Share

Bab. 12. Terendus Kelicikan Melisa

“Aku juga enggak mau berpikir begitu. Tapi.” Aku tak melanjutkan kalimatku.

“Enggak ada tapi-tapian, Kak! Pokoknya aku yakin kalau Kak Beni enggak berselingkuh! Sekarang mending kamu kembali ke kamarmu lalu pergi tidur. Kak Beni pasti bakal pulang. Sudah, jangan dipikirkan lagi.”

Melisa memaksaku untuk beristirahat. Bahkan dia mengantarku masuk ke dalam kamar. Dia ingin memastikan bahwa aku benar-benar tertidur nyaman di atas ranjang.

Melisa meraih gelas kosong di atas meja. “Kakak sudah minum susu?” tanya Melisa.

“Iya, aku sudah meminumnya. Kenapa?” jawabku.

Melisa menggelengkan kepala lalu kembali meletakkan gelas tersebut pada tempatnya.

“Kakak tidur ya,” pinta Melisa mendorong pelan pundakku agar berbaring. Tak hanya itu, Melisa juga menarik selimut untuk menutupi tubuhku.

“Terima kasih ya, Melisa. Kamu mau mendengarkan keluh kesahku,” ucapku tersenyum lembut.

“Iya, Kak. Sebagai seorang adik,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status