Home / Romansa / Desire In Love / Bertemu Lagi

Share

Bertemu Lagi

Author: Miss L
last update Last Updated: 2022-09-08 23:49:06

  Keesokan harinya...

  

  Selena bangun dari tidurnya dan melihat hari sudah berganti, dia berharap kalau kejadian kemarin hanya lah mimpi buruk. Selena secepatnya melihat lehernya di cermin tapi ternyata itu hanya dalam pikirannya saja, kiss mark dilehernya masih ada dan berarti kejadian malam kemarin bukanlah mimpi tapi kenyataan.

  

  Selena menangis lagi, dia benar benar bodoh. Selena menyadari ada yang aneh, jika memang ibu Oliver yang melakukan semua ini padanya tapi kenapa Oliver berbicara padanya dan memberikan kartu kamar hotel pada Veronica.

  

  Ting... Tong...

  Suara bel pintu apartement Selena berbunyi, dia yakin kalau itu Oliver. Selena memilih untuk diam tak ingin bertemu Oliver, ponsel Selena berbunyi dia dengan cepat mengambil ponselnya. Ada nama Oliver dilayar ponselnya, Selena dengan cepat memindahkan dalam mode mute.

  

  Selena hanya bisa menangis sambil melihat ponsel dalam genggamannya.

  

  "Maafkan aku Oliver, aku tak pantas untukmu." 

  

  Tak lama ada pesan masuk diponselnya.

  

  "Lena apa kamu baik baik saja? Kenapa tadi malam kamu tidak datang ke kamar hotel? Aku menunggumu semalaman Lena tapi ternyata kamu belum siap dan percaya padaku. Aku mengerti Lena, aku selalu menunggumu sampai kamu bisa percaya padaku. I love you, Selena."

  

  Selena membaca pesan Oliver, dia yakin pasti ada sesuatu yang salah dengan semua ini. Oliver menunggunya tapi menunggu dikamar yang mana? Jelas jelas Veronica mengatakan padanya kalau Oliver yang memberikannya kartu kamar tersebut. Selena makin bingung, ada apa semua ini?

  

  Selena menghubungi Veronica.

  

  "Hallo Lena, bagaimana malammu dengan Oliver?" tanya Veronica dengan penasaran.

  

  "Vero, aku mau nanya apa benar kartu kamar itu Oliver yang memberikan padamu?"

  

  "Iya dong masa aku bohong. Apa Oliver ga ada dikamar itu? Aakh sayang sekali jika memang benar begitu," suara Veronica terdengar kecewa.

  

  "Apa kamu yakin pria itu benar-benar Oliver Vero?"

  

  "Yaa ampun Lena, harus berapa kali sih aku ngomongnya kalau pria itu Oliver. Eeh Lena udah dulu yaa aku mau ada kelas latihan melukis lagi nanti aku hubungi kamu lagi kalau ga sibuk." Veronica memutuskan hubungan ponselnya.

  

  Selena bingung dia harus percaya pada siapa? 

  

  Berkali kali Oliver menghubunginya tapi selalu tak diperdulikan oleh Selena. 

  

  **************

  

  Selena bersiap-siap untuk pergi ke kantor tempatnya berkerja, walau dia baru mengalami kejadian yang memalukan tapi dia harus tetap berkerja. Jika dia tak berkerja dari mana dia bisa memenuhi semua kebutuhannya.

  

  Selena duduk dikursi kantornya, dia berkerja sebagai karyawan bagian keuangan di Johanson Group. Dia memegang kepalanya yang sebenarnya tidak sakit, dia pusing memikirkan semua kejadian ini. 

  

  Sepulang berkerja Oliver sudah menunggunya di lobby perusahaan dengan senyuman wajahnya.

  

  "Lena aku merindukanmu sayang, jangan menghilang seperti itu lagi yaa."

  "Oliver." 

  "Iya Lena, ini aku."

  

  Selena melihat Oliver dengan sedih, ada berbagai pertanyaan ada dalam benaknya. Dia ingin bertanya pada Oliver tentang kejadian malam itu tapi dia takut untuk bertanya dan memilih untuk diam.

