Home / Thriller / Devano Lauder / Chapter 04. Penculikan Aurora

Share

Chapter 04. Penculikan Aurora

last update Last Updated: 2021-08-28 12:41:50

Sampai saat ini Maxs belum menyadari jika Aurora tidak ada di sisinya, semalam Maxs tidur di tempat biasanya karena Lauder telah menginzin kannya untuk tinggal di sana lagi. Seperti biasa Maxs mengerjakan tugas yang di suruh oleh Lauder, pekerjaan Maxs tidak menentu kadang dia menjadi Bodyguard, Sopir, bahkan menjadi chef karena dia mempunyai bakat memasak yang lumayan enak. Dan sebelum kenal dengan Lauder pun ia pernah menajdi chef di resto yang terkenal.

Maxs sangat berbakat dalam memasak, Aurorapun adiknya sempat dia kalahkan soal masakannya. Maxs paling top jika dia memasak sampai sampai Lauder pernah mengangkatkan jempol untuk Maxs, waktu itu Maxs sangat senang sekali.

"Aku di mana? Kenapa tempat ini asing sekali bagiku? Aku ingin bertemu dengan kak Maxs," suara rintihan dari Aurora. Dan Aurora merasakan semua badannya sakit lemas dan tidak bertenaga.

Selang 15 menit kemudian, maid datang dan membawakan makanan dan minuman untuk Aurora. Maid tersebut tidak banyak bicara, hanya meminta Aurora makan, Aurora sempat menolak tetapi Maid itu memohon dan dia bilang, "Jika nona menolak makanan ini, kemungkinan saya akan di siksa oleh tuan,"

Mendengar kata Maid itu, Aurora pun memakan makanan nya dengan lahap. Karena sejak semalam dia belum memakan makanan apapun baru saja dia selesai memakai baju tiba tiba ada orang yang menusukan jarum suntik ke lehernya. Dan lehernya Aurora sekarang masih sakit, kepalanya masih pusing.

Setelah itu Aurora telah menghabiskan makanannya, lalu Maid itu datang lagi untuk memberikannya baju. Baju nya itu sangat bagus dan begitu cantik ketika di pakai oleh Aurora.

Lalu maid itu memuji Aurora, "Nona sangat cantik seperti model," lalu dia menjawab nya, "Terimakasih, memang dulu aku pernah menjadi model," Maid itu nampak sangat mengaguminya.

Setelah Maid itu selesai menjalankan tugas nya, ia kembali lagi ke luar dan melanjutkan pekerjaan yang lainnya. 

Setelah 2 jam Aurora hanya diam di kamar nya, ia sangat bosan. Jika dia bisa memilih dia mending diam di bawah tanah bersama kakak nya daripada di sini, ia tidak tahu kenapa ia di culik seperti ini. Hanya kesal dan bingung yang Aurora rasakan tidak ada rasa takut sedikitpun di dalam hatinya, selain cantik Aurora juga pandai dalam beladiri.

Beberapa lama kemudian, ada sosok pria misterius dia memakai jas berwarna hitam, semua yang ia kenakan berwarna hitam kecuali kulit ia berwarna putih. Ia menemui Aurora menatap dari jauh, Aurora tidak takut. Namun Aurora tidak tahu siapa laki laki itu ia sulit melihatnya karena memakai topeng, hanya kelihatan warna kulit tangannya saja.

Pria itu tidak mendekati Aurora ia hanya memandanginya dari jauh, mereka berdua hanya saling memandang satu sama lain. Beberapa menit kemudian pria tersebut pergi dan mengunci pintunya dari luar.

Sekitar pukul 02.00 siang, Maxs baru menyadari bahwa adik nya tidak ada. Bahkan sejak semalam mereka tidak bertemu lagi, kecemasan dan ke khawatiran begitu memuncak di dalam hati nya. Akhirnya dia memberi tahukan kepada Lauder.

"Maaf bos, saya sangat membutuhkan bantuan anda" kata Maxs.

