หน้าหลัก / Romansa / Dendam Bos Arogan Berujung Akad / Bab 6 - Menangis, Kenapa Memangnya dengan Suamimu?

แชร์

Bab 6 - Menangis, Kenapa Memangnya dengan Suamimu?

ผู้เขียน: Miss Marieska
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2023-10-06 23:48:52

Angel menoleh ke arah pintu di saat Bara muncul. Sambil menghela nafas, Angel menunjukkan wajah kecewa. Meski meminta maaf, wajah Bara tetap dingin. 

“Saya memang sudah gak punya kewenangan di sini, tapi kamu harus sadar bahwa itu hanya sementara. Saya yakin, dalam enam bulan, saya bisa mengambil alih kekuasaan di sini,” kata Angel menahan emosi. 

“Yup, saya akui, ucapan saya tadi terlalu kasar. Tapi saya hanya ingin menegaskan, bahwa mulai detik ini, saya yang ambil keputusan di sini,” ujar Bara dengan angkuhnya. 

“Kenapa sih, kita gak bisa kerjasama baik-baik aja? Kenapa kamu harus seangkuh ini?” kata Angel dengan mata berkaca-kaca memandang Bara. 

Bara hanya tersenyum kecut menyeringai seraya merapikan jasnya. Dia tidak menjawab pertanyaan Angel, dan hanya berlalu dengan dingin. 

Hingga malam harinya, lagi-lagi Angel sendiri di rumah. Dia merasa kesepian, hampa, tanpa ada teman bicara. Dia menyisir rambutnya dan memandang wajahnya seraya mengusap pipinya. 

“Apa kurangnya aku ini? Mengapa suamiku berubah?” kata Angel bicara depan cermin. 

Drrrt Drrrt

“Aku akan extend. Akan lebih lama di luar kota,” ujar sebuah pesan, tertulis My Hubby yang merujuk pada nama Nick, sang suami. 

“Mas … sampai berapa lama? Kenapa extend? Bukannya lusa adalah anniversary kita? Kita ke Singapura yuk, jalan-jalan sekalian antar aku temui Papa Mama. Kita udah lama kan, gak ke luar negeri berdua,” ujar Angel dengan emoji peluk. 

“Ya udahlah, anniversary nothing special. Gak ada yang istimewa kan? Udah 3 tahun juga, begini begini aja. Sekadar ucapan jarak jauh juga gak masalah. Lagipula mana sempat aku ke luar negeri, kerjaan lagi banyak,” kata Nick. 

“Kamu kok gitu sih mas … berapa lama?”

“Ya aku belum tahu, nanti aku kabari lagi ya,” ujarnya. 

Angel melihat ke arah kalender. Keinginan dalam hatinya tentunya ingin melewatkan hari spesial itu bersama sang suami. Apa daya, tidak ada sedikit perhatian dari Nick. 

Pagi hari, Angel kembali masuk ke kantor. Sudah ada Bara terlihat sibuk mengumpulkan karyawan dan menggelar rapat. Bara melihat Angel yang kini datang tepat waktu, sesuai arahan Bara. Namun Bara masih sibuk menandatangani beberapa berkas di antara para karyawan di ruang rapat. 

“Riri! Ssst …”

Angel memanggil Riri yang sudah ada di dalam ruang rapat. Riri ke luar sejenak dan menghampiri Angel. 

“Udah masuk kamu? Udah sembuh?”

“Ah … hmm udah kok bu. Aku udah lebih sehat. Kenapa bu? Ayo ke ruang meeting. Pak Bara masih tanda tangan berkas dulu, sambil nunggu ibu juga sekalian,” kata Riri. 

“Rapat apa sih,” tanya Angel. 

“Memangnya ibu gak dikasih tahu?”

“Ah saya gak tahu,” ujar Angel. 

“Lho, Pak Bara kan sudah buat WA grup yang baru. Isinya semua karyawan.Dan semalam ada perintah untuk meeting. Eh … ibu gak ada di grup ya? Saya baru tahu,” kata Riri. 

“KETERLALUAN!”

Tak Tok Tak Tok

“MAKSUD KAMU APA YA?!”

Angel berdiri menghampiri Bara yang sedang duduk dan sibuk menandantangani berkas. Beberapa karyawan saling menoleh dan melihat satu sama lain. Bara mendongak dengan santai, menatap Angel yang emosional. 

