Home / Romansa / Dendam Putri Yang Terbuang / 4. Kembali bertemu

Share

4. Kembali bertemu

Author: Story_pufia
last update Last Updated: 2025-12-06 08:35:31

“Hah! Beruntung semua berkas ini bisa cepat di urus. Ingat Elowyn, saat diwawancarai nanti kau harus menunjukan wajah yang garang!”

Elowyn seketika meletakan sendoknya saat hendak memasukannya ke dalam mulut. Ia menghela napas panjang. “Kau mau aku ditolak sebelum wawancara? Lagian bukan salahku kalau wajahku imut begini,” ucapnya kemudian meraih tas dan berkas-berkas yang telah Elie siapakah.

“Masalahnya pekerjaan yang kau dapatkan ini sangat jauh dari bidang yang kau ambil saat kuliah. Dan lagi, kau sama sekali tidak punya pengalaman di bidang ini.”

Elowyn merotasi bola matanya malas, tidak mau lagi mendengar omelan dari sahabatnya. Sejak dua hari yang lalu setelah Elowyn mendapatkan panggilan untuk wawancara, Elie selalu memperingatinya banyak hal layaknya anak kecil.

“Jangan khawatir, El. Aku tidak akan menyia-nyiakan usahamu yang membantuku sejauh ini. Akan kutraktir jika diterima, okay pesek!”

Setelah puas membuat Elie kesal dengan kata-kata terakhirnya, Elowyn mengedipkan matanya dan melangkah meninggalkan apartemen dengan skuter milik Elie.

Setelah dua Minggu menumpang hidup di rumah sahabatnya, hari ini Elowyn akan melakukan wawancara kerja di sebuah perusahaan entertainment. Ia telah bertekad akan membuktikan pada keluarganya jika dirinya mampu hidup di atas kakinya sendiri, sebelum akhirnya membuat mereka menyesal dan bertekuk lutut di depannya.

Dengan modal nekat dan kecerdasan yang dipunya, detik ini ia akan memulai rencana pembalasan dendamnya dengan cara elegan.

~••~

Dan disinilah sekarang Elowyn berada, di antara para pelamar yang memakai setelan hitam putih rapi dan membawa map yang berisikan dokumen pelamaran. Namun, hanya dirinya yang terlihat mencolok karena berbeda.

Ia memakai setelan rok panjang bercorak bunga yang dilengkapi outer oversize berwarna cream, dan rambut berkuncir kuda dengan hiasan pita senada dengan warna pakaiannya. Jangan lupakan telinganya yang sedari tadi disumpal menggunakan earphone. Tidak menampakan wajah tegang ataupun kegugupan menghadapi seleksi yang begitu banyaknya. Membuat semua mata para pelamar lainnya tertuju padanya.

“Ini pertama kalinya aku melihat pelamar seperti dia. Lihat caranya menunggu giliran wawancara, seperti orang tidak niat.”

"Aku yakin, dia itu anak manja yang lagi gabut jadinya iseng mencari pekerjaan."

"Apa dia akan diterima?"

“Ah! Aku dengar CEO-nya langsung yang akan memimpin wawancara ini. Aku yakin sekali, gadis sepertinya pasti akan langsung ditolak." Bisik-bisik para pelamar terhadap Elowyn.

“Elowyn Adison!”

“Ya! Saya!” Elowyn langsung berdiri, melepaskan earphonenya dan memasukan ponselnya ke dalam tas sebelum berjalan masuk ke ruang wawancara.

Mengabaikan tatapan remeh para pelamar lain diluar, Elowyn terus berjalan hingga tiba di hadapan dua pria yang sedang memeriksa dokumen. Namun, ketika ia mengangkat wajahnya, dia seperti melihat wajah yang familiar di antara kedua pria itu.

Elowyn mencoba mengingatnya selagi orang itu belum sadar sedang ditatap. Wajahnya pria itu sangat tampan, lekuk wajahnya yang tajam mencolok menguasai seluruh cahaya di sekitarnya meskipun posisinya sedang duduk dan menunduk. Tapi sontak saja kedua mata Elowyn melebar saat sadar siapa pria yang ada di hadapannya ini.

Dia … gigolo itu!

Duke mengangkat wajahnya setelah membaca resume milik Elowyn. Elowyn buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sekarang dia baru merasa sangat gugup.

“Kenapa dia bisa ada disini? Dan kenapa dia duduk di kursi CEO? Jangan-jangan ….” Terka Elowyn dalam hatinya dengan perasaan gelisah.