"Ada apa Maxs? Dan tumben Aurora tidak bersama mu?" Kata Alexs.

Maxs menjawabnya "iya saya meminta bantuan tuan Lauder dan tuan Alexs untuk mencarikan adik saya," dia menangis tersedu sedu.

Lalu Alexs menjawab nya, "Sejak kapan adik mu meng hilang? Apakah waktu kita berpesta saat malam?" Lalu di jawab dengan singkat "Ya"

Lauder berpikir, apakah penculikan ini terjadi karena rencana orang yang ingin memfitnahnya gagal. Dan akhirnya dia membalaskan dengan menculik Auror. Apapun penyebab dan masalahnya dia tidak memperdulikannya yang terpenting dia bisa menemukan Aurora.

Salah satu Maid, ada yang mengetahui jika Aurora di bawa oleh seorang pria ia memakai mobil berwarna Silver. Mendengar perkataan itu Maxs terlihat sangat marah, dengan begitu Lauder meminta seseorang untuk melacak keberadaan Aurora namun Nihil, kecewa sudah Lauder dia tetap terus mencari jalan keluarnya.

Setelah itu dia tidak menyerah begitu saja, dia mempunyai kenalan yang banyak dia meminta bantuan para Detektif yang ternama.

Kata salah satu detektif ia berkata "Orang yang menculik Aurora sepertinya sudah lama mengincarnya, kemungkinan ia adalah rekan bisnis dia atau apa,"

Maxs hanya mengetahui adik nya pernah bekerja sebagai model, dan ia tidak pernah bercerita tentang hal hal yang janggal. Waktu ia bekerja tidak ada masalah apapun, setau nya dia bekerja dengan senang hati. Tidak ada paksaan dari seseorang, dan dia belum pernah bercerita ada orang yang ingin mencelakainya. 

Lalu Maxs berpikir mungkin Aurora tidak ingin dirinya mengetahui masalanya, dengan begitu Aurora menyimpan masalahnya sendiri. Semenjak dia bekerja dia juga tidak pernah membahas soal perasaanya lagi kepaďa Maxs.

Kasus ini bisa di laporkan ke pihak yang berwajib apabila sudah 1×24 jam. Mungkin besok pagi kakak nya Aurora akan datang ke kantor polisi untuk meminta bantuannya.

Lauder dan Alexs juga tidak tinggal diam, justru dia semakin berjaga jaga untuk melindungi keluarganya itu. Cepat atau lambat Bella pasti akan tahu Aurora menghilang. Karena bagaimana pun Aurora dan Bella sering bercanda ria saat Bella berada di Mansion nya.

Dareen adalah seorang salah satu Detektif kepercayaan Lauder. Ia akan bekerja dengan semaksimal mungkin, karena bagaimana pun keluarga Lauder telah banyak membantu keluarga Dareen. Jadi Dareen itu sahabat nya sejak dia masuk Sekolah Menengah Atas, SMA.

Aurora mulai berontak ia dengan teliti mencari celah untuk keluar, namun nihil. Tidak ada celah untuk ia keluar, namun ia mencoba untuk jalan lewat jendela kamar mandinya. Ia ingin mencoba turun kebawah namun, waktu dia sudah menyiapkan tali maid itu datang, dengan terkejut dia langsung kembali lagi ke tempat tidur nya. Di sana dia hanya berpura pura tidur.

"Maaf nona, ini makan sore nona dan ini ganti baju nya," kata maid itu.

"Buat apa aku ganti baju, seharian aku berdiam diri di sini otomatis baju ku masih bersih," jawaban pedas Aurora.

"Maaf nona, ini hanya perintah dan jika nona tidak ingin mengganti baju tidak apa apa asal makan saja makanan ini," ucapnya.

Awalnya dia tidak mau makan, tetapi melihat sup ayam yang hangat serta goreng kentang yang menggodanya ia tidak berpikir lagi langsung saja menyantap nya.

