Home / Romansa / Devil Beside You / Bab 2. Kelicikan Sergio Blanco

Share

Bab 2. Kelicikan Sergio Blanco

last update Last Updated: 2023-10-23 17:43:47

“S-Sergio?” Raut wajah Hazel menegang terkejut melihat sosok pria yang tak ingin lagi dia temui ada di hadapannya. Dia hendak berucap, tapi sekumpulan para penjahat yang mengganggunya kini menyerang pria tampan itu.  

“Kau pengganggu! Pergi kau dari hadapan kami!” seru salah satu penjahat.

Sergio mendekat seraya menyunggingkan senyuman sinis. “Bagaimana jika aku tidak ingin pergi?” 

“Jika kau tidak ingin pergi dari sini, maka kami akan melenyapkanmu!” salah satu penjahat itu memberikan ancaman tak main-main.

Sergio mengangguk-anggukkan kepalanya. “Great. Aku persilakan kalian untuk melenyapkanku.” 

“Mati kau, Sialan!” Salah satu penjahat itu mengeluarkan pisau, dan menyerang Sergio. Dengan gerak sangat cepat—Sergio menepis semua serangan. Pria tampan itu merampas pisau dan menancapkan pisau ke pria yang menyerangnya. 

Brakkk

Bau anyir darah semerbak menetes ke balok es di kala Sergio membunuh pria yang menyerangnya. Sisa dari kompolotan penjahat yang masih hidup langsung berlari di kala melihat teman mereka terbunuh dengan kejam.

Hazel memejamkan mata sebentar, di kala takut akan darah yang keluar dari tubuh penjahat. Darah sudah beku bercampur dengan balok es yang memenuhi jalanan di kota Bern.

Sergio mengulurkan tangannya, membantu Hazel untuk bangkit berdiri. “Aku akan mengantarmu pulang.”

Hazel tak sudi menerima uluran tangan Sergio. Dia bangkit berdiri sendiri, dan melangkah pergi meninggalkan Sergio. Tepat di kala wanita itu hendak pergi—Sergio menarik paksa tangan Hazel—memaksa masuk ke dalam mobilnya.

“Berengsek! Lepaskan aku!” seru Hazel yang kini sudah berada di dalam mobil Sergio.

Sergio mengemudikan mobilnya tak memedulikan penolakan Hazel. Sontak, Hazel terkejut di kala Sergio mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh. Wanita itu sampai harus memegang kuat selt-belt karena takut dirinya akan jatuh.

“Apa yang kau lakukan! Turunkan aku!” sembur Hazel.

Sergio menepikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi. Dia membuka seat-belt Hazel, menggendong tubuh wanita itu, memindahkan ke pangkuannya. Tepat di kala tubuh Hazel sudah berpindah ke pangkuan Sergio—dia memukul keras dada bidang pria itu, berontak sekuat tenaga.

“Bajingan! Menjauh dariku!” seru Hazel.

Sergio menarik dagu Hazel, menatap iris mata yang sesuai dengan sang pemilik nama. “Harusnya kau berterima kasih, karena aku sudah menyelamatkanmu.”

Hazel tersenyum sinis. “Kau adalah pembunuh. Untuk apa aku berterima kasih pada orang sepertimu?” semburnya.

“Ah, kau sangat kasar, Butterfly.” Sergio mendekatkan bibirnya ke bibir Hazel.

“Aku bicara apa adanya! Pembunuh sepertimu, tidak pantas mendapatkan ucapan terima kasih!” seru Hazel emosi dan penuh dendam.

Sergio menyeringai seraya membelai bahu Hazel yang tertutup coat tebal. “Kau bisa menganggapku sebagai malaikat maut. Aku hanya membantu untuk membersihkan manusia tidak berguna di dunia ini.” 

Tangan Hazel mengepal kuat. Dia pergi sejauh mungkin, dan menyendiri di kota Bern, tapi malah masih bertemu dengan pria sialan di depannya. Sosok pria yang sangat dia benci, dan tak ingin lagi dia temui di dunia ini.

“Jangan pernah lagi muncul di hidupku!” geram Hazel.

