Accueil / Romansa / Dating with Celebrity / Kesan Pertama yang Tak Menggoda [1]

Share

Kesan Pertama yang Tak Menggoda [1]

Auteur: Indah Hanaco
last update Dernière mise à jour: 2021-04-29 20:52:44

Kendra Elanith memaksakan diri membuka mata. Tangannya merayap di dinding, bergerak ke luar dari kamar dan menuju kamar mandi. Gadis itu berdoa semoga rasa kantuk yang menggelayuti kelopak matanya segera menjauh dengan siraman air dingin. Kendra baru pulang menjelang tengah malam. Dan pagi ini harus tiba di kantor tepat waktu kalau tidak ingin mendapat teguran.

Beberapa bulan lagi, usia Kendra akan mencapai angka dua puluh lima tahun. Gadis itu memiliki rambut bergelombang melewati bahu, hidung sedang, mata agak sipit dengan ujung-ujung terluar agak mencuat ke atas, bibir bawah agak tebal, serta kulit kecokelatan. Tinggi badan Kendra  adalah seratus enam puluh tiga sentimeter.

“Ya Tuhan, tolong berikan aku tenaga ekstra agar bisa mengusir rasa kantuk yang luar biasa ini,” doa Kendra dalam hati.

Kendra bekerja di sebuah biro jodoh eksklusif bernama Tha Matchmaker sejak setahun terakhir. Pendirinya adalah Rossa Mohini, memanfaatkan lingkup pergaulan kelas atas yang dikenalnya sejak kecil.

Berdasarkan sejarah awalnya yang harus dihafal oleh semua pegawai The Matchmaker, Rossa hanya melayani permintaan dari orang-orang berduit yang menjadi teman-teman atau kenalannya. Hingga perlahan nama The Matchmaker pun menjadi kian populer. Sampai akhirnya sebuah stasiun televisi swasta meminta perempuan itu menangani acara kencan berjudul Dating with Celebrity.

Sesuai judulnya, salah satu peserta adalah orang yang dianggap pesohor dan sudah dipilih dengan saksama. Selanjutnya, Rossa dan timnya bertugas menyeleksi para pelamar yang biasanya cukup membludak, berdasarkan ciri fisik dan latar belakang yang diinginkan sang selebriti. Hingga tersisa sepuluh orang kandidat saja.

Kesepuluh peserta ini yang mendapat hak istimewa untuk bertemu dengan si pesohor. The Matchmaker akan mengurus semacam acara perkenalan yang bersifat santai. Puncaknya, akan dipilih satu orang peserta yang akan diajak kencan. Kelanjutan dari kencan itu tidak lagi menjadi urusan Rossa atau biro jodohnya.

Air dingin ternyata cukup mujarab melumatkan sisa kantuk yang menempel. Kini, mata Kendra terbuka lebih lebar. Kondisi yang cukup manusiawi untuk seseorang yang harus segera berangkat bekerja dalam waktu kurang dari setengah jam lagi. Diam-diam Kendra bertekad untuk lebih serius mencari pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Dan yang sudah pasti membuatnya bekerja dengan jam yang normal.

“Terima kasih, Tuhan. Mataku akhirnya benar-benar terbuka,” gumam Kendra sambil mengeringkan tubuh dengan handuk. Setelah itu, dia bergegas meninggalkan kamar mandi.

Kendra menjadi salah satu karyawan yang menangani bagian perekrutan, khusus menangani pelamar berjenis kelamin perempuan. Sejak menamatkan kuliahnya setahun silam, Kendra bergabung dengan The Matchmaker. Awalnya, dia hanya membantu salah satu teman kuliahnya, Neala yang sudah lebih dulu bekerja di sana. Sekaligus mencari peluang bagi pekerjaan lain yang sesuai dengan ilmu akuntansi yang dipelajarinya.

“The Matchmaker ini bisa jadi batu loncatan yang cukup menjanjikan lho, Ken,” kata Neala. “Sebelum mendapat pekerjaan idaman, tak ada salahnya bergabung di sini. Ketimbang menganggur. Siapa tahu di perjalanan nanti kita malah berkenalan dengan orang-orang penting yang bisa membantu menemukan job yang tepat. Atau malah mendapat tawaran pekerjaan lain yang lebih menggiurkan.”

