Share

Bab 11

"Maliki! Bangun! Maliki!"

Pemuda itu membuka mata. Dia melihat sekeliling, ibunya tampak cemas. Lalu, dia bangun dan menyadari dirinya ada di lantai depan.

"Ibu?"

"Kamu ngapain tidur di sini! Bangun!"

Maliki melihat cuaca, langit masih kelam. Lalu dia bertanya pada ibunya ini jam berapa.

"Jam berapa ini, Bu?"

"Udah jam 4 subuh! Ngapain kamu tidur di sini, Maliki! Ayo bangun!"

Wati mengangkat tubuh anaknya lalu membawa Maliki masuk. Pemuda itu masih bingung. Tapi dia ingat betul apa yang terjadi padanya semalam. Sosok Kamelia mencekiknya hingga dia hampir mati. Spontan, Maliki meraba lehernya. Apa semua itu hanya mimpi? Maliki berpikir keras.

Wanita menyadari tingkah anak itu, lalu dia melihat anaknya mengusap-usap lehernya sendiri. Wati menyadari sesuatu.

"Tunggu! Leher kamu kenapa?"

Wati menyingkirkan tangan Maliki dan membuat anaknya mendongak. Benar saja, leher anaknya membiru, tercetak jelas buku lima jari di sana.

"Kamu dicekik seseorang, Nak?" gumam Wati.

"Eh, ndak ... ndak kok
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status