacanya. Keren bngt, suka gaya bahasanya. Sderhana tapi enak dibaca. Lanjutttt ...
2021-10-21 21:19:19
1
user avatar
Anung DLizta
Lanjut kak, asyiikk nih ceritanya.
2021-10-21 20:44:05
1
user avatar
Sri Ari Sandi
Ceritanya keren Kak dan menegangkan
2021-10-21 20:40:07
1
user avatar
Kennie Re
.......................................
2021-09-30 13:16:32
1
55 챕터
Trigger
      "Jadi selama ini kau mendekatiku karena ini, Abby?" serang Zachary bergetar. Tangannya memegang setumpuk kertas yang Abigail tahu benar apa isi di dalam file itu. Tanpa perlu bertanya lagi, ia tahu dirinya sedang dalam masalah.     Dari mana pria itu menemukan benda itu? Benda yang selama ini ia sembunyikan dan simpan dengan aman. Seharusnya tak ada seorang pun yang bisa menemukannya. Tapi mengapa ...?     "A-apa yang kau katakan, Zac?" Abigail berusaha menyembunyikan ekspresinya. Ia kaget, jelas. Namun, jika Zachary membaca pikirannya dan mengetahui yang pernah ia rencanakan, maka habislah ia.      Sekian lama ... Sekian lama Abigail menyembunyikan dan menyimpan semua ini dengan sangat hati-hati. Ia bahkan ingin mengubur apa pun yang telah ia lakukan sejak awal karena menyadari, Zachary atau siapa pun tidak punya andil atas penderitaan yang ia alami selama ini.  
last update최신 업데이트 : 2021-09-25
더 보기
Memories
TIGA TAHUN SEBELUMNYA (FLASHBACK)         Sebuah sedan berwarna silver berhenti tepat di sebuah bangunan yang terlihat lama tak ditinggali. Halaman depan dipenuhi daun kering yang berserakan. Pagarnya yang hanya sebatas lutut orang dewasa sudah berkarat dan tidak tegak lagi.         Wanita bersetelan jas hitam turun dan berjalan memasuki pekarangan rumah dikawal dua orang dengan pakaian yang hampir serupa.         Salah satunya membuka pagar dan mempersilahkan wanita bertubuh jenjang itu untuk berjalan di depan. Sampai di ambang pintu, seorang wanita setengah baya tergopoh-gopoh menyambutnya.         "Silahkan masuk, Abby," ucap wanita itu.         Gadis itu mengangguk kemudian melangkah perlahan, sekilas mengedar pandangan pada seisi ruangan yang ia lewati. Masih sama seperti sebelumnya, delapan belas tahun yang lalu. Terasa kosong. Hanya t
last update최신 업데이트 : 2021-09-25
더 보기
New Family
        "Adelaide, apa yang terjadi pada Papa?" tanya Abigail pada asisten rumah tangga keluarga Anderson. Adelaide, wanita berusia empat puluh lima tahun itu, memeluk Abigail dengan erat seolah ingin melindungi gadis itu.         Abigail menatap nanar pada tubuh ayahnya yang terbaring dengan berbagai peralatan penyokong. Ia masih terpejam, entah kapan akan terbangun.         Gadis itu selalu memanjatkan doa untuk kesembuhan pria kesayangannya. Melihat apa yang dilalui pria itu, ia seolah ikut merasakan sakit yang ayahnya rasakan.         "Dia akan baik-baik saja, sayang. Aku berjanji."         Namun, janji itu tak dapat ia penuhi. Karena selanjutnya James tak pernah sama lagi. Ia menjadi sosok yang berbeda, tak lagi mampu melakukan segala yang dulu pernah dan sering dilakukannya. Ia hanya terbaring, kadang matanya terpejam. Di lain waktu ia membuka mat
last update최신 업데이트 : 2021-09-25
더 보기
New Life
