Share

Inkarnasi

Author: Bebby
last update Last Updated: 2023-09-14 12:54:54

Shin Kui Long yang dikeroyok oleh Immortal dan Pendekar akhirnya tidak kuasa bertahan lagi. Betapapun dia berusaha, tetap saja jumlah Immortal dan Pendekar ini tidak berubah. Semakin lama semakin banyak saja yang mengeroyok dirinya.

Mati satu tumbuh seribu.

Immortal dan Pendekar tiada habisnya terus menggempur dirinya yang sudah kelelahan.

Kekuatan Shin Kui Long juga terbatas, yang akhirnya membuat dirinya menderita kelelahan dan tidak sanggup bertahan lagi dari serangan Immortal dan Pendekar.

Dewa Super Sakti ini akhirnya tewas di tangan Immortal Lin Feng.

Tapi Shin Kui Long sudah mencapai tahap keabadian yaitu Dewa Kaisar, sehingga setelah mati dia akan inkarnasi di dunia kembali, baik dunia yang sama ataupun dunia yang berbeda.

Sayangnya, kematian Shin Kui Long ini terjadi bersamaan dengan terbukanya dimensi waktu akibat fenomena alam yang tidak biasanya terjadi di dunia..

Shin Kui Long tidak terlahir baru menjadi manusia dari bayi, tapi memasuki tubuh pendekar dari dunia fana di dunia bawah. Shin Kui Long menderita hilang ingatan saat inkarnasi ini sehingga sifatnya berubah menjadi kejam, yang dikenal sebagai Iblis Tanpa Batas.

Pertarungan Shin Kui Long dalam wujud Iblis Tanpa Batas yang bernama Qing Shan ini sekali lagi membuatnya menderita.

*****

“Baiklah ... kita tentukan pertarungan terakhir kita!” lanjut Pendekar Zhang Sing.

“Memangnya pertarungan ini masih berlaku? Aku bukan Pendekar Tanpa Tanding lagi!Tepat saat aku memasuki tubuh pendekar lemah ini, Pendekar Tanpa Tanding sudah tewas oleh seranganmu!”

“Pertarungan tetap berlaku ... siapapun dirimu karena kamu masih menggunakan tubuh Pendekar Tanpa Tanding!” ujar Zhang Sing lagi.”Aku tidak peduli kalau Pendekar Tanpa Tanding sudah tewas sebelumnya, karena sekarang hidup lagi berkat dirimu!”

“Aku tidak berminat bertarung denganmu ... Kedudukan kita seri, jadi kita sudahi saja pertarungan ini, karena Pendekar Tanpa Tanding sudah tidak ada!”

“Kamu tetap harus menghadap Kaisar Xian Wu, siapapun dirimu yang sekarang!” paksa Zhang Sing.

“Jangan memaksaku Zhang Sing ... Aku menyukai dirimu, tapi aku juga bisa kejam jika terpaksa!” kata Iblis Tanpa Batas yang memperlihatkan bayangan bola api hitam di matanya.

“Aku tidak peduli ... kamu lebih berbahaya daripada Pendekar Tanpa Tanding! Aku tidak bisa membiarkan dirimu lolos!”

Iblis Tanpa Batas memang jauh sekali berbeda sifatnya dengan Pendekar Tanpa Tanding. Iblis ini tidak segan-segan mlakukan segala cara untuk mencapai tujuannya.

“Terserah padamu saja Zhang Sing! Aku tetap tidak akan ikut denganmu!”

“Kalau begitu kamu harus dipaksa dengan cara kekerasan, Iblis!”

Zhang Sing mulai menyerang Iblis Tanpa Batas dengan jurus dasyatnya agar bisa lebih cepat menyudahi pertarungan ini.

“Tubuh Nirvana!”

Tubuh Pendekar Zhang berputar kencang menghasilkan lima macam elemental yang mengelilingi seluruh tubuhnya. Kemudian Pendekar ini maju dengan pedangnya menyerang Iblis Tanpa Batas.

“Kamu bukan Pendekar, Zhang Sing! Kamu adalah Kultivator yang sudah mencapai tingkat Immortal!” seru Iblis Tanpa Batas.

“Kamu hanya pendekar biasa, kenapa kamu bisa mengetahui kekuatanku?” tanya Pendekar Zhang Sing.

“Aku kira kemampuanmu hebat sebagai Immortal, ternyata hanya bisa menciptakan mainan anak-anak!”