Apapun itu, sepertinya ini bukan pertanda baik untuknya. Meskipun dia pernah berharap untuk bertemu pria itu lagi, tapi bukan sekarang waktunya. Bisa gawat kalau sampai pria tersebut menagih sisa bayaran bermalam itu sekarang. Ia kan belum punya cukup uang!

Elowyn meremas ujung bajunya cemas, kakinya bergerak-gerak tidak tenang. Elowyn dengan ragu-ragu mendongakkan kepala dan melihat pria tersebut tengah menyeringai ke arahnya.

“Kita bertemu lagi, Nona.”

Elowyn meneguk salivanya susah payah. Bulu kuduknya langsung meremang ketika mendengar ucapan pria tersebut. Namun, segera ia menetralkan ekspresinya dengan tersenyum.

“Maaf, apa kita pernah bertemu?” tanya Elowyn pura-pura tak kenal.

Duke menarik sudut bibirnya seraya melipat tangannya di dada. Ia menatap Elowyn penuh makna. “Sayang sekali ingatan Nona ternyata buruk. Apa momen malam itu kurang berkesan?”

Deg!

Jantung Elowyn terasa ingin copot dari tempatnya. Lidahnya pun terasa kelu untuk sekedar menyangkal ucapan pria tersebut. Bagaimana ini? Jangan bilang pria itu menganggapnya penipu dan akan memecatnya sebelum bekerja?

“Ah ha ha! Ternyata Tuan yang itu … bagaimana saya bisa lupa?” ucap Elowyn kikuk. “Tuan sehat? Ah sepertinya Tuan lebih berstamina daripada malam itu, ya!"

Dua orang lainnya yang berada di ruangan itu melotot seketika. Elowyn merutuki mulutnya yang sering keceplosan. Wajahnya seketika merona menahan malu.

Duke terkekeh, kemudian meminta asisten dan pegawainya itu meninggalkan mereka.

Kini hanya ada mereka berdua di ruangan itu. Elowyn tidak dapat lagi mengontrol detak jantungnya yang semakin tak karuan. Rasanya ia ingin menghilang saja saat ini. Andai ada pintu ajaib Doraemon!

“Lebih bertenaga ya?” Duke bangkit dari kursinya dan mendekati Elowyn, kemudian mengangkat dagu Elowyn dengan tangannya. “Apa kau mau mencobanya lagi, Nona? Kali ini saya yang akan membayarnya. Satu miliar untuk satu malam.”

Gluuk!

Dengan susah payah, Elowyn menelan ludahnya lagi saat menatap wajah Duke yang begitu dekat.

“So-soal malam itu … sa-saya … saya minta maaf. Sa-saya tidak bermaksud mempermainkan, Tuan!” ucap Elowyn sedikit menunduk takut.

Duke tersenyum sinis, ia mengambil resume Elowyn lagi.

“Namamu Elowyn Adison?”

Elowyn mengangguk.

“Usia 20 tahun dan lulusan S2 astrofisika. Pengalaman kerja enam bulan di pusat sains sebagai pengamat bintang.”

Sekali lagi Elowyn memberikan respon dengan anggukan.

“Ternyata kau bukan perempuan sembarangan, ya? Pantas saja sulit sekali menemukanmu,” ucap Duke tak percaya.

“Saya dulu sering loncat kelas saat SD, SMP, dan SMA Tuan. Jadi bisa lulus lebih cepat,” jawab Elowyn percaya diri.

“Menarik.” Duke menampilkan smirknya, membuat Elowyn bergidik ngeri.

“Kau sungguh penuh kejutan, Nona.”

Elowyn balas menatap pria di depannya. “Maaf Tuan, apa maksudmu?” tanyanya dengan mata menyipit.

Duke, dengan sedikit menaikan alis menatapnya dengan ekspresi ingin tahu. “Harus saya akui, saya terkejut. Saya tidak menyangka wanita yang menggodaku malam itu dan mencampakkanku setelahnya, ternyata seorang jenius yang hebat. Ini sungguh tak terduga.”

“Terima kasih pujiannya, tapi kenapa saya sedikit tersinggung ya?”

Duke tertawa remeh, dan hal itu membuat Elowyn terperangah. Bisa-bisanya pria itu bercanda disaat dirinya hampir mati karena tegang. “Jadi kapan wawancaranya dimulai, Tuan?” tanya Elowyn.

Duke menatapnya dan menghela napas panjang. “Kau diterima.”

