Home / Romansa / Dendam Putri Yang Terbuang / 3. Meninggalkan rumah

Share

3. Meninggalkan rumah

Author: Story_pufia
last update Last Updated: 2025-12-06 08:18:07

Elowyn melangkah keluar dari kediaman keluarga Adison. Tatapannya perlahan tertuju pada jalanan yang sunyi dan kosong di depannya, sesaat ia merenungkan 20 tahun hidupnya yang dihabiskan bersama keluarga Adison. Tidak ada sesuatu yang istimewa ataupun kenangan indah bersama mereka. Dia menyadari betapa menyedihkannya hidupnya selama ini.

Lebih sedih lagi, yang dia dapatkan selama ini hanyalah sikap apatis dan tuntutan yang tiada henti dari keluarga yang ia harapkan kasih sayangnya. Kini ia telah melepaskan segalanya. Fasilitas mewah, tunangannya, dan keluarganya. Meski rasa sakit karena pengkhianatan dan amarah masih tertinggal ruang hatinya.

“Aku harus kemana sekarang?” gumamnya tanpa sadar telah berjalan jauh dari dari rumah.

Tiba-tiba Elowyn tersenyum saat menoleh ke samping kirinya. Ada sebuah pantai dengan pemandangan senja yang indah. “Aku bahkan tidak sadar kalau sudah sampai di pantai.”

Elowyn melangkah ke arah tepi laut lalu menapaki sebuah batu besar dan berdiri di atasnya. Ia memandangi matahari yang hampir terbenam di Utara. Membiarkan angin sepoi-sepoi menerbangkan rambutnya yang berantakan.

“Aaaa!”

Elowyn berteriak sekencang-kencangnya meluapkan seluruh emosi dan rasa sakitnya. Tidak cukup sekali, ia melakukan berkali-kali. Elowyn tak peduli jika orang-orang akan menganggapnya gila sekarang.

“Liona brengsek!”

“Keluarga sialan!”

"Baiklah, kita lihat siapa nanti yang sebenarnya akan hancur. Kalian atau aku, putri yang terbuang ini!” gerutu Elowyn dengan pelan, sambil memalingkan wajahnya. Kini ia hanya memiliki dua tujuan setelah hubungan dengan keluarga toxic itu berakhir. Yaitu, menemukan orang tua kandungnya dan membalas dendam.

Elowyn turun dari batu itu dan kembali meneruskan langkahnya. Ia berjalan meninggalkan tempat tersebut. Namun, karena terlalu buru-buru, Elowyn tanpa sengaja menabrak seseorang sampai hampir terjerembab ke jalanan.

“Maafkan saya, Tuan. Tuan tidak apa-apa?” tanya Elowyn pada pria yang ditabraknya dengan cemas.

“Saya tidak apa.”

Pria itu mendongak, menatap gadis di depannya sesaat, sebelum Elowyn sebuah bus berhenti di depan mereka.

“Penampilan Nona ini, sepertinya saya pernah lihat?”

Elowyn menggeleng cepat. “Ti-tidak mungkin. Tuan tidak pernah melihat saya,” jawab Elowyn cepat dan kemudian bergegas masuk ke dalam bus.

Pria itu terdiam, mencoba mengingat dimana pernah menjumpai wanita itu. “Kemeja yang dia pakai seperti milik Tuan Duke. Dan aroma parfum itu ….”

Pria itu sontak tersadar dan melotot ketika bus yang Elowyn tumpangi semakin jauh. “Dia wanita itu! Wanita yang bersama Tuan Duke!”

“Aish sial! Aku kehilangannya lagi!” Emilio mengeraskan rahangnya. Ia yakin, wanita itu yang dicari tuannya.

Setelah berada di dalam bus selama kurang lebih dua jam, kini Elowyn berjalan menuju toko roti yang ada di pusat kota. Ia memandang bangunan di depannya. Toko itu cukup ramai untuk ukuran yang tidak tidak terlalu besar.

Elowyn melangkah masuk dan duduk di salah satu kursi. Hingga seorang pegawai menghampirinya. “Selamat datang. Mau pesan sesuatu, Nona?”

“Apa aku bisa bertemu pemilik toko ini?”

Pegawai itu mengangguk. Tak lama seorang perempuan cantik berambut ikal dengan apron ditubuhnya datang menghampirinya.

“Anda mencari saya, Non-eh Elowyn!”

Elowyn mengangkat wajahnya dengan tatapan sendu. Ia langsung memeluk sahabatnya itu.

