Lao Aidan membantai kelompok Chou dalam sekejap saja dengan menggunakan teknik dewa api mengamuk yang merupakan teknik memperkuat diri yang dapat meningkatkan semua atribut serangan, kecepatan, dan pertahanan Lao Aidan."Belum apa-apa sudah menggunakan teknik rahasia." Komentar Nana.Lao Aidan menodong Chou yang sekarat dengan tubuh penuh luka tebasan pedang, luka-luka tebasan itu juga terlihat melepuh, sementara tiga bawahannya terlihat tak sadarkan diri."Hehe." Chou hanya tertawa kecil sembari menatap tajam penuh kebencian kepada Lao Aidan."Dengan ini kalian ditangkap." Kata Lao Aidan dengan tatapan merendahkan, Chou hanya tertawa terbahak-bahak."Haha." Tawa Chou semakin menggema di langit-langit hutan."Sungguh naif." Chou tersenyum kecil, tubuhnya dalam sekejap menggembung."Nana lari!" Lao Aidan tiba-tiba menendang Nana hingga terhempas cukup jauh, lalu disaat yang hampir bersamaan terjadi ledakan energi yang berasal dari Chou."Kakak!" Teriak Nana khawatir meskipun dia sendiri
Dimalam yang dingin terlihat seseorang pergi dari kediaman keluarga Ran dengan mengendap-endap ditemani rembulan yang bersinar terang, suasana yang sepi dan senyap tidak membuat orang itu takut ketika melewati jalan setapak menuju hutan klan Ran yang terlihat begitu sepi."Kamu mau kemana, Derrick?" Tanya seseorang yang duduk di salah satu dahan pohon kepada Derrick yang hendak pergi dari kediaman klan Ran dengan mengendap-endap tersebut. "Kamu..," Derrick terkejut mendapati Kyle yang bersandar di salah satu dahan pohon."Kenapa kamu ada disini?" Tanya Derrick."Aku mengikutimu, memangnya apa lagi?" Balas Kyle santai, lalu melompat turun mendekati Derrick yang terlihat was-was tersebut."Derrick kamu mau kemana?" Tanya Kyle kembali dengan menatap lurus Derrick."Itu bukan urusanmu, pergilah kembali ke rumah." Balas Derrick melanjutkan langkahnya, Kyle mengikuti dari belakang.Dua orang itu akhirnya keluar dari hutan Ran, mereka berada tepat di perbatasan antara hutan Ran dengan sebuah
Derrick dan Kyle kini sudah berada di hadapan sang kepala desa setelah diantar beberapa warga yang berpatroli di sekitar desa. Sang kepala desa terlihat sangat tua dengan janggut yang mulai memutih dan kepala botak, namun meskipun begitu sang kepala desa terlihat masih gagah dan berwibawa."Para pendekar berdua perkenalkan namaku Reqa kepala desa ini, kalau boleh tahu kedua pendekar siapa dan mau kemana?" Sang kepala desa memperkenalkan diri, lalu bertanya kepada Derrick dan Kyle."Tetua Reqa perkenalkan namaku Derrick dan ini temanku Kyle." Derrick memperkenalkan dirinya dan juga Kyle yang sibuk memperhatikan ruang tamu rumah kepala desa yang dipenuhi berbagai lukisan dan kerajinan tangan. "Kami berdua berasal dari kerajaan Kano dan ingin mencoba peruntungan mengikuti seleksi murid akademi aliansi cabang kerajaan Galing, kebetulan di perjalanan kami melewati desa ini." Jelas Derrick, sementara Kyle kini terlihat mengelus-elus patung kucing yang terlihat memiliki mata yang sangat miri
Kepala desa yang sedang duduk di teras sembari menikmati paginya dengan secangkir kopi hangat dibuat terkejut melihat Derrick dan Kyle yang keluar dari rumah lewat jendela kamar dan berkelahi di halaman.Perkelahian dua orang pendekar muda itu terlihat sangat sengit dan membuat beberapa dahan pohon terpotong akibat terkena tebasan pedang mereka. Sling!Derrick menebas Kyle, namun Kyle dengan sigap mundur dan bersembunyi di balik pohon. Derrick melakukan tusukan dan membuat pedangnya menancap pohon dimana Kyle bersembunyi, Kyle dengan cepat mengkarate pedang Derrick tersebut hingga patah."Padahal baru dibuat beberapa hari lalu, tapi kini malah patah." Keluh Derrick dan melancarkan tebasan, Kyle menghindar dan menendang Derrick hingga termundur."Makanya pakai bahan yang berkualitas terbaik agar tidak mudah patah." Balas Kyle.Derrick melancarkan beberapa tebasan energi dan melompat ke dahan pohon, Kyle dengan cepat menyusul dengan tendangan lurus, namun Derrick menghindar dan hasilnya