        Alex dan Alona mengemasi barang-barang penting yang mereka miliki termasuk milik Abigail. Dengan bergegas menata segala yang mereka butuhkan saja, agar tak perlu membawa barang terlalu banyak.         Mereka saling bertatapan sebelum kemudian Alex mengangguk pada Alona sebagai tanda ia boleh membangunkan Abigail yang kini masih lelap.         Wanita itu, dengan langkah perlahan menghampiri Abigail yang masih pulas. Wajahnya sungguh damai. Alona mengusap bulir yang tertahan di pelupuk matanya sebelum kemudian mendekat pada keponakannya itu.         Abigail mengusap mata saat Alona tiba di kamarnya. Wanita itu duduk di sisi ranjang dan menyentuh tangan Abigail.         "Abby ... bersiaplah, kita akan pergi dari sini," ucap wanita itu, setengah berbisik, tak ingin membuat keponakannya terkejut. Baru beberapa hari ia berada di rumah ini dan harus pe
last update최신 업데이트 : 2021-09-25
더 보기
Tough
    Abigail sudah duduk di teras depan rumah, ketika paman dan bibinya mencari keberadaannya. Ia menikmati embusan angin yang lembab serta cahaya mentari pagi yang hangat. Perlahan Alex dan Alona duduk di dekat gadis yang sedang duduk di atas kursi ayunan yang bergoyang perlahan.     Alona menyentuh jemari Abigail, membuat gadis itu tersadar akan kedatangan dua orang terkasihnya. Perlahan ia membuka mata demi manatap kedua orang tua barunya itu.     "Abby sayang, Hari ini Paman akan menemui seorang pengacara yang telah ditunjuk oleh ayahmu untuk mengurus segala aset yang ia tinggalkan untukmu. Apakah kau siap untuk menemuinya hari ini? JIka kau ingin menggulur waktu, Paman akan sampaikan padanya," tutur Alex, dengan sangat hati-hati, khawatir jika sampai mengusik ketenangan gadis remaja itu.     Bisa saja Abigail merasa terusik karena ingin hidup tenang tanpa gangguan apapun yang berhubungan dengan ayahnya. Namun, denga
last update최신 업데이트 : 2021-10-31
더 보기
Walk Out
        Abigail tersadar dari lamunannya sesaat. Ingatannya sempat kembali pada masa dimana ia akhirnya menyandang namanya yang sekarang. Pada mulanya ia tidak terima melepaskan nama keluarganya, tetapi ia kemudian sadar bahwa itulah cara Alex untuk menjauhkan dirinya dari bahaya.        Abigail meraih blazer merah dari balik pintu kemudian memakai sembari melangkah tergesa keluar dari kantornya. Ia sudah membuat janji dengan Mr.Thompson untuk membicarakan tentang misinya. Tidak, ia tidak mengatakan pada dektektif itu detail tujuannya mencari tahu identitas rival bisnis James, ayahnya. Ia hanya akan menyampaikan alasan yang berhubungan dengan bisnis.        Saat mobilnya tiba di halaman parkir L'Restaurante, sudah terlihat dari kejauhan sosok Mr.Thompson yang duduk di sudut ruangan dekat dengan jendela besar. Mungkin agar mempermudah dirinya mengawasi sekitar.         Tak mas
last update최신 업데이트 : 2021-11-01
더 보기
Rival
Abigail masih duduk menghadap layar laptop, mengawasi pergerakan indeks saham untuk beberapa anak perusahaannya. Ia berharap kali ini akan kembali memenangkan beberapa perusahaan incarannya. Ia ingin menanamkan aset di perusahaan pertambangan. Prospek yang cukup bagus dan potensial. Sesekali ia menghubungi Tamara, sekretarisnya untuk melakukan pemeriksaan secara manual dengan menghubungi perusahaan miliknya. Beberapa hari ini akan menjadi hari paling menegangkan baginya dan juga seluruh karyawan perusahaannya. Tak lama ponselnya berdering. Nama Alona tertera di sana. Panggilan rutin yang selalu dilakukan bibinya terlebih setiap kali perusahaan mereka ikut dalam trading besar seperti saat ini. “Halo, Bi,” sapa Abigail, tanpa mengalihkan mata elangnya dari layar. “Kau jangan hanya duduk di depan layar, jangan lupakan perutmu. Bibi tidak mau sampai asam lambungmu kambuh lagi. Siapa nanti yang akan mengurus jika kau sakit?” “Iya, Bi ... aku tahu. Kami sedang bersaing ketat dan ak