  

  Selena dan Oliver makan malam berdua di salah satu restoran. Tanpa dia sangka disana ada pria malam itu, mata mereka saling bertemu tapi Selena langsung memalingkan wajahnya. Selena tak bisa fokus dengan Oliver yang seperti biasanya selalu memperhatikan dirinya.

  

  Sementara itu Devan yang sedang makan malam juga tak menduga bisa bertemu dengan Selena di restoran tersebut. Mata mereka saling bertemu, Devan terus melihat Selena dan Selena dengan sengaja memalingkan wajahnya tak mau melihat dia.

  

  "Pasti itu pria yang bernama Oliver," ujar Devan pada dirinya sendiri.

  

  Devan tahu kalau Selena gelisah, terlihat jelas diraut wajah wanita itu. Devan menyuruh sekretarisnya untuk masuk ke dalam restoran dan menemaninya.

  

  "Ada apa tuan Devan" tanya Andi sekretaris Devan.

  "Kamu duduk disini temani aku."

  "Tapi saya...."

  "Sudah duduk saja jangan banyak bicara."

  

  Andi menuruti permintaan atasannya dan Devan melihat masih melihat ke arah Selena. Andi menjadi penasaran dan melihat kemana mata Devan berarah, Andi mengenali wanita itu. Dia wanita yang 2 hari lalu ditiduri oleh atasannya, wanita perawan yang bernilai 300 juta. Harga yang cukup mahal untuk seorang perawan yang bukan dari kalangan selebritis atau orang terkenal lainnya.

  

  "Selidiki wanita dan pria disana itu, yang wanita bernama Selena dan pria itu bernama  Oliver," titah Devan yang masih terus melihat Selena.

  "Baik tuan."

  "Dan buat pria itu keluar aku ingin berbicara dengan wanita itu."

  "Baik tuan."

  

  Selena tak berselera untuk menghabiskan makan malamnya dengan Oliver. Tatapan pria itu membuat Selena menjadi salah tingkah, pria itu terus melihatnya dengan tajam. Entah apa yang diinginkan pria itu padanya, dia hanya bisa diam tak berani berkata apapun pada Oliver.

  

  "Maaf pak apa kah mobil berwarna silver dengan plat nomor B 1xx2 itu milik anda?" tanya seorang waiter pada Oliver.

  "Iya itu mobilku."

  "Mobil anda ada yang menabraknya—

  "Apa!! Tunggu aku akan keluar melihatnya. Sayang aku tinggal sebentar yaa, mau melihat mobilku. Mama bisa marah kalau mobilku rusak," sela Oliver berlalu pergi keluar restoran.

  

  Selena menjadi kesal saat Oliver menyebutkan nama ibu nya. Merry nama yang sangat ingin dia semprot dengan pembasmi hama.

  

  Devan merasa ini lah kesempatan untuknya, dia ingin berbicara dengan Selena.

  

  "Hai ketemu lagi" sapa Devan.

  "Apa mau mu?" tanya Selena dengan tatapan kesal. 

  "Wah to the point sekali nona Selena, karena kamu tidak mau berbasa-basi. Aku mau langsung saja berbicara padamu."

  "Yaa sudah katakan, aku tak ingin Oliver tahu aku berbicara denganmu."

  "Jadi dia yang bernama Oliver, bisa aja tuh wajahnya malah lebih tampan aku."

  "Mau siapapun lebih tampan aku tak peduli. Jadi kata kan apa mau mu?"

  "Aku mau kamu menemani aku lagi."

  "Sepertinya kamu memiliki ingatan yang buruk tuan yang tak ingin aku kenal. Apa kamu tidak mengingat perkataanku malam itu? Aku tak mau kenal denganmu, aku tak mau tau tentang kamu dan malam itu adalah malam pertama dan terakhir kita." 

  "Jangan galak-galak seperti itu nanti kamu tidak cantik lagi."

  "Bukan urusanmu."

  "Tentu saja urusanku jika kamu jelek aku tak akan mau memintamu tidur denganku."

  "Pergi dari hadapanku."

  "Aku tidak mau."

  

  Selena melototkan matanya melihat pria dihadapannya dengan kesal, ingin sekali dia mencekik pria itu. Selena memilih untuk meninggalkan pria itu dan menyusul Oliver.

  

  "Lena kenapa kamu keluar?" tanya Oliver.