Tanpa berkata apa pun, Sergio menarik tengkuk leher Hazel, membenamkan bibirnya ke bibir wanita itu. Dia melumat bibir Hazel tanpa permisi. Sontak mata Hazel melebar mendapatkan ciuman dari Sergio.

Hazel mendorong dada bidang Sergio sekuat mungkin. Dia tidak sudi mendapatkan ciuman dari seorang pembunuh. Akan tetapi, sayangnya berkali-kali dia memukul dada bidang Sergio—nyatanya tenaganya tidaklah sebanding.

Pukulan tangan Hazel melemah di kala ciuman Sergio melembut—menggetarkan seluruh organ dalam tubuhnya. Bibir pria itu mengulum bibir atas dan bawah Hazel bergantian. Tanpa permisi, pria tampan itu menaikkan baju Hazel, hingga dua payudara wanita itu terpampang di hadapannya.

Oh, Fuck. Aku sangat merindukanmu.” Sergio melepaskan pengait bra Hazel, dan langsung membenamkan bibirnya ke puting payudara wanita itu.

“Ah!” Hazel mendesah seraya membusungkan dadanya di kala Sergio mengisap putingnya. Tubuhnya menggelinjang. Kewanitaannya sudah berkedut-kedut. Dia tidak sanggup menahan gejolak ini.

Lidah Sergio terulur, menyapu ujung puting payudara Hazel. Jeritan demi jeritan lolos di bibir wanita itu. Bahu Hazel bergetar tak sanggup menahan. Otak Hazel seolah berusaha memerintahkan tubuhnya untuk menolak sentuhan pria itu.

“B-bajingan! L-lepaskan aku, akhhh—” Hazel mengerang seraya menjambak rambut Sergio.

Sergio bagaikan bayi yang lapar mengisap dua puting payudara Hazel bergantian. Dia sedikit melihat Hazel mengumpat bercampur mendesah. Seringai di wajahnya terlukis. Bibir menolak, tapi tubuh merespon. Itulah Hazel Afford.

Perlahan, Sergio melepaskan cumbuan di dua payudara Hazel. Pria itu mendekatkan bibirnya ke bibir Hazel sambil memilin puting wanita itu. “Aku ingin sekali tahu rasamu, Buttefly. Aku yakin kau pasti sangat sempit,” bisiknya serak dan vulgar—dan langsung membuat wajah Hazel memerah menahan malu serta amarah yang melebur menjadi satu.

***

Hazel merasa dirinya sudah gila. Dia membiarkan tubuhnya dicumbu oleh pria kurang ajar yang sangat dia benci. Umpatan dan makian tak henti lolos di bibirnya. Dia mengumpati dirinya yang benar-benar bodoh.

Hazel menghempaskan tubuhnya ke ranjang yang ada di apartemennya selama dirinya berada di Bern. Pria kurang ajar itu sudah pergi, dan hanya mengantar sampai ke lobby.

“Hazel! Kenapa kau murahan sekali?!” Hazel tak henti menyalahkan dirinya.

Sejenak, Hazel mengatur emosi dalam dirinya. Kepingan ingatannya mengingat akan kejadian dulu. Kejadian di mana dirinya pernah diselamatkan oleh Sergio. Dia berpikir bahwa Sergio adalah pahlawan. Tapi fakta telah terungkap. Pria yang sejak dulu dia kagumi adalah pembunuh bayaran.

“Kau harus menjauhi pria itu, Hazel! Tidak tahu harus bagaimana caranya, kau tetap harus menjauhi pria bajingan itu!” geram Hazel pada dirinya sendiri.

Hazel tak ingin melanggar batas berbahaya yang telah dia buat. Sergio—pria itu terlalu berbahaya untuk berada di dekatnya. Hazel tak akan membiarkan pria iblis itu menguasai hatinya yang bodoh.

Di sisi lain, Sergio duduk di kursi mobil seraya memainkan stir mobil. Tatapan pria tampan itu menatap gedung apartemen Hazel dengan sorot mata begitu dingin dan penuh maksud. Seringai di wajahnya terlukis mengingat akan penolakan Hazel.

“Tuan, Anda yakin menerima tawaran dari client kita? A-apa tidak lebih baik Anda tolak saja?” tanya sang asisten dengan cemas dan hati-hati menyampaikan apa yang menjadi pendapat pada bosnya.  