Dia berkata, "Pas banget hujan hujan gini makan yang hangat, aku di culik kok aku gak ngerasain kalo aku di culik ya. Tapi aku merindukan kakak ku Maxs," dengan ucapan begitu dia sedih.

Saat makanan nya habis, dia seketika mengingat nya "Kenapa hidangan makanan ini dari mulai pagi siang sore semuanya makanan kesukaan ku, apa ini kebetulan atau apa. Jangan jangan orang yang menculiku orang yang pernah dekat dengan ku?" Seribu pertanyaan menghantui pikiran nya.

Tiba tiba ada seseorang pria yang sama lalu dia mendekati Aurora, dia berkata.

"Kalo kamu LAKI! TUNJUKIN wajah asli kamu!" bentak Aurora.

Lalu pria itu membuka suara, "Nanti menunggu waktu yang tepat, suatu saat kau akan mengetahui. Tugas mu sekarang hanya diam saja di sini orang di sini akan memperlakukan mu seperti ratu," ucap nya.

"Ha ha ha apa kamu bilang? Aku di perlakukan sebagai ratu? Buta ya? Atau katarak? Jika aku di perlakukan seperti ratu pastinya aku tidak di kurung layak nya tahanan!! You understand?" Amarah nya mulai terpancing.

"Apa pun tanggapan mu, aku tidak memperdulikannya. Yang pasti kamu bagaikan tahanan yang diberi fasilitas mewah yang ku berikan tidak sebanding dengan sel tahanan!"

Lalu pria itu menghilang, dan pergi lalu mengunci lagi pintunya.

Karena suasana nya menjadi panas malam hari Aurora pergi ke kamar mandi untuk berendam di bathub. Dia sedang menyiapkan sabun nya lalu menunggu air nya penuh setelah penuh ia langsung saja berendam.

Namun dia tidak mengetahui jika ada seseorang yang datang, ketika maid mencari Aurora, Aurora sedang naik ke bathub lalu Aurora terkejut. Lalu ia memberikan umpatan Sial!

Dia berkata, "Apa kamu mengintip aku ya?" 

Lalu di balas nya, "T-tidak nona, saya hanya mencari nona ternyata sedang berendam. Saya hanya ingin mengantarkan makan malam nona itu saja," jelas maid itu.

"Baik jika kamu tidak berniat untuk mengintip aku, berarti kamu melihat aku kan?"

Jawaban polosnya, "Iya nona sedikit,"

"Sudah ku duga, Sial!!"

Lalu maid itu pergi untuk beristirahat. Selang beberapa menit Aurora keluar dari bathub nya, tidak di sangka di kursi kamar nya sudah ada pria yang memperhatikannya dari jauh. Di dalam hatinya dia banyak sekali umpatan umpatan yang kasar.

Pria itu hanya ingin memastikan jika makan malam nya Aurora di makan sampai habis. Tidak berniat untuk berbuat yang aneh aneh, lalu Aurora menyantap nya lagi sampai habis. Setelah habis pria itu pergi kembali, dan Aurora yang mengantuk pun dia tertidur dengan pulas dan begitu nyaman ketika di lihatnya.

Selama Aurora di kurung dia hanya mengingat bagaimana waktu itu di terror orang untuk melakukan kejahatan kepada tuannya sendiri. Ia mengingat berkhianat karena sudah berpihak kepada musuh, dia berpikir sangat bodoh kenapa dia mau untuk menyimpan jenazah di mansion Lauder.

Saat ini dia hanya ingin pulang, dan sesekali dia ingin sekali menghajar orang yang sudah menculiknya, menurut dia orang itu tidak asing baginya. Namun dia hanya mempunyai pemikiran yang buntu tidak tahu harus berbuat apa.

Ke esokan harinya, Maxs berangkat ke kantor polisi untuk melaporkan soal hilang nya Aurora adik perempuan satu satunya. Hanya Aurora yang ia punya saat ini, karena keluarganya berada di negara lain.

