Share

2 - Desa Lonceng Hijau

Di kaki Pegunungan Yin Wu, ada sebuah desa terpencil yang tidak begitu besar, bernama Desa Lu Zhong[2]

[2] Lu Zhong Cun - 綠鐘村 = Desa Lonceng Hijau.

Desa Lu Zhong juga dibilang masih perawan, karena terpencil, dan jarang orang-orang luar datang ke sana, kecuali yang memiliki tujuan tertentu.

Di setiap rumah di desa, di salah satu ujung atapnya yang berada di depan rumah, tergantung sebuah lonceng hijau.

Kenapa dipasangi lonceng hiijau, itu sudah ada sejak zaman leluhur mereka. Bila terkena hembusan angin itu akan berbunyi "DING-DING", cukup merdu untuk didengar. Fungsi lainnya itu akan berbunyi jika ada makhluk tak kasat mata yang datang mengunjungi.

Desa ini berpenduduk sedikit, kurang lebih 100 kepala keluarga.

Orang-orang tua disana, rata-rata berumur panjang bisa mencapai 100 tahun. Ada para remaja, anak-anak dan bayi-bayi yang baru lahir. Jika ada yang ingin bekeluarga, mereka menikah dengan tetangganya.

Rumah-rumah di sana semuanya terbuat dari batang kayu besar yang dipotong dari Pegunungan Yin Wu, dan rumah-rumah tersebut umumnya sudah tua, telah ditempati oleh para keluarga secara turun-temurun. Meski sudah tua, dan sudah berumur ratusan tahun, kayunya sangat kuat, sekuat besi, dan warna kayunya sudah berubah agak kehitaman. Anehnya kayunya tidak pernah di makan rayap.

Rumah-rumah tersebut semuanya berbentuk panggung, memiliki kaki panggung yang cukup tinggi. Jadi di bawah rumah ada celah ruang. Umumnya di celah ruang tersebut dibuatkan tangga menuju ke basement sebagai gudang tempat penyimpanan makanan atau barang-barang.

Jarak antara rumah yang satu dan rumah para tetangganya saling berjauhan, tidak bersebelahan. Masing-masing rumah, memiliki area ladang dan peternakan sendiri.

Sumber makanan mereka dari berkebun menanam sayur-sayuran, beternak, berburu, dan untuk beras mereka membelinya dari luar desa dengan sistim barter dari hasil ladang, hasil peternakan dan hasil perburuan. Setiap 2 minggu sekali ada beberapa gerobak besar yang dikirim ke luar desa untuk membeli beras, biji-bijian, dan tepung. Dan juga membeli kain, untuk dibuat pakaian. Penduduk di desa itu jarang keluar desa, kalau tidak ada kebutuhan.

Tepung mereka gunakan untuk membuat mie, bakpao, kue-kue, dsbnya

Mereka tidak berani nrmbuka lahan besar untuk menanam padi di area hutan di atas Pegunungan Yin Wu, karena pohon-pohon di sana sudah tua dan dikeramatkan. Mereka takut kena sial. Lagipula tanahnya banyak mengandung akar-akar tua dan besar yang sangat sulit untuk dibersihkan.

Mereka membangun rumah kayunya dianbil dari kaki Pegunungan Yin Wu, di dekat desa mereka, berbatasan dengan hutan bambu.

Meskipun mereka adalah penduduk di Pegunungan Yin Wu, tidak ada yang berani

untuk masuk terlalu jauh ke dalam hutannya, apalagi menebang kayu-kayunya, juga tidak ada berani memasuki guanya. Jangankan masuk, mendekatinya saja tidak ada yang berani. Yang berani masuk sampai ke dalam hutan, rata-rata punya maksud dan tujuan penyembahan berhala. Seolah mereka tahu batas pagarnya, area mana yang boleh masuk dan area mana yang tidak boleh masuk.

Orang-orang di desa Lu Zhong tidak memiliki agama, tidak ada yang beragama Buddha atau menyembah para dewa-dewa. Ada beberapa orang melakukan penyembahan berhala di hutan Yin Wu, menyembah pohon beringin, memasang dupa hitam dan bersemedi di sana. Jika ditanyakan apa agama mereka, yaitu "Penyembahan Berhala". Tapi tidak semua orang-orang di desa Lu Zhong menyembah berhala hanya sebagian saja. Sisanya dapat dikatakan mereka atheis, tidak memiliki kepercayaan apapun.

Setiap tahun di hari ke 15 bulan 7, suasana di desa Lu Zhong, berkabut dan suhunya lebih dingin dari biasanya.

Malam itu tiba-tiba semua lonceng hijau yang berada di setiap rumah tangga penduduk desa itu berbunyi sendiri, padahal saat itu tidak ada angin berhembus, tapi kabutnya semakin lama semakin tebal. Seolah-seolah ada kekuatan gaib yang menggoyangkan lonceng itu.

