Share

Bab 45 Pengakuan

"Baby, nanti kalau sudah besar jangan jadi playboy ya" kata Jesi sembari mengelus perut Rania.

"Hih..! Kau ini, anakku akan menjadi anak yang baik" ujar Rania.

"Semoga, jangan seperti orang yang menanam benih. Yang tidak bertanggung jawab!" Ketus Jesi.

Rania terpaku, wajahnya menunduk. 

"Maaf..maaf!" Jesi tersadar, perkataannya telah membuka luka hati Rania kembali terbuka.

"Mulutku ini tidak ada filternya, maaf " Jesi beranjak dari tempat dia duduk, untuk menghampiri Rania dan memeluk Rania.

Air mata menetes dari kedua bola matanya, Jesi menyesal. Telah membuat temannya tersebut mengeluarkan air mata.

"Maaf.." ucap Jesi.

Rania menghapus air matanya, dan melihat kearah Jesi.

"Tidak apa-apa, entah kenapa. Aku sangat sensitif" ucap Rania.

"Aku harus kuat, jangan hanya mendengar orang menyinggung tentang dia. Harus sudah badmood

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status