Iblis Tanpa Batas benar-benar memandang sebelah mata jurus ‘Tubuh Nirvana’ yang menghasilkan elemen api, air, angin, tanah, dan es ini sekaligus.

“Iblis Tanpa Raga!”

Iblis Tanpa Batas ini mulai menggunakan jurusnya sendiri untuk melawan serangan pedang elemental dari Immortal Zhang. Begitu sebutan baru yang diberikan Iblis Tanpa Batas untuk Pendekar Zhang Sing.

Tubuh iblis ini diselimuti aura hitam yang seakan hidup mengelilingi tubuhnya bagaikan ular yang berbentuk asap hitam. Kekuatan petir hitam adalah serangan utama dari jurus ‘Iblis Tanpa Raga’ ini.

Beradunya dua tenaga yang mengandung energi besar ini menimbulkan ledakan yang cukup keras tapi tidak sampai menggetarkan bumi.

“Aku harus segera menyudahi pertarungan ini dan membawa Iblis Tanpa Batas ini menghadap Kaisar Xian Wu untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya!”

Pendekar Zhang yang awalnya bertarung secara sportif ini mulai melakukan kecurangan.

Pendekar yang awalnya bertarung secara Duel ini mulai memerintahkan seluruh pendekar yang tergabung dalam Aliansi Pendekar Timur ini menyerang Iblis Tanpa Batas.

“Aku tidak sangka kalau kamu selicik ini melakukan pengeroyokan! Baiklah ... aku tadinya tidak akan mengeluarkan jurus ini karena menghormatimu, tapi kamu telah melanggar kepercayaanku dan mengecewakanku, Zhang Sing!”

“Bara Sejuta Iblis Neraka!”

Langit langsung menghitam dengan awan hitam tebal yang mengandung petir menyambar-nyambar. Sementara daratan tempat pertarungan mulai terbuka lubang besar seperti lubang api yang mengandung energi yang besar yang mengisap apa saja ke dalamnya. Getaran-getaran keras dan angin kencang menyertai pertarungan yang akan terjadi antara Iblis TanpaBatas melawan Aliansi Pendekar Timur ini.

Immortal Zhang tampak mulai khawatir dengan kejadian yang benar-benar mengacaukan semesta ini. Dia menyesal telah melakukan keputusan untuk mengeroyok Iblis Tanpa Batas. Sekarang mereka bahkan tidak bisa menyentuh Iblis Tanpa Batas sama sekali yang diselimuti aura api abadi dan aura hitam sekaligus dalam satu kesatuan energi yang kuat.

“Iblis Tanpa Batas ... aku minta maaf! Aku tidak mengira kalau kamu memiliki salah satu Jurus Penghancur Semesta yang terkenal ini!” kata Immortal Zhang mencoba memperbaiki keadaan dan membujuk Iblis Tanpa Batas.

“Sudah terlambat Immortal Zhang .... terimalah kematianmu!” kata Iblis Tanpa Batas yang langsung mengeluarkan serangan terhebatnya membuat semesta ini porak poranda.

Lubang dimensi tampak retak dan terbuka oleh serangan ‘Bara Sejuta Iblis Neraka’ ini. Dunia tempat mereka berada mulai menampakkan tanda-tanda kehancuran.

Immortal Zhang harus melakukan langkah yang cepat untuk meredakan serangan kiamat dari Iblis Tanpa Batas ini.

“Roh Api Suci!’

Immortal Zhang merubah dirinya menjadi api yang besar yang mulai membakar tubuhnya membentuk makhluk Beast raksasa berbentuk api yang siap meledakkan mereka semua yang berada di semesta tempat pertarungan ini berlangsung.

“Maafkan aku ... Hanya ini jalan satu-satunya agar dunia kita tidak hancur oleh ulah Iblis Tanpa Batas!” kata Zhang Sing kepada seluruh pendekar di Aliansi Pendekar Timur.

“DUUUUAAARRR ... BLAAASSTT ....

Tubuh api raksasa Zhang Sing meledak dan api sucinya menyapu semua yang ada di dalam semesta ini, tapi sayangnya Iblis Tanpa Batas luput dari serangan api suci ini karena berhasil memanfaatkan retakan dimensi waktu untuk melarikan diri.

Ledakan yang terjadi menimbulkan gempa dimana-mana. Tapi yang pasti, area sekitar pertarungan hancur tidak bersisa. Ledakan yang terjadi lebih dasyat dari ledakan bom atom ataupun nuklir.

Beruntung pertarungan mereka jauh dari peradaban, sehingga ledakan besar ini hanya menimbulkan getaran yang kuat di daratan yang penuh pemukiman penduduk.

