Share

Masa Lalu dan Kegetirannya [3]

“Kalau itu permintaan maaf, aku terima. Sekarang, kita makan dulu, ya?”

Kendra akhirnya memilih untuk menutup mulut dan menuruti Maxim kali ini. Sejak tadi entah sudah berapa kali dia mengucapkan kalimat mubazir yang pasti memberikan efek tidak nyaman di telinga lelaki itu. Dan karena Maxim mendadak memutuskan untuk menjadi orang yang penyabar, rasa bersalah Kendra pun naik menjadi dua kali lipatnya.

Gadis itu menurut saja ketika Maxim mengajaknya ke sebuah kafe yang buka selama dua puluh empat jam, bersebelahan dengan rumah sakit. Tak mau pusing memilih menu yang ingin disantap karena selera makannya nyaris nol, Kendra memesan nasi goreng dengan suwiran ayam. Sementara Maxim memilih soto bandung dan nasi putih. Gadis itu memaksakan diri menelan makanan yang dipesan meski lidah Kendra sama sekali tidak mampu mendeteksi rasanya. Hambar.

“Kamu harus memaksakan diri untuk makan,” tegur Maxim saat melihat Kendra lebih banyak mengaduk-aduk mak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status