Share

118. Curiga

Author: Aprillia D
last update Last Updated: 2025-10-05 22:41:49
"Aku nggak nyangka deh, Mas. Ternyata aku bisa hamil juga akhirnya," ucap Intan ketika mereka dalam mobil menuju perjalanan pulang. Intan masih tidak percaya kini dia bisa hamil lagi.

Bima yang sedang menyetir tersenyum sekilas menatap istrinya. "Kan aku dan Bi Iyem bilang apa. Harusnya dari kemarin kita periksa. Harusnya kamu tuh optimis kalau kamu bisa hamil lagi."

Intan tertawa lebar. "Iya, Mas. Mama pasti senang dengar berita kehamilanku ini. Aku jadi nggak sabar deh pengen cepat-cepat pulang buat kasih tahu Mama kabar bahagia ini." Intan mengusap perut datarnya, dia terlihat begitu bahagia.

"Tapi sebelum ke rumah, baiknya kita mampir ke Mall dulu ya buat beli keperluan baby kita, susu dan makanan buat ibu hamil."

Intan tersenyum lebar mendengarnya. "Iya, Mas."

***

Begitu sampai di rumah, Bima dan Intan memanggil mama mereka dengan antusias. Namun, Mira tak kunjung muncul juga, entah ke mana orang tua itu. Sampai akhirnya Mischa yang keluar lebih dulu.

"Ngapain sih kalian
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   126. Perubahan Sikap yang Membingungkan

    To Abraham: Ham, aku punya kabar gembira buat kamu. Maaf, ya, aku baru sempat kasih tahu.From Abraham: Kabar apa memangnya?To Abraham: Aku akhirnya hamil, Ham.From Abraham: Oh iya? Alhamdulillah, aku ikut senang dengarnya, Intan.To Abraham: Ini semua berkat bantuan kamu, makasih, ya, Ham. From Abraham: Itu udah tugas aku sbgai dokter, kok. Lagi bahagia dong sekarang? Oh iya ibu mertua kamu gimana? Pasti senang kan tahu kamu udah hamil?Intan bersandar di kasurnya sambil chatingan dengan Abraham. Dia memberitahu kabar gembira itu. Namun, membaca pesan terakhir itu, dia bingung menjawab apa. Dia tidak pandai berbohong dengan mengatakan ibu mertuanya bahagia atas kehamilannya, tapi dia juga tidak mungkin menceritakan masalah rumah tangganya pada orang lain, kan?Namun, dia juga butuh teman untuk bercerita. Setelah bergelut dengan pikirannya sendiri. Akhirnya Intan memutuskan untuk bercerita yang sejujurnya.To Abraham: Enggak, HamFrom Abraham: enggak gimana maksudnya?To Abraham: H

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   125.

    "Aku benar-benar nggak sanggup, Mas." Intan mengutarakan perasaan terdalamnya pada suaminya. Dia benar-benar tidak sanggup menghadapi tekanan demi tekanan yang ibu mertuanya berikan. Rasanya dia ingin menyerah saja. Bima menatap punggung istrinya yang berdiri membelakanginya. Pria itu lantas berdiri berjalan ke arah istrinya dan memeluk pinggangnya. "Selama ini kamu selalu sabar menghadapi sifat-sifat Mama dan adik-adik aku. Kamu bilang kamu selalu kuat kalau aku ada di samping kamu dan menguatkan kamu. Kamu harus kuat ya, juga optimistis kalau suatu saat nanti mereka akan sayang sama kamu. Mana kamu yang aku kenal dulu?""Aku capek, Mas," jawab Intan dengan posisi dirinya masih dalam keadaan dipeluk dari belakang. Dan dia tidak membalas pelukan suaminya itu. "Masalah ini nggak ada jalan keluarnya. Sampai mati pun mereka akan bersikap seperti itu. Aku benar-benar udah nggak kuat."Bima mengerti, perasaan Intan makin sensitif mungkin karena sedang hamil. Harusnya Intan tak boleh diber

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   124.

