Beranda / Romansa / Dead&Queen / Bab 46 : Retakkan

Share

Bab 46 : Retakkan

Penulis: Ucyl_16
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-02 20:51:57

Alma tercekat. Kata-kata itu sama seperti waktu pertemuan pertama, tapi kali ini ada bobot yang lebih berat. Hening melingkupi mereka. Suara dedaunan meneteskan sisa hujan jadi musik latar samar. Alma menatap Gio, dan untuk sesaat, ia merasa ada rasa aman yang tidak ia temukan di tempat lain. Tapi jauh di balik pohon, Reina berdiri diam dengan payung putih, menyaksikan adegan itu. Senyumnya kembali muncul. “Bagus, Raisa. Teruslah percaya. Sedikit lagi, lo bahkan nggak akan lihat siapa musuh dan siapa kawan.”

Kamar kos Alma dipenuhi suara kipas angin tua yang berdecit pelan. Malam semakin larut, tapi matanya justru segar karena rasa penasaran. Di meja, flashdisk yang baru ia terima dari Gio tergeletak seperti benda kecil penuh rahasia. Alma menarik napas panjang, lalu mencolokkannya ke laptop. Layar menyala, menampilkan folder sederhana: /log/03_Access/. Ia mengklik salah satunya. Teks panjang memenuhi layar—barisan waktu, ID pengguna, dan catatan akses.

Jantung Alma berdebar kencang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dead&Queen   Bab 46 : Retakkan

    Alma tercekat. Kata-kata itu sama seperti waktu pertemuan pertama, tapi kali ini ada bobot yang lebih berat. Hening melingkupi mereka. Suara dedaunan meneteskan sisa hujan jadi musik latar samar. Alma menatap Gio, dan untuk sesaat, ia merasa ada rasa aman yang tidak ia temukan di tempat lain. Tapi jauh di balik pohon, Reina berdiri diam dengan payung putih, menyaksikan adegan itu. Senyumnya kembali muncul. “Bagus, Raisa. Teruslah percaya. Sedikit lagi, lo bahkan nggak akan lihat siapa musuh dan siapa kawan.”Kamar kos Alma dipenuhi suara kipas angin tua yang berdecit pelan. Malam semakin larut, tapi matanya justru segar karena rasa penasaran. Di meja, flashdisk yang baru ia terima dari Gio tergeletak seperti benda kecil penuh rahasia. Alma menarik napas panjang, lalu mencolokkannya ke laptop. Layar menyala, menampilkan folder sederhana: /log/03_Access/. Ia mengklik salah satunya. Teks panjang memenuhi layar—barisan waktu, ID pengguna, dan catatan akses.Jantung Alma berdebar kencang.

  • Dead&Queen   Bab 45 : Permainan baru di mulai

    Alma duduk terpaku. Tangannya masih menggenggam perekam suara, tapi hatinya terasa kosong. Ia ingin percaya Rian… tapi setiap bukti justru mengarah sebaliknya. Yang Alma tidak tahu: di meja paling pojok, Reina duduk dengan hoodie menutupi wajah, ponselnya merekam seluruh adegan. Senyum tipis muncul di bibirnya.“Bagus. Semakin jauh kalian salah paham, semakin mudah aku mainkan kalian berdua.”Kopi di cangkir Reina sudah lama dingin, tapi ia tidak peduli. Dari sudut kafe yang gelap, ia menatap Alma dan Rian dengan tatapan tajam, seperti seorang sutradara yang puas menyaksikan adegan teaternya dimainkan dengan sempurna. Ketika Rian membanting tangan ke meja, ketika Alma menuduh dengan mata berkaca-kaca, ketika keduanya berpisah dengan wajah penuh luka—itulah momen yang Reina tunggu. Senyum tipis terbit di bibirnya.“Bagus. Semakin jauh kalian retak, semakin gampang gue masukin narasi sendiri.”Ponselnya bergetar. Reina membuka layar, melihat catatan berisi rekaman yang sudah ia edit. Ia

  • Dead&Queen   Bab 44 : Gagal sejak awal

    Pertemuan itu berakhir singkat, Gio pergi lebih dulu dengan janji akan memberi Alma bukti lain “di waktu yang tepat.” Alma tetap duduk di bangku taman, tangannya meremas perekam di saku. Ia tidak tahu siapa yang benar, siapa yang berbohong. Tapi kini ia punya sesuatu yang lebih berharga: rekaman suara Gio.Satu langkah kecil menuju kebenaran… atau justru menuju jebakan yang lebih besar. Kamar kos kembali jadi saksi diam. Alma duduk di lantai dengan earphone menempel di telinga, perekam suara kecil di tangannya. Ia menekan tombol play, dan suara Gio terdengar memenuhi ruang sempit itu.“Gue tahu lo bingung. Tapi lo harus percaya, Rian bukan orang yang lo kira.”Suara Gio stabil, tidak terburu-buru. Alma memejamkan mata, mencoba merasakan nada suaranya—apakah jujur, atau hanya pintar bersandiwara. “Dia selalu punya agenda sendiri. Waktu modulmu hilang, dia ada di server. Gue bisa buktiin.”Alma menghentikan rekaman di situ. Jantungnya berdegup lebih cepat.Ia mengulang bagian itu berkal