“Maksud saya gimana maksudnya? Ada apa sih?” tanya Bara cool. 

“Ada grup WA, grup karyawan, yang gak ada saya di dalamnya. Maksudnya apa? Saya gak dilibatkan dalam tim? Atau gimana sih? Saya tersinggung ya,” kata Angel dengan kesal. 

“Ohhh … itu. Gak usah sensi dulu sih. Mungkin sekretaris saya lupa memasukkan nomor kamu,” kata Bara santai dan cuek. 

“Bagaimana bisa lupa sih? Kan saya yang membangun klinik ini, saya orang penting di sini, kenapa dilupakan? Hah! Memang kamu pelan-pelan mau menyingkirkan saya ya? Iya!”

“Ho ho ho, saya tanya sama semuanya ya, bos kalian ini dari dulu memang emosian ya,” tanya Bara di hadapan karyawan seraya melirik ke arah Angel. 

“Hemmmm …”

Para karyawan hanya geleng-geleng kepala, bergumam dan bingung mau menjawab apa. Riri mencoba menenangkan Angel. 

“Bu … udah bu. Mungkin memang cuma missed komunikasi. Tenang dulu bu,” kata Riri berbisik. 

“Huft!”

Angel yang sedang emosional akhirnya kini menjadi lebih stabil. Dia menaruh tasnya di atas meja, dan duduk bersebrangan dengan Bara. Dia membuka laptopnya untuk mengalihkan rasa marahnya. 

Bara memimpin rapat, memaparkan materi dan juga presentasi. Angel malas memerhatikan Bara, dan justru dia sibuk mencari website bakery. Angel mengirim pesan kepada salah satu bakery dan memesan kue. 

“Tolong antarkan kue ini ke hotel Kemuning di Karawang ya. Nanti tolong kasih ke resepsionis aja, untuk nama Pak Nick. Tulisannya, I Miss You,” tutur Angel lewat chat kepada toko bakery. 

“EHEM! ANDA MENGERTI ANGEL?”

Angel tidak mendengarkan ucapan Bara sejak rapat dimulai. Dia sibuk sendiri memesan kue untuk sang suami. 

“Apa? Kenapa?”

“Aduh, Anda ini gimana sih? Gimana label Anda bisa maju lagi kalau arahan saya saja tidak didengar,” kata Bara berkuasa. 

“Pak Bara bilang, kalau kita nanti akan pakai MUA juga bu. Ke depannya akan banyak kerjasama,” bisik Riri. 

“Ahhh oke, atur aja,” kata Angel sedang tak bersemangat. 

Bara hanya tersenyum kecil melihat reaksi Angel dan melanjutkan paparannya. Hingga rapat selesai, Angel tetap terfokus pada suaminya, kue, dan pesanannya. 

Kriiing Kriing!

Ketika Angel menuju kamar mandi setelah selesai rapat, dia menerima telepon. Begitu serius Angel mengernyitkan dahi saat bicara dengan kurir bakery. 

“Lho jadi maksudnya, suami saya gak di hotel Kemuning lagi? Masih di sana kok, karena akan extend atau lebih lama di sana. Sudah saya kasih kan kontaknya?”

“Sudah bu, tapi gak dijawab sama beliau. Lalu saya tanya resepsionis, Pak Nick sudah check out sejak semalam. Jadi sudah gak ada di hotel,” kata kurir. 

Tanpa Angel sadari, Bara berada beberapa langkah di belakangnya, menyimak kegelisahan Angel dari arah belakang. Terlihat Angel panik lalu menghubungi Nick. 

“Kamu gimana sih mas? Kamu bilang akan perpanjang di Karawang, kamu bilang sama aku kalau kamu di hotel Kemuning. Tapi aku kasih kue buat kamu, kurir bilang kamu gak ada di sana. Gimana sih kamu mas,” kata Angel kesal. 

“Ya aku udah check out, aku di rumah ibu di Cikarang,” kata Nick dingin. 

“Kamu di rumah ibu kamu tapi kamu gak bilang aku? Gimana sih kamu. Kenapa gak pulang aja?”

“Ya aku kemalaman, nanti malam aku pulang,” kata Nick santai. 

“Kamu kenapa sih mas, gak terbuka sama aku? Kamu pulang dari luar kota, gak laporan. Kamu di rumah ibu, gak bilang. Aku kan istri kamu mas ….”