Ketika mendapat tawaran untuk bergabung di The Matchmaker, Kendra cukup antusias. Neala benar. Akan tetapi, jauh di dalam benaknya, Kendra tahu bahwa pekerjaan itu hanya bersifat sementara. Namun sayangnya, satu bulan berlalu menjadi dua bulan. Hingga kini sudah mencapai satu tahun dan Kendra masih bertahan di The Matchmaker.

Kendra masih berambisi untuk menemukan pekerjaan yang lebih disukainya. Karena melihat sekelompok kaum hawa bersaing untuk mendapat satu kursi istimewa di depan seorang selebriti adalah hal yang meremas hatinya. Seakan perempuan harus berusaha luar biasa keras untuk meraih perhatian seseorang. Bahkan harus bersaing terang-terangan.

Kendra memiliki pendapat berbeda jika yang mengajukan lamaran kencan adalah seorang lelaki. Baginya, begitulah seharusnya kaum adam. Berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan orang yang menarik perhatiannya. Berusaha dengan sungguh-sungguh.

“Kamu itu tidak objektif, Ken,” protes Neala di masa lalu. “Kenapa hanya laki-laki saja yang boleh bersaing demi mendapatkan perempuan idaman? Kenapa perempuan kehilangan haknya?”

“Bukan kehilangan haknya, La. Tapi, laki-laki itu memang nalurinya kan berburu, bukan diburu. Jadi, lebih pas seperti itu,” argumen Kendra. “Tidak masalah kalau banyak perempuan yang tak keberatan untuk berburu. Tapi, aku pribadi, tidak sreg dengan hal itu.”

“Mau laki-laki atau perempuan, sama saja, Ken. Semua orang punya hak untuk mengejar yang diinginkannya,” ucap Neala.

Sampai detik ini pun mereka tak juga bisa menyatukan dua opini yang berbeda itu. Namun tampaknya tak ada yang keberatan sama sekali. Justru dengan begitu, Kendra dan Neala bisa saling melengkapi.

Satu hal yang sangat disukai Kendra karena bekerja di The Matchmaker adalah ketidakharusan untuk memakai seragam. Kendra bebas mengenakan pakaian apa pun. Selain itu, gajinya juga memuaskan. Bahkan dia masih mendapat “bonus” dengan melihat dari dekat orang-orang ternama.

Awalnya Kendra mengira para pesohor di acara Dating with Celebrity adalah orang-orang yang berprofesi sebagai model, penyanyi, atau bintang sinetron. Ternyata dia salah. Rossa juga mengundang pengusaha atau atlet. Intinya, orang yang namanya sedang sering didengungkan di Indonesia. Kemarin Kendra melihat nama seorang atlet bulutangkis yang siap menjalani syuting untuk dua minggu lagi. Dan seorang pemilik restoran yang khusus menyajikan menu Prancis.

Ketika melihat jam dinding di kamarnya, Kendra memaki dirinya yang bisa bangun sesiang ini. Perempuan itu berpakaian dengan terburu-buru, menarik sebuah celana jeans longgar dan blus berkerah kemeja dengan ritsleting pendek di bagian depan.

“Mulai besok aku mungkin membutuhkan sepuluh jam beker tambahan supaya bisa bangun lebih pagi,” katanya pada diri sendiri.

Kendra menyisir rambut sepunggungnya dengan cepat, hingga sempat mengaduh saat sisirnya tersangkut di bagian yang kusut. Air matanya nyaris merebak sebagai efeknya. Kendra menjepit rambut asal-asalan dan menyambar kacamatanya sebelum meninggalkan kamar. Gadis itu berlari menuju dapur, meski dia hampir yakin tidak ada kompor yang menyala di sana. Namun selama bertahun-tahun ini, dia tidak mampu meninggalkan rumah tanpa memeriksa kompor terlebih dahulu.