Sergio tersenyum licik. “Aku akan menerima tawaran itu. Lima puluh juta dollar, bukan uang sedikit. Aku tidak mau kehilangan lima puluh juta dollar-ku.”

Sang asisten menatap Sergio penuh khawatir, dan kecemasan dalam dirinya. “Tuan, t-tapi target yang diminta client kita—”

“Aku tahu apa yang harus dan tidak aku lakukan. Kau cukup beri tahu client kita bahwa aku akan menjalankan keinginannya,” jawab Sergio dengan seringai kejam di wajahnya—dan sorot pandang lurus ke depan penuh kelicikan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Devil Beside You    Bab 95. Ending Scene (TAMAT)

    Sergio menjalani hari-harinya di Afford Group, tanpa sama sekali hambatan. Setiap kesulitan yang dihadapi, tak pernah sekalipun Sergio tunjukkan bahwa dia tidak bisa. Yang dilakukan Sergio adalah mempelajari hal yang pertama kali. Ketangkasan dan feeling yang kuat, membuat Sergio tak mudah mengambil keputusan.Baru bergabung di Afford Group sudah membuktikan bahwa memang Sergio layak bergabung di Afford Group. Justin bahkan tidak ragu memuji kinerja dari Sergio. Pun Benton yang awalnya mengalami kesulitan, mulai bisa memahami tentang system kerja di Afford Group.Hazel tentu paling bangga pada sang suami, yang telah berhasil membuktikan diri. Meskipun background pendidikan Sergio tidak seperti tiga kakak laki-lakinya, tapi Sergio bisa menunjukkan taringnya di Afford Group.Weekend telah tiba. Hazel duduk bersantai di ruang tengah bersama dengan sang suami sambil menikmati ice cream. Seth dan Hailey sedang berenang, dan tentu diawasi oleh para pengasuh.“Sayang, aku sedih sekali libura

  • Devil Beside You    Bab 94. Extra Part IX

    Hazel berkutat di dapur, membuat makanan lezat. Waktu sudah menunjukkan hampir jam makan siang. Wanita cantik itu memiliki ide cemerlang yaitu mendatangi Sergio ke kantor, membawakan makan siang.“Mommy, kami pulang.” Seth dan Hailey masuk ke dapur, dan langsung memeluk ibu mereka. Sebelumnya mereka diberi tahu pelayan bahwa ibu mereka berada di dapur. Itu yang membuat mereka menyusul ke dapur.Hazel tersenyum melihat Seth dan Hailey sudah pulang. “Sayang, kalian ganti baju dulu. Setelah itu kita akan pergi ke kantor Daddy mengantarkan makan siang untuk Daddy kalian.”“Kita akan ke kantor Daddy?” Seth dan Hailey mengerjapkan mata mereka.Hazel mengangguk merespon ucapan dua anaknya. “Iya, Sayang. Kita akan ke kantor Daddy. Kalian mau, kan?”“Mau, Mommy! Yeay, kita ke kantor Daddy.” Seth dan Hailey berseru gembira seraya menepuk tangan.Hazel tersenyum lembut melihat kegembiraan di wajah Seth dan Hailey. “Ayo, ganti dulu pakaian kalian, jika ingin ikut ke kantor Daddy.”Seth dan Hailey

  • Devil Beside You    Bab 93. Extra Part VIII

    New York, USA. Sandra telah kembali ke London untuk melanjutkan pendidikannya. Hazel bersama suami, anak, serta keluarga besarnya yang lain telah kembali ke New York. Pun Joseph dan Isabel berada di New York, karena liburan akhir tahun ini mereka akan berkumpul bersama.Kepergian Drake dan Paula memang begitu meninggalkan duka sangat dalam di hati seluruh keluarga. Namun, hal yang mereka selalu ingat bahwa cinta Drake dan Paula mengajarkan banyak hal pada mereka. Terutama tentang waktu di dunia sangat singkat.“Mommy, Daddy, kami berangkat sekolah dulu. Bye, Mommy, Daddy. We love you.” Seth dan Hailey melambaikan tangan mereka pada Hazel dan Sergio. Dua bocah kembar itu sudah berada di dalam mobil.Sergio dan Hazel sama-sama tersenyum sambil melambaikan tangan mereka.“We love you, Sayang,” seru Hazel penuh kelembutan.“Belajarlah dengan baik,” sambung Sergio.Seth dan Hailey mengangguk patuh. Lantas, sopir mulai melajukan mobil meninggalkan mansion. Senyuman di wajah Hazel dan Sergi

