Share

46. Sikap Mischa

Penulis: Aprillia D
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-11 11:00:00
"Pelan-pelan, ya, Ma, jalannya." Intan membimbing Mira berjalan dengan tongkatnya menuju ruang tamu. Saat Intan mendongak dan pandangannya mengarah ke ruang tamu, dia melihat Mischa yang baru saja berdiri dan masuk ke dalam, gadis itu juga sambil menempelkan ponsel ke telinganya, seperti sedang bertelepon.

Intan mengantar Mira sampai ke kamarnya. Tiba-tiba Mira minta diambilkan minum. Intan pun keluar kamar untuk mengambilkan segelas minum.

"Lo pikir gue takut sama lo?"

Baru saja langkahnya tiba di ambang pintu dapur, Intan mendengar suara Mischa. Langkah Intan terhenti, dia mengintip adik iparnya itu dari kejauhan, gadis itu sedang duduk di meja makan dan bertelepon dengan seseorang. Niatnya untuk mengambil minum pun urung, dia menguping percakapan itu sejenak.

"Dengar, ya, Sa. Gue nggak bakal tinggal diam gitu aja. Gue bakal tuntut lo kalau perlu bawa ke jalur hukum atas pencemaran nama baik. Keluarga gue bisa ngelakuin apa pun. Lo salah cari masalah sama gue!"

"Ternyata Misc
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   50. Rencana sang Ibu Mertua

    "Mama nggak suka kan sama, Intan? Maksudku Mama nggak luluh kan sama dia kayak dulu? Mama nggak punya pikiran kayak Kak Bima, kan, tentang Intan?" "Luluh gimana? Ada-ada aja pertanyaan kamu." "Ya, Mama jadi sayang sama dia gitu. Dia jadi menantu kesayangannya Mama." Mira malah tertawa. "Enggak lah gimana sih kamu?" "Ya mana tahu kan, Ma. Dia ngerawat Mama sakit selama ini, Mama jadi sayang sama dia. Mama tahu kan aku dan Mischa nggak pernah suka sama dia. Aku nggak mau Mama luluh lagi sama dia kayak dulu." Mira melirik Tasya. "Kenapa, sih, kamu? Cemburu, ya? Takut Mama lebih sayang sama Intan daripada kamu?" "Iya, dong, Ma. Aku nggak sudi aja orang kayak dia masuk di keluarga kita, apalagi disayang, yang ada dia besar kepala." Tasya memutar bola matanya malas. Mira teringat sesuatu, dia lantas menutup majalah dipangkuannya. "Oh iya Mama punya berita baru, berita bagus, tentang Intan." Tasya mengernyit. "Apa itu

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   49. Pembelaan Bima

    Semenjak tragedi jatuhnya Mira, kondisinya memburuk lagi. Dia yang seharusnya sudah mulai sembuh dan nyaman berjalan ke sana ke mari tanpa rasa sakit, kini harus banyak-banyak istirahat. Pinggangnya pun mulai nyeri lagi seperti pertama kali selesai operasi. Hal itu membuat Mira harus banyak-banyak istirahat dan rajin minum obat. Waktu mengetahui Mira jatuh, semua anggota keluarganya heboh. Mereka takut Mira tidak akan sembuh. Namun, Intan senantiasa optimis kalau ibu mertuanya itu bisa sembuh dan dia juga selalu menemani ibu mertuanya konsultasi ke rumah sakit. Dan Intan juga meyakini Bima kalau Mira pasti bisa sembuh. Dan sekarang inilah kegiatan Mira. Dia jadi lebih banyak diam, duduk di kasur sambil membaca majalah. "Gimana keadaan Mama sekarang? Udah mendingan?" tanya Tasya begitu masuk ke dalam kamar ibunya. Pasalnya dia begitu khawatir waktu tahu ibunya jatuh kemarin. Dia takut keadaan ibunya makin parah. "Ya beginilah keadaan Mama. Masih nyeri di punggung, jadi susah ger

