Malam yang tidak diharapkan Gea akhirnya tiba. Tampak Edgar dan Thabita duduk di ruang tamu keluarga Adinata. Tentu bersama sosok pria yang sangat menjengkelkan di mata Gea saat ini, Abizar.Mereka bertiga duduk berhadapan dengan Gea yang didampingi Livy dan Nathan. Gurat bahagia tampak di wajah Livy dan Thabita. Akhirnya kedua wanita yang sudah bersahabat dari jaman masih piyik itu sebentar lagi akan menjadi besan. Walau sebenarnya Livy maupun Thabita juga merasa kecewa dengan kejadian hohohehe kedua anak mereka di saat belum dalam ikatan pernikahan. Kenapa juga anak-anak mereka tidak dari dulu saling jujur dengan perasaan mereka masing-masing, kemudian mereka menikah secara sah di mata agama dan negara. Jadi mereka bisa bebas hohohehe kapanpun tanpa menanggung dosa.Ya sudahlah, mungkin ini memang jalan cerita untuk kedua anak mereka untuk bersatu. Semoga setelah ini hubungan Gea dan Abizar menjadi jauh lebih baik lagi. Mereka bisa membangun keluarga bahagia yang dipenuhi dengan sen
Seminggu sudah dari pertemuan dua keluarga. Persiapan lamaran sudah matang. Bahkan untuk akad nikah dan resepsi juga sudah 50%. Sebagai pemilik EO ternama, Livy tentu sudah terbiasa menyiapkan acara semacam ini. Pernikahan Gibran dan Audrey belasan tahun silam saja bisa dia handle dalam satu bulan, apalagi saat ini dengan jumlah tim yang sudah jauh lebih banyak dan lebih berpengalaman. Kiciklah pasti!Selama satu minggu ini ada kebiasaan Gea yang sedikit berubah, yaitu berangkat ke kantor selalu bersama Abizar. Calon suaminya itu meminta izin langsung pada Nathan untuk menjemputnya setiap pagi. Abizar beralasan ia melakukan hal tersebut untuk memudahkannya berdiskusi dengan Gea mengenai rencana pernikahan mereka. Selain itu Abizar juga beralibi untuk semakin menghangatkan hubungan keduanya. Rawon kali ah pakai acara dihangatkan segala!Gea sadar betul apa motif Abizar. Dia bisa meraksan bagaimana intimidasi Abizar pada hidupnya dalam satu minggu ini. Tapi gadis cantik itu berusaha unt
Gea sulit untuk menfokuskan pikirannya. Otaknya terus saja berputar-putar memikirkan cara untuk membuat Abizar membatalkan pernikahan mereka. Walau sejujurnya Gea memang masih belum bisa move on sepenuhnya dari kisah cintanya bersama Abizar, ya bisa dibilang langkah move on-nya di angka 80% lah ya, namun menikah dengan Abizar tentu bukan ide cemerlang. Apalagi Gea tau betul motif pernikahan ini bagi Abizar.Em ... mungkin Melly bisa membantunya. Apalagi kabarnya mereka kembali dekat. Menurut Fanny keduanya dalam beberapa bulan terakhir sering terlihat bersama, ya walau sejak kembali dari Bali, Abizar tidak pernah lagi terlihat bersama Melly. Tapi tidak menutup kemungkinan jika keduanya kembali sering dipertemukan, kedekatan mereka bisa kembali terjalin, ye 'kan?Mungkin saja Melly bisa meyakinkan Abizar bahwa mereka saling mencintai dan alangkah indahnya jika mereka bersatu dalam ikatan pernikahan. Daripada Abizar menikah dengan Gea, alangkah lebih baik jika dia menikah dengan Melly s
Pukul 11.50 Gea sudah berada di lobby. Daripada dia mendapat kultum dari Abizar, lebih baik dia terlebih dulu berdiri dengan cantiknya di Lobby Adinata Group sebelum Rubic*n milik Abizar nangkring di area itu. Untung saja Fanny menemaninya. Asisten cantiknya itu sudha meminta izin pada Gea juga akan makan siang di luar. Dia berencana akan pergi makan siang bersama Deo. "Bu Boss mau makan dimana?" tanya Fanny iseng. "Tidak tau. Yang pasti nanti Kami harus mampir ke butik Tante Thabita. Aku harus mencoba baju yang akan Aku gunakan untuk acara pertungan minggu depan." "Nah, gitu dong! Harus semangat dan antusias mempersiapkan pernikahan. Jangan malah mau mundur dan berharap pernikahan itu dibatalkan," bisik Fanny. "Lagipula apa kurangnya Pak Abizar sih? Kalau cuma masalah dendam salah alamatnya, tinggal Bu Boss perlahan luruskan. Sambil menggunakan jurus-jurus kemesraan tingkat tinggi, Saya yakin kesalahpahaman itu akan terurai dengan sendirinya, hehehe." Sontak ocehan Fanny itu ditan