“A-apa yang terjadi padamu? Kenapa kau seperti ini?” Elie, sahabat Elowyn sekaligus pemilik toko roti sangat terkejut melihat Elowyn yang tampak kacau memakai kemeja pria dan rambut yang acak-acakan.

“El, sakit sekali ….”

Elie melepaskan pelukannya dari Elowyn, tangannya menangkup di wajah sahabatnya itu dengan raut cemas. “Ada apa? Coba ceritakan.”

Elowyn menceritakan semua yang terjadi padanya tanpa ada yang terlewati. Elie membekap mulutnya tak percaya. Matanya berkaca-kaca, tangannya mengepal kesal.

“Zeros laki-laki brengsek! Sudah kuduga dia itu tidak baik. Kau sih terlalu polos Elowyn. Sudah pernah kukatakan kalau laki-laki seperti Zeros itu banyak di pasar malam, dijual dua gratis satu,” kata Elie geram.

Elowyn terkekeh mendengar perkataan Elie. Tapi Elie, justru semakin kesal karena tanggapannya yang seperti itu. “Kau tertawa disaat seperti ini? Biar aku datangi dia dan kupotong anunya. Sekalian sama keluargamu yang tidak punya nurani itu!”

“Sudahlah. Aku tidak mau berurusan lagi sama mereka. Sekarang aku hanya ingin mencari orang tua kandungku. Tapi, apa mereka masih hidup ya?”

Elie tersenyum tipis, kemudian menarik Elowyn ke dalam pelukannya lagi. “Jangan khawatir, aku akan membantumu.”

“Sungguh?”

Elie mengangguk. “Sekarang kau butuh tempat tinggal kan? Kau boleh tinggal di tempatku.”

Elowyn menatap Elie dengan mata berkaca-kaca. Ia pikir hidupnya sudah benar-benar hancur. Namun, ternyata ia masih memiliki satu orang yang bisa dijadikan tumpuan. “Terima kasih, El. Aku tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikanmu nanti.”

“Kalau begitu, kau harus membelikanku mobil.”

“Uang darimana aku untuk beli mobil? Pakaian saja aku hanya punya ini.”

Elie tertawa kecil. “Aku bercanda. Sudah, ayo ikut aku. Kau terlihat seperti orang gila dengan penampilan seperti ini.”

Mereka tiba di apartemen milik Elie. Elowyn telah membersihkan diri dan mengganti pakaian dengan pakaian yang diberikan Elie. Ia menatap kemeja putih ia pakai sebelumnya.

“Lelaki itu juga lumayan tampan sebenarnya. Apa aku akan bertemu dengannya lagi, ya?” gumam Elowyn.

Lalu tatapannya jatuh pada cincin yang melingkar di jari tangannya. “Andai aku tidak pernah bertemu dengan si brengsek itu. Semua ini tidak akan terjadi!” Ia melepaskan cincinnya dan melemparnya ke tong sampah.

Elie masuk, membawakan nampan berisi makanan. “Elow, dari tadi kudengar kau menggerutu sendiri. Ada masalah lagi?”

Elowyn menggeleng. “El, bolehkah aku bekerja di tempatmu?” tanyanya sambil memasukan makanan ke mulutnya.

“Kenapa tiba-tiba kau ingin bekerja di tempatmu?”

“Aku butuh uang buat melanjutkan hidup. Tidak mungkin aku akan selamanya menumpang denganmu. Boleh ya? Jadi tukang cuci piring juga tidak apa kok,” kata Elowyn memelas.

“Bukan tidak boleh, tapi kau tahu sendiri kan tokoku itu kecil, pegawaiku juga sudah cukup. Eh, bukannya kau sudah bekerja di pusat sains, ya?”

Elowyn menghembus napas panjang. Ia meletakan sendoknya secara kasar. “Aku sudah resign sejak sebulan lalu. Zeros memintaku berhenti bekerja sebelum pernikahan.”

“Dan kau menurutinya?!” ucap Elie terkejut.

Dengan polosnya Elowyn mengangguk, membuat Elie meraup wajahnya kasar. “Kau memang bodoh Elowyn!”

“Aku tidak tahu kalau akan jadi begini. Kalau aku tahu, tidak mungkin aku meninggalkan pekerja yang sudah payah kudapatkan itu. Ayah dan Ibu juga menyuruhku berhenti saat itu.” Sungguh, Elowyn menyesali keputusannya yang terlalu gegabah tersebut.

“Ya sudahlah, aku punya beberapa kenalan, nanti kucarikan pekerjaan lewat mereka.”