Seorang warga tiba-tiba datang dengan terburu-buru menghadap tetua Raqa, warga itu langsung melaporkan bahwa ada seorang warga yang kembali menjadi korban monster misterius yang menyerang desa.Mendengar berita itu tentu saja tetua Raqa sebagai kepala desa terkejut, karena warganya kembali menjadi korban keganasan monster misterius yang menyerang desa dua minggu belakangan ini."Kita bicarakan nanti." Dengus kakek tua tersebut kepada Eira sembari menuju tempat dimana salah satu warganya tewas akibat serangan monster misterius.Derrick dan yang lainnya mengikuti dari belakang, ketika mereka sampai mereka tertegun melihat mayat seseorang yang dipenuhi luka cakaran binatang buas, diperkirakan orang itu terbunuh beberapa jam lalu."Xiaowei yang malang." "Sungguh malang nasibnya, padahal minggu depan dia akan menikah.""Ck, ck, sungguh malang nasibmu Xiaowei." Bisik-bisik beberapa warga melihat mayat pria tersebut yang ternyata bernama Xiaowei, tetua Raqa segera mengecek luka-luka ditubuh
Eira tentu menerima syarat yang diajukan oleh kakeknya tersebut dengan senang hati, hal itu terjadi karena Eira memang ingin berburu monster tersebut ketika rumor monster misterius yang membunuh warga desa secara acak itu muncul dua minggu lalu, tapi niatnya tersebut selalu dihalangi sang kakek. "Tanpa kakek minta sekalipun aku memang berniat memburu monster pembunuh itu, tapi sebelumnya kakek selalu melarangku." Ujar Eira menerima syarat tersebut dengan senang hati. "Hehe, kamu jangan senang dulu, aku belum selesai meminta persyaratannya." Ucap tetua Raqa tertawa kecil dan membuat Eira was-was. "Kamu harus membunuh monster misterius itu tanpa menggunakan tenaga dalam sedikitpun apalagi teknik sihir, kamu harus membunuhnya dengan kekuatan fisikmu saja atau keahlianmu dalam menggunakan senjata (teknik bertarung)." Kata tetua Raqa mengajukan syarat jika Eira memang ingin mengikuti ujian masuk akademi aliansi yang berada di kerajaan Galing.Eira terdiam mendengar syarat membunuh monste
Eira dengan reflek menangkis terkaman itu dengan tangan kirinya hingga tangan kirinya tergigit dengan sangat brutal, Eira melepas sabitnya, lalu mengambil belati di pinggang kanan dan menusuk leher beruang itu dengan kejam namun tidak tembus karena kulit beruang tersebut terlalu kuat, Eira yang kesakitan dan merasa tangannya akan putus dengan cepat menusuk mata beruang itu hingga membuat beruang itu reflek memukulnya hingga terhempas."Eira!" Teriak Derrick khawatir dan langsung meninju udara kosong, gesekan tinju Derrick dan udara menciptakan serangan energi yang langsung memukul beruang itu hingga terdorong beberapa langkah."Jangan ikut campur!" Teriak Eira sembari berlari mengambil sabitnya dan melancarkan tebasan ke leher sang beruang.Grarh!!!Beruang itu nunduk hingga sabit Eira hanya memotong udara kosong, beruang itu hendak menerkam Eira kembali, Eira dengan reflek menjadikan sabitnya sebagai alat untuk menahan terkaman sang beruang yang ganas tersebut.Grarh!!!Beruang itu me
Kediaman keluarga Ran.Zero sedang bersemedi di rumahnya selama empat hari penuh karena berlatih tanding dengan dewa kematian di alam bawah sadarnya sendiri.Alam bawah sadar Zero.Zero yang babak belur dengan tubuh penuh luka sayatan akibat latih tanding dengan dewa kematian akhirnya merasakan bahwa dirinya hendak menerobos, merasakan hal itu Zero mulai bersemedi untuk menerobos."Ghiyaaa!" Zero berteriak kencang menciptakan ledakan di sekitarnya setelah duduk bersemedi untuk menerobos beberapa menit lamanya, ledakan itu bahkan berefek ke dunia asli dan menyebabkan goncangan besar di sekitar rumah Zero."Akhirnya aku menerobos ranah raja awal setelah semua usaha yang kulakukan." Zero senang ranahnya kembali naik setelah bersemedi dan terus bertarung melawan dewa kematian di alam bawah sadarnya sendiri selama empat hari lamanya."Kamu sudah ranah raja puncak, jalanmu menjadi dewa kematian semakin dekat." Ucap dewa kematian senang melihat perkembangan Zero yang sangat cepat "Terimaka