Share

Bab 5

Author: Lela W.Y
last update Last Updated: 2025-01-17 16:47:53

Sienna masih mengumpat meski mobil Xander telah menghilang dari pandangannya. Dia menatap sekeliling dengan wajah bingung.

"Bagaimana ini?" gumamnya sambil mengusap pipi basahnya. Kepanikan mulai melanda saat Sienna sadar kini ia tengah berada di tempat asing yang sama sekali tak ia kenal.

Sialan pria itu, dia harus kemana sekarang? Sienna buta arah. Dia baru di kota ini. Tidak terbiasa berjalan di tempat keramaian seperti ini.

Sienna merogoh saku bajunya, tidak ada ponsel yang terbawa.

"Arghhh!" Sienna mendesah frustasi.

Lengkap sudah penderitaannya. Harusnya dari awal tadi dia menolak ajakan Xander untuk mengantarnya. Harusnya dia tahu pria itu hanya akan membawa masalah baru di hidupnya. Sejak bertemu Xander, Sienna merasa hidupnya penuh dengan kesialan. Pria itu bukan hanya punya sifat arogan yang tinggi, tapi juga sangat tidak punya hati!

Akhirnya dengan perasan takut yang menyelubungi hati. Sienna memaksakan membawa langkahnya menyusuri jalan trotoar di hadapannya. Tak apa dia tak membawa ponsel saat ini. Dunia belum kiamat! Dia masih punya mulut untuk bertanya kemana arah jalan yang seharusnya.

*

Xander, putera kedua dari pasangan keluarga yang sangat terpandang di New York. Dia lahir dengan sendok emas di mulutnya. Sudah terbiasa hidup bergelimang harta dari ia masih bayi.

Semua kesuksesan yang ia dapat di usianya yang masih terbilang muda saat ini tak lepas dari dukungan penuh keluarganya. Namun meski begitu, Xander bukan pria yang suka memanfaatkan keadaan.

Siapapun yang mengenalnya tau Xander adalah pria yang sangat pekerja keras. Jika tidak, dia tidak mungkin punya perusahaan yang berhasil didirikannya sendiri tanpa campur tangan keluarganya sedikitpun.

Namun lepas dari semua kesuksesan bisnisnya. Xander tak beruntung dalam hal cinta. Dia terjebak pada cinta pertamanya yang tak lain adalah calon tunangan kakaknya sendiri, Jack.

Xander sudah pernah mencoba melupakan Sherly, menjalin hubungan dengan wanita lain. Namun sayang, dari sekian banyak wanita cantik yang mengelilinginya, tak ada satu pun yang bisa membuat Xander melupakan perasaannya pada sahabat dekatnya itu.

"Cih, apa aku harus melakukan ini?" Xander merapihkan jasnya sebelum keluar dari mobil. Dia sudah sampai di bandara sejak lima menit yang lalu.

Telpon berdering di saku jasnya. Xander melihat nomor seseorang yang sangat dirindukannya akhirnya muncul setelah sekian lama di atas layar ponselnya.

"Halo..." Xander gugup, tapi berusaha keras untuk mengontrol suaranya agar tetap terdengar tenang.

"Xander! Aku sudah menunggumu di lobi bandara. Kau jadi menjemputku? Jika tidak, aku akan naik taksi saja." Suara manja itu terdengar sedikit kesal.

Xander langsung turun dari mobilnya. "Tidak, jangan Sher. Aku akan menjemputmu sekarang! Aku baru sampai, maafkan aku."

Xander berlari ke arah yang disebutkan Sherly tadi. Langkahnya langsung terhenti begitu ia melihat sosok wanita yang di telponnya itu kini tengah berdiri persis di hadapannya. Sherly yang menyadari kehadirannya pun langsung melambai dengan wajah antusias.

"Aaaaaa Xander!"

Xander terpaku ketika Sherly dengan tergesa berlari cepat ke arahnya dan melompat ke dalam pelukannya tanpa aba aba. Xander terpaksa menurunkan tangannya yang masih berada di telinga demi menyambut tubuh mungil itu.