Senyum mengembang di wajah Elowyn. Ia menyuapkan sesendok nasi ke mulut Elie. “Kau memang terbaiklah, El!”

~••~

Sementara di tempat berbeda, Duka baru saja keluar dari ruang kerjanya saat tiba-tiba suara seseorang menghentikan langkahnya.

“Besok pukul sepuluh pagi, ada pertemuan dengan anak perdana menteri. Tuan besar Zein sudah mengatur lokasinya.”

Duke menghela napas kasar. Menatap tajam pengawalnya di sampingnya. “Cancel saja. Aku sibuk,” ucapnya datar, lalu melanjutkan langkahnya.

“Tidak ada sibuk-sibuk. Pokoknya kau harus datang dan jangan mempermalukan keluarga lagi. Begitu pesan dari Tuan besar,” kata Emilio setelah menirukan gaya bicara seseorang.

“Kalau begitu, suruh Kakek saja yang datang.”

“Kau tidak memintaku mengatakan itu pada Tuan besar, kan?” cemas Emilio.

“Berhenti membahas yang tidak perlu. Bagaimana tugasmu?”

Sontak Emilio langsung tersenyum miring. “Sepertinya aku menemukannya.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dendam Putri Yang Terbuang    6. Menemui Kakek

    Dalam perjalanan setelah pernikahan, Duke terus menatap gadis yang duduk di sampingnya dari atas hingga ke bawah. Duke heran, kenapa gadis seusianya memiliki tubuh semungil itu? Ia jadi khawatir nantinya orang-orang akan mengira dirinya menikahi anak kecil.Elowyn yang sadar akan tatapan Duke jadi merasa agak risih. Dia bahkan sengaja memalingkan wajah untuk menghindari kontak mata dengan Duke. Namun, akhirnya ia kalah juga. “Kenapa Tuan melihat saya seperti itu?” Suara Elowyn menyadarkan lamunan Duke. Saat Elowyn balas menatapnya dengan pandangan menuntut, Duke justru menampilkan ekspresi dingin. “Memang kenapa? Saya melihat istri sendiri, ada masalah?” tanyanya datar. “Masalah. Karena saya jadi risih,” jawab Elowyn sekenanya.“Benarkah?” Duke mengangkat sebelah alisnya. “Kalau begitu saya akan sering menatapmu agar kau terbiasa.” Elowyn melirik ke arah Emilio yang menyetir di depan. Pria itu dengan kikuk berdehem kecil saat menyadari tatapan Elowyn. “Abaikan saja aku. Anggap saj

  • Dendam Putri Yang Terbuang    5. Sebuah perjanjian

    Menurut rumor, Duke Alexander Aslan Kim itu tidak tertarik dengan wanita karena telah menolak banyak perempuan yang dijodohkan dengannya. Sifatnya yang angkuh dan dingin selalu membuat banyak orang segan mendekatinya duluan. Tapi tidak menutup fakta jika itulah pesona dirinya.. “Saya berikan waktu 5 menit untuk berpikir. Silakan pikirkan baik-baik tawaran saya, Nona. Menikah dengan saya atau bayar denda.” Bulu kuduk Elowyn langsung merinding mendengar ucapan pria di hadapannya ini. Ia tak menyangka jika calon bosnya akan segila ini. Menikah bukan hal yang bisa dijadikan permainan. Lagipula, mereka baru bertemu dua kali. Ini benar-benar diluar dugaan. Bagaimana mungkin pria itu dengan mudah menyuruhnya menjadi istrinya? Ini terdengar sangat konyol meski sebelumnya mereka telah melewati malam panas bersama. Bukankah ia sudah berjanji akan melunasi sisa bayarannya jika sudah punya uang? “3 menit 10 detik.” “Tu-tunggu dulu!” ucap Elowyn terbata. “Kenapa saya harus menikah denganm

  • Dendam Putri Yang Terbuang    4. Kembali bertemu

    “Hah! Beruntung semua berkas ini bisa cepat di urus. Ingat Elowyn, saat diwawancarai nanti kau harus menunjukan wajah yang garang!” Elowyn seketika meletakan sendoknya saat hendak memasukannya ke dalam mulut. Ia menghela napas panjang. “Kau mau aku ditolak sebelum wawancara? Lagian bukan salahku kalau wajahku imut begini,” ucapnya kemudian meraih tas dan berkas-berkas yang telah Elie siapakah. “Masalahnya pekerjaan yang kau dapatkan ini sangat jauh dari bidang yang kau ambil saat kuliah. Dan lagi, kau sama sekali tidak punya pengalaman di bidang ini.” Elowyn merotasi bola matanya malas, tidak mau lagi mendengar omelan dari sahabatnya. Sejak dua hari yang lalu setelah Elowyn mendapatkan panggilan untuk wawancara, Elie selalu memperingatinya banyak hal layaknya anak kecil. “Jangan khawatir, El. Aku tidak akan menyia-nyiakan usahamu yang membantuku sejauh ini. Akan kutraktir jika diterima, okay pesek!” Setelah puas membuat Elie kesal dengan kata-kata terakhirnya, Elowyn men

