Share

Chapter 05. Proses Penyelamatan Aurora

Dareen menjelaskan secara rinci kepada semua orang yang berada di sana, ia menjelaskan mengenai rumah balok. Teori yang dia berikan membuat Lauder berpikir keras, Lauder masih bingung karena dia baru mengalami hal seperti ini. Di kehidupan sebelumnya dia tidak pernah mempunyai masalah berat.

Ia hanya menyelesaikan masalah soal pekerjaannya saja. Menurut dia masalah penculikan ini lebih sulit di banding dengan pekerjaan nya menjadi CEO, karena tugas dia hanya memerintah dan memerintah. Dengan begitu hatinya merasa ada yang mengganjal. 

Tetapi dia tidak memperdulikannya, karena dia tidak pernah memakai apa kata hatinya. Berbeda dengan Alexs hati dan pikirannya selalu dia banding kan dan memilih mana yamg terbaik. Akhirnya dia selalu bergelut dengan isi otak dan hatinya, membuat dia menjadi kebingungan.

Dengan begitu Dareen hanya meminta kepada Lauder untuk mempercayai nya saja. Dengan begitu menurutnya mempercayai Dareen bukan suatu masalah. Dia hanya setuju saja dan mengharapkan Dareen bisa memecahkan masalah nya.

Maxs yang hanya gelisah dia hanya memandangi Dareen, menunggu hasil pengamatan soal adik nya Aurora. Setiap hari Maxs hanya melamun, mengapa nasib dia seperti ini. Jika dia ingin memilih dia hanya ingin menjadi Chef yang banyak mengagumi nya. Tetapi dia sadar waktu tidak akan bisa di putar kembali, hanya kata umpatan demi umpatan saja yang ia cantum kan dalam hatinya. "Sial, Sial, Sial, Sial, Sial," sambil menahan tangis dan amarah nya.

Bagaimana tidak, sejak kecil Maxs dan Aurora sering bersama sama. Aurora sangat beruntung mempunyai kakak sebaik dan sepeduli Maxs. Sampai saat ini Maxs tidak pernah mempunyai niat untuk melamar seseorng. Dia hanya berpikir menikah itu membuat nya ribet dan menyusahkan, sama halnya dengan Aurora.

Dareen berkata kepada Alexs, "Apakah kamu, tahu bagiamana ciri ciri dari perawakan Aurora?" Lalu Alexs menjawab nya.

"Aku tahu, bahkan sangat tahu. Ciri ciri dia itu tinggi, manis, cantik, bahkan nyaris sempurna,"

"Hmm, tapi yang aku maksud bukan ciri ciri seperti itu. Kamu mendeskripsikan seseorang bukan karena memberi tahu ku tetapi secara tidak langsung kamu menyukai nya bukan?" Tekan dari Dareen.

Dalam hati Alexs dia berkata, "Sial! Kenapa aku harus bicara seperti itu, malu dong! Aku biarlah aku kan Lakik! Yang normal gausah malu,"

5 menit kemudian, Maxs datang dan Dareen lebih baik menanyakan langsung kepada kakak nya Aurora.

Dia berkata, "Untuk mempermudah mencari Aurora, tolong kamu sebutkan ciri ciri dari Aurora,"

Maxs menjawabnya, "Dia tinggi kira kira 167Cm, wajahnya berbentuk oval, dia mempunyai tahi lalat di bagian dagu dan pinggir mata," jelas Maxs.

"Baik penjelasan dari mu itu cukup, dan sekarang aku akan melacak keberadaannya. Mungkin ini membutuhkan waktu yang lumayan lama, dan aku minta kalian bersabar dulu. Jika nanti ada jawaban yang pasti aku akan segera kemari untuk mengabarkan kalian," jelas Dareen.

"Baik, akan aku tunggu semoga kamu memberikan kabar baik kepadaku secepatnya." Perkataan dari Maxs dengan penuh harapan.

Akhirnya Dareen pulang setelah menanyakan ciri ciri Aurora kepada Maxs. Dia pun langsung saja mengerjakan nya di ruangan nya yang sangat privasi.