Suasana pertarungan langsung sepi. Tidak ada yang selamat dari pertarungan ini. Hanya Iblis Tanpa Batas yang diduga berhasil melarikan diri dari ledakan besar ini.

*****

"Bahaya sekali jurus Immortal ini ... aku harus memasuki celah menuju semesta lain sebelum tubuhku hancur lebur oleh jurus saktinya ini!" pikir Iblis Tanpa Batas.

Sesaat sebelum Immortal Zhang Sing mengeluarkan jurus pamungkasnya, Iblis Tanpa Batas melesat cepat memasuki retakan celah dimensi yang terbuka ini.

Perjalanan antar dimensi ini membuat kekuatan Iblis Tanpa Batas hilang, ditambah getaran keras akibat ledakan yang ditimbulkan oleh Zhang Sing semakin memperlemah Iblis Tanpa Batas dan mengembalikan ingatan Dewa Iblis Gerbang Neraka ke dalam tubuh Pendekar Tanpa Tanding ini.

Shin Kui Long kembali mengambil alih tubuh Pendekar Tanpa Tanding dalam perjalanan dimensi yang lama ini akibat jurus dari Zhang Sing yang mengacaukan sedikit perjalanan dimensi.

Inkarnasi Shin Kui Long menjadi kacau balau akibat benturan yang terjadi lintas dimensi, membuat tubuh lemah Pendekar Tanpa Tanding mempengaruhi dirinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.22. Raja Naga Hitam

    Kilatan petir menghiasi langit malam. Angin mengamuk, membawa suara dentingan pedang dan sorakan pasukan yang bertarung di luar gerbang. Namun, di dalam benteng utama, hanya ada dua sosok... Shin Kui Long, Sang Raja Naga Hitam, julukan barunya ... dan Kaisar Han, penguasa terakhir Kekaisaran Han yang megah.Dengan langkah mantap, Shin Kui Long berjalan melewati aula megah Istana Dunia Kultivator. Sepasang matanya yang menyala biru menatap lurus ke depan, rambut hitamnya berkibar liar tertiup badai spiritual yang diciptakan kekuatannya sendiri. Tubuhnya memancarkan aura hitam pekat bercampur kilatan ungu, tanda bahwa dia telah melampaui batas-batas kultivator biasa.Di ujung aula, Kaisar Han berdiri dengan gagah, tubuhnya dibalut baju zirah emas berukir naga, pedang besar di tangannya berkilau memantulkan cahaya dari obor-obor raksasa di sekeliling ruangan. Sorot matanya dingin, tapi mulutnya melengkungkan senyum kecil.“Shin Kui Long… kau akhirnya datang,” ucap Kaisar Han, suaranya dal

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.21. Rubah Ekor Sembilan vs Qilin

    Waktu tidak lagi berjalan.Ia terlipat—seperti helai sutra langit yang diremas tangan para dewa. Di setiap langkah, dimensi pecah seperti kaca rapuh yang dihantam badai, namun tak satu pun dari dua makhluk itu tergoyahkan. Mereka bukan sekadar berjalan di ruang, tapi menembus lapisan-lapisan eksistensi yang tak bisa dipahami oleh makhluk fana.Di tengah reruntuhan dimensi yang mengapung seperti puing bintang, Yinyin melayang—misterius dan mematikan dalam bentuk rubah berekor sembilan. Setiap ekornya menjulur seperti sungai bayangan yang tak berujung, menggulung dan meliuk seolah menari dengan kekosongan. Di tangannya yang lentik, dua bilah belati memantulkan cahaya kelabu:“Zaman yang Retak” dan “Kesunyian yang Abadi”, bergetar pelan ... haus. Haus akan darah yang sudah dilupakan bahkan oleh waktu.Di hadapannya berdiri sosok agung:Qilin Emas.Tubuhnya memancarkan cahaya keemasan—lembut namun padat, seperti logam surgawi yang hidup. Setiap langkahnya tidak hanya menyentuh tanah, tapi

