Share

Malam Pertama Itu

"Oh begitu. Ya sudah, kakak istirahat ya. Atau mau Sandra beliin obat?"

Aku menggeleng. "Tidak usah, San. Kakak cuma perlu istirahat."

Gadis itu tersenyum manis. Senyum yang sama dengan kakak laki-lakinya. Hanya saja senyum itu tak pernah aku dapatkan.

"Padahal tadi Sandra mau ajak kakak jalan-jalan. Tapi, kakak sakit, ya tidak jadi deh." Bibirnya mencebik lucu. "Ya sudah. Sandra keluar dulu ya. Kakak istirahat."

Sandra berjalan keluar dan menutup pintu. Kulirik jam di nakas. Pukul 21.22 WIB. Mas Arya belum pulang juga. Dan aku rasa dengan keributan tadi, akan berpotensi dia pulang larut atau mungkin tidak pulang.

Ah, sudahlah, bukankah itu sudah biasa. Pulang larut lalu tidur di sofa. Itu juga karena ada Sandra. Kalau tidak, suamiku lebih memilih tidur di kamar tamu yang digunakan Sandra saat ini.

Kumatikan lampu tidur di nakas. Aku lebih menyukai tidur dalam gelap. Karena aku rasa, akan lebih segar ketika bangun nanti.

Rasanya belum lama aku terlelap, tiba-tiba aku merasa ada tangan yang menggerayangi tubuhku yang di tutupi bed cover.

Aku tersentak dan duduk di tepi ranjang. Kunyalakan lampu tidur di nakas. Astaga! Mas Arya ternyata.

"Mas, kok tumben ...."

Mas Arya meletakkan telunjuknya di bibirku.

"Sssttt ... jangan berisik."

Tangannya meraba pipiku lembut. Aku terpejam merasakan sentuhan yang tak pernah kurasakan selama menjadi istrinya. Dikecupnya keningku mesraaa sekali.

Kucubit pahaku. Awww, sakit. Berarti aku tidak mimpi. Apa mas Arya sudah bisa mencintaiku?

Lalu dikecupnya bibirku hangat. Astagfirullah, bau alkohol. Kudorong tubuhnya menjauh.

"Mas, mabuk ya?"

''Aku tidak mabuk. Siapa bilang aku mabuk. Kaulah yang membuatku mabuk, Tamara ...."

Tamara? Seketika hancur rasanya duniaku.

"Aku bukan Tamara ... aku Rena!" tegasku kesal. Tega-teganya dia menciumku, tapi malah memanggilku Tamara.

"Ck, jangan bawa-bawa nama si cupu itu, Tam. Malam ini cuma milik kita ...."

Kembali pria berkulit putih itu mencumbuku. Sebenarnya batinku ini menangis. Hanya saja perasaan cintaku ini sudah membutakan akal sehatku.

Dengan air mata berlinang, aku membalas pelukan dan cumbuannya. Dan malam yang kurindukan selama ini pun terjadi tepat di bulan ketiga pernikahanku dengannya.

****

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Latifah
seru... penasaran dan makin penasaran. next...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status