Kepala desa yang sedang duduk di teras sembari menikmati paginya dengan secangkir kopi hangat dibuat terkejut melihat Derrick dan Kyle yang keluar dari rumah lewat jendela kamar dan berkelahi di halaman.Perkelahian dua orang pendekar muda itu terlihat sangat sengit dan membuat beberapa dahan pohon terpotong akibat terkena tebasan pedang mereka. Sling!Derrick menebas Kyle, namun Kyle dengan sigap mundur dan bersembunyi di balik pohon. Derrick melakukan tusukan dan membuat pedangnya menancap pohon dimana Kyle bersembunyi, Kyle dengan cepat mengkarate pedang Derrick tersebut hingga patah."Padahal baru dibuat beberapa hari lalu, tapi kini malah patah." Keluh Derrick dan melancarkan tebasan, Kyle menghindar dan menendang Derrick hingga termundur."Makanya pakai bahan yang berkualitas terbaik agar tidak mudah patah." Balas Kyle.Derrick melancarkan beberapa tebasan energi dan melompat ke dahan pohon, Kyle dengan cepat menyusul dengan tendangan lurus, namun Derrick menghindar dan hasilnya
Seorang warga tiba-tiba datang dengan terburu-buru menghadap tetua Raqa, warga itu langsung melaporkan bahwa ada seorang warga yang kembali menjadi korban monster misterius yang menyerang desa.Mendengar berita itu tentu saja tetua Raqa sebagai kepala desa terkejut, karena warganya kembali menjadi korban keganasan monster misterius yang menyerang desa dua minggu belakangan ini."Kita bicarakan nanti." Dengus kakek tua tersebut kepada Eira sembari menuju tempat dimana salah satu warganya tewas akibat serangan monster misterius.Derrick dan yang lainnya mengikuti dari belakang, ketika mereka sampai mereka tertegun melihat mayat seseorang yang dipenuhi luka cakaran binatang buas, diperkirakan orang itu terbunuh beberapa jam lalu."Xiaowei yang malang." "Sungguh malang nasibnya, padahal minggu depan dia akan menikah.""Ck, ck, sungguh malang nasibmu Xiaowei." Bisik-bisik beberapa warga melihat mayat pria tersebut yang ternyata bernama Xiaowei, tetua Raqa segera mengecek luka-luka ditubuh
Eira tentu menerima syarat yang diajukan oleh kakeknya tersebut dengan senang hati, hal itu terjadi karena Eira memang ingin berburu monster tersebut ketika rumor monster misterius yang membunuh warga desa secara acak itu muncul dua minggu lalu, tapi niatnya tersebut selalu dihalangi sang kakek. "Tanpa kakek minta sekalipun aku memang berniat memburu monster pembunuh itu, tapi sebelumnya kakek selalu melarangku." Ujar Eira menerima syarat tersebut dengan senang hati. "Hehe, kamu jangan senang dulu, aku belum selesai meminta persyaratannya." Ucap tetua Raqa tertawa kecil dan membuat Eira was-was. "Kamu harus membunuh monster misterius itu tanpa menggunakan tenaga dalam sedikitpun apalagi teknik sihir, kamu harus membunuhnya dengan kekuatan fisikmu saja atau keahlianmu dalam menggunakan senjata (teknik bertarung)." Kata tetua Raqa mengajukan syarat jika Eira memang ingin mengikuti ujian masuk akademi aliansi yang berada di kerajaan Galing.Eira terdiam mendengar syarat membunuh monste
Eira dengan reflek menangkis terkaman itu dengan tangan kirinya hingga tangan kirinya tergigit dengan sangat brutal, Eira melepas sabitnya, lalu mengambil belati di pinggang kanan dan menusuk leher beruang itu dengan kejam namun tidak tembus karena kulit beruang tersebut terlalu kuat, Eira yang kesakitan dan merasa tangannya akan putus dengan cepat menusuk mata beruang itu hingga membuat beruang itu reflek memukulnya hingga terhempas."Eira!" Teriak Derrick khawatir dan langsung meninju udara kosong, gesekan tinju Derrick dan udara menciptakan serangan energi yang langsung memukul beruang itu hingga terdorong beberapa langkah."Jangan ikut campur!" Teriak Eira sembari berlari mengambil sabitnya dan melancarkan tebasan ke leher sang beruang.Grarh!!!Beruang itu nunduk hingga sabit Eira hanya memotong udara kosong, beruang itu hendak menerkam Eira kembali, Eira dengan reflek menjadikan sabitnya sebagai alat untuk menahan terkaman sang beruang yang ganas tersebut.Grarh!!!Beruang itu me
