Share

Terjebak

Penulis: Bebby
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-14 03:45:40

Shin Kui Long alias Dewa Super Sakti alias Dewa Iblis Gerbang Neraka terkepung di puncak pagoda, lambang Kekaisaran Han.

Semua jalan keluar baginya telah dikepung oleh Immortal dari dunia kultivator ini. Mereka memang tidak menyerangnya karena khawatir bernasib sama seperti Immortal lainnya yang tewas, tapi mereka tidak membiarkan Dewa Iblis Gerbang Neraka ini untuk leluasa bergerak dan meloloskan diri. Jadi Shin Kui Long benar-benar terjebak di puncak pagoda ini.

Beruntung Shin Kui Long sudah mencapai tingkatan Dewa Kaisar sehingga dia bisa menahan lapar berhari-hari. Tapi dikepung terus menerus juga membuatnya jenuh dan merasa lelah di tubuhnya. Jika para Immortal ini tidak menyingkir setelah kekuatannya pulih kembali, maka dia akan melumpuhkan semua Immortal dan Kultivator ini. Tidak ada pilihan lagi untuknya selain bertarung habis-habisan dengan para Immortal ini.

"Aku harap kalian menyingkir dari hadapanku! Aku tidak ingin mencelakai kalian, tapi akan kulakukan apabila diperlukan!" ancam Shin Kui Long.

"Mati saja kamu Dewa Iblis Gerbang Neraka! Kami tidak takut lagi dengan ilmu iblismu ini!" seru salah satu Immortal yang mengepungnya.

Blaaassst!

"Kalian memang tidak berguna! Immortal sampah!" seru Shin Kui Long mengirimkan pukulan tapaknya berupa sinar putih yang langsung menembus tubuh Immortal ini yang membuat tubuh Immortal ini langsung hilang tidak berbekas.

Kehebatan Shin Kui Long ini membuat semua Immortal menjauh darinya karena khawatir terkena serangan yang sama, tapi tidak dengan salah satu Immortal yang memendam dendam terhadap dirinya.

"Dasar Iblis! Ilmu kultivasi sesat!" seru Immortal Tang Jin, yang langsung menyerang Kui  Long dengan pedang berkilaunya tanpa ampun.

Swing!

Slash!

Saat pedang diayunkan langsung menjadi puluhan pedang yang menebas ke arah Kui Long.

"Kamu yang menggunakan jurus iblis! Dasar maling teriak maling!" seru Kui Long dengan kemarahan besar.

Dewa Iblis Gerbang Neraka ini dengan nekadnya menangkap puluhan pedang berkilau ini dengan tangannya saja.

"Dasar kultivator gila! Beraninya kamu menangkap pedang tajamku dengan hanya menggunakan tanganmu saja! Cari mati!" teriak Immortal Tang Jin.

"Pedang tumpul saja digunakan untuk menyerang!" kata Dewa Iblis Gerbang Neraka sambil mematahkan pedang milik Immortal Tang.

Kraaak!

Pedang Immortal Tang langsung patah menjadi dua oleh kekuatan tangan Kui Long yang menangkap pedang berkilau ini dan mematahkannya begitu saja.

Immortal Tang Jin sampai terdiam membeku melihat pedang saktinya dihancurkan begitu saja oleh Dewa Super Sakti ini.

Dia tidak menyangka kalau Dewa Iblis Gerbang Neraka ini sehebat itu.

"Beruntung aku sedang tidak ingin membunuhmu! Menyingkirlah!" kata Shin Kui Long sambil mengibaskan tangannya.

Kekuatan angin dari kibasan tangan Shin Kui Long langsung memukul mundur Immortal Tang Jin tanpa membuatnya terluka.

Kehebatan Dewa Iblis Gerbang Neraka ini langsung membuat ciut nyali Immortal lainnya yang mulai ketakutan untuk menyerang Kui Long.

"Kenapa kamu tidak membunuhku?" tanya Immortal Tang yang tidak percaya kalau nyawanya diampuni oleh Kui Long.

"Aku tidak punya masalah dengan kalian! Aku sudah jenuh untuk membunuh kalian semua! Biarkan saja aku pergi dari Negeri Han ini, maka aku tidak akan menganggu kalian lagi!" seru Shin Kui Long.

