Home / Fantasi / Dewa Kuno Bangun Di Kota / Bab 5. Menghajar Sekelompok Preman

Share

Bab 5. Menghajar Sekelompok Preman

Author: Zaid Zaza
last update Last Updated: 2025-07-02 14:25:19

“Siapa kau! Menyerang kami diam-diam, apa kau ingin mati!’ bentak Sun Lei dengan nada kesal. Dia menoleh ke arah pria berambut cepak yang tergeletak tak sadarkan diri, lalu memanggilnya dengan nada keras, “Hei, bangun!” sambil menendang pria itu dengan kaki. Namun, pria berambut cepak itu tetap tidak bergerak, membuat Sun Lei semakin kesal dan berhenti, “Sialan, membuat kami malu saja.”

Tiba-tiba, Zhen Zhi menjawab dengan nada geram, "Orang yang akan mati adalah kalian!" sambil mengacungkan tangannya untuk memprovokasi mereka.

Sun Lei memandang Zhen Zhi dengan mata yang mengejek, tidak percaya apa yang baru saja dia dengar. "Apa yang dia katakan?" tanya Sun Lei dengan nada yang mengejek, tidak percaya bahwa Zhen Zhi berani mengancam mereka seperti itu.

“Dia bilang ingin membunuh kita, apa kau tuli?” jawab pria berjanggut di sebelahnya dengan acuh.

“Aku tidak tuli bodoh! Maksudku, apa bocah ini sedang menantang kita? Apa yang dia katakan tadi, ‘Orang yang akan mati adalah kalian’, Pfft!” Sun Lei terkekeh, di susul tawa renyah dan mengejek dari rekan-rekannya yang lain, mereka semua merasa Zhen Zhi tidak waras karena berani datang sendirian dan berbicara dengan nada sombong di hadapan mereka.

Sun Lei memperhatikan Zhen Zhi dari atas hingga ke bawah dengan pandangan meremehkan. “Bocah, apa kau habis minum, kau bicara melantur! Memang apa yang bisa kau lakukan pada kami?” 

“Hanya dengan dirimu, ingin membunuh kami? Kau pikir kau siapa? Teman-teman! Beri bocah tidak tahu diri ini pelajaran! Tidak usah membunuhnya, cukup patahkan satu kakinya saja.”

“Tentu saja!” Pria kekar menggeram, otot-otot lengannya menegang saat melangkah maju dengan percaya diri. “Bocah.. di masa depan lebih berhati-hatilah. Jangan sampai menyinggung seseorang yang tidak bisa kau singgung! Hari ini, aku akan mengajarkanmu pelajaran yang tak akan pernah kau lupakan!" 

Begitu sampai di hadapan Zhen Zhi, bahkan baru saja dia mengangkat tangannya untuk memukul. Tangan Zhen Zhi bergerak lebih cepat, menghantam kuat di rahangnya, mengirimnya terbang tinggi ke atas. Semua orang ternganga, bahkan Feng Jian, menatap tubuh pria kekar yang segera jatuh kembali dengan keras.

Buaaaak!

Pria dengan bobot seratus lima puluh kilogram itu, sudah tak sadarkan diri di tempatnya terjatuh. Mereka yang tadinya meremehkan Zhen Zhi, kini mulai merasakan kewaspadaan, serta ketakutan.

“Siapa lagi? Maju, atau aku yang akan datang pada kalian!” tantang Zhen Zhi dengan suara lantang.

“A-aku akan melawanku, bocah dialah!” beberapa dari mereka mencoba maju melawannya, namun sebelum tinju mereka mengenai Zhen Zhi, tinju Zhen Zhi sudah lebih dulu berada di perut mereka.

BUUK! BAAK!

Tubuh kedua orang itu terlempar dengan keras, menembus dinding hingga berlubang. Di sana Feng Jian ternganga, Pandangannya terpaku pada Zhen Zhi, penuh keheranan dan ketidakpercayaan. “Sejak kapan kakak menjadi sangat kuat?” ucapnya sembari melihat ke arah dua orang yang terlempar tadi, mereka sudah tak sadarkan diri.

Zhen Zhi menepuk tangannya, membersihkan beberapa debu yang membuatnya merasa jijik, matanya menatap rendah meremehkan kemampuan para preman yang sudah dia hantam dengan tinjunya, “Tidak berguna!” umpatnya seraya menendang tubuh pria kekar yang tergeletak di depannya. Tubuh pria itu langsung terlempar ke tempat yang sama dengan dua pembuat masalah lainnya.

Dengan santainya, Zhen Zhi berjalan ke arah Feng Jian. Di sana Sun Lei dan satu rekannya yang lain menciut ketakutan.

“Apa kau baik-baik saja?” Tanya Zhen Zhi, menawarkan tangannya untuk membantu Feng Jian berdiri.

Tanpa Ragu Feng Jian mengambil tangan Zhen Zhi, dan menjawab, “a-aku baik-baik saja kak.”

