Share

Extra Part: Tabrak Lari

Air mata Dinar terus mengalir sepanjang perjalanan ke rumah sakit. 

“Fan, suami saya bagaimana?” ia bertanya pada Irfan, sopir keluarga Assegaff yang menjemputnya di restoran.

“Saya tidak tahu, Di. Setelah saya mengantar Pak Adam dan Bu Nora, saya langsung pergi ke sini. Tenanglah, saya yakin Mas Bos Dirham akan baik-baik saja.” Irfan adalah teman Dinar di restoran Azhar sebelum menjadi sopir Adam. Ia dengan Dinar sudah kenal jadi Dinar tidak mau dipanggil ibu.

Dinar mengusap air matanya, ia hanya bisa berdoa, semoga suaminya selamat. 

“Agak cepat, Fan. Biar cepat sampai.” Dinar tidak sabar. Jalanan lumayan sesak dengan kendaraan.

“Sabar, Di. Kita juga harus hati-hati.” jawaban yang masuk akal. Dinar kembali duduk menyandarkan tubuhnya di jok mobil, tapi kemudian duduk tegak lagi, setelah mengingat penyerangan yang terjadi beberapa hari lalu. Jangan-jangan orang yang sama. Hati

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status