Bella dan Devano nampak terlihat senang mereka bermain bersama di halaman Mansion yang mewah, lauder sedang bekerja karena dia harus meeting bersama Client kali ini Lauder meeting bukan dengan Client yang se negara, tetapi luar negara. Yang pasti membuat Lauder harus pergi beberapa hari untuk menyelesaikan pekerjaanya. Dengan berat hati Bella pun mengizinkan nya saja.

Tujuan Lauder Meeting ke luar negeri bukan hanya sekedar meeting dia juga ingin mencari informasi soal masalalu orang tuanya dulu. Karena semenjak Lauder ber usia 20 tahun dia tidak tinggal lagi bersama orang tuanya dia mulai merintis bisnisnya sendiri, maka dengan begitu dia sempat menyesal dia tidak tahu aktivitas orang tuanya dulu. Dan orang tuanya tidak bercerita apa apa, untuk saat ini Lauder hanya bingung dia harus berhati hati tetapi tidak tahu harus berhati hati kepada siapa.

Saat Lauder akan pergi, dia hanya mempercayai Alexs dan Maxs itu saja. Dia hanya berpesan untuk menjaga Devano dan Bella dengan harapan penuh dia berharap tidak terjadi hal hal yang tidak di ingin kan. Lauder pun bergi menggunakan kapal Z pribadinya.

Keadaan Aurora saat ini tidak baik, dia tiba tiba saja sakit. Lalu maid itu datang dan menelepon dokter pribadi tuannya, akhirnya dokter itu pun datang dan memeriksa terlebih dahulu bagaimana kondisi Aurora.

Ternyata Aurora mengidap penyakit jantung. Namun tidak terlalu parah, hanya saja saat ini dia merasa lemas dan tidak bertenaga. Yang ia inginkan hanya melihat kakak nya Maxs dan tinggal kembali di Mansion Lauder, atasannya itu. Maid yang mengetahui penyakit nya Aurora dia merasa sedih dan kasihan. Dia berpikir seharusnya ia tinggal bersama keluarganya bukan tinggal di tempat seperti ini apalagi seperti kurungan saja.

Maid itu berpikir ingin membebaskan Aurora, tetapi dia tidak mengetahui arah jalan untuk keluar waktu dia masuk ke Rumah Labirin ini, mata dia di tutup dan proses masuk ke rumah nya ini sangat lama sampai sampai dia merasakan pegal karena terlalu lama berdiri. Namun tidak masalah baginya, yang penting dia menurut saja. Main itu bekerja di Rumah labirin sekitar 2 tahun yang lalu. 

Meski bekerja sudah 2 tahun tetapi dia tidak tahu pemilk asli rumah nya ini siapa. Setiap atasannya yang datang ke rumah labirin bukan atasan yang aslinya melain kan dia hanya utusan dari tuan yang atas. (Tuan yang atas, pemilik asli Rumah Labirin)

Sore harinya kondisi Aurora mulai membaik, dan dia merasa badannya sudah siuman dia ingin sekali kuluar untuk menghirup udara segar. Tetapi dia menyadarinya tidak ada celah untuk keluar, dia hanya diam saja dan memperhatikan ukiran bangunan kamar nya. Menurut Aurora bangunan nya sangat bagus ukirannya bermodel kuno tetapi begitu elegant. Dia terasa terhipnotis seharian dia terus tinggal di kamarnya tetapi dia tidak merasakan bosan atau ingin kabur.

Namun ketika dia merindukan Maxs rasa dia ingin keluar sangat meronta ronta. Akhirnya dia menyusun rencana untuk mengelbui maid itu, semoga saja rencana dia berhasil dia sedang menunggu maid itu ke kamarmya. Tapi 1 jam dia menunggu Maid itu belum datang seperti biasanya dia selalu membawakan masakan makan sore nya. Pedahal perut dia sudah lapar, ketika dia pergi ke kamar mandi tiba tiba ada kertas bertulisan. Makanan nona saya simpan di meja ke 2.