“Apa?!” Kaget Elowyn dengan mata dan mulut terbuka lebar.

“Ta-tapi saya kan belum wawancara?” Bingung Elowyn.

“Kamu diterima untuk pekerja lain. Kalau setuju, saya akan memberikan berapapun gaji yang kau inginkan.”

Mendengar tawaran yang menggiurkan tersebut, mata Elowyn berbinar-binar. “Pekerjaan apa, Tuan? Apapun itu pasti akan saya kerjakan dengan baik,” tanya Elowyn penuh semangat.

Duka tersenyum tipis lalu kembali duduk di kursinya. Ia menyilangkan kaki sambil melipat tangannya di dada. “Menjadi istriku.”

Semangat yang tadi membara runtuh seketika setelah mendengar jawaban Duke. Elowyn menatap Duke dan mengerjapkan matanya pelan. “Tuan lagi bercanda, kan?”

“Jadilah istri saya atau saya akan menuntutmu karena telah merendahkan harga diriku malam itu,” kata Duke dengan raut wajah dingin yang serius.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dendam Putri Yang Terbuang    6. Menemui Kakek

    Dalam perjalanan setelah pernikahan, Duke terus menatap gadis yang duduk di sampingnya dari atas hingga ke bawah. Duke heran, kenapa gadis seusianya memiliki tubuh semungil itu? Ia jadi khawatir nantinya orang-orang akan mengira dirinya menikahi anak kecil.Elowyn yang sadar akan tatapan Duke jadi merasa agak risih. Dia bahkan sengaja memalingkan wajah untuk menghindari kontak mata dengan Duke. Namun, akhirnya ia kalah juga. “Kenapa Tuan melihat saya seperti itu?” Suara Elowyn menyadarkan lamunan Duke. Saat Elowyn balas menatapnya dengan pandangan menuntut, Duke justru menampilkan ekspresi dingin. “Memang kenapa? Saya melihat istri sendiri, ada masalah?” tanyanya datar. “Masalah. Karena saya jadi risih,” jawab Elowyn sekenanya.“Benarkah?” Duke mengangkat sebelah alisnya. “Kalau begitu saya akan sering menatapmu agar kau terbiasa.” Elowyn melirik ke arah Emilio yang menyetir di depan. Pria itu dengan kikuk berdehem kecil saat menyadari tatapan Elowyn. “Abaikan saja aku. Anggap saj

  • Dendam Putri Yang Terbuang    5. Sebuah perjanjian

    Menurut rumor, Duke Alexander Aslan Kim itu tidak tertarik dengan wanita karena telah menolak banyak perempuan yang dijodohkan dengannya. Sifatnya yang angkuh dan dingin selalu membuat banyak orang segan mendekatinya duluan. Tapi tidak menutup fakta jika itulah pesona dirinya.. “Saya berikan waktu 5 menit untuk berpikir. Silakan pikirkan baik-baik tawaran saya, Nona. Menikah dengan saya atau bayar denda.” Bulu kuduk Elowyn langsung merinding mendengar ucapan pria di hadapannya ini. Ia tak menyangka jika calon bosnya akan segila ini. Menikah bukan hal yang bisa dijadikan permainan. Lagipula, mereka baru bertemu dua kali. Ini benar-benar diluar dugaan. Bagaimana mungkin pria itu dengan mudah menyuruhnya menjadi istrinya? Ini terdengar sangat konyol meski sebelumnya mereka telah melewati malam panas bersama. Bukankah ia sudah berjanji akan melunasi sisa bayarannya jika sudah punya uang? “3 menit 10 detik.” “Tu-tunggu dulu!” ucap Elowyn terbata. “Kenapa saya harus menikah denganm

  • Dendam Putri Yang Terbuang    4. Kembali bertemu

    “Hah! Beruntung semua berkas ini bisa cepat di urus. Ingat Elowyn, saat diwawancarai nanti kau harus menunjukan wajah yang garang!” Elowyn seketika meletakan sendoknya saat hendak memasukannya ke dalam mulut. Ia menghela napas panjang. “Kau mau aku ditolak sebelum wawancara? Lagian bukan salahku kalau wajahku imut begini,” ucapnya kemudian meraih tas dan berkas-berkas yang telah Elie siapakah. “Masalahnya pekerjaan yang kau dapatkan ini sangat jauh dari bidang yang kau ambil saat kuliah. Dan lagi, kau sama sekali tidak punya pengalaman di bidang ini.” Elowyn merotasi bola matanya malas, tidak mau lagi mendengar omelan dari sahabatnya. Sejak dua hari yang lalu setelah Elowyn mendapatkan panggilan untuk wawancara, Elie selalu memperingatinya banyak hal layaknya anak kecil. “Jangan khawatir, El. Aku tidak akan menyia-nyiakan usahamu yang membantuku sejauh ini. Akan kutraktir jika diterima, okay pesek!” Setelah puas membuat Elie kesal dengan kata-kata terakhirnya, Elowyn men