"Sudah hampir 2 hari saya tidak bertemu dengan adik saya pak, tolong carikan adik saya,"

"Coba kamu jelaskan seperti apa adik anda,"

Maxs pun menjelaskan nya kepada polisi dengan sangat rinci. Dan membuat keputusan untuk menunggu kabar nya nanti, dan Maxs pun di suruh untuk pulang saja dulu. Lalu Maxs mengucapkan terimakasih, dan ia pun pergi.

Seorang Det Dareen, menemui Lauder di Mansion nya ia memberikan sedikit kabar, bahwa Aurora berada di rumah seseorang, nama rumah itu bernama Rumah Labirin, ketika seseorang ingin pergi ke sana harus mengetahui rumus awalnya. Ketika kita salah menuju arah maka kita akan terus saja berputar di sana.

Jadi sebaiknya aku harus mempelajari soal rumah labirin itu, rumah labirin tidak sembarang orang yang membuatnya butuh pengetahuan yang sangat jenius. Salah satunya kita harus mengetahui siapa yang membuat rumah itu.

Dan sekalipun jika Aurora melarikan diri dia tidak akan bisa keluar rumah itu, karena setiap ruangan ada masing masing code rumus nya. Pembuatan rumah itu sangat mahal dan membutuhkan waktu yang sangat lama.

Mendengar penjelasan itu, Maxs hanya diam dan dia hanya mempercayakan kepada keluarga Lauder. Di sisi lain dia sangat yakin pasti dia akan bertemu lagi dengan adik nya Aurora. Dia sangat merinduka Aurora, dia menyesal tidak menjaga nya saat acara itu berlangsung. Andaikan saja jika waktu itu Maxs ada di sisinya pasti dia akan bisa menjaganya.

Atau malah sebaliknya, bukan hanya Aurora yang di culik, tetapi Maxs dan Aurora juga di culik. Maxs sangat pusing mengahadapi kenyataanya ini, dia berdoa semoga adik semata wayangnya bisa selamat dan bisa kembali bersama sama lagi seperti dulu.

Dia masih mengingat di mana kejadian telah menimpa mereka berdua saat usia mereka mulai dewasa mereka berpisah untuk sementara, dulu dia dan Aurora tidak pernah bertemu. Bahkan saling memberi kabarpun tidak, dulu Maxs hanya menganggap dirinya hanya hidup sendiri.

Namun setelah adiknya sudah bersamanya, dia harus bersedih karena Adiknya di culik sesekali dia menangis karena dia telah gagal menjadi kakak. Dia bersumpah jika untuk menyelamatkan Aurora adalah nyawanya sendiri dia tidak akan tanggung tanggung untuk menyelamatkannya.

Saat Maxs sedang sendiri di taman maid Mayang menemui Maxs di sana mereka saling mengobrol dan tentunya Mayang memberikan semangat kepada Maxs di sana mereka saling berkomunikasi dengan baik dan menyenangkan, akhirnya Maxs bertanya kepada Mayang.

"Nama kamu Mayang?"

"Iya,"

"Boleh aku rubah sedikit namamu, biar menjadi lebih cantik gitu," kata Maxs.

"Boleh, emang kamu mau rubah namaku menjadi apa?" tanya Mayang.

"Jadi Sayang," senyuman dari Maxs.

Lalu di balas oleh Mayang, "Ha ha ha kamu ini ada ada saja,"

"Mayang kenapa kamu memilih bekerja di sini sebagai maid? Pedahal kamu seperti orang berpendidikan,"

"Aku ke sini hanya untuk menenangkan diri tidak masalah dengan pekerjaan ku yang sekarng, dulu aku menjadi polwan,"

"Wah kamu hebat sekali," puji Maxs

"Kamu juga hebat, bisa jadi Chef,"

"Ha ha ha ha ha ha ha, ada ada saja topik pembicaraan ini, makasih ya kamu udah mengisi malam ini dengan senyuman, yang awalnya kecut dan muram,"

"Iya sama sama, aku juga kasihan kepada adikmu harus mengalami penculikan seharusnya waktu berpesta dia itu bersenang senang, makan makan ini malah di culik," 

"Ha ha ha benar juga aku merindukan adiku, Aurora," dengan harapan yang sangat tinggi di dalam hatinya dia menginginkan adiknya kembali dengan selamat, seperti dulu tanpa adanya kekurangan.