"Sambalnya jangan terlalu banyak!" ujar Abizar yang melihat Gea memasukkan satu sendok penuh sambal di mangkok baksonya. Kini Gea dan Abizar sudah bersama kedua mama mereka di restoran kesukaan Gea. Restoran mahal yang pada buku menunya menyajikan menu Bakso kesukaan Gea. Bakso spesial yang harga satu porsinya hampir satu juta rupiah. Katanya sih dagingnya adalah daging pilihan, bihunnya adalah bihun berkualitas, dan kaldunya sebagai campuran kuahnya juga tidak kalah premium. Belum lagi tahu bakso dan bakwannya, semua racikan chef ternama ibukota. Kalau kata Fanny sih 'Bakso Sultan'."Cukup!" Abizar segera menjauhkan mangkok kecil berisi sambal di depan Gea.Setdah human pendendam salah alamat ini resek banget sih. Kenapa juga urusan porsi sambal saja dia ikut campur? Aelah ... nasib ... nasib!"Betul kata Abizar, Ge. Jangan terlalu banyak sambal! Nanti gastritismu kambuh," kini giliran Livy yang menasehati Gea."Iya ... iya, Ma," balas Gea ogah-ogahan. Sejujurnya Gea agak kesal. Kopi
Gea sudah berada di butik sang calon mama mertua. Dia sedang mencoba kebaya yang akan ia gunakan di acara lamarannya minggu depan. Sebuah kebaya modern berwarna ice blue dengan detail silver di beberapa bagian yang dipadukan dengan songket warna senada. "Cantik sekali calon menantu Tante," puji Thabita ketika melihat Gea. "Apa ada yang kurang atau mau diubah lagi?" Gea menggeleng. Begitupun dengan Livy. Pasangan mama dan anak itu sangat puas dengan rancangan Thabita. Sangat cantik di tubuh indah Gea. "Kamu memang tidak salah memilih calon istri, Izar. Coba lihat betapa cantiknya calon menantu Mama ini," seloroh Thabita pada Abizar. "Ini belum dipoles makeup sudah cantik begini, apalagi nanti di hari H lamaran. Beh ... Tante yakin Abizar pasti tidak sabar untuk segera tiba di hari pernikahan." Abizar hanya memandangi calon istrinya. "Ya, Ma. Memang Izar sudah tidak sabar menikahi Gea. Menikahi untuk membuat dia merasakan kesakitan-kesakitan yang Reksa rasakan dan ... Aku rasakan,"
[Gue sudah selesai. Tunggu di lobby] pesan dari Abizar masuk di ponsel Gea. Katanya satu jam, ini sih 2 jam 35 menit. Untung aku lagi dalam mode sabar. Lagian ngobrolin apaan sih Om Gibran sama human satu itu? [OK] balas Gea. Gadis cantik itu bergegas menuju Lobby, tentu bersama Fanny, asisten cantik kesayangannya. Tadi dia meminta Fanny menemaninya lembur sambil menunggu Abizar menyelesaikan diskusinya bersama Gibran. Lumayanlah sekalian mengerjakan tugas-tugasnya yang hendak cuti karena harus menyiapkan pernikahan. Belum lagi cuti agak panjang karena harus bulan madu, eh bulan racun bersama Abizar. Namun baru saja mereka hendak memasuki lift, tiba-tiba ... DEGH! Tampak Abizar dan Melly sedang ... entahlah, mereka saling berhadapan dengan wajah mereka berada di jarak yang sangat dekat satu sama lain. "EHEM! Maaf, sudah menganggu," kikuk Gea. Awalnya anak sulung Nathan Kiswoyo dan Livy Diandra Adinata itu hendak bergeser ke lift yang lain, namun apa daya Abizar sudah terlebih d
Siang ini adalah hari dimana lamaran Gea dan Abziar dilangsungkan. Langkah Gea menggagalkan pernikahan sepertinya masih jauh dari harapan. Konspirasi semesta untuk menggagalkan semua rencana Gea benar-benar nyata terasa. Selama satu minggu ini Melly ditugaskan di luar kantor. Dua hari dia ke kantor cabang Adinata yang di Bandung. Kemudian dua hari berikutnya dia ditugaskan ke kantor cabang Adinata yang di Surabaya. Lanjut dua hari ke kantor cabang Adinata yang di Makasar. Setelah itu Melly ditugaskan ke London oleh perusahaan selama tiga minggu. Beh ... semesta sepertinya memang sedang tidak berpihak pada Gea. Tanpa Gea sadari, sebenarnya ada campur tangan Audrey di semua tugas luar Melly tersebut. Audrey menceritakan semuanya tanpa kecuali pada Gibran. Seperti apa yang diceritakan Fanny padanya dan tentu seperti apa yang diceritakan Gea pada Fanny. Awalnya Gibran geram mendengar kelicikan Abizar. Apalagi tentang rencana kejinya untuk membalas dendam pada Gea. Belum lagi video hohoh