"Xander, aku merindukanmu, bagaimana kabarmu?" tanya Sherly yang masih memeluk erat tubuh jangkung itu. Wajah Xander masih syok, tapi kemudian senyum manis menghias bibir tebalnya.

"Baik, kau sendiri?"

"Seperti yang kau lihat, aku sangat baik. Ayo kita ke rumahmu. Aku sudah tak sabar ingin bertemu dengan keluargamu!" Sherly berbalik dan mengambil kopernya di belakang.

"Biar aku yang bawa." Xander mengantongi ponselnya kembali, lalu mengambil alih semua barang barang yang di bawah wanita itu.

Mereka masuk ke dalam mobil dan mobil pun melaju cepat membelah jalanan yang terbentang di hadapan mereka.

Sepanjang perjalanan, Sherly terus nyerocos. Xander dan Sherly pernah kuliah bareng, mereka bersahabat karena Xander merasa cocok dengan kepribadian Sherly yang menyenangkan dan menurutnya sangat menarik.

Sherly wanita yang sangat pintar bergaul dan membawa suasana menjadi lebih hidup, dia lahir dari kalangan orang berada sama seperti Xander.

Xander merasa Sherly cocok dan sesuai dengan tipe idamannya. Lambat laun Xander sadar dia punya perasaan lebih pada Sherly. Namun sayang, perasaannya tak pernah bersambut. Sherly malah jatuh cinta pada pria lain, dan naasnya pria lain itu tak lain adalah kakaknya sendiri, yakni Jack.

"Ayo turun!" ajak Xander saat mereka sudah sampai di depan pelataran rumah besar keluarga Lauther.

Sherly mengangguk. Dia kemudian mengayun langkahnya di samping Xander. Keluarga Lauther ternyata sudah berkumpul di ruang tamu untuk menyambutnya.

"Kak Sherly, selamat datang!" Molly adik Xander yang pertama kali mengulurkan tangannya untuk menyambut kedatangan wanita itu. Lalu kemudian pelukan hangat di dapatkan Sherly dari kedua orang tua Xander.

"Kami senang kau datang," kata Emely, ibu dari Xander.

"Aku juga senang berjumpa dengan kalian lagi. Akhirnya aku bisa pindah ke kota ini." Sherly kembali memeluk ibu Xander tanpa canggung sedikitpun.

Sherly benar benar disambut baik di rumah itu. Semua terlihat bahagia dengan kedatangannya termasuk Xander sendiri.

Xander senang karena setelah ini Sherly akan menetap di rumah besarnya ini karena acara pertunangannya dengan kakaknya Jack memang akan dilangsungkan sebentar lagi.

Meski nanti hatinya akan hancur melihat wanita ini akan bersanding dengan kakanya. Tapi setidaknya sekarang Xander bisa lebih sering melihat Sherly tanpa terhalang jarak lagi.

"Dimana Jack?" Sherly menatap semuanya.

Fedro ayah Xander akhirnya menjawab. "Dia di kamarnya, temuilah dia. Dia pasti sudah menunggumu sejak tadi."

"Kau tahu sayang, kondisi Jack sedang menurun akhir akhir ini. Sulit sekali untuk membujuknya melakukan pengobatan, aku harap dengan kedatanganmu disini. Jack mau dibujuk untuk melakukan kemoterapi secepatnya." Emely memegang tangan Sherly sambil menghela nafas berat.

"Aku akan membujuknya Tante. Jangan cemas lagi, oke?" Sherly tersenyum menenangkan. Membuat Emely sedikit lega.

"Xander, antar Sherly ke kamar Jack." Fedro menatap anak keduanya itu. Xander mengangguk. Kemudian ia dan Sherly pun segera naik menjejaki tangga panjang di tengah tengah ruangan.

Saat Xander membuka pintu kamar kakaknya. Kejutan berupa buket bunga besar di dapatkan Sherly dari Jack.

"Selamat datang Tuan putri..." Jack merentangkan kedua tangannya sambil memegang buket bunga itu. Sherly tercengang, tapi detik berikutnya senyum lebar tercetak di wajah cantiknya. Dia berlari cepat dan langsung melompat ke dalam pelukan kekasihnya itu.