    "Gimana rasanya jadi ratu?"Langkah Intan yang baru saja keluar dari kamar dan hendak ke dapur, terhenti, mendengar teguran itu. Intan menoleh ke sumber suara. Mamanya menatapnya sambil bersidekap dada. Intan mengernyit tak mengerti pertanyaan itu. Dia mencoba tersenyum walaupun perasaannya mulai tak nyaman. "Mama ngomong apa, sih, Ma? Siapa yang jadi ratu?""Kamu lah, siapa lagi?" Intan terdiam mendengarnya.Mira berjalan mendekati Intan. Menatap menantunya itu dengan tatapan mengintimidasi. "Kamu dengar baik-baik, ya, Intan. Jangan pernah berpikir untuk bisa hidup enak dan bahagia di rumah ini. Mama pikir selama ini Mama sayang sama kamu? Mustahil, Intan.""Mama kenapa, sih, Ma?" tanya Intan mulai kesal. "Kenapa Mama jahat sama aku? Kenapa Mama belum bisa menerima aku? Apa yang membuat Mama nggak suka aku?""Kamu masih tanya kenapa?""Jujur, aku rindu sama Mama yang dulu. Mama yang sayang sama aku waktu aku hamil. Sekarang aku udah hamil, Ma. Aku juga udah cerita ke Mama soal ayah

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   123. Tak Sanggup Lagi

    "Gimana rasanya jadi ratu?"Langkah Intan yang baru saja keluar dari kamar dan hendak ke dapur, terhenti, mendengar teguran itu. Intan menoleh ke sumber suara. Mamanya menatapnya sambil bersidekap dada. Intan mengernyit tak mengerti pertanyaan itu. Dia mencoba tersenyum walaupun perasaannya mulai tak nyaman. "Mama ngomong apa, sih, Ma? Siapa yang jadi ratu?""Kamu lah, siapa lagi?"Intan terdiam mendengarnya.Mira berjalan mendekati Intan. Menatap menantunya itu dengan tatapan mengintimidasi. "Kamu dengar baik-baik, ya, Intan. Jangan pernah berpikir untuk bisa hidup enak dan bahagia di rumah ini. Mama pikir selama ini Mama sayang sama kamu? Mustahil, Intan.""Mama kenapa, sih, Ma?" tanya Intan mulai kesal. "Kenapa Mama jahat sama aku? Kenapa Mama belum bisa menerima aku? Apa yang membuat Mama nggak suka aku?""Kamu masih tanya kenapa?""Jujur, aku rindu sama Mama yang dulu. Mama yang sayang sama aku waktu aku hamil. Sekarang aku udah hamil, Ma. Aku juga udah cerita ke Mama soal ayah

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   122. Sedikit Kecewa

    Hari itu Bima memilih untuk tidak ke kantor, karena dia ingin menjaga istrinya yang sedang hamil muda. Selain itu, dia juga ingin memperbaiki hubungan dirinya dan istrinya. Pagi itu Bima bangun pagi-pagi sekali, kalau biasanya dia bersiap untuk mandi atau melihat istrinya memasak, kali ini dia berkutat di dapur membuatkan roti dan susu untuk Intan. Mira yang melihat itu mendekati anaknya. "Tumben pagi-pagi begini udah ke dapur? Bikin roti lagi?" tegur Mira menatap anaknya penuh selidik. "Buat siapa?" "Aku sengaja nggak ke kantor hari ini, Ma." Bima menjawab tanpa menghentikan aktivitasnya dari memolesi roti dengan selai strawberry, selai kesukaan Intan. "Aku mau nemenin Intan seharian. Dan ini sarapan buat dia, biar dia pas bangun nanti sarapannya udah siap." Bima lalu tersenyum menoleh ke mamanya sekilas. Sebelum berlalu dari harapan mamanya, mengantar makanan itu ke kamar. Mira tersenyum miring melihatnya. "Enak sekali, ya, Intan. Diperlakukan bagai ratu? Dia pikir dia bisa bahag

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   121.

    "Aku sangat kecewa sama Mama kamu, Mas." Intan mengungkapkan isi hati terdalamnya pada suaminya. Bima berjalan mendekati Intan yang kini membelakanginya. "Iya, aku ngerti." Dia memegangi bahu istrinya, tapi Intan malah menghindar dan menoleh membuat mereka bertatapan.Intan menatap suaminya intens. "Kamu nggak percaya, kan, Mas, sama apa yang Mama bilang tentang aku? Aku harap kamu bisa berpikir bijak." Intan kembali berjalan melewati suaminya. "Aku percaya sama kamu, Intan. Maafin, Mama, ya?"Intan memejamkan mata mendengar kalimat terakhir itu. Kalimat yang sudah sering Bima katakan. Dia berbalik badan menatap suaminya tajam. "Setelah apa yang Mama katakan tentang aku, menurut kamu aku masih bisa maafin Mama?""Bukannya selama ini kamu selalu maafin Mama?" Bima tersenyum tenang. Intan terdiam. Sesuatu pemikiran tiba-tiba muncul di benaknya. Mungkin selama ini dia diremehkan oleh keluarga suaminya karena dia lemah, dia terlihat lemah, dia terlalu baik, dia terlalu penurut. Begitu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status