Dengan begitu percakapan mereka berakhir, karena mereka menjalanlan tugasnya masing masing, maid Mayang menjaga Devano dan memberi makan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Devano Lauder   Chapter 86. End

    2 minggu kemudian badan Devano sudah sehat, namun dia masih tidak ingin pergi. 1 minggu yang lalu Caramel sudah sadar dan Caramel sekarang sudah di pindahkan ke ruang pemulihan, Caramel mengkhawatirkan Devano meski Dokter sudah menyampaikan amanatnya jangan khawatir. Dan saat ini Anton baru saja sembuh dari komanya, Anton berniatan untuk kembali ke Britania Raya karena merindukan Caramel. Saat di kantor Anton mendapatkan kabar jika mansion Devano hancur di bom oleh Dareen kabar itu di berikan oleh William. "Apakah Caramel masih di rumah sakit?" "Mengapa kamu tahu jika Caramel di rawat?" "Saat aku koma aku bertemu dengannya namun aku tidak tahu penyebabnya dia koma, namun yang pasti iktan batin aku dan dia kuat." Anton langsung saja menjenguk Caramel, saat Caramel melihat Anton wajah Caramel begitu berseri di sana mereka saling berpelukan. 2 hari kemudian Devano datang menemui Caramel dan mengajaknya pulang ke rumah pamannya Alexs. Devano menyuruh Alexs serta keluarga untuk datan

  • Devano Lauder   Chapter 85

    Devano membawa Jordan dan Dareen ke hutan yang sepi di sana Devano menyimpannya di sebuah rumah yang baru saja selesai di bangun, rumah tersebut ialah milik ayahnya Devano yaitu Lauder tujuannya untuk tempat tinggal sementara jika ada musuh yang menyerang. Namun Devano jadikan rumah itu untuk tempat tinggal Dareen dan Jordan. Di tengah-tengah perjalanan Devano memberikan kabar kepada seseorang lewat hp Jordan, Devano memberikan pesan setelah urusannya sudah selesai Devano langsung saja melanjutkan perjalannya. Di tengah-tengah hutan yang sepi dan angker Devano terus fokus saja mengendarai mobilnya, karena Devano harus cepat-cepat sampai ditakutkan Dareen dan Jordan sadar sehingga mau tidak mau jika itu terjadi Devano harus menguras tenaganya lagi. Setelah sekian lama di perjalanan Devano sudah sampai di rumah kecil namun nyaman, di sana langsung saja kedua orang tersebut Devano bawa dan Devano baringkan di kasur yang sudah di sediakan kedua kakinya Jordan dan Dareen dia ikat mengguna

  • Devano Lauder   Chapter 84

    "Aku akan mengizinkanmu untuk melihatnya saja, namun tidak untuk berkomunikasi ataupun bertatapan." "Baik aku paham, biar aku saja yang menahan rasa rindu ini. Bagaimana tidak sejak usia aku menginjak 4 tahun ibuku pergi entah kemana, sekarang usiaku hampir 26 tahun tidak terbayang bagaimana aku rindu kepada dia 22 tahun tidak bersamanya." "Lihatlah ibumu sedang berkomunikasi dengan gadis bernama Clare." "Iya seperti ibu mertua dan menantunya bukan?" "Apa?" "Ahh tidak lupakan, melihat dari kejauhan saja aku sudah lega dan aku sangat-sangat bersemangat untuk melawan seseorang." "Aku tahu orang itu adalah Dareen bukan?" "Mengapa kamu tahu?" "Ah tidak usah tahu dari mana, seharusnya kamu itu bersaing dengan anaknya namun tidak karena anaknya saja dia tembak." "Apa? Anton di tembak? Pantas saja dia tidak terlihat di Britania Raya, pasti Anton meminta agar ayahnya berdamai." "Ya memang seperti itu, dan dia sekarang koma." "Apakah itu ikatan cinta? Caramel orang yang dia sayang ju