Orang-orang desa seperti merasakan adanya Dejavu, lalu suasana di sekelilingnya tiba-tiba berubah, bukan lagi di lingkungan desa Lu Zhong, tapi seperti berada di dunia lain, seperti berada di ruang hampa.

Diantara kabut, dan semilir angin, ada semerbak wangi bunga kemuning[1], ada suara alat musik seperti terompet dan genderang yang ditabuh, suaranya terdengar sayup-sayup dari kejauhan, dari arah hutan Yin Wu, lalu menuju ke hutan bambu, lalu keluarlah iring-iringan yang menggotong tandu.

[1] Bunga kemuning ini, sangat mirip dengan bunga melati, baik dari wanginya maupun bentuk bunganya berwarna putih, tapi batang pohonnya tinggi, sedangkan melati pendek.

Barisan paling depan adalah iring-iiringan beberapa orang prajurit berbaju besi dan membawa senjata dipunggungnya, beberapa juga menegang spanduk, ditengah ada sepuluh pria berbadan kekar menggotong tandu, dengan masing-masing lima orang di setiap sisinya. Di barisan belakangnya lagi juga ada beberapa orang prajurit berbaju besi. Dibelakang prajurit terakhir berbaris beberapa pria dan wanita berwajah pucat, berjubah mewah, lalu dibelakangnya lagi adalah mahkluk-mahkluk dengan wujud yang sangat aneh, seperti makhluk yang berwarna hijau, kulitnya seperti berlendir, telinganya panjang meruncing ke atas, ada wanita berpakaian putih, rambutnya sepanjang pinggang, lidahnya terjulur keluar, ada yang bertubuh kecil seperti tuyul nanun giginya runcing seperti gigi vampire, ada yang berjalan dengan kaki bengkok, ada pula yang berjalan hanya tubuhnya saja tanpa kepala, dsbnya.

Tandu itu sangat megah, bukan berbentuk tandu yang tertutup, itu memperlihatkan orang yang duduk di dalamnya, di sisi tandu ada tirai keemasan yang bentuknya seperti gorden yang dibordir dan dengan rumbai-rumbai. Tirai-tirai itu diikat ditiang tandu dengan tali hitam.

Di atas tandu duduk seorang pria muda yang berwajah sangat tampan, tapi warna kulitnya agak pucat, berjubah mewah kerajaan, entah dia seorang pangeran atau raja.

Mereka semua terlihat seperti bayang-bayang. Saat mereka berjalan kaki-kaki mereka sepertinya tidak menyentuh tanah, mereka seperti mengambang di atas tanah.

Mereka keluar dari jalan setapak hutan bambu, melewati desa Lu Zhong, lalu menuju ke pinggir desa.

Di setiap hari ke 15, bulan 7, pintu gerbang pembatas antara dunia manusia dan dunia bawah dari gua di Pegunungan Yin Wu terbuka. Makhkuk-makhluk yang ada di sana keluar untuk berjalan-jalan dan memakan makanan persembahan yang disediakan oleh para penduduk desa, di pinggiran desa, di mana aliran sungai itu berakhir di lubang.

Makhluk-makhluk itu berpesta pora dipinggir sungai memakan makanan persembahan.

Yang dinamakan memakan makanan persembahan, orang biasa tidak bisa melihat perbedaan "makanan yang dimakan", karena makanannya masih tetap utuh tidak ada yang berkurang. Para mahkluk itu hanya menyedot roh atau esensi dari makanan-makanan tersebut. Bila ada orang yang bisa merasakan atau punya bakat paranormal, makanan yang sudah dimakan mahkluk gaib terasa tawar.

Menjelang pagi, tapi langit masih gelap, iring-iringan para mahkluk itu kembali, dari pinggir desa melewati desa Lu Zhong, lonceng-lonceng di desa Lu Zhong kembali berbunyi, mereka terus melangkah ke hutan bambu, dan seterusnya. Kabut mssih tebal, dan udara masih dingin.

Orang-orang yang tidak terbiasa melihat mahkluk-mahkluk itu, jika melihatnya akan jatuh pingsan.

Para penduduk desa tidak ada yang berani keluar rumah, jika tidak ada angin, tidak ada hujan, dan lonceng tiba-tiba berbunyi sendiri. Yang punya nyali besar hanya berani mengintip dari jendela. Yang tidak punya nyali segera bersembunyi di tempat tidur, menutup kepalanya dengan selimut, dan badannya gemetaran.

Mereka tahu bahwa akan ada hal-hal yang "tidak biasa", yang akan dilihat oleh mata mereka, jika mereka keluar rumah, atau jika mereka sedang sial, mereka bisa menemui bencana.

Kita semua tahu, tidak semua orang bisa melihat mahkluk gaib, kecuali yang mata batinnya telah dibuka, atau yang memang memiliki bakat alami dari sananya.

Tapi orang-orang di desa Lu Zhong semua bisa melihatnya, dari orang-orang tua sampai yang masih bayi.

Sebenarnya para penduduk desa Lu Zhong itu dilindungi oleh Penguasa Gunung Yin Wu.