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   48. Kesedihan Intan

    "Aku dari dulu emang nggak sudi punya kakak ipar kayak kamu. Sampai bumi terbelah dua pun aku nggak akan suka sama kamu. Kamu tuh nggak pantas masuk ke keluarga kami, Kak. Lagian kenapa sih Kak Intan masih aja mau sama Kak Bima, udah tahu keluarganya Kak Bima nggak suka sama Kak Intan. Kalau aku jadi Kak Intan sih udah enyah dari dulu-dulu." "... Jadi maksud Kak Intan, mau bilang cinta Kak Intan terhadap Kak Bima tulus gitu? Oh iya? Bukannya Kak Intan mau bertahan sampai sejauh ini karena harta, ya?" Kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Mischa terus terngiang di ingatan Intan bahkan sampai berhari-hari. Begitu sakit rasa hatinya. Entahlah, jika yang menjatuhkannya demikian adalah ibu mertuanya, Intan masih bisa sabar dan menerima. Namun, jika yang melakukan itu adalah adik iparnya, dia mudah sakit hati. Dia tak terima dengan perlakuan adik iparnya itu. Setelah apa yang dia lakukan selama ini untuk keluarga suaminya, tetap saja usahanya tak pernah dihargai. Jujur saja sebenarnya I

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   47. Sikap Mischa (2)

    "Memangnya kalau aku cerita, Kak Intan bisa bantu selesaikan masalah aku? Nama baik aku bisa balik kayak dulu?" "Kalau kita cerita ke orang lain, orang itu mungkin belum tentu bisa bantu selesaikan masalah. Tapi seenggaknya beban yang kita pendam bisa kita bagi ke orang itu. Beban itu bakal terasa ringan kalau dibagi." Intan tersenyum. Bukannya senang mendengarnya, Mischa malah menatapnya kesal. "Nggak usah sok peduli sama aku. Kak Intan nggak bakal ngerti masalah aku. Lagian Kak Intan pasti senang kan liat nama baik aku tercemar? Kak Intan senang kan ngeliat masalah itu? Ini kan yang memang Kak Intan mau, menghancurkan reputasi aku?!" Mischa meledak-ledak. Intan terkejut mendengar pertanyaan-pertanyaan tak berdasar itu. "Aku nggak ngerti apa yang kamu omongin, Mischa." Intan menggeleng. "Nggak usah pura-pura lugu gitu, Kak. Aku eneg liat muka sok polos kamu itu. Kak Intan memang pengin karier aku hancur kan? Iya kan? Ini kan yang Kak Intan mau?" "Aku nggak mungkin sejahat itu,

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   46. Sikap Mischa

    "Pelan-pelan, ya, Ma, jalannya." Intan membimbing Mira berjalan dengan tongkatnya menuju ruang tamu. Saat Intan mendongak dan pandangannya mengarah ke ruang tamu, dia melihat Mischa yang baru saja berdiri dan masuk ke dalam, gadis itu juga sambil menempelkan ponsel ke telinganya, seperti sedang bertelepon. Intan mengantar Mira sampai ke kamarnya. Tiba-tiba Mira minta diambilkan minum. Intan pun keluar kamar untuk mengambilkan segelas minum. "Lo pikir gue takut sama lo?" Baru saja langkahnya tiba di ambang pintu dapur, Intan mendengar suara Mischa. Langkah Intan terhenti, dia mengintip adik iparnya itu dari kejauhan, gadis itu sedang duduk di meja makan dan bertelepon dengan seseorang. Niatnya untuk mengambil minum pun urung, dia menguping percakapan itu sejenak. "Dengar, ya, Sa. Gue nggak bakal tinggal diam gitu aja. Gue bakal tuntut lo kalau perlu bawa ke jalur hukum atas pencemaran nama baik. Keluarga gue bisa ngelakuin apa pun. Lo salah cari masalah sama gue!" "Ternyata Misc

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   45. Rencana Sang Ibu Mertua

    "Mungkin kamu sama Dokter Abraham pernah punya hubungan spesial di masa lalu?" Intan tertegun seketika. Pertanyaan ibu mertuanya sungguh tidak terduga. Bagaimana bisa ibu mertuanya itu menebak sampai ke sana? Walaupun memang benar dirinya dan Abraham dulu pernah ada hubungan, lebih tepatnya Abraham pernah menyukai Intan semasa SMA. "Kok Mama bisa nebak begitu?" Bukannya menjawab, Intan malah balik bertanya. "Itu udah lumrah kali, Intan. Mama bisa lihat tadi gimana pandangan dokter itu melihat kamu, saat bicara sama kamu. Dia masih ada rasa sama kamu, Intan. Dan Mama yakin kalian dulunya bukan teman biasa, kan? Biasa lah, kisah cinta di masa SMA ...." Intan terkejut mendengar asumsi Mira. "Mama benar. Abraham dulu pernah naksir aku, tapi--" "Tapi kamu nya yang nggak mau sama dia?" potong Mira yang membuat Intan terdiam. Mira melanjutkan. "Diam lagi, kan? Diam artinya iya, bukan begitu" "Dan itu dulu, Ma," sambung Intan. "S

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status