Derrick ternyata mengganti dirinya dengan warga biasa yang kebetulan lewat di sekitar area pelarian tetua Raqi, hasilnya beruang itu menerkam warga biasa dan memakannya dengan brutal setelah puas memakan kepala warga biasa tersebut."Maafkan aku." Derrick meminta maaf dengan nafas yang tersengal-sengal sembari menatap warga biasa yang menjadi korban keganasan beruang itu dengan tatapan bersalah."Tenaga dalamku sedikit pulih, ini lebih dari cukup untuk memenggal beruang sialan itu, hosh, hosh." Gumam Derrick dan kembali menggunakan sihir pemotong ke pedang (pedang baru karena pedang naga terkutuknya terjatuh ketika kalah dan diselamatkan tetua Raqi)."Tukar." Derrick menukar dirinya dengan tetesan darah warga biasa tersebut.Slash!Beruang ganas yang sibuk memakan warga biasa karena kebetulan lapar itu langsung terpenggal dalam sekali tebasan Derrick, hal itu terjadi karena beruang itu tidak waspada dan sibuk makan."Hosh, hosh, hosh." Derrick kelelahan, tiba-tiba tubuh beruang itu me
Derrick terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal di sebuah kamar yang sangat familiar dimata Derrick, kamar itu tidak lain adalah kamar putri mantan kepala desa Dara yang tidak lain tetua Raqa."Kamar ini..," Derrick bertanya-tanya kenapa dia bisa berada di kamar tempatnya menginap beberapa hari.Kriak!Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar, ketika pintu dibuka terlihatlah Eira yang datang sembari membawa nampan yang berisi penuh makanan dengan minum segelas susu. "Derrick, kamu akhirnya sadar." Kata Eira sembari menunjukkan senyum tulus kepada Derrick yang terkesima dengan kecantikan Eira yang bak bidadari tersebut.Rambut Eira yang berwarna hitam dan putih dibeberapa helai rambut menambah kecantikan Eira yang begitu sempurna, baju yang berwarna hijau laut terlihat sangat cocok di tubuh ramping Eira yang terlihat tidak memiliki kekurangan apapun."Biasa saja melihatku." Tegur Eira kesal ketika menyadari Derrick terus menatapnya dengan tatapan yang aneh. "Haha, maaf habisnya ka
Kediaman klan Ran. Cui yang bertarung melawan Zero mengalami luka tebasan yang sangat parah di dadanya, dia terhempas jauh membentur dinding pagar akibat tendangan keras Zero di dadanya. Cui terbatuk darah beberapa kali, sementara Zero dengan santai menghampirinya."Menyerahlah teman." Pinta Zero dengan nada berat menahan kesedihannya."Menyerah? Haha." Cui tertawa terbahak-bahak sampai terbatuk darah beberapa kali, Zero prihatin melihatnya."Cui," Zero berbicara."Zero aku akan menyerah jika bajingan itu mati." Teriak Cui dan berlari menyerang Hanzo yang melihatnya dengan tangan di dada."Hanzo aku adalah dewa kematian yang akan mencabut nyawa busukmu!" Teriak Cui memukul wajah sombong Hanzo, namun pukulan itu tidak berefek sama sekali."Jangankan dewa, tuhan saja tidak bisa mencabut nyawaku, apalagi kamu." Kata Hanzo sombong dan menjentikkan jarinya tepat di wajah Cui.Bush... bang!!!Cui terhempas dengan wajah terluka parah dengan darah mengalir dari hidung, mata, dan telinga akiba
Derrick, Kyle, dan juga Eira terlibat perbincangan panas mengenai kekuatan senjata sihir yang mampu bersaing dengan Pendekar. Dimana Derrick merasa tidak perlu berlatih Kanuragan dan naik tingkat hingga mencapai ranah surgawi untuk kuat, tapi mengandalkan senjata sihir untuk menjadi kuat itu saja sudah cukup.Namun Eira mengatakan mengandalkan senjata sihir memang bisa menjadi kuat, tapi berlatih kanuragan juga penting."Keunggulan berlatih kanuragan adalah dapat menguasai berbagai teknik sihir, berlatih kanuragan juga akan membuat tubuhmu sehat bugar hingga 100 tahun, kamu juga akan mendapat umur panjang dengan berlatih kanuragan." Jelas Kyle pada akhirnya buka suara karena kesal dua orang itu berdebat."Selain itu mengandalkan senjata sihir dan tidak melatih Kanuragan memang juga dapat bersaing dengan Pendekar-pendekar kuat asalkan memiliki senjata sihir yang bagus, namun paling banter masa kejayaanmu berakhir diusia 40 tahun, karena kesehatanmu akan menurun akibat tidak berlatih kan