“Mhm, baguslah,” sesat fokus Zhen Zhi kembali beralih, matanya memicing dingin, menatap Sun Lei dan satu rekan yang masih berdiri di sana. Keduanya terperanjat kaget, mundur selangkah demi selangkah karena ketakutan.

“A-apa yang mau kau lakukan! Me-menjauh dariku!” suara Sun Lei bergetar, dia terus mundur hingga terduduk jatuh ke bawah.

Zhen Zhi melangkah maju, dan mengatakan, “Ingin mengambil ginjal adikku? Kalian sungguh berani!” 

“Apa? A-adik?” Sontak saja Sun Lei dan satu orang lainnya terkejut, tidak percaya bahwa monster yang terdiri di hadapan mereka adalah Feng Yichen, jauh berbeda dengan Feng Yichen yang mereka tahu.

Zhen Zhi mengangkat tangannya, mengambil pemukul basseball yang tergeletak di dekat kakinya. Dengan gerakan cepat, Zhen Zhi mengayunkannya tepat ke wajah Sun Lei. BUAAAK!

Tubuh Sun Lei terbang, membuat lubang baru pada dinding. Rekan lainnya juga menyusul setelah pukulan Zhen Zhi di daratkan.

Zhen Zhi dengan wajahnya yang menakutkan berjalan melalui dinding yang berlubang, menuju ke arah tiga pria yang tergeletak di tanah. Dia mengangkat kakinya, menginjak tubuh salah satu dari mereka, “bangun!”

“Aaaa! Tu-tuan mohon ampun!” Jerit pria berbadan kekar, kesakitan. Zhen Zhi menekannya lebih kuat, membuatnya lebih banyak menderita, setelah cukup puas baru melepaskannya. “Bangunkan mereka!” Perintahnya.

“Ba-baik,” dengan tubuh menggigil ketakutan, pria itu bergegas membangunkan rekan-rekan di sampingnya. Begitu mereka semua sadar menemukan Zhen Zhi yang berdiri tegak di hadapan mereka, mata mereka langsung membelalak ketakutan, dan dengan wajah pucat pasi segera berlutut memohon pengampunan.

“Kami buta! Tidak mengenal gunung tinggi yang berada di hadapan kami!” Seru Sun Lei, suaranya bergetar hebat. “Tuan adalah orang yang hebat, tolong... tolong ampuni kebodohan kami! Anggap saja kami seperti semut kecil yang tak berarti!”

Pria kekar di sebelahnya tak kalah paniknya, mengangguk-angguk setuju, dahinya hampir mencium lantai. “Betul sekali, Tuan! Kami hanyalah sampah tidak berguna, tidak sebanding dengan kuku jari Anda. Mohon belas kasihan Anda, Tuan! Kami bersedia melakukan apa pun untuk menebus kesalahan kami, asalkan nyawa kami diampuni!” Keringat dingin membanjiri wajah mereka.

“Feng Jian, ceritakan padaku semua yang terjadi” pinta Zhen Zhi.

“Kak, begini… sebenarnya aku berhutang tiga puluh lima ribu pada mereka, tapi kak, aku sudah membayarnya. Mereka kemudian datang padaku, dan mengatakan bahwa aku masih berhutang lima ratus ribu pada mereka. Lalu mereka..” Feng Jian menceritakan seluruh kejadian, membuat para penagih hutang itu meringkuk dengan tubuh gemetar.

“Jadi orang ini benar-benar Feng Yichen! Bukankah dia hanya seorang yang tidak berguna? Bahkan beberapa hari lalu aku mendengar kalau dia hampir mati dihajar oleh orang-orang Blok D. Apa itu hanya rumor? dia sekuat ini, Bagaimana mungkin kalah dari orang-orang lemah seperti mereka!” bisik pria berambut cepak.

“Bangsat kau! Diam! Apa kau ingin mati!” Tegur Sun Lei geram. Mereka sedang berada di ujung kematian, tapi dia malah berani membicarakannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dewa Kuno Bangun Di Kota   Bab 28. Dia tidak mengingatku?

    "Nona? Apakah begini caramu membalas orang yang telah menyelamatkanmu?" Tanya Zhen Zhi sembari menahan Yue Yuan yang masih memberontak di bawahnya."Kekuatan ini, dia seorang kultivator? Dan... sangat kuat. Tunggu dulu! Auranya, kenapa sangat mirip dengan aura milik Zhen Zhi? Apa mungkin dia, Zhen Zhi?" "Tapi jelas-jelas waktu itu para kaisar dewa..." "Tapi aura ini memang miliknya, kuat, misterius, dan mendominasi. Tidak ada seorangpun yang memiliki aura seperti dirinya. Dia masih hidup syukurlah," pikirnya, berhenti memberontak, tubuhnya menjadi lebih tenang.Zhen Zhi merasa sedikit heran, "Kenapa tidak memberontak lagi?"Yue Yuan menatapnya lama, 'Aku yakin jika orang ini adalah Zhen Zhi. Tapi sepertinya dia tidak mengenaliku?' batinnya."Aku tidak akan memberontak lagi, jadi tolong lepaskan aku," ucap Yue Yuan dengan suara rendah. Pipinya merona halus, sedikit canggung dengan posisi mereka yang begitu dekat.Zhen Zhi menatap wajah Yue Yuan cukup lama, heran dengan perubahan sika