Ratusan Immortal dari Negeri Han ini masih mengepung Pagoda tempat Shin Kui Long terjebak bersama ribuan mayat Kultivator dan Immortal di bawahnya.

Tempat ini bagaikan ladang pembantaian karena banyaknya mayat yang bergelimpangan di bawah Pagoda tanpa ada yang mengurusnya.

"Kami tidak bisa mengampunimu, Dewa Iblis Gerbang Neraka! Kamu telah membunuh teman-teman kami! Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu ini tanpa bisa reinkarnasi lagi!" seru Immortal Qian Ling yang merupakan satu-satunya Immortal wanita di antara kawanan Immortal yang mengepung Shin Kui Long.

"Aku hanya mempertahankan diri! Kalian yang telah menyerangku habis-habisan tanpa sebab sama sekali! Aku tidak pernah berbuat kejahatan sampai saat ini! Kalian semua yang telah membuatku jadi begini!" seru Shin Kui Long penuh kemarahan.

"Kamu tidak boleh lolos, Dewa Iblis!" seru Immortal Qian Ling lagi.

"Jangan membuatku untuk membunuh lagi, Immortal Qian!" ancam Shin Kui Long.

"Lakukan yang seharusnya kamu lakukan! Aku tetap akan melaksanakan tugasku untuk menangkapmu!" seru Immortal Qian Ling.

"Pasukan Pendekar sudah tiba di bawah pagoda ini! Siap menunggu perintah dari Immortal Qian!" seru salah satu Immortal yang berjaga di bawah Pagoda.

"Kamu dengar apa kata Immortal di bawah tadi ... para pendekar dari Dunia Pendekar Negeri Qing sudah tiba di sini! Peluangmu untuk lolos semakin kecil, Dewa Iblis Gerbang Neraka!" seru Immortal Qian Ling.

"Aku tidak takut dengan kumpulan Pendekar itu! Menghadapi Immortal saja aku tidak khawatir, apalagi hanya menghadapi Pendekar saja!" sahut Shin Kui Long.

"Jangan meremehkan kekuatan Pendekar, Dewa Iblis! Belum tentu kamu bisa mengalahkan mereka seperti kamu mengalahkan Immortal!" ujar Immortal Qian.

"Aku tidak meremehkan kekuatan Pendekar, tapi memang kenyataan kalau kemampuan Pendekar masih di bawah Kultivator!" seru Shin Kui Long.

"Sama saja kamu meremehkan mereka dengan ucapanmu ini!"

"Kenapa kalian ingin sekali menghabisiku?" tanya Shin Kui Long yang tidak habis pikir dengan Lima Dunia di Nirvana Surgawi ini.

"Aku tidak ingin menghabisimu! Aku hanya ingin menangkapmu untuk mempertanggung jawabkan pembunuhan Immortal yang kamu lakukan!" seru Immortal Qian Ling.

"Aku tidak percaya padamu! kalian yang mulai semua ini, kenapa meminta pertanggung jawabanku? Aku hanya membela diri melawan Immortal ini! Lagian, Immortal ini tidak mati melainkan reinkarnasi di tubuh dan dunia lain! Aku tidak bersalah!" sahut Shin Kui Long.

"Kamu tetap bersalah, Shin Kui Long!" seru Immortal Qian Ling.

"Kenapa kamu tahu namaku? Siapa sebenarnya dirimu?" tanya Shin Kui Long yang heran dengan kemampuan Immortal Qian Ling menebak namanya.

"Kamu mungkin lupa padaku, Shin Kui Long! Tapi, aku tidak pernah lupa padamu!" sahut Immortal Qian Ling.

"Aku benar-benar tidak ingat ... ada dendam apa di antara kita di masa lalu, Immortal Qian?" tanya Shin Kui Long.

"Bukan dendam, Shin Kui Long! Kamu benar-benar sudah lupa padaku? Apa yang sebenarnya terjadi pada dirimu? Apa kultivasi kegelapan yang kamu lakukan telah menghapus ingatanmu?" tanya Immortal Qian.

"Kultivasi kegelapan? Kapan aku mempelajari kultivasi kegelapan? Seingatku tidak ada kultivasi kegelapan yang kupelajari!" seru Shin Kui Long.