Kendra berdoa dengan sungguh-sungguh sebelum menstarter mobil sedan bututnya, semoga tidak membuat ulah. Hal itu sudah menjadi semacam ritual yang tidak bisa dilupakan gadis itu tiap kali mulai duduk di depan setir. Napas leganya diembuskan begitu mendapati mesin bisa menyala dengan sempurna.

“Terima kasih Tuhan, karena sudah menyelamatkan pagiku sehingga tak terlalu buruk.”

Kendra sudah bisa menyetir saat umurnya baru menginjak angka dua belas tahun dan kakinya belum leluasa menginjak pedal gas. Diam-diam gadis itu belajar menyetir pada tetangganya, Boris. Sebenarnya, Boris tidak tepat jika disebut sebagai temannya. Boris seusia kakak sulungnya, Arthur. Namun Boris tidak keberatan mengajari Kendra belajar menyetir.

Jalanan Jakarta dipenuhi kendaraan, itu sudah bukan hal yang istimewa. Namun Kendra bersyukur karena letak kantornya cukup dekat dari rumah. Boleh dibilang, dia tidak pernah benar-benar bermasalah dengan jalanan yang macet. Beban seisi dunia yang seakan menggelayuti bahu Kendra pun mendebu begitu dia tiba di kantor.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Dating with Celebrity   Epilog

    Seperti dugaan Sean, Maxim meradang sepulang dari Singapura dan mendapati kekasihnya sudah berkantor di tempat Sean. Lelaki itu berusaha keras membuat Kendra mempertimbangkan tawaran untuk bergabung di Buana Bayi. Ketika ditolak, Maxim mulai mengomel. Dia bahkan merasa bahwa Kendra sok idealis. Juga pemilik The Matchmaker yang sudah membuat keputusan tidak masuk akal. Bla bla bla.Kendra sampai merasa pelipisnya berdenyut. Padahal, gadis itu sudah berjuang untuk memberi tahu Maxim dengan bahasa seringan mungkin. Dia pun sengaja menunda mengabari sang kekasih setelah Maxim kembali bekerja di hari Senin. Kendra mendatangi ruang kerja Maxim setelah jam kantor usai.Awalnya, Maxim begitu senang karena pacarnya datang berkunjung. Namun begitu diberi tahu bahwa Kendra sudah empat hari bekerja di kantor Sean, Maxim pun langsung menunjukkan kekesalannya. Lelaki itu juga tak senang karena Kendra tak mengatakan apa pun saat didesak Rossa untuk mengundurkan diri. Sean yang menyus

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [6]

    Kendra terpana mendengar kata-kata Sean barusan. “Kamu ... apa?”Sean tidak buru-buru menjawab. Lelaki itu bersandar di kursinya dengan gaya santai. “Sebelumnya, aku cuma bilang kalau aku melakukan ini bukan karena Maxim. Tapi karena kamu sendiri, Ken.”Kendra yang tak paham maksud lelaki itu, mengerutkan glabelanya. “Maksudmu?”“Begini. Selama kamu mewakili The Matchmaker, aku menilai bahwa kamu adalah orang yang berkomitmen pada pekerjaan. Punya kemauan keras juga. Contoh nyata yang tak terbantahkan adalah bagaimana kamu bisa membujuk Maxim sehingga akhirnya bersedia mengikuti acara kencan yang masih diejeknya sebagai acara norak sampai detik ini. Buatku, itu adalah poin plus, Ken.”“Aku boleh menganggap itu sebagai pujian?” gurau Kendra.“Tentu saja! Karena itu memang pujian, kok!” sahut Sean. “Nah, sekarang kita sampai pada poin utamanya, yaitu tawaran pekerjaan yang

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [5]