"Aku sangat merindukanmu, Jack!" Sherly menangis saking bahagianya bisa bertemu dengan lelaki itu lagi. Sudah setahun mereka menjalin hubungan jarak jauh.

"Aku juga sayang, aku hampir mati setiap kali memikirkanmu." Jack menguraikan pelukannya, lalu memagut bibir Sherly dengan penuh kelembutan.

Melihat pemandangan menyakitkan itu, Xander langsung membalikkan tubuhnya dan memilih pergi meninggalkan keduanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ratih Fitriya
Xander jngan memikirkan calon tunangannya kakak mu mending kmu cari Siena yng kmu turunkan di jalan
goodnovel comment avatar
Haniubay
cepat move on Xander,bukan saatnya memikirkan Sherly lagi,tapi ada wanita lugu yang sudah kamu renggut kehormatannya, inget ituuu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 18

    "Sherly!!" Xander langsung membeku dengan wajah tegang."Apa yang sedang kamu lakukan, Xander!?" Lagi pertanyaan yang sama kembali meluncur dari bibir Sherly. Wanita itu mendekat dan semakin mempertipis jarak diantara dirinya dan laki laki yang masih memeluk Sienna di atas ranjang.Sejenak tatapan Sherly sempat tertuju pada baju pasien Sienna yang terbuka di bagian atas. Terdapat tanda kecup merah mengitari leher jenjang wanita itu. Sherly langsung mengepalkan tangan dengan dada yang mulai bergemuruh."Aku..." Xander langsung kehilangan kata. Dia hanya bisa melengoskan wajah ke arah lain saat menyadari tatapan penuh selidik dari Sherly."Turun Xander, ini sangat tidak pantas dilihat!" Sherly hampir menjerit saking kesalnya melihat Xander malah tetap bertahan di tempatnya setelah ia kepergok basah."Pelankan suaramu Sherly, kamu akan membangunkan tidur Sienna!" desis Xander sambil membawa arah pandangannya kembali ke arah sahabatnya itu. Bisa ia lihat wajah Sherly sudah memerah seperti

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 17

    Tangan besar Xander mengusap pipi, pelan seringan kapas. Sienna bukannya tak menyadari usapan itu, hanya saja dia terlalu lemah untuk hanya sekedar melawan sentuhan yang diberikan Xander."Masih dingin, heum?" bisikan parau di dapat Sienna setelah laki laki itu merendahkan sedikit kepalanya.Xander menarik pelan dagu mungil, hingga wajah wanita itu kini terlihat lebih jelas. Mata itu masih terpejam rapat, tangannya yang meremat baju Xander semakin menguat. Tanpa perlu menjawab. Xander bisa merasakan tubuh itu masih menggigil karna kedinginan."Buka matamu, Sienna." titah Xander dengan suara yang sudah berubah serak.Mata cantik itu terbuka perlahan sesuai permintaannya. Xander terpaku, mengikat netranya pada setiap goresan ciptaan Tuhan di hadapannya. Sienna sangat cantik, dan dia sudah menyadari itu dari awal pertemuan.Bibir mungil yang pucat itu masih saja terlihat menggoda, bahkan ketika Sienna menggerakkannya pelan untuk menciptakan ruang di sela selanya. Xander hanya mampu menegu

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 16

    "Kenapa kamu hanya diam, hah?!" Sherly tersentak ketika gelegar suara laki laki itu terdengar begitu nyaring sampai memekakan kedua telinganya. "Xander ka..mu..." Terbata Sherly mengatupkan bibirnya rapat rapat, berusaha menahan nyeri yang mendatanginya saat melihat sikap Xander yang begitu emosional. Air mata Sherly jatuh tanpa bisa dibendung lagi. Untuk pertama kali dalam sejarah persahabatan mereka. Xander telah berani meninggikan suara kepadanya. Dan lagi yang membuatnya muak adalah alasannya pun sama seperti yang Jack lakukan sebelumnya. Wanita bernama Sienna. Wanita sialan itu lah penyebab utama perubahan sikap Xander ini! Sherly sekarang sadar, Sienna sudah menjadi duri yang nyata dalam hubungannya dengan kakak beradik keluarga Lauther. Lihatlah, Xander atau pun Jack sampai bisa memarahinya hanya untuk membela wanita itu. "Aku sudah melihat semuanya lewat cctv, kenapa kamu mengubah temperatur suhu di ruangan freezer? Kamu pasti tahu kan Sienna ada disana? Aku ingat bet

