Share

Bab 11. Menemukan Sertifikat Berharga Saat Mulung

****

Aku terpana, begini wujud perempuan bersuara lembut itu rupanya. Cantik, anggun, tenang, dan begitu mempesona. Kukira selama ini, Ninda adalah perempuan paling cantik. Ternyata, Ninda justru tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan wanita ini. Dan aku telah membuatnya tersinggung.

“Saya minta maaf, saya tidak tau kalau itu pemberian dari Bu Guru. Saya pikir dari orang asing. Sekali lagi, maaf!” ucapku penuh penyesalan.

“Baik, Pak. Tolong simpan nomor saya, ya. Kalau ada apa-apa dengan Bima, Bapak telpon saja saya! Kalau begitu, saya duluan, ya! Bima, jangan lupa pe-er nya, ya, Sayang! Sampai jumpa besok, daaah!”

Wanita itu membelai kepala Bima sekali lagi, lalu berjalan ke sebuah mobil yang terparikir tak jauh dari situ.

*

Pagi ini Bima bangun dengan penuh semangat. Sepertinya dia sangat menyukai sekolah barunya. Atau Bu Guru barunya, entahlah. Tak ada rasa minder terbaca di wajahnya. Aku masih meringkuk di bilik kardus yang sudah dibuatkan oleh ayah Asri untuk kamar kami
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mia Harjoni
penasaran sih dg ceritanya, walaupun agak ga masuk akal jg dg plotnya. karena sekolah mahal itu ga semudah itu bisa hutang segala. aplg Bara kan katanya ga ada uang sama sekali, bisa beli seragam pula. .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status