    “Oke. Memangnya kamu kira aku ini laki-laki bawel yang akan melapor ini-itu pada Maxim? Nanti juga dia akan tahu,” kata Sean. “Tapi memang berita ini bikin aku kaget setengah mati. Tidak menyangka ada drama baru hanya karena kamu dan Maxim berpacaran. Lalu, masih ditambah lagi dengan Aiden. Ck ck ck.” Sean geleng-geleng kepala.“Itu bukan salahku,” Kendra membela diri, merujuk pada Aiden.Sean menyeringai. “Kamu ternyata penuh pesona ya, Ken. Aku tak bisa membayangkan seperti apa reaksi Maxim kalau dia tahu bahwa ada laki-laki kelas kakap yang jadi pesaingnya. Siap-siap saja diikuti pengawal pribadi yang akan memastikan kamu tidak diganggu oleh laki-laki mana pun,” guraunya.Kendra mencebik tapi akhirnya dia malah tertawa. Gadis itu merasa geli membayangkan Maxim yang pencemburu itu mengetahui jika ada pria lain yang menyukai Kendra. Namun di sisi lain, Kendra tahu Maxim sudah berjuang untuk sedikit berubah sehingg

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [4]

    Pertanyaan Sean itu mengagetkan Kendra. Tadinya dia mengira lelaki itu menelepon cuma untuk menganggunya karena Maxim sedang berada di Singapura. Atau sekadar memamerkan hubungan dengan pasangan kencan pilihan Sean di acara Dating with Celebrity yang masih berlanjut hingga kini.“Kamu tahu dari mana?” Kendra balik bertanya. Dia merasa heran karena Sean bisa mengetahui informasi itu.“Bisakah kamu datang ke kantorku, Ken? Kurang nyaman kalau harus bicara di telepon. Sementara sepuluh menit lagi aku harus bertemu dengan salah satu klien,” pinta Sean. “Aku punya waktu luang di atas jam tiga.”Kendra menjawab tanpa pikir panjang, “Oke. Aku akan ke kantormu. Mumpung sedang jadi pengangguran dan tak punya jadwal meeting dengan klien,” guraunya.“Sip, kutunggu ya, Ken.”“Eh iya, tolong jangan dulu ngomong apa pun soal ini pada Maxim ya, Sean,” sergah Kendra sebelum l

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [3]

    Setelah meninggalkan mantan kantornya, Kendra langsung pulang. Dia sempat mampir ke supermarket untuk berbelanja beberapa kebutuhan. Gadis itu juga membeli camilan dalam jumlah lumayan banyak. Mungkin dia akan menghabiskan satu minggu ke depan dengan bersantai di depan televisi sembari menikmati aneka makanan kecil.Selama ini, Kendra memang ingin mencari pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Namun, itu menjadi cita-cita yang sengaja ditangguhkannya. Hingga detik ini, Kendra sama sekali belum serius berusaha untuk mencari pekerjaan lain di luar The Matchmaker. Akan tetapi hari ini dia harus menghadapi kenyataan yang sama sekali tak pernah terbayangkan. Jauh lebih mudah berimajinasi bahwa dirinya akan meninggalkan The Matchmaker atas keinginan sendiri, bukan karena dipaksa untuk membuat pilihan.Membayangkan dia sudah resmi menjadi pengangguran, Kendra pun menjadi luar biasa cemas. Mendadak, masa depannya terlihat buram dan gelap. Apa yang akan dilakukann

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [2]

    Kendra meninggalkan kantor The Matchmaker dengan kehebohan di belakangnya. Karena gadis itu memang tak menyembunyikan fakta yang sebenarnya. Dia tak mau kelak pengunduran dirinya malah diikuti dengan tuduhan ini-itu yang sama sekali tak benar. Karena tentunya Kendra tak lagi ada di biro jodoh itu untuk membela diri.Paling tidak, Kendra merasa berhak memberi tahu kebenaran versi dirinya. Terserah saja jika dianggap sikapnya kekanakan. Apakah setelah ini Rossa akan berkoar-koar tentang versinya yang bisa saja berbeda, itu masalah lain. Kendra tak mau memikirkan hal itu dan memusingkan sesuatu yang tak bisa dikontrolnya.“Kamu betul-betul harus mengundurkan diri?” Neala masih tak percaya. Kendra sengaja mengajak Neala dan Pritha ke ruang rapat supaya mereka bisa bicara bertiga dengan leluasa. Gadis itu merasa berutang penjelasan pada keduanya, orang-orang terdekat Kendra di The Matchmaker.“Iya. Untuk apa aku bohong?” komentar Kendra dengan

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status