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 15

    Setelah mematikan panggilan. teleponnya. Xander langsung meninggalkan area rumah sakit.Dia memacu cepat kendaraannya membelah jalanan lengang di hadapannya. Dada Xander bergemuruh hebat, wajah tampannya menunjukkan kemarahan dan rasa gelisah yang pekat. Xander terlihat tak sabar ingin segera sampai di tempat yang dituju.Setelah mendengar langsung betapa fatalnya keadaan Sienna. Xander jadi tak bisa tenang. Dia ingin mencaritahu sendiri kebenaran tentang siapa sebenarnya orang yang sudah berani menaikan suhu di ruang freezer sampai menjadi minus seperti itu."Sial, jika memang ada yang sengaja mencelakai Sienna, aku tidak akan pernah memaafkannya!" dengusnya marah sambil mengepalkan tangannya kuat kuat di pegangan kemudi.Tak lama mobil yang Xander bawa pun akhirnya sampai di kediamannya. Xander turun dengan tergesa dari mobilnya dan langsung berjalan masuk ke arah teras rumah."Dimana Pierre?" tanyanya pada pengawal yang membantu membukakan pintu rumah untuknya."Tadi saya melihat P

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 14

    Xander berlari cepat menuruni anak tangga. Dia melesat keluar dari rumah besar itu melalui pintu di bagian belakang.Dengan langkah yang sangat lebar dan terlihat tergesa. Xander akhirnya sampai di tempat tujuan."Pierre, kenapa belum dibuka?" Dengan nafasnya yang terlihat terengah-engah, Xander menatap panik ke arah Pierre."Pintunya macet Tuan!""Dasar tidak becus, minggir!" Tangan Xander menyentak tubuh Peter yang berada di depan pintu dengan tak sabar.Sekuat tenaga Xander menarik pegangan pintu di depannya. Nadi nadi di lehernya sampai tertarik keluar saat Xander mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menggeser pintu besi itu."Brengsek! Ayo terbukalah!" Makinya kesal.Brak!Akhirnya pintu terbuka setelah perjuangan keras yang dilakukannya. Xander masuk dan langsung tercengang hebat menemukan pemandangan memilukan di hadapannya. Tubuh wanita yang sejak tadi ia khawatirkan tampak sedang terbujur kaku mencium dinginnya lantai di dalam ruangan itu."Sienna!!" Xander langsung mengham

  • Dekapan Hangat sang Majikan   Bab 13

    Wanita dalam ruang freezer terlihat bergerak gelisah dalam tidurnya. Dia terbangun ketika merasakan perubahan esktrim pada suhu ruangan yang sedang ditinggalinya."Kenapa dingin sekali..." Sienna mengusap usap tengkuknya sendiri saat merasakan hawa di sekitarnya kian mencekam. Sienna akhirnya bangun dan memaksakan diri untuk berjalan ke arah pintu besi yang masih terkunci.Tangannya terulur dan mulai menarik kuat handel pintu di depannya. "Sialan, masih terkunci. Buka pintunya. Tolong siapapun yang ada di luar sana, tolong buka pintunya!" Teriakan Sienna menggema di dalam ruangan.Air matanya kembali jatuh saat Sienna menyadari tidak ada siapapun yang akan menolongnya kali ini. Tempat ini jauh dari bangunan rumah utama. Mustahil rasanya jika seseorang akan masuk ke dalam gudang penyimpanan bahan makanan malam malam begini."Tuan Xander, buka pintunya!" Sienna tahu usaha dan teriakannya sia sia. Tapi dia masih belum mau menyerah. Dia tidak mau mati konyol disini. Dia masih ingin hidup

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status