Kediaman keluarga Ran.Zero sedang bersemedi di rumahnya selama empat hari penuh karena berlatih tanding dengan dewa kematian di alam bawah sadarnya sendiri.Alam bawah sadar Zero.Zero yang babak belur dengan tubuh penuh luka sayatan akibat latih tanding dengan dewa kematian akhirnya merasakan bahwa dirinya hendak menerobos, merasakan hal itu Zero mulai bersemedi untuk menerobos."Ghiyaaa!" Zero berteriak kencang menciptakan ledakan di sekitarnya setelah duduk bersemedi untuk menerobos beberapa menit lamanya, ledakan itu bahkan berefek ke dunia asli dan menyebabkan goncangan besar di sekitar rumah Zero."Akhirnya aku menerobos ranah raja awal setelah semua usaha yang kulakukan." Zero senang ranahnya kembali naik setelah bersemedi dan terus bertarung melawan dewa kematian di alam bawah sadarnya sendiri selama empat hari lamanya."Kamu sudah ranah raja puncak, jalanmu menjadi dewa kematian semakin dekat." Ucap dewa kematian senang melihat perkembangan Zero yang sangat cepat "Terimaka
Derrick ternyata mengganti dirinya dengan warga biasa yang kebetulan lewat di sekitar area pelarian tetua Raqi, hasilnya beruang itu menerkam warga biasa dan memakannya dengan brutal setelah puas memakan kepala warga biasa tersebut."Maafkan aku." Derrick meminta maaf dengan nafas yang tersengal-sengal sembari menatap warga biasa yang menjadi korban keganasan beruang itu dengan tatapan bersalah."Tenaga dalamku sedikit pulih, ini lebih dari cukup untuk memenggal beruang sialan itu, hosh, hosh." Gumam Derrick dan kembali menggunakan sihir pemotong ke pedang (pedang baru karena pedang naga terkutuknya terjatuh ketika kalah dan diselamatkan tetua Raqi)."Tukar." Derrick menukar dirinya dengan tetesan darah warga biasa tersebut.Slash!Beruang ganas yang sibuk memakan warga biasa karena kebetulan lapar itu langsung terpenggal dalam sekali tebasan Derrick, hal itu terjadi karena beruang itu tidak waspada dan sibuk makan."Hosh, hosh, hosh." Derrick kelelahan, tiba-tiba tubuh beruang itu me
Derrick terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal di sebuah kamar yang sangat familiar dimata Derrick, kamar itu tidak lain adalah kamar putri mantan kepala desa Dara yang tidak lain tetua Raqa."Kamar ini..," Derrick bertanya-tanya kenapa dia bisa berada di kamar tempatnya menginap beberapa hari.Kriak!Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar, ketika pintu dibuka terlihatlah Eira yang datang sembari membawa nampan yang berisi penuh makanan dengan minum segelas susu. "Derrick, kamu akhirnya sadar." Kata Eira sembari menunjukkan senyum tulus kepada Derrick yang terkesima dengan kecantikan Eira yang bak bidadari tersebut.Rambut Eira yang berwarna hitam dan putih dibeberapa helai rambut menambah kecantikan Eira yang begitu sempurna, baju yang berwarna hijau laut terlihat sangat cocok di tubuh ramping Eira yang terlihat tidak memiliki kekurangan apapun."Biasa saja melihatku." Tegur Eira kesal ketika menyadari Derrick terus menatapnya dengan tatapan yang aneh. "Haha, maaf habisnya ka
Kediaman klan Ran. Cui yang bertarung melawan Zero mengalami luka tebasan yang sangat parah di dadanya, dia terhempas jauh membentur dinding pagar akibat tendangan keras Zero di dadanya. Cui terbatuk darah beberapa kali, sementara Zero dengan santai menghampirinya."Menyerahlah teman." Pinta Zero dengan nada berat menahan kesedihannya."Menyerah? Haha." Cui tertawa terbahak-bahak sampai terbatuk darah beberapa kali, Zero prihatin melihatnya."Cui," Zero berbicara."Zero aku akan menyerah jika bajingan itu mati." Teriak Cui dan berlari menyerang Hanzo yang melihatnya dengan tangan di dada."Hanzo aku adalah dewa kematian yang akan mencabut nyawa busukmu!" Teriak Cui memukul wajah sombong Hanzo, namun pukulan itu tidak berefek sama sekali."Jangankan dewa, tuhan saja tidak bisa mencabut nyawaku, apalagi kamu." Kata Hanzo sombong dan menjentikkan jarinya tepat di wajah Cui.Bush... bang!!!Cui terhempas dengan wajah terluka parah dengan darah mengalir dari hidung, mata, dan telinga akiba