  • Devano Lauder   Chapter 83

    "Apa?" "Sewaktu tuan Devano memanjat jendela untuk keluar, aku tidak sengaja mendengar obrolan Jesica dengan Dareen. Aku mendengar bahwa sekeliling mansion ini di kelilingi oleh bom, dan ada 2 sabuk untuk menambah durasi waktu sebelum bom itu meledak, mereka kira Devano dan Lauder akan berkorban demi menyelamatkan kalian. Namun aku yakin kedua majikan aku tidak akan menyerah begitu saja, setelah itu aku berlari ke arah pinggir jalan tikus untuk keluar terlebih dahulu. Aku tidak jadi berdiam diri di ruang bawah tanah. Aku turut berduka cita atas kepergiannya nona Nana, semoga tuan Emillio bisa mengikhlaskannya. Meski ikhlas itu bohong yang ada terpaksa lalu terbiasa." ucap maid Poppy, ternyata itu adalah ucapan terakhirnya. Pada saat Emillio mengambil Brayn dari gendongannya Poppy, tiba-tiba suara tembakan terdengar begitu nyaring yang pada akhirnya peluru tersebut mengarah kepada Poppy. Poppy di tembak dengan sengajanya oleh Dareen, karena Dareen membenci orang yang sudah berkhianat.

  • Devano Lauder   Chapter 82

    Charllate, Mayang, dan Onexs sudah di bawa ke mansion Lauder untuk di kuburkan dengan layak. Miya tidak bisa lagi menahan air matanya, dia melihat sekaligus menyaksikan bagaimana 3 orang tersebut meninggal dengan bidikan pistol. Apalagi Charllate yang seluruh tubuhnya berwarna hijau karena racunnya sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, dia sangat sedih sudah membunuh kakaknya sendiri. Namun dia tidak menyesal, dia akan menyesal jika kakaknya menembak Devano. Jadi lebih baik Kakaknya saja yang meninggal, Miya tidak ingin Kakaknya menanggung dosa lebih banyak lagi. Akhirnya Miya berpikir lebih baik berbagi dosa, entah apa yang ada dalam pikiran Miya pada saat itu. Aurora datang karena mendapatkan kabar dari Devano, bahwa Mayang dan Onexs meninggal bisa di sebut patnernya Aurora pada saat masih tinggal di mansion Lauder. Aurora sudah mengetahui penyebab kematiannya mereka, Aurora menangis dan memeluk Miya. Dengan begitu Aurora juga menyampaikan berita dukanya. "Setelah kepergian kak Maxs,

  • Devano Lauder   Chapter 81. Gugur

    "Kalian apakah sudah siap dengan apa yang akan kita lakukan, untuk melawan keluarga Lauder?" "Ya aku siap, alasan aku ingin melawan bukan karena Lauder. Tapi karena Emillio! Aku benci kepada Emillio, dia memperlakukanku seperti sampah." ucap Jesica. "Sedangkan aku? Aku hanya mengikuti kalian saja." ucap Charllate. "Bodoh, tidak punya pendirian." umpat Jesica. "Bukan, aku hanya terlanjur saja. Jika aku balik ke keluarga Lauder yang ada aku akan di maki-maki oleh orang sana, terutama dengan adikku sendiri." "Aku jadi merasa bersalah kepadamu, kamu orang yang menolong aku dari siksaan Aurora! Waktu itu aku di suruh Emillio untuk mengawasi keluarga Lauder ternyata ah sudahlah, malah aku yang tertembak dan apesnya di siksa oleh Aurora." "Ya aku tahu, aku bodoh malah menyelamatimu dan berkhianat kepada keluarga Lauder, dan lebih parahnya aku meninggalkan adik semata wayangku." "Sudah tidak guna menyesali, perbaiki saja." tegas Jordan suami dari Jesica. Saat mereka semua sedang berbin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status