  • Devil Beside You    Bab 92. Extra Part VII

    Athena menatap hangat Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, dan Alaric yang tidur di kamar yang sama. Sejak berada di Madrid, mereka ingin tidur di kamar yang sama berlima. Permintaan mereka tentunya dituruti Justin dan Athena.“Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric. Mommy sangat mencintai kalian. Tumbuhlah menjadi orang yang hebat di masa depan,” ucap Athena lembut.Justin memeluk pinggang Athena. “Anak-anak kita akan orang yang hebat di masa depan. Selama ini kita mendidik mereka dengan sangat baik. Kita juga memberikan cinta dan kasih sayang pada mereka.”Athena berbalik, menghadap tubuh sang suami, sambil melingkarkan tangannya di leher suaminya itu. “Anak-anak bisa menjadi orang hebat karena dirimu. Kau memberikan contoh yang baik. Dan hari ini, kau menunjukkan betapa kau menjadi seorang suami, ayah, dan kakak yang bijaksana. Aku bangga memilikimu.”Justin membelai pipi Athena lembut. “Aku hanya melakukan apa yang sudah seharusnya aku lakukan, Sayang.” Pria tampan itu menyapukan hidun

  • Devil Beside You    Bab 91. Extra Part VI

    Bianca dan Arthur tersenyum hangat melihat tiga belas cucunya berkumpul sambil bercanda bersama. Keluarga Afford terkenal memiliki banyak keturunan. Terutama pasangan Justin dan Athena yang memiliki lima orang anak. Well, Justin dan Athena memang memiliki anak yang paling banyak di antara yang lain.Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, dan Alaric adalah anak Justin dan Athena. Meski memiliki lima anak, Athena hanya mengandung dua kali saja. Yang pertama Athena mengandung bayi kembar tiga. Jasper, Joana, dan Jesslyn adalah anak yang lahir kembar tiga. Kandungan yang kedua Athena melahirkan dua anak laki-laki kembar yang diberikan nama Arnold dan Alaric.Audie, Nick, dan Niguel adalah anak dari Nathan dan Aubree. Tentunya Aubree melahirkan bayi kembar karena memang keluarga Afford memiliki gen keturunan kembar. Jadi, sudah tidak lagi heran. Nathan dan Aubree juga mengajak tiga anak mereka ke Madrid. Sekarang tiga anak mereka berkumpul dengan para sepupunya yang lain.Joshua, Jeraldo, dan Iri

  • Devil Beside You    Bab 90. Extra Part V

    Sergio tersenyum melihat Sandra mengajak Seth dan Hailey bermain. Dia berdiri di pintu masuk halaman belakang. Di sampingnya ada Hazel yang menemaninya. Pria tampan itu keluar sebentar, dan di kala pulang sudah melihat adiknya. Pemandangan yang sangat indah.“Sayang, lihatlah, Seth dan Hailey sangat senang bersama dengan Sandra. Kedatangan Sandra berhasil menghibur Seth dan Hailey,” ucap Hazel seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.Sergio mengecup puncak kepala Hazel. “Ya, aku senang Seth dan Hailey bisa terhibur dengan kedatangan Sandra.”Hazel mendongak dari pelukan sang suami. “Dan aku juga bahagia kesehatan Sandra berangsur-angsur membaik.”Sergio membelai pipi Hazel lembut. “Terima kasih telah menerima Sandra. Terima kasih kau telah menjadi kakak ipar yang baik untuk Sandra. Terima kasih kau mau menjadi sahabat Sandra. Kehadiranmu bukan hanya berarti bagiku, tapi juga berarti bagi Sandra.”Hazel tersenyum lembut. “Kita adalah satu. Sejak di mana kita sudah mengu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status