Angel berkata lirih di lorong toilet seraya didengar oleh Bara dari arah belakang. Hingga telepon selesai, Angel dan Nick sudah kehabisan kata-kata untuk berdebat. 

“COWOK EMANG GITU. KENAPA MEMANGNYA DENGAN SUAMI KAMU?”

DEG!

Angel menoleh seraya menghapus air mata di pipinya. Bara melangkah maju perlahan dan menatap Angel. 

“Ah gak apa-apa, bukan urusan kamu,” jawab Angel seraya bergegas meninggalkan Bara dengan mata berkaca-kaca. 

Bara hanya bisa diam menatap Angel setelah mendengar pertengkaran Angel dan Nick di telepon. Angel kembali menuju ruang kerjanya, tanpa menjelaskan apa yang terjadi. 

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 80 - Rela Menjadi Ayah dari Anak Itu

    Angel melotot menatap Bara saat mendengar Bara menyatakan perasaannya. Sang perempuan berbadan dua itu sedikit memastikan apa yang sebenarnya Bara katakan. "Maksud kamu gimana mas? Aku gak paham," ujar Angel. "Ya maksudku sudah jelas Ngel. Bahwa aku sayang sama kamu. Entah kenapa, ini semua seperti proses. Jujur, awalnya aku sangat benci kamu dan ayahmu, namun setelah aku mengenal kamu lebih jauh, justru hidupku menjadi lebih baik, aku lebih banyak tersenyum. Kamu mengisi kekosongan dan mengusir rasa dendam itu Ngel," kata Bara menyatakan panjang lebar. "Apaan sih kamu mas ..."Angel mencoba menghindar dan menuju ke arah pintu ruang kerjanya. Bara lantas memegang bahu Angel. "Jangan marah Ngel, aku hanya menyatakan yang sebenarnya, yang aku rasakan," kata Bara. "Mas ... aku ini istri orang. Bahkan, aku sedang mengandung anak suamiku," kata Angel dengan mata berkaca-kaca. "Aku hanya mau tanya satu hal sama kamu Ngel," kata Bara. "Apa itu mas," sahut Angel. "Apakah kamu masih ci

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 79 - Aku Sayang Kamu, Angel

    Angel sudah jauh lebih baik hari ini. Dia sudah mulai bisa tersenyum saat masuk ke kantor. Sudah sepekan sejak Angel masuk rumah sakit dan dinyatakan hamil. "Ya baik! Deal ya pak! Kita jalankan kerja sama ini," kata Bara saat bersalaman dengan klien kemudian menoleh ke ruang kaca. Angel melintas dengan membawa tas tangan dengan penampilan yang sudah jauh lebih baik. Lantas kemudian Angel masuk ke dalam ruangannya. Bara bergegas menuju ke ruangan Angel. "Sehat Ngel?" tutur Bara tersenyum kecil. "Hei ... mas. Iya udah lebih baik," kata Angel tersenyum dan sudah jauh lebih tegar. "Syukurlah. Aku senang dengarnya. Gimana? Sudah lebih bisa rileks atau ..." "Ya, sudah mas. Aku sudah lama menginginkan anak ini," kata Angel memegang perutnya. "Iyaaa ... aku paham. Kalau kamu memang tidak sanggup, pulang gak apa-apa. Gak usah ke kantor," ujar Bara. UWEEKK! UWEEEK! Angel tiba-tiba mual. Dia lantas beranjak dari bangkunya lalu menuju wastafel. Bara cukup menunjukka

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 78 - Itu Bukan Anak Kamu!

    Nick bertanya kepada satpam di depan rumah Angel. Saat menurunkan kaca jendela, satpam tentu sudah mengenal majikannya. Saat mendekat, Nick mengajak satpam tersebut ngobrol. "Pak Nick gak masuk? Sudah lama sekali Pak Nick tidak pulang. Ibu lagi hamil katanya pak. Selamat ya," kata satpam enggan ikut campur. "Ah iya pak. Ya ... memang saya gak mungkin pulang. Mungkin bapak sudah tahu ..." kata Nick terlihat bimbang. "Iya pak. Yang sabar ya pak, saya ikut doakan yang terbaik," kata satpam. "Di dalam sedang ada tamu saya lihat," kata Nick menyelidik. "Ah iyaa... ada Pak Bara. Beberapa kali sering ke sini sejak bu Angel sering sakit dan hamil," kata satpam. "Ohhh ... sering datangnya?" tanya Nick. "Hemm ... ya sejak bu Angel masuk rumah sakit, dan pulang dari rumah sakit aja sih pak," kata satpam. Nick melihat ke arah mobil Bara. Dia mengangguk dan langsung pamit kepada satpam tanpa masuk. Lalu Nick memberikan sekantong plastik mangga dan bubur ayam untuk Angel. "Tolong kasih ya