  • Dendam Putri Yang Terbuang    3. Meninggalkan rumah

    Elowyn melangkah keluar dari kediaman keluarga Adison. Tatapannya perlahan tertuju pada jalanan yang sunyi dan kosong di depannya, sesaat ia merenungkan 20 tahun hidupnya yang dihabiskan bersama keluarga Adison. Tidak ada sesuatu yang istimewa ataupun kenangan indah bersama mereka. Dia menyadari betapa menyedihkannya hidupnya selama ini. Lebih sedih lagi, yang dia dapatkan selama ini hanyalah sikap apatis dan tuntutan yang tiada henti dari keluarga yang ia harapkan kasih sayangnya. Kini ia telah melepaskan segalanya. Fasilitas mewah, tunangannya, dan keluarganya. Meski rasa sakit karena pengkhianatan dan amarah masih tertinggal ruang hatinya.“Aku harus kemana sekarang?” gumamnya tanpa sadar telah berjalan jauh dari dari rumah.Tiba-tiba Elowyn tersenyum saat menoleh ke samping kirinya. Ada sebuah pantai dengan pemandangan senja yang indah. “Aku bahkan tidak sadar kalau sudah sampai di pantai.”Elowyn melangkah ke arah tepi laut lalu menapaki sebuah batu besar dan berdiri di atasnya.

  • Dendam Putri Yang Terbuang    2. Ketidakadilan

    “Dari mana saja kamu?” Suara dingin Adrian—sang Ayah, membuat Elowyn membeku. “Apa saja yang kamu lakukan semalaman di luar?” tanyanya dengan tatapan tajam. “Tanyakan saja ke anak kesayangan Ayah itu. Dia lebih tahu apa yang terjadi padaku,” jawab Elowyn dingin. Ia mengepalkan tangannya kuat saat melihat ke arah Liona yang tengah menunduk tapi diam-diam tersenyum sinis. “Oh, jadi yang dikatakan Liona itu benar?” Berlya, sang Ibu yang duduk di sofa pojok menyahut. Ia melempar tumpukan foto ke atas meja. “Jelaskan semua ini!” Elowyn tersenyum miris. Tepat seperti yang ia duga sebelumnya. “Ya, seperti yang kalian lihat.” “Menjijikkan! Bikin malu keluarga!” murka Adrian. Sementara itu, Zeros mantan tunangannya yang sejak tadi berada disamping Liona, tiba-tiba ikut bicara. “Aku tidak menyangka ternyata kamu serendah itu, Elow.” “Hah! Lihat siapa yang bicara? Kau berkata seperti itu tanpa berkaca lebih dulu, Tuan Zeros?” celetuk Elowyn, tatapannya beralih pada Liona. “Dan kau … h

  • Dendam Putri Yang Terbuang    1. Malam Kehancuran

    “Ada apa dengan tubuhku? Ughh panas sekali ….” Seorang gadis cantik terlihat sedang duduk sendiri di sudut bar. Tubuhnya bersandar dan sedikit menggeliat pada kursi tinggi yang tengah didudukinya. Elowyn ingat, siang tadi dia baru saja mengetahui fakta bahwa dirinya bukan bagian asli dari keluarganya. Dia juga ingat bagaimana tadi memergoki tunangannya yang sedang bercumbu dengan saudarinya sendiri—Liona. Tapi dia tidak ingat bagaimana bisa sampai di tempat terkutuk ini dan menghabiskan satu gelas vodka yang membuat tubuhnya terasa panas. “Kenapa semuanya jadi berputar-putar? Apa dunia sedang gempa?” Ia terkekeh sambil memegangi kepalanya yang begitu pusing. Elowyn melihat sekelilingnya untuk mencari seseorang yang cocok untuk diajak menghabiskan malam bersama. Hingga atensinya menemukan seorang pria tampan yang duduk sendirian di sofa single pojok ruangan. Pria itu rupanya juga tengah menatap ke arahnya. “Tuan … maukah kau bermalam denganku?” Pria dengan tatapan setajam elang i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status