Encounter 7
Waktu seperti berjalan sangat lambat bagi Aruna. Perjalanan pulangnya seperti berkilo kilo meter lebih jauh. Sedangkan Mahesa di samping Aruna justru tenang saja, sejak tadi memilih untuk ikut diam dan juga fokus ke jalanan.
Ketika mobil putih itu memasuki jalanan yang mulai sempit. Menuju ke pemukiman yang tidak terlalu elite, tapi tidak juga terlalu padat penduduk.
“Berhenti di sana...”
Aruna menunjuk rumahnya, rumah dengan tembok yang di cat berwarna tosca, dengan halaman yang sempit dan gerbang yang tidak terlalu tinggi.
&
Cassandra terbangun dengan mata sayu, ia mengusap usap matanya yang belum terbuka sepenuhnya. “Hem ... ? gumam Casandra sambil menatap sekeliling ruangan yang berhias marmer putih,.
Laki laki itu, dia Alex Dirgantara. Keturunan Indonesia dan campuran Meksiko. Wajahnya asing di negara asal ayahnya. Tapi di Meksiko, ia di segani bukan main. Pebisnis hebat dengan talenta luar biasa. Seolah bisa membaca semua pergerakan fluktuasi keuangan dengan sekali tatap.Tapi bukan memperluas bisnis yang menjadi tujuannya pulang ke tanah air ayahnya ini. Melainkan mencari seorang istri.“Aku hidup dengan di kelilingi wanita, bukan dengan seorang wanita ...
“Aku akan melakukannya dengan caraku, yang ayah mau hanya cucu. Jadi masa bodoh dengan caraku mendapatkan anak .... Alex menantang ayahnya. Menatap langsung. “Dan, saat aku sudah menepati apa kemaunan Ayah. Tepatilah janji itu ... Alex berpaling dan pergi meninggalkan kedua orang tuanya yang masih menatapnya dengan tatapan bingung dan tak percaya.
“Siapa laki laki itu ...” Casandra masih bertanya tanya. Ia tak pernah melihat laki laki itu sebelumnya. Tapi memberikan uang senilai sepuluh triliyun. Dia pasti bukan laki laki biasa. Kalangan orang kaya pastinya.“Nona ... seorang pelayan masuk membawakan makan malam pada Casandra. Perempuan yang mungkin hanya lebih tua beberapa tahun darinya.“Saya di tugaskan untuk membawakan mak
Casandra terkejut saat mengingat memori terakhir di ingatanya itu. ia terbelalak saat melihat dirinya tak lagi memakai dress mini yang di kenakannya. Berganti dengan dress katun tipis sederhana tapi memperlihatkan lekuk tubuhnya. “Kalau boleh bertanya, sekarang hari apa .. ? Casandra menengok pada pelayan yang masih sibuk menata makan malam untuknya.&
Pagi itu, Alex tengah berada di ruang makan. Hendak melakukan ritual sarapan pagi bersama. Tapi, Airlangga membangun atsmosfer tak mengenakan pagi itu.“Asalkan kamu tau Alex, ayah mengingat apa yang kamu katakan semalam ... , ucap Airlangga pada Alex yang sedang meminum orange juice dari gelasnya.“Aku juga tidak akan lupa dengan kata kataku sendiri ... seru Alex tak mau kalah.
Semua agenda Alex di lakukannya dengan baik, rapi dan terorganisir. Alexa lumayan cekatan menilik kalau ini adalah pekerjaan profesional pertama yang di tekuninya.“Aku kelelahan ... keluh Alexa sembari membaringkan tubuh di sofa.“Aku tidak bisa mengikuti kegiatan orang workaholic sepertimu ...”ucap Alexa lagi. Ia kelalahan setelah seharian mengikuti Alex. Agenda yang ia buat sepdat mungkin dan singkat. Nyatanya,
Alex mengambil puntung rokok ke tiganya. Setelah mengingat semua kejadian beberapa hari belakangan. “Aku memilih perempuan yang tepat, tapi sudah di taklukan seperti landak ... komentarnya saat mengingat betapa keras kepalanya Casandra barusan. “Well, tapi dia jalan keluar yang terbaik ...