  • Dead&Queen   Bab 43 : Penjaga

    Alma menahan napas. Ada sesuatu di dadanya yang bergetar aneh, antara takut, marah, dan… sesuatu yang lain yang tidak ia mau akui.“Rian…”“Apa?”“Kalau benar lo peduli, buktikan. Jangan cuma suruh gue percaya. Tunjukin ke gue kalau lo bukan bagian dari permainan ini.”Rian terdiam, tatapannya dalam. “Oke. Kalau itu yang lo mau… gue bakal tunjukin. Tapi jangan salahkan gue kalau kebenaran nanti bikin lo lebih nyesek daripada sekarang.”Tanpa menunggu jawaban, Rian berbalik menuju pintu. Tapi sebelum keluar, ia menoleh sebentar.“Dan satu lagi, Alma. Mulai malam ini, jangan pernah sendirian. Karena bukan cuma mereka yang ngawasin lo… gue juga.”Pintu tertutup keras. Alma berdiri membeku, napasnya masih tercekat. Di dalam hatinya, ia tahu—Rian baru saja menunjukkan sisi yang berbeda.Marah. Peduli. Dan berbahaya, sekaligus.Kamar terasa lebih pengap setelah Rian pergi. Alma duduk di ujung ranjang, kedua tangannya masih menggenggam kain celana yang basah oleh keringat dingin. Nafasnya be

  • Dead&Queen   Bab 42 : Perdebatan dengan Rian

    Dengan jari sedikit gemetar, Alma memasukkan flashdisk pemberian Rian.Folder utama muncul, sederhana, hanya satu bernama “Server_Log_Alpha”.Ia membukanya. Ada lusinan file teks, masing-masing diberi nama dengan tanggal dan jam. Alma memilih salah satu file dari tanggal yang sesuai dengan malam modulnya hilang.Isi file itu seperti transkrip aktivitas server:[00:13:05] USER: G.Prasetya – Access Granted[00:14:21] FILE: “Module_Prototype.AX” – Downloaded[00:15:10] USER: Unknown – Mirror Upload InitiatedAlma menelan ludah. Namanya Gio ada di sana. Hitam di atas putih. Tapi baris berikutnya membuatnya membeku,[00:15:42] USER: R.Alvaro – Secondary Key AccessedMatanya membesar. Nama Rian ada di log yang sama. Bukan hanya Gio.Ia menggulir cepat ke bawah, menemukan lebih banyak catatan. Beberapa di antaranya jelas menyebut aktivitas Gio, tapi ada juga baris-baris lain dengan kode identitas yang Alma tahu milik Rian. Tangannya mencengkeram mouse erat. Pikirannya berputar. Kalau log ini

  • Dead&Queen   Bab 41 : Gue atau dia?

    Sebelum Alma sempat membaca lebih jauh, layar tiba-tiba berkedip. Teks merah muncul,“SESSION TIME LIMIT – 00:30”Waktu hitung mundur mulai berjalan dari 30 detik. Alma cepat-cepat mengeluarkan ponselnya untuk memotret layar, tapi tiba-tiba semua lampu di perpustakaan berkedip, dan komputer itu menampilkan pesan.“SESSION TERMINATED – TRACE INITIATED”Panik, Alma mencabut kabel komputer langsung dari colokannya. Layar mati, tapi napasnya masih memburu. Ia merasa seolah-olah baru saja membuka pintu yang tidak seharusnya. Saat ia melangkah keluar dari perpustakaan, ponselnya bergetar. Pesan masuk dari nomor tak dikenal,“Gue bilang cuma sekali. – G”Lima detik kemudian, pesan lain masuk, kali ini dari Rian. “Kita perlu bicara. Sekarang.”Alma berdiri di trotoar gelap depan perpustakaan. Angin malam meniup rambutnya, sementara dua pesan di ponselnya masih terpampang jelas. Jemarinya kaku, punggungnya dingin meski keringat mulai mengalir di tengkuk.Gio: “Gue bilang cuma sekali.”Rian: “K

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status