  "Aku bosan didalam."

  "Aku belum membayar makanan kita."

  

  Selena baru sadar kalau tadi dia pergi begitu saja keluar restoran tanpa membayar.

  

  "Aduh aku lupa tunggu aku balik dulu ke dalam," ucap Selena. 

  "Lena tunggu ini kartu kreditku, kamu bayarkan pakai ini." Oliver memberikan kartu kreditnya. 

  "Iya." Selena sambil mengambil kartu kredit Oliver.

  

  Selena bergegas kembali ke dalam restoran menuju meja kasir.

  

  "Maaf apa anda bernama ibu Selena?" tanya  kasir wanita direstoran.

  "Iya saya Selena, ada apa ya?"

  "Bu Selena semua makan malam tadi sudah dibayarkan oleh tuan yang duduk bersama anda tadi."

  "Yang bersama saya dari tadi diluar belum sempat membayar makanannya."

  "Bukan tuan yang itu bu, tapi tuan yang satu lagi."

  

  Selena terdiam, pria tak tahu malu itu membayar makanannya dengan Oliver. 

  

  "Bu, ini ada kertas titipan untuk anda," ujar kasir restoran.

  "Terima kasih."

  

  Selena melihat kertas itu yang bertulisan nomor ponsel.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Desire In Love   95. Extra Part: Kehidupan Rumah Tangga

    Pernikahan Selena dan Devan sudah berjalan 2 tahun. Selama menjalani pernikahan untuk kedua kalinya mereka sangat mesra dan tak ada masalah berarti di keduanya selalu saja saling mengasihi dan menyayangi. Sean selalu saja bisa mendamaikan kalau Selena dan Devan bertengkar, apalagi saat Selena sedang stress dengan pekerjaannya sebagai penulis novel. “Jadi ini si tokoh pria harus pura-pura gak suka deh biar lebih masuk alur ceritanya,” ucap Selena pada dirinya sendiri sambil menatap layar laptop. Devan yang berada di sisi Selena melirik istrinya yang sudah seminggu ini sangat sibuk dengan novel barunya. “Apa aku buat si cowok selingkuh ya terus si cewek marah dan meninggalkannya.” Selena mengangguk-anggukan kepalanya sendiri. Devan kembali melirik Selena. Sudah 3 jam dia menunggu sang istri yang tak memperdulikannya. Dia ingin Selena memperhatikannya bukan hanya sibuk dengan novelnya saja. Apalagi sudah 3 hari dia tidak mendapatkan jatah harinya di atas ranjang. Adik kecilnya sudah

  • Desire In Love   94. Extra Part : Andi dan Riana

    KISAH ANDI Di saat bulan madu Devan menghubungi Andi. Devan merasa sepi juga tanpa Andi yang setiap hari selalu berada di sampingnya, lebih tepatnya mengganggunya. Dia pun menghubungi Andi. Andi yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, tiba - tiba dikejutkan dengan dering ponselnya. Melihat nama BOS dilayar ponsel, dia sangat bahagia saat Devan menghubungi. Dia tak menyangka bos nya begitu perhatian padanya. Rasa kebahagiaan Andi berubah menjadi rasa kecewa. Devan menghubungi Andi bukan untuk berkangen - kangenan, tapi untuk menanyakan apakah semua pekerjaan Andi beres atau tidak. "Tuan, apa ga ada rasa - rasa merindukan saya gitu," ujar Andi dengan kecewa. "Hmm, siapa? Apa kamu bertanya ke aku?""Iya Tuan. Apa ga ada sedikitpun rasa rindu di dalam hati Tuan untuk saya.""Ada sih sedikit," balas Devan dengan dingin. "Benarkah Tuan? Tuan kangen sama saya? Yaa ampun mimpi apa saya semalam. Tuan, saya juga kangen sama Tuan. Bahkan sangat - sangat rindu, rasa kangen dan rindu