Aurora merasa geram, kenapa maid itu tidak memberikannya langsung pedahal hal ini tidak seperti biasanya, Aurora berpikir apakah maid itu tahu rencananya? Atau dia tahu isi hatinya ketika maid datang dia ingin mengelabuinya? Saat ini Aurora tidak memperdulikannya. Dia ingin makan saja dulu soal mengelabui dia pikirkan nanti saja.

2 Hari kemudian, Dareen datang ke Mansion Lauder ternyata Lauder tidak ada di Mansion itu. Akhirnya dia hanya mengajak Alexs dan Maxs untuk pergi ke rumah labirin tanpa basa basi Maxs dan Alexs pergi, di mansion hanya ada Bella, Devano dan bodyguard nya saja. Sebelumnya Bella ingin ikut tetapi Alexs melarang nya dia hanya menyuruh berdiam diri saja di Mansion

Mereka ber tiga datang untuk misi yang pertama yaitu membuka pintu masuk, mereka kira di rumah itu tidak ada penjaga ternyata banyak sekali. Masuk ke rumah labirin ini mereka sangka bukan rumah tetapi sepertinya dia masuk ke kandang singa, lalu dengan begitu Dareen pun menyarankan untuk melawannya saja. Di antara mereka bertiga yang paling pandai dalam beladiri yaitu Alexs.

Alexs menghajar hampir setengah penjaga itu KO, dan Maxs juga melawan cukup banyak akhirnya musuh itu pingsan tidak sadarkan diri, dengan cepat mereka berlari menuju ruang pertama. Dan benar saja di sana banyak sekali kotak kotak tanpa mereka mengerti, dengan memaksakan diri Maxs pun berjalan terus berjalan dan di ikuti oleh Alexs. 

Namun tanpa mereka sadari Dareen tidak ikut bersamanya, mereka tidak memperdulikannya setelah beberapa jam mereka berjalan jalan bukannya dia menemukan tempat baru tetapi dia terus menerus berada di lorong B. Dan dia tidak mengetahui jalan keluarnya untuk menuju lorong A, karena mereka merasa sudah cape, akhirnya mereka hanya duduk dan terdiam saja.

Alexs berkata, "Sial! Mungkin kita terjebak di sini,"

"Benar!! Kita terjebak di rumah Minecraft,"

Mereka hanya menyandarkan diri, setelah beberapa jam Alexs mempunyai ide untuk berteriak dan semoga saja Aurora mendengar nya.

"AURORAAA!! AURORAA!! AURORA!! Kakak di sini!!" Teriakan Maxs

"Aurora!! Apakah kamu berada di sini?"

Teriakan demi teriakan telah mereka ucapkan namu akhirnya Alexs memberikan umpatan lagi.

"Sial! Sial! Sial! Sial!! Ahhhhhkkkkk," teriakan frustasinya, "Bagaimana Aurora bisa mendengar suara kita? Dinding semua memakai peredam suara!"

"Kamu benar juga! Kita berteriak hanya menghabiskan tenaga kita saja. Dan membuang energi kira," 

Akhirnya Maxs dan Alexs berdiam diri di ruangan sana, dan karena mereka lelah akhirnya mereka tertidur. Pada pertengahan malam Maxs merasa lapar dan dia mengingat bahwa dia membawa ransel yang berisi makanan, akhirnya Maxs pun makan.

Karena suara Maxs berisik, akhirnya Alexs terbangun. "Ada makanan? Kenapa gak bilang?" Kata Alexs. "Ya kamu nya juga lagi tidur," balas Maxs. Mereka pun makan makanan yang di bawa oleh Maxs.

Baru pertama kali Alexs merasakan sedikit makanan tetapi rasanya begitu nikmat di banding dia makan di rumah mewahnya. Sedikit terharu, namun dia tidak menunjukannya kepada Maxs.

Dengan tekad yang kuat mereka terus berusaha mencari keberadaan Aurora, perjuangan dan pengorbanan dia tidak ingin sia sia, mereka meneliti semua sudut setiap ruang, dan ternyata benar saja di salah satu sudut paling pojok ada tombol berwarna merah, ketika tombol itu di tekan maka terbuka lah lorong baru.

