Share

Baju Akad

“Di, Auh. Sakit ! hidungku patah.”

“Bodo amat! rasain siapa suruh gatal, dasar mesum! Pulang sana. Anakku tidak mau ditengokin oleh ayahnya.” Dinar tersenyum puas di balik pintu, pasti hidung Dirham merah sekarang terkena pintu keras itu. Tawa Dinar pecah membayangkan Dirham seperti badut sekarang. ‘Eh, mana ada badut cakep kek dia.’

Di luar, Dirham berjalan kearah mobil sambil terus mengelus hidung mancungnya, panas seperti terbakar, pasti memar dan merah. Ketika dia hendak masuk ke dalam rumah tadi Dinar membanting pintu dengan keras. Tentu saja hidungnya terkena pintu kayu itu. Dan sekarang sakit seperti patah. 

‘Awas saja nanti kalau kita sudah menikah, Di. Kau akan kubalas dengan caraku.’ pemuda itu bertekad dalam hati, senyum kecil penuh misteri menyertainya, dalam hitungan menit mobilnya sudah meninggalkan tempat itu. Dirham mengambil ponselnya. Headset bluetooth dipakai.

“Iya bro, masih punya orang di kawasan rumah gadis ya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status