last update최신 업데이트 : 2021-11-04
더 보기
The Game Begin
Abigail dan pria berkumis tebal dengan jas kulit berwarna coklat membungkus tubuhnya, kini tengah duduk di tempat yang sama seperti beberapa waktu sebelumnya. Mereka memutuskan untuk bertemu setiap dua minggu sekali untuk menyetorkan informasi yang ia dapatkan kepada Abigail. Terlebih setelah kekalahan Abigail dalam perang bisnis beberapa waktu lalu, Mr. Thompson kebetulan mengikuti juga perkembangan berita tersebut, membuatnya tak sabar untuk menyampaikan hasil investigasinya. Senyum terulas di sisi wajah Abigail. Lipstik merah menyala yang terpoles di bibirnya menambah kesan dominan dan mungkin antagonis bagi sebagian besar orang yang tidak mengetahui latar belakang gadis itu. Informasi yang ia dapat dari Mr. Thompson cukup sebagai penunjuk arah baginya. Hanya tinggal menyusun rencana untuk langkah selanjutnya. Sepeninggal Mr. Thompson, Abigail mengambil ponsel, kemudian menekan nomor pria itu dan menunggu jawaban dari seberang. Ia membenarkan duduk, melipat kaki dengan anggu
last update최신 업데이트 : 2021-11-05
더 보기
Another Rival
Setelah pertemuannya dengan Zachary beberapa kali, Abigail mulai menemukan ritme dan siasat untuk menaklukkan pria itu. Terakhir kali mereka bertemu, Abigail sudah bisa melihat ada ketertarikan di mata pria itu. Kali ini saatnya ia membalas kebaikan Zachary. Ia berencana mengundang pria itu untuk makan malam, ia yang akan menjamu sendiri tamu istimewanya, bahkan mempersiapkan segala bahan yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan ikan paus, ia harus menyiapkan jala yang besar. Bahkan bila perlu, ia akan menggunakan peledak untuk menghancurkannya mangsanya. Apa pun akan ia lakukan demi lancarnya misi balas dendam ini. Abigail berjalan santai mendorong keranjang belanjaan dan memilih bahan yang ia butuhkan. Hingga tak sengaja ia berpapasan dengan seseorang. Seolah takdir memiliki kehendak yang sama, Zachary kini berdiri di hadapan Abigail nyaris tertabrak kereta belanja milik gadis itu. “Whoa ... lihat jalan–“ Zachary membulatkan mata saat melihat siapa yang berada di depannya sekaran
last update최신 업데이트 : 2021-11-06
더 보기
Past That Never Pass It By
Mr. Thompson menyodorkan sebuah kartu nama pada Abigail. Dengan cepat gadis itu meraihnya dari meja dan membaca barisan huruf yang tertulis di sana. Alice Denver, merupakan detektif yang direkomendasikan oleh Mr. Thompson untuk menyelidiki dan mencari keberadaan adik Abigail. Beberapa saat Abigail terdiam, menimbang-nimbang keputusan darinya apakah akan menyewa Alice atau tetap menyerahkan semua pada Mr. Thompson. Sejauh ini ia tidak mengalami masalah dengan pria itu. Namun, justru pria itu sendiri yang menyarankan untuk memakai jasa lain agar kasus tidak tercampur. Terlebih, Abigail masih mampu membayar bahkan ratusan detektif sekali pun. Ia hanya mempertimbangkan, dengan adanya pihak lain yang ia gerakkan, itu berarti latar belakang keluarganya akan diketahui lebih banyak orang. Dan ia tak ingin itu terjadi. “Ia sangat kompeten dan bisa dipercaya, jika itu yang menjadi pertimbanganmu, Nona Genovhia.” Mr. Thompson berusaha meyakinkan Abigail untuk segera membuat keputusan. Gad
last update최신 업데이트 : 2021-11-06
더 보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status