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.20. Hujan Pedang

    Ratusan Immortal berdiri membentuk lingkaran sempurna di tengah dataran yang telah berubah menjadi ruang antara realita dan mimpi. Udara membeku, menekan dada mereka seperti beban tak kasatmata. Setiap tarikan napas terasa seperti menyedot es ke dalam paru-paru.Di tengah formasi itu, Array Seribu Ilusi menyala terang—ledakan cahaya spiritual meledak dari permukaannya seperti kilatan petir yang tak berhenti. Riak-riak dimensi melingkar, membelah ruang dan waktu dalam gelombang berlapis. Setiap lapisan memunculkan bayangan… wajah… tubuh…Dewa Pedang.Satu… dua… ratusan… ribuan versi dirinya tersebar di segala penjuru. Di atas, di bawah, di kiri, kanan, bahkan dari balik celah ruang, refleksi dirinya tersenyum, mengernyit, atau sekadar diam menatap tajam balik padanya.Ilusi begitu nyata, begitu sempurna, hingga mustahil membedakan mana dirinya yang asli.“Perkuat ilusi! Jangan beri celah!” teriak seorang kultivator dari garis depan, suaranya menggema seperti ledakan genderang perang. C

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.19. Pedang Zhenjian

    Dari balik reruntuhan langit yang robek oleh pertempuran, Immortal Kuno melangkah maju. Tubuhnya berlumur luka, jubah robek dan terbakar, sementara darah suci mengalir perlahan dari pelipisnya, membentuk garis tipis di wajah yang diliputi amarah dan harga diri yang tercabik.Matanya menyala—bukan oleh cahaya, melainkan oleh tekad terakhir yang menggelegak seperti magma yang tak bisa lagi dibendung.Dengan suara berat yang seperti mengguncang angkasa, ia berseru,“Aku… belum kalah.”Tangannya yang gemetar mencengkeram Pedang Sepuluh Surga, bilah sakral yang memancarkan sepuluh warna cahaya surgawi, berputar perlahan seolah menciptakan pelangi di langit malam yang muram. Ketika ia mengangkatnya, seluruh dunia seperti menahan napas.Lalu ia menebas.Seketika itu juga, langit retak. Bumi berderak. Dan realitas terbelah menjadi sepuluh dimensi.Sepuluh jalur ruang dan waktu berlapis-lapis muncul di antara kedipan mata, masing-masing berdenyut dengan hukum alam yang berbeda—dimensi cahaya,

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.18. Dewa Pedang vs Immortal Kuno

    Langit retak, seperti kaca yang meleleh di bawah panas yang tak terlihat. Angin yang biasanya liar kini membeku, menggantung di udara seperti helaian kain rapuh. Di tengah dunia yang membisu itu, Dewa Pedang dan Immortal Kuno berdiri berhadapan, bagaikan dua puncak gunung abadi yang menolak runtuh. Waktu sendiri seolah menahan napas, menonton dalam diam.Di belakang Dewa Pedang, bayangan pedang-pedang raksasa melayang megah. Namun, ini bukan sekadar ilusi. Setiap pedang adalah kenangan hidup, gema dari senjata yang pernah ia genggam dan kuasai—dari pedang batu kasar yang ia tempa sendiri di masa fana, hingga Pedang Tanpa Nama, yang konon sanggup mengiris garis waktu dan membelah masa.Dewa Pedang melangkah maju. Tapak kakinya terdengar ringan, hampir tanpa suara, namun setiap sentuhan kakinya membuat tanah mengelupas, retakan membelah bumi bagai jaring laba-laba raksasa. Aura pedang yang menguar dari tubuhnya cukup untuk membuat rerumputan hangus dan batu-batu kecil melayang.Mengitar

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.17. Kehebatan Dewa Mabuk

    Dewa Mabuk tersenyum miring, getir, dan menambahkan ..."Anggur Takdir Terbalik ... Biarlah kenyataan pun mabuk bersamaku malam ini."Tanpa ragu, ia meneguk seluruh isi cangkir itu. Dalam sekejap, dunia bergidik. Awan di langit berputar terbalik, suara gemuruh mengeras seperti teriakan jutaan jiwa yang terseret arus waktu.Tiga detik. Dalam rentang sesingkat itu, dunia seolah melangkah mundur.Formasi Surga Agung—pilar energi—semua bergerak mundur, melawan kodrat mereka sendiri. Tapi tubuh para Immortal, makhluk hidup yang terikat pada alur waktu normal, tidak ikut serta.Apa yang terjadi berikutnya bukanlah pertempuran—melainkan pembantaian tanpa pedang.Tubuh para Immortal mendadak kejang, wajah mereka pucat membiru. Dari dalam daging dan tulang mereka, retakan-retakan kecil muncul, memancarkan cahaya ungu aneh. Lalu, satu per satu, tubuh-tubuh agung itu meledak dari dalam, seolah mereka dihukum oleh paradoks yang tidak bisa mereka lawan.Darah spiritual menguap menjadi kabut ung

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status