  • Desire In Love   93. Extra Part : Kevandra dan Amanda

    Amanda menikmati angin laut yang menerpa tubuhnya membuat segala pikirannya menjadi lebih tenang. Masalah hidupnya terasa begitu menyiksa sanubari, melepaskan segala keegoisan, dan merelakan orang yang dicintai membuat hatinya terluka. Secara perlahan Amanda pun berjalan sendirian di atas pasir. Ia menundukkan badannya mengambil pasir pantai di dalam genggamnya, tapi semakin erat di genggamnya membuat pasir secara perlahan jatuh dari tangannya. Mungkin seperti ini lah cinta, semakin ia menggenggam erat, akan membuatnya lepas. Tanpa terasa air mata menetes di pipinya, terasa sangat sakit di dalam hatinya. Tak hanya Amanda saja yang merasakan kegundahan hati. Ada seorang pria yang tak jauh dari Amanda melihat lautan dengan pandangan terluka. Seandainya hati yang dimilikinya seluas samudera yang bisa menerima segala rasa sakit di dalam batinnya mungkin ia tak akan merasakan hatinya sesakit ini. Kenangan indahnya bersama Selena terus saja menghantuinya. Kenangan yang seharusnya K

  • Desire In Love   92. Extra Part: Devano dan Amira

    Kisah Devan dan Amira saat pertama bertemu. Suara seorang anak lelaki kecil berteriak dengan bahagia saat Theo datang, Devan menyambut Theo langsung memeluknya. Terlihat seorang anak perempuan bersembunyi dibelakang Papanya. "Siapa adik kecil ini Papa?" tanya Devan. "Ini adikmu, Devan, namanya Amira Putri Angkasa dan umurnya 3 tahun," ujar Theo dengan lembut. "Asyiiik aku punya adik," ucap Devan dengan semangat. Amira melihat Theo. Dia takut, dia belum pernah bertemu dengan Devan. "Jangan takut Amira. Itu kakakmu, Devan. Saat kamu sudah besar Kakakmu yang akan melindungi dan menjaga kamu," ucap Theo memberi pengertian pada Amira. "Benalkah Papa?" tanya Amira yang masih celat. "Iya sayang. Devan sini dulu, Nak." Theo memanggil Devan. Theo berjongkok melihat Devan dan Amira. Dia yakin Devan nanti akan menjaga Amira, putri kecilnya. Dia tak ingin menyembunyikan keberadaan Amira lagi baik itu dari Devan ataupun Debby. Dia menyayangi Devan juga Amir

  • Desire In Love   91. Extra Part

    Sudah tiga hari Devan dan Selena menghabiskan hari - hari penuh gairah di dalam kamar Villa. Mereka hanya menggunakan service room untuk memesan makanan dan lanjut kembali dalam aktifitas kegiatan suami istri. Setiap hari Selena dan Devan menghubungi Sean, Marlina, dan Emilia. Tak ketinggalan Andi juga dihubungi Devan memberi kabar pada keluarganya. Selena yang baru selesai mandi keluar dari kamar mandi dengan wajah kesal dan sambil berbaring di ranjang merasakan bagian sensitifnya yang melebar. Devan masuk ke dalam kamar setelah selesai menghubungi Andi balkon. Devan memperhatikan raut wajah Selena yang tampak kesal. "Sayang, kamu kenapa?" tanya Devan penasaran. "Sayang, aku capek bercinta terus. Lihat nih sampai jember begini," keluh Selena sambil menunjuk bagian sensitif miliknya. "Masa sih." Devan melihat tak percaya. "Iya, lihat ini loh." Selena membuka kedua pahanya memperlihatkan bagian intinya ke arah Devan. Devan menelan salivanya. Entah mengapa m

  • Desire In Love   90. Honeymoon

    Malam ini malam pertama setelah pernikahan kedua Selena dan Devan. Mereka akan menginap di salah satu hotel bintang lima yang di hadiahkan lagi oleh Marlina. Hanya untuk malam ini saja mereka di Jakarta, esok hari mereka akan berangkat bulan madu ke Italia. Devan mengikuti permintaan Selena yang ingin ke Amalfi Coast yang terletak di Italia bagian barat daya, tepatnya di Provinsi Salerno, Campania, Roma, ibukota Italia. Walau asing di telinga Devan, tapi demi Selena dia rela melakukan apapun. Mereka akan berbulan madu ke sana selama satu minggu. Sudah terbayang di benak Devan kegiatan apa yang akan dilakukannya. Dia ingin bercinta dengan Selena sampai puas lahir dan batin, secara dia sudah 5 tahun lebih bahkan hampir 6 tahun ga pernah lagi merasakan surga dunia. "Akh bentar lagi bisa ena - ena. Asyik - asyik," ujar Devan dengan semangat.Setelah resepsi pernikahan mereka selesai, Sean ingin ikut dengan Selena dan Devan ke hotel. Marlina, Emilia sudah mencoba menahan Sean agar t