Mereka senang akhrinya mereka bisa membuka lorong, hanya saja berpindah tempat bukan sepenuh nya mereka berhasil. Tetapi mereka terus mencari di sekitar sudut sudut ruangan itu.

Karena Maid Aurora tidak ada, Aurora pun makan dengan lahap untuk mengumpulkan tenaganya supaya bisa keluar dari kamar nya. Setelah makanan nya habis, Aurora mencoba membuka pintu untuk keluar, ternyata pintunya tidak di kunci. Auroraa senang sekali, dengan cepat dia berlari. Namun dia berhenti seketika melihat jalan nya penuh dengan kotak kota. 

Di dalam hatinya dia berkata, "Anjir rumah apa model apa ini? Aku kira Rumah Minecraft hanya ada di vidio game ternyata ada di real life, nyesel gue gak main game itu kalo gua tahu bakal terjebak gini gua pelajari tuh,"

Di sepanjang jalan Aurora hanya mengumpat, "Sial, Sial,Sial!! Pusing gue," 

Aurora yang sedang duduk mengeluh ingin keluar, tiba tiba dia melihat tombol berwarna biru. Ia menjerit senang, berpikir akhirnya dia bisa keluar! Ternyata bukan keluar dia hanya berpindah posisi saja. Menurut dia, tidak masalah yang penting ada perubahan saja.

Saat ia menonjok salah satu dinding pintu terbuka, dan dia melihat ada seorang maid yang sedang duduk dan mengamati sudut sudut ruangan. Aurora terkejut sekali ternaya alasan dia tidak memberi makan karena dia keluar dari ruangannya. Tetapi maid itu baik, dia membuka kan kunci kamar Aurora.

"Maid?"

"Eh, Nona?"

"Apakah tujuan kita sama?"

"Hmmm, Maybe?"

"TEPAT! Kita sama ingin keluar dari kotak kotak ini!"

Aurora dan Maid sekarang sudah bekerja sama untuk mencari jalan keluar. 

Aurora bertanya, "Oh iya, nama kamu siapa?"

"My name is Popy," 

"OHhh, hai popy."

"Nona, selama aku bekerja di sini selama 2 tahun aku belum pernah kembali ke rumah halaman ku lagi, rumah ini seperti tahanan."

"Sudah ku bilang Popy, aku stres lama lama. Sebenarnya aku tidak merasa bosan tinggal di kamar itu hanya saja aku stres ketika ingin bertemu dengan kakak ku, akhirnya aku bertekad untuk kabur," jelas Aurora.

Perjalanan demi perjalanan sudah mereka lalui, akhirnya di tengah tengah tombol terakhir ruangan baru terbuka dan akhirnya Aurora dan Maxs bertemu. Hanya tangisan yang mereka kelurkan, akhirnya beberapa lama mereka tidak bertemu di pertemukan lagi

Sudah tengah malam tetapi Alexs dan Maxs belum pulang dan Dareen pun tidak memberi tahukan apapun. Bella sangat cemas, dia ingin mengabari Lauder tetapi handphone nya tidak aktif. 

Devano yang sudah bisa berbicara, dia menenangkan Bella.

"Mommy dont sad, aku ada di sini kita doa kan saja uncle Alexs dan uncle Maxs baik baik saja,"

Bella yang mendengar suara anak nya Devano, ia menangis terharu anak laki laki nya sudah pandai berbicara dan sejak kecil dia sudah bisa memberikan simpati ke dirinya.

"Mommy dont sad, mommy hanya cemas," 

Devano yang mendengar jawaban dari Bella, dia tersenyum dan memeluk Bella lalu mengusap wajahnya. Bella sangat senang sekali kebahagiaanya tidak pernah pudar, atau belum? Tiba tiba pertanyaan datang dengan sendirinya.

Akhirnya, Bella Thessaly pun memutuskan untuk menunggu hari esok dan menunggu kabar pulang suami nya, Lauder. Devano sejak tadi menanyakan terus ayahnya Lauder, namun Bella hanya meminta Devano untuk bersabar saja. Akhirnya Devano menuruti apa kata Bella, mereka sudah tertidur lelap dan nampak nya nyenyak.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status