Buktinya hidup mereka selama ini tidak dipersulit, misalnya ikan iblis di sungai Yin Wu, itu tidak akan keluar dari wilayah sungai Yin Wu, untuk menyerang orang-orang di desa Lu Zhong, dan ikan itu juga tidak akan nenggigit sembarang orang, kecuali orang-orang yang mengingkari janji atau yang bertindak sembarangan di sekitar wilayah hutan Yin Wu.

Bertindak sembarangan itu misalnya buang air sembarangan, meludah sembangan, mengumpat sembarangan, dsbnya.

Dan air sungai di Pegunungan Yin Wu itu mengalir sampai ke desa Lu Zhong, supaya orang-orang desa bisa mempergunakannya. Kalau tidak aliran sungai akan putus sampai di hutan bambu saja.

Konon para leluhur desa Lu Zhong dahulunya adalah penyembah Penguasa Pegunungan Yin Wu.

Setiap-setiap hari tertentu, di "Bulan Purnama", mereka nembakar dupa hitam, dan melempar bunga-bunga tertentu di sungai di sekitar "Batu Ganda Hutan Bambu", juga mengorbankan ternak, yang berupa ayam hutan hitam. Itu di lakukan sebulan sekali di saat bulan purnama.

Kenapa bulan Purnama, karena bulan Purnana itu saat bulan sedang mekar pada puncaknya. Jadi orang-orang desa nengucap syukur dan berterima kasih pada Penguasa Pegunungan Yin Wu, karena selama ini mereka diberi tanah yang subur, air yang berlimpah, sumber daya yang tidak pernah habis. Kayu yang tidak pernah lapuk, dan dilindungi dari orang luar.

Sedangkan "Bulan Sabit", dipergunakan orang untuk melakukan ritual dan penujaan berhala. Bulan Sabit memiliki aura mistis bagi irang-orang di sekitar area Pegunungan Yin Wu, ketika bulan baru mulai muncul sedikit, cahayanya masih remang-remang, dan bentuknya yang seperti sabit itu membawa aura mistis.

PERLU DICATAT : "Kepercayaan ini hanya berlaku di sekitar area Pegunungan Yin Wu" saja yah, dan "Kepercayaan ini tidak berlaku di luar area Pegunungan Yin Wu, ataupun di daerah-daerah lainnya".

Ayam-ayam hutan hitam itu awalnya mereka ambil dari hutan Yin Wu, kemudian di biakan di peternakan mereka sendiri, itu special untuk persembahan Penguasa Pegunungan Yin Wu, mereka tidak berani memakannya. Yang mereka makan sehari-hari itu adalah ayam biasa, seperti ayam kampung, ayam pegar, yang ditetaskan dari telur atau dari anak-anak ayam yang dipelihara sampai besar, itu dibarter dari luar desa Lu Zhong.

Bunga yang disukai oleh Penguasa Pegunungan Yin Wu, adalah bunga krisan bulan yang berwarna putih, itu dijadikan bunga persembahan untuk Penguasa Pegunungan Yin Wu.

Bunga-bunga krisan juga disukai oleh orang-orang desa Lu Zhong, mereka menanam bunga krisan berwarna-warni di halaman rumah mereka sendiri, yang paling banyak adalah yang berwarna putih. Setiap rumah tangga di desa Lu Zhong, di setiap halaman rumah menanam bunga krisan. Di sanping untuk acara persembahan, sebagai hiasan pekarangan, juga dapat dibuat sebagai teh yang harum dan penghilang panas dalam.

Pemandangan di desa Lu Zhong sangat indah, dengan hamparan bunga krisan yang terlihat dimana-mana, dengan latar belakang hutan bambu hijau dan Pengunungan Yin Wu, tanahnya hijau subur, dan air sungainya mengalir deras, tapi alirannya tidak membahayakan manusia. Sering tampak kabut dilereng Pegunungan Yin Wu. Kabut-kabut ini hanya bisa dilihat oleh orang-orang di desa Lu Zhong, orang dari luar desa tidak bisa melihatnya. Jika orang luar ingin melihat kabut Pegunungan Yin Wu mereka harus nemasuki wilayah desa Lu Zhong. Desa Lu Zhong seperti dipasangi penghalang gaib oleh Penguasa Pegunungan Yin Wu. Waktu itu.pernah dikatakan bahwa pada waktu-waktu tertentu di bulan sabit, orang-orang diluar desa, tidak bisa melihat Pegunungan Yin Wu yang seolah-olah menghilang begitu saja menjadi area dataran kosong, itu juga termasuk desa Lu Zhong, yang menghilang dari pandangan orang-orang luar.

Bagi orang-orang dari luar desa, Pengunungan Yin Wu dan desa Lu Zhong itu sana-sama penuh dengan misteri, jika mereka tidak benar-benar memiliki tujuan, mereka enggan untuk berkunjung ke sana.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Heru Priyono
ini crita apa sebenernya gmn orang mau tertarik
goodnovel comment avatar
bangkitjaya
kelamaan ke cerita
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status