"Memangnya kamu kira gelar penguasa dunia persilatan dan kultivasi ini kamu dapatkan hanya dengan kultivasi biasa saja? Sebutanmu saja Dewa Iblis Gerbang Neraka ... seharusnya kamu sadar kalau ada unsur kegelapan di dalam dirimu, Shin Kui Long!" seru Immortal Qian Ling.

"Apa aku hilang ingatan? Siapa diriku yang sebenarnya? Kenapa aku tidak ingat apapun mengenai masa laluku?" tanya Shin Kui Long.

"Semua itu resiko dari mempelajari kultivasi kegelapan, Shin Kui Long! Kesadisanmu membantai ratusan bahkan ribuan Immortal juga merupakan pengaruh iblis dari kultivasi kegelapan yang telah kamu lakukan! Hanya saja sekarang kamu sudah lupa, sehingga iblis itu tidak keluar dari dalam dirimu, hanya sifatnya saja yang masih mempengaruhimu!" jelas Immortal Qian Ling.

"Aku harus bagaimana?" tanya Shin Kui Long yang kebingungan dengan dirinya sendiri.

"Menyerah sajalah, Shin Kui Long!" seru Immortal Qian Ling.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.22. Raja Naga Hitam

    Kilatan petir menghiasi langit malam. Angin mengamuk, membawa suara dentingan pedang dan sorakan pasukan yang bertarung di luar gerbang. Namun, di dalam benteng utama, hanya ada dua sosok... Shin Kui Long, Sang Raja Naga Hitam, julukan barunya ... dan Kaisar Han, penguasa terakhir Kekaisaran Han yang megah.Dengan langkah mantap, Shin Kui Long berjalan melewati aula megah Istana Dunia Kultivator. Sepasang matanya yang menyala biru menatap lurus ke depan, rambut hitamnya berkibar liar tertiup badai spiritual yang diciptakan kekuatannya sendiri. Tubuhnya memancarkan aura hitam pekat bercampur kilatan ungu, tanda bahwa dia telah melampaui batas-batas kultivator biasa.Di ujung aula, Kaisar Han berdiri dengan gagah, tubuhnya dibalut baju zirah emas berukir naga, pedang besar di tangannya berkilau memantulkan cahaya dari obor-obor raksasa di sekeliling ruangan. Sorot matanya dingin, tapi mulutnya melengkungkan senyum kecil.“Shin Kui Long… kau akhirnya datang,” ucap Kaisar Han, suaranya dal

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.21. Rubah Ekor Sembilan vs Qilin

    Waktu tidak lagi berjalan.Ia terlipat—seperti helai sutra langit yang diremas tangan para dewa. Di setiap langkah, dimensi pecah seperti kaca rapuh yang dihantam badai, namun tak satu pun dari dua makhluk itu tergoyahkan. Mereka bukan sekadar berjalan di ruang, tapi menembus lapisan-lapisan eksistensi yang tak bisa dipahami oleh makhluk fana.Di tengah reruntuhan dimensi yang mengapung seperti puing bintang, Yinyin melayang—misterius dan mematikan dalam bentuk rubah berekor sembilan. Setiap ekornya menjulur seperti sungai bayangan yang tak berujung, menggulung dan meliuk seolah menari dengan kekosongan. Di tangannya yang lentik, dua bilah belati memantulkan cahaya kelabu:“Zaman yang Retak” dan “Kesunyian yang Abadi”, bergetar pelan ... haus. Haus akan darah yang sudah dilupakan bahkan oleh waktu.Di hadapannya berdiri sosok agung:Qilin Emas.Tubuhnya memancarkan cahaya keemasan—lembut namun padat, seperti logam surgawi yang hidup. Setiap langkahnya tidak hanya menyentuh tanah, tapi

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.20. Hujan Pedang

    Ratusan Immortal berdiri membentuk lingkaran sempurna di tengah dataran yang telah berubah menjadi ruang antara realita dan mimpi. Udara membeku, menekan dada mereka seperti beban tak kasatmata. Setiap tarikan napas terasa seperti menyedot es ke dalam paru-paru.Di tengah formasi itu, Array Seribu Ilusi menyala terang—ledakan cahaya spiritual meledak dari permukaannya seperti kilatan petir yang tak berhenti. Riak-riak dimensi melingkar, membelah ruang dan waktu dalam gelombang berlapis. Setiap lapisan memunculkan bayangan… wajah… tubuh…Dewa Pedang.Satu… dua… ratusan… ribuan versi dirinya tersebar di segala penjuru. Di atas, di bawah, di kiri, kanan, bahkan dari balik celah ruang, refleksi dirinya tersenyum, mengernyit, atau sekadar diam menatap tajam balik padanya.Ilusi begitu nyata, begitu sempurna, hingga mustahil membedakan mana dirinya yang asli.“Perkuat ilusi! Jangan beri celah!” teriak seorang kultivator dari garis depan, suaranya menggema seperti ledakan genderang perang. C

