Share

Part 2

Suara yang menghentak-hentak bising begitu nyaring terdengar di club malam, Dava berjalan angkuh seraya masuk ke dalam club tersebut.

"Hai, bro, datang juga lo." sapa salah seorang pria menyapa Dava.

"Hoo, iya dong. memang seorang Dava pernah absen tidak hadir ke club ya." ucap Dava membuat para sahabatnya tergelak.

"Kalian udah lama disini?"

"Udah dari tadi Dav."

"Terus kenapa pada masih disini? gak dapat mangsa ya?" goda Dava celingak-celinguk melirik ke segala arah.

"Eittss, enak aja lu. Kita-kita udah ada ya, cuma lagi males aja."

"Lhaa, kenapa?" tanya Dava terheran-heran melihat para sahabatnya yang lagi males nananina.

"Bosen aja," jawab ketiga temannya serempak.

"Bosennya dimana?"

"Pengen cari sesuatu yang baru gitu, gak melulu sama para wanita binal." Dava manggut-manggut mengerti arah pembicaraan yang di maksud para sahabatnya.

"Susah mah kalau gitu, mau cari wanita polos yang masih perawan, yang segelnya belum pernah di buka, kan?" ucap Dava yang di angguki ketiganya.

"Memang masih ada ya di dunia yang serba modern begini, masih banyak wanita yang perawan tua? Aku yakin paling sedikit wanita yang perawan di usia 20'an ke atas." ucap Dava menebak.

"Busettt dah ucapan lu Dav."

"Kenapa? Memang ada yang salah ya?"

"Ya enggak sih, cuman kaget lu ngomong secara frontal gitu." ucap sahabatnya geleng-geleng kepala.

Dava ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi matanya melihat sosok wanita yang di carinya sedari tadi.

"Guyss, gue kesana dulu ya." pamit Dava pada ketiga sahabatnya.

"Oke bro."

Dava langsung nyelonong pergi mengejar wanita itu yang ternyata menuju ke toilet wanita. Dava menunggu wanita itu di luar pintu toilet, cukup lama ia menunggu dan akhirnya wanita itu keluar.

"Astaga!" kaget wanita itu begitu membuka pintu.

"Hai," Dava menggerakkan ke lima jarinya menyapa wanita cantik itu sembari menebarkan senyum mematikannya.

"Dava ya?" tanyanya memastikan.

"Iya," Dava mendorong pelan tubuh wanita itu hingga masuk ke dalam toilet, ia mendekatkan tubuhnya ke tubuh wanita itu.

"Kau cantik sekali," gombal Dava memuji wanita di depannya.

"Dan kau terlihat sangattttt seksi." bisik Dava di telinga wanita tersebut, Dava juga menambahkan sedikit bumbu rayuannya dengan menggigit kecil dau telinga wanita itu.

Wanita itu merasa geli ke-enakan, apalagi dengan isengnya Dava juga membisikkan kata-kata manis dan gombalnya, semakin membuat wanita itu meleleh cair.

Dava saat itu juga langsung melancarkan aksinya tanpa mau melihat situasi dimana ia dan wanita itu berada sekarang. Mereka bermesraan di dalam toilet wanita di club, yang bisa saja orang lain masuk ke dalamnya.

Sekarang Dava tak hanya lagi menggerayangi bagian area leher wanita dan telinga wanita itu. Kini kedua insan itu tengah berciuman panas sambil sesekali tangan Dava meremas kedua breast-nya.

"Aaahhhh," lenguh sih wanita di sela ciumannya merasa nikmat.

Dava tersenyum melihatnya, ia berhasil menguasai kesadaran wanita yang sedang ia grepe itu dengan mudah.

"Dasar bitch! Tapi aku suka." ucap batin Dava plin-plan.

Karena kenikmatan yang sedang meliputi, sehingga mereka tak menyadari kehadiran seseorang yang masuk ke toilet.

"Ehemm," suara deheman yang sama sekali tak di perdulikan kedua insan itu.

"Permisi!" ucap seseorang itu lagi merasa kesal.

Dava melepaskan ciumannya dan berbalik badan ingin mengumpati, serta mencaci maki orang yang telah berani mengganggu aktifitasnya.

"Apa yang ka___" ucapan Dava terputus begitu membalikkan badan dan melihat seorang bidadari tengah berdiri menatap mereka dengan sengit.

"Sudah selesai?" tanyanya meledek. "Aku sarankan pada kalian, jika ingin melakukan hal tidak senonoh jangan disini. Carilah hotel ataupun penginapan untuk menuntaskan hasrat kalian."

Dava terpelongo mendengar ucapan wanita itu, berani sekali dia mengajarkan Dava soal yang begituan.

Tanpa banyak berkata lagi wanita itu keluar dari dalam toilet tersebut, niatnya yang ingin buang air kecil pun ia urungkan begitu melihat tontonan yang menarik perhatiannya.

"Siapa dia?" tanya Dava yang masih terus memperhatikan wanita tadi.

"Aku tidak tahu, aisssh, kita jadi tidak malam ini?" tanya wanita itu tidak sabar.

"Jadi dong," jawab Dava yang kini kembali mengalihkan perhatiannya ke wanita itu.

"Kita ke hotel!" ajak Dava menggenggam jemari tangan wanita itu. Menuntunnya keluar dari club.

"Let's play beib." 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mamah Tyo
Dava naena gk tau tmpat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status