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 77 - Memelas, Ingin Bertemu

    Nick melihat istrinya pagi hari. Semalaman, Nick tidur di sofa. Wajah Riri cemberut dengan tanpa senyum sedikitpun. Nick bangkit dari sofa memegang bahu Riri dari belakang. "Jangan gitu dong sayang, jangan marah," kata Nick saat Riri tengah menyiapkan sarapan. "Apaan sih! Jangan sentuh sentuh aku," ucap Riri ketus. "Sayang ... aku kan memang masih suaminya Angel. Jadi wajar kalau kami memang tidur bareng. Dia aku kasih nakah batin," kata Nick mencoba merayu Riri. "Gila kamu ya! Berani-beraninya kamu berpikir seperti itu!" kata Riri. "Ya bukan berani-beraninya, saat itu memang Angel merayu aku, dan aku ....""TERGODA! AH KAMU EMANG DOYAN!" tukas Riri sambil mengacungkan pisau. "Sayang, please! Tolong mengerti," kata Nick. "Ya terus, kalau Angel sedang hamil anak kamu, terus, kamu gak jadi cerai? Terus nasib aku gimana? Terus jadi yang kedua seumur hidup? Hah!" "Ya gak begitu juga sayang ... Angel juga gak mau nerima aku lagi. Tapi, tentu memang kami belum bisa bercerai. Tapi ak

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 76 - Buaya Terperangkap 2 Janin

    Pagi hari, Nick termenung di balkon apartemen. Riri dengan dress dan perut yang mulai terlihat, memberikan jus di pagi hari. Sang istri siri juga membawakan buah untuk suaminya. "Sayang, kok kamu melamun aja sih? Semalam pulang jam berapa? Aku udah tidur," kata Riri sambil memetik satu buah anggur. "Hemm iya, jam 11 malam," kata Nick sambil menatap ke arah sejauh mata memandang dengan dingin. "Oh gitu, kok gak bangunin aku sih? Terus, sekarang kamu ke kantor? Temani aku aja dong sayang," kata Riri langsung duduk di pangkuan Nick. "Aduh ..." kata Nick langsung mengelak lalu menghindar perlahan."Ada apa sih sayang? Kok kamu kayak sembunyikan sesuatu dari aku," kata Riri mulai curiga. "Hah? Gak apa-apa," kata Nick. "Pasti kamu mikirin Bu Angel kan? Jujur!" kata Riri. Nick hanya menggeleng dan menoleh ke arah Riri dengan dingin. Dia berdiri lalu memegang besi balkon sambil menatap jalan.Riri mulai resah, dan bingung dengan sikap suami yang dirampasnya. Lantas, Riri memeluk Nick d

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 75 - Perceraian yang Tertunda

    TING TONG! ART membuka pintu. Bara yang datang, membawakan beberapa plastik berisi makanan. Pukul 7 pagi saat ini. "Pak Bara ... ada apa ya?" tanya ART sudah mengenalnya. "Angel ada? Sudah bangun?" tanya Bara ramah. "Non Angel lagi di area belakang, lagi minum jus di area kolam renang," kata ART. "Saya susul ya. Sudah makan belum dia?" tanya Bara lagi. "Tadi sih bu Angel katanya sedang mual. Jadi makanya minta dibikinin jus dan buah aja," kata ART. "Oh gitu, ya sudah, saya ke dalam ya," kata Bara seraya melangkah. Bara mengintip ke arah kolam renang. Terlihat Angel tengah menyantap buah sambil melamun. Tatapan matanya kosong dan memang sedang banyak pikiran. "Ehem! Morning," kata Bara tiba-tiba. "Ehhh ... mas Bara? Kok ada di sini," tanya Angel seraya berdiri menyambut atasannya. 'Ya kebetulan sebelum ke kantor sekalian lewat. Ada bubur sumsum dan kacang ijo nih. Mau yang mana? Belum sarapan kan," tanya Bara seraya memperlihatkan makanan yang dipegangnya. "Ya amp

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status