  • Desire In Love   89. Pernikahan Yang Sempurna

    Tanpa terasa waktu terus berlalu. Selena dan Devan akan mengikat janji suci mereka kembali, sudah tak ada lagi dendam dan rasa sakit hati di dalam hati mereka. Memaafkan dan menerima segala kekurangan pasangan adalah yang terbaik bagi mereka. Pernikahan mereka dulu dilandasakan oleh rasa sakit hati, tapi pernikahan mereka sekarang sangat berbeda tak seperti dulu. Sudah tak ada lagi rahasia di antara mereka, sudah tak ada lagi salahpaham. Semua masalah sudah mereka selesaikan dan saling memaafkan. Selena mencoba gaun pengantin yang akhirnya dia pilih sendiri bukan seperti dulu dibelikan Devan. Devan dan Sean menunggu Selena mencoba gaun pengantin duduk bersama di sofa butik. "Mami lama amat sih, Pi," keluh Sean. "Sabar Nak. Inilah cobaan kita kaum pria, wanita kalau sudah mencoba berbagai macam pakaian bisa sampai satu semester," ucap Devan. "Ini baru gaun pengantin gimana kalau make up yaa Pi. Banyak amat deh yang di pake, dempul ini lah, dempul itu lah. Melelahkan." "

  • Desire In Love   88. Melamar Selena 2

    Hari ini Sean dan Selena ke Dufan. Selena mengerti bagaimanapun Sean masih anak - anak walau dia memiliki kepintaran melebihi anak - anak seusianya. Saat mereka tiba di Dufan Sean sangat bahagia, dia melirik ke samping sudah ada Devan di sana dan berpura - pura kaget ada Devan. "Mami, itu Papi bukan?" tanya Sean. "Papi? Maksudmu, Devan?" ujar Selena mengedarkan pandangannya ke sana ke sini. "Kamu mencariku," ucap Devan tiba - tiba berada di samping Selena. "Kamu kenapa bisa ke sini? Apa kamu mengikutiku? Bukannya perjanjian kita itu seminggu lagi baru bisa ketemu. Ini baru 2 hari." "Lena, aku tidak mengikutimu. Kamu aja yang terlalu percaya diri, naluri sebagai seorang Ayah tergugah. Aku mimpi tadi malam kalau Sean berada di sini jadilah aku ke Dufan." "Modus!" "Jangan terlalu berpikiran negatif sayang tak baik untuk kesehatanmu dan kecantikanmu."Selena hanya mendengus kesal, dia tak percaya Devan mengatakan alasan yang tak masuk akal. Devan melirik ke arah Sean sambi

  • Desire In Love   87. Rencana Sean dan Devan

    Devan menghubungi Sean, dia harus menanyakan pada putranya yang pintar itu harus bagaimana melamar Selena. "Halo anak paling ganteng sedunia," sapa Devan. "Hai Papi paling ganteng sedunia," balas Sean. "Sudah makan belum, Nak?" "Sudah dong Papi." "Ooh iya Sean, besok pulang sekolah jam berapa?" tanya Devan. "Jam 12 Pi." "Besok Papi jemput ke sekolah yaa." "Okey dokey Papi." "Papi love Sean." "Sean love Papi." Keesokan paginya Selena akan mengantarkan Sean ke sekolah. Saat dia akan mengeluarkan mobil dari garasi Devan datang ke rumah Selena. Penampilan sangat santai, hanya memakai celana pendek, sendal jepit, topi, dan kacamata hitam melengkapi ketampannya. Devan tersenyum ke arah Selena, memperlihatkan barisan gigi putih hasil dia rajin sikat gigi dengan teratur. Hari ini dia memang sengaja datang pagi - pagi ke rumah Selena untuk mengantarkan Sean ke sekolah sekalian dia bisa bertemu dengan Selena. "Ngapain ke sini? Bukannya kita ga boleh k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status