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.19. Pedang Zhenjian

    Dari balik reruntuhan langit yang robek oleh pertempuran, Immortal Kuno melangkah maju. Tubuhnya berlumur luka, jubah robek dan terbakar, sementara darah suci mengalir perlahan dari pelipisnya, membentuk garis tipis di wajah yang diliputi amarah dan harga diri yang tercabik.Matanya menyala—bukan oleh cahaya, melainkan oleh tekad terakhir yang menggelegak seperti magma yang tak bisa lagi dibendung.Dengan suara berat yang seperti mengguncang angkasa, ia berseru,“Aku… belum kalah.”Tangannya yang gemetar mencengkeram Pedang Sepuluh Surga, bilah sakral yang memancarkan sepuluh warna cahaya surgawi, berputar perlahan seolah menciptakan pelangi di langit malam yang muram. Ketika ia mengangkatnya, seluruh dunia seperti menahan napas.Lalu ia menebas.Seketika itu juga, langit retak. Bumi berderak. Dan realitas terbelah menjadi sepuluh dimensi.Sepuluh jalur ruang dan waktu berlapis-lapis muncul di antara kedipan mata, masing-masing berdenyut dengan hukum alam yang berbeda—dimensi cahaya,

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.18. Dewa Pedang vs Immortal Kuno

    Langit retak, seperti kaca yang meleleh di bawah panas yang tak terlihat. Angin yang biasanya liar kini membeku, menggantung di udara seperti helaian kain rapuh. Di tengah dunia yang membisu itu, Dewa Pedang dan Immortal Kuno berdiri berhadapan, bagaikan dua puncak gunung abadi yang menolak runtuh. Waktu sendiri seolah menahan napas, menonton dalam diam.Di belakang Dewa Pedang, bayangan pedang-pedang raksasa melayang megah. Namun, ini bukan sekadar ilusi. Setiap pedang adalah kenangan hidup, gema dari senjata yang pernah ia genggam dan kuasai—dari pedang batu kasar yang ia tempa sendiri di masa fana, hingga Pedang Tanpa Nama, yang konon sanggup mengiris garis waktu dan membelah masa.Dewa Pedang melangkah maju. Tapak kakinya terdengar ringan, hampir tanpa suara, namun setiap sentuhan kakinya membuat tanah mengelupas, retakan membelah bumi bagai jaring laba-laba raksasa. Aura pedang yang menguar dari tubuhnya cukup untuk membuat rerumputan hangus dan batu-batu kecil melayang.Mengitar

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.17. Kehebatan Dewa Mabuk

    Dewa Mabuk tersenyum miring, getir, dan menambahkan ..."Anggur Takdir Terbalik ... Biarlah kenyataan pun mabuk bersamaku malam ini."Tanpa ragu, ia meneguk seluruh isi cangkir itu. Dalam sekejap, dunia bergidik. Awan di langit berputar terbalik, suara gemuruh mengeras seperti teriakan jutaan jiwa yang terseret arus waktu.Tiga detik. Dalam rentang sesingkat itu, dunia seolah melangkah mundur.Formasi Surga Agung—pilar energi—semua bergerak mundur, melawan kodrat mereka sendiri. Tapi tubuh para Immortal, makhluk hidup yang terikat pada alur waktu normal, tidak ikut serta.Apa yang terjadi berikutnya bukanlah pertempuran—melainkan pembantaian tanpa pedang.Tubuh para Immortal mendadak kejang, wajah mereka pucat membiru. Dari dalam daging dan tulang mereka, retakan-retakan kecil muncul, memancarkan cahaya ungu aneh. Lalu, satu per satu, tubuh-tubuh agung itu meledak dari dalam, seolah mereka dihukum oleh paradoks yang tidak bisa mereka lawan.Darah spiritual menguap menjadi kabut ung

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status