Rombongan Derrick akhirnya sampai di ibukota kerajaan Galing setelah menempuh perjalanan 12 hari lamanya, ibukota kerajaan Galing terlihat sangat ramai pengunjung dimana sebagian besar pengunjung adalah pendekar muda yang akan ikut ujian masuk akademi aliansi."Terimakasih tumpangannya." Derrick berterimakasih kepada rombongan pedagang yang memberi mereka tumpangan."Sekarang kita kemana?" Tanya Derrick kepada Kyle yang sibuk menatap Eira penuh cinta, sementara Eira sangat senang mendapat senjata sihir kelas tinggi dari ayang Kyle dan tidak mempermasalahkan Kyle yang sebenarnya membuat risih."Eira kamu mau kemana?" Kyle bertanya kepada Eira dengan lembut."Mari kita ke pasar membeli beberapa ramuan sihir, terutama ramuan penyembuh." Ajak Eira melangkah ke pasar terbesar yang ada di ibukota kerajaan Galing.Mereka bertiga disambut keramaian orang-orang yang melakukan transaksi jual beli di pasar, ada yang menjual tanaman herbal, bahan senjata sihir, ramuan sihir, berbagai senjata sihir
Dewi yang merupakan bibi Eira kini sedang dirawat dan diperiksa oleh seorang dokter yang merupakan dokter terbaik yang mampu disediakan oleh penginapan tempat mereka menginap, setelah pemeriksaan hampir 30 menit lamanya sang dokter akhirnya menyelesaikan pemeriksaan yang dia lakukan."Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Eira kepada dokter yang memeriksa kondisi Dewi yang kini tak sadarkan diri."Hmph." Dokter itu menghela nafas."Kondisinya sangat buruk, selain karena kelaparan dan kekurangan gizi, nona Dewi juga terkena racun perusak jiwa yang akan merenggut jiwanya sedikit demi sedikit hingga meninggal dunia." Jelas sang dokter sembari merapikan alat medisnya.Mendengar itu Eira terduduk lemas di sofa kamar yang memang sudah disiapkan pengelola penginapan. Derrick dan Kyle hanya saling tatap merespon penjelasan sang dokter."Dok, apakah Dewi masih bisa disembuhkan?" Tanya Derrick kepada sang dokter."Untuk luka-luka ditubuh nona Dewi masih bisa disembuhkan dengan beberapa ramuan atau s
Di suatu tempat dengan lantai yang terbuat dari air dan dikelilingi empat pilar, terlihat nenek Nengsih terbaring terikat di sebuah balok batu es yang mirip seperti kasur, nenek Nengsih terus meronta-ronta untuk melepaskan diri dari ikatan rantai yang mengikat kedua tangan dan kakinya, selain itu perut, serta lehernya juga terikat rantai tersebut."Dingin sekali." Keluh nenek tua itu dengan bibir yang sudah pucat kedinginan dan menggigil. "Lepaskan aku! tolong lepaskan aku! disini dingin sekali." Pinta nenek itu sembari berteriak lirik meminta dilepaskan, namun hanya tetesan air yang menyahutnya."Nenek tua apa yang kamu lakukan kepada bibiku?" Tanya Eira yang terlihat duduk di kursi yang berada di depan sang nenek secara tiba-tiba, karena sebelumnya kursi itu tidak ada."Sudah kukatakan aku tidak melakukan apapun kepadanya." Balas nenek itu dengan sedih, Eira tersenyum kecil mendengarnya."Kamu menolak jujur?" Tanya Eira dengan sorot mata tajam mengintimidasi."Untuk apa aku berbohon
Ujian masuk akademi akhirnya dimulai, semua peserta sudah berada di lapangan luas milik kerajaan Galing yang berada di pinggiran ibukota, mereka dikumpulkan disana sesuai dengan arahan yang mereka dapatkan dari berbagai sumber."Sepertinya ini tempat ujian itu diselenggarakan." Kata Derrick sembari melihat secarik kertas yang mengiklankan ujian masuk akademi aliansi yang dia dapatkan dalam perjalanan menuju ibukota. "Sepertinya memang ini tempatnya." Balas Eira juga melihat secarik kertas yang sama miliknya, sementara Kyle hanya planga-plongo.Jedar!!!Tiba-tiba sebuah sambaran petir menghancurkan batu besar yang berada di tengah-tengah lapangan, lalu muncul sesosok orang yang berzirah lengkap memandang tajam semua peserta yang diperkirakan hampir 20.000 peserta."Selamat datang di ujian masuk akademi aliansi cabang kerajaan Galing, aku jenderal Hao akan membimbing kalian dalam ujian babak awal ini." Ujar orang itu memperkenalkan dirinya sendiri dengan suara menggelegar memecah langit