  • Dendam Putri Yang Terbuang    3. Meninggalkan rumah

    Elowyn melangkah keluar dari kediaman keluarga Adison. Tatapannya perlahan tertuju pada jalanan yang sunyi dan kosong di depannya, sesaat ia merenungkan 20 tahun hidupnya yang dihabiskan bersama keluarga Adison. Tidak ada sesuatu yang istimewa ataupun kenangan indah bersama mereka. Dia menyadari betapa menyedihkannya hidupnya selama ini. Lebih sedih lagi, yang dia dapatkan selama ini hanyalah sikap apatis dan tuntutan yang tiada henti dari keluarga yang ia harapkan kasih sayangnya. Kini ia telah melepaskan segalanya. Fasilitas mewah, tunangannya, dan keluarganya. Meski rasa sakit karena pengkhianatan dan amarah masih tertinggal ruang hatinya.“Aku harus kemana sekarang?” gumamnya tanpa sadar telah berjalan jauh dari dari rumah.Tiba-tiba Elowyn tersenyum saat menoleh ke samping kirinya. Ada sebuah pantai dengan pemandangan senja yang indah. “Aku bahkan tidak sadar kalau sudah sampai di pantai.”Elowyn melangkah ke arah tepi laut lalu menapaki sebuah batu besar dan berdiri di atasnya.

  • Dendam Putri Yang Terbuang    2. Ketidakadilan

    “Dari mana saja kamu?” Suara dingin Adrian—sang Ayah, membuat Elowyn membeku. “Apa saja yang kamu lakukan semalaman di luar?” tanyanya dengan tatapan tajam. “Tanyakan saja ke anak kesayangan Ayah itu. Dia lebih tahu apa yang terjadi padaku,” jawab Elowyn dingin. Ia mengepalkan tangannya kuat saat melihat ke arah Liona yang tengah menunduk tapi diam-diam tersenyum sinis. “Oh, jadi yang dikatakan Liona itu benar?” Berlya, sang Ibu yang duduk di sofa pojok menyahut. Ia melempar tumpukan foto ke atas meja. “Jelaskan semua ini!” Elowyn tersenyum miris. Tepat seperti yang ia duga sebelumnya. “Ya, seperti yang kalian lihat.” “Menjijikkan! Bikin malu keluarga!” murka Adrian. Sementara itu, Zeros mantan tunangannya yang sejak tadi berada disamping Liona, tiba-tiba ikut bicara. “Aku tidak menyangka ternyata kamu serendah itu, Elow.” “Hah! Lihat siapa yang bicara? Kau berkata seperti itu tanpa berkaca lebih dulu, Tuan Zeros?” celetuk Elowyn, tatapannya beralih pada Liona. “Dan kau … h

  • Dendam Putri Yang Terbuang    1. Malam Kehancuran

    “Ada apa dengan tubuhku? Ughh panas sekali ….” Seorang gadis cantik terlihat sedang duduk sendiri di sudut bar. Tubuhnya bersandar dan sedikit menggeliat pada kursi tinggi yang tengah didudukinya. Elowyn ingat, siang tadi dia baru saja mengetahui fakta bahwa dirinya bukan bagian asli dari keluarganya. Dia juga ingat bagaimana tadi memergoki tunangannya yang sedang bercumbu dengan saudarinya sendiri—Liona. Tapi dia tidak ingat bagaimana bisa sampai di tempat terkutuk ini dan menghabiskan satu gelas vodka yang membuat tubuhnya terasa panas. “Kenapa semuanya jadi berputar-putar? Apa dunia sedang gempa?” Ia terkekeh sambil memegangi kepalanya yang begitu pusing. Elowyn melihat sekelilingnya untuk mencari seseorang yang cocok untuk diajak menghabiskan malam bersama. Hingga atensinya menemukan seorang pria tampan yang duduk sendirian di sofa single pojok ruangan. Pria itu rupanya juga tengah menatap ke arahnya. “Tuan … maukah kau bermalam denganku?” Pria dengan tatapan setajam elang i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status