  • Dewa Kuno Bangun Di Kota   Bab 27. Mendominasi Wanita Cantik

    Zhen Zhi bergumam di dalam hatinya. 'Saat merasakan energi spiritual di dunia ini, walaupun penuh dengan kotoran, aku juga merasakan sedikit aura kuno. Seperti dugaanku, terdapat beberapa pusaka alam dewa di kota ini. Dalam cerita Legenda dituliskan, jika beberapa pusaka suku dewa kuno jatuh ke alam bawah, tidak ada yang tahu kebebarannya, dan tidak ada yang berani memeriksanya. Ternyata yang dituliskan dalam cerita itu benar adanya.'"Kapan lelangnya?" tanya Zhen Zhi."Dua hari lagi, Tuanku," jawab Chen Su."Baiklah. Aku akan pergi ke sana," kata Zhen Zhi. "Omong-omong, Chen Su, aku ingin kau menemukan adik pemilik tubuh asli ini, jika dia dalam masalah, lindungi dia.""Baik, Tuanku!" jawab Chen Su. "Tuan, saya juga menemukan beberapa batu giok di pasar barang antik. Namun, budak ini tidak kompeten, hanya bisa mendapatkan batu giok kualitas rendah ini untuk Anda, tolong hukum budak!" Chen Su menunjukkan tumpukan giok yang ia temukan, warnanya kusam dan auranya sangat lemah.Zhen Zhi

  • Dewa Kuno Bangun Di Kota   Bab 26. Tubuh Suci Legendaris Beraksi

    Yichen memeriksa denyut nadi wanita itu dan mengernyitkan dahi. "Dia diracun. Racun ini sangat kuat dan cepat menyebar.""Racun? Siapa yang tega melakukan ini?" tanya Feng Manyin dengan cemas. "Tunggu dulu, bagaimana kau tahu kalau dia diracun?""Aku melihat ada perubahan kecil pada warna kulitnya, terutama di sekitar mata dan bibir, yang menunjukkan tanda-tanda keracunan," jelas Zhen Zhi. "Warna kulitnya sedikit pucat dan keabu-abuan, dan ada lingkaran hitam tipis di sekitar mata. Selain itu, denyut nadinya yang tidak stabil, cepat dan lemah, serta pernapasannya yang cepat dan dangkal juga menunjukkan gejala keracunan. Dan yang paling penting, ada sedikit getaran pada otot-ototnya, yang menunjukkan bahwa racun telah mempengaruhi sistem sarafnya."Feng Manyin memandang Zhen Zhi dengan kagum, "Yichen, sejak kapan kau paham tentang pengobatan. Kau juga menyelamatkan putri tuan Wang.""Kak, aku akan menjelaskannya nanti, menyembuhkannya lebih penting," jawabnya seraya merogoh sakunya men

  • Dewa Kuno Bangun Di Kota   25. Pulang dan Menemukan Wanita Tergeletak di Jalan

    Sesaat setelah mereka dilempar, gu Zheng berteriak pada Jiang Ming, "Jiang Ming! Besok kau tidak usah datang lagi. Kau dipecat!"Wajah Jiang Ming pucat pasi. Ia segera merangkak, mendekati Gu Zheng. "Tuan Gu, tolong! Ini semua salah jalang itu. Dia yang membuat masalah dengan Tuan Feng, saya tidak ada hubungannya!"Gu Zheng menatapnya dingin, tak menunjukkan simpati sedikit pun. "Hmmph! Kalian berani menyinggung tuan Feng, memecatmu masih terlalu ringan, tidak tahu bersyukur!" jawabnya seraya berbalik dan menghampiri Zhou Ning, mengabaikan Jiang Ming yang masih meratap di belakangnya.Melihat Gu Zheng tak peduli, Jiang Ming mengalihkan pandangannya pada Yichen yang berdiri tak jauh darinya. Matanya dipenuhi putus asa. "Yichen, Tidak maksudku tuan Feng .. tolong bantu saya untuk menjelaskan kepada tuan Gu.""Enyah!" seru Zhou Ning, aura dingin dan mengintimidasi keluar dari tubuhnya, menjadi angin kencang yang menerpa Jiang Ming. Tubuhnya terhempas mundur, menjauh dari Zhen Zhi. "Jiang

  • Dewa Kuno Bangun Di Kota   Bab 24. Diseret Keluar

    Amarah Jiang Ming meluap-luap. "Apa yang kalian lakukan! Kenapa kalian membuat masalah dengan tuan Feng!""Kau menamparku! Jiang Ming, aku tunanganmu!""Kau memang harus ditampar! Jalang sialan. Apa kau tahu sapa yang kau singgung!""Memang siapa yang kusinggung? Jiang Ming, dia itu Feng Yichen, mantan pacarku yang tidak berguna.""Diam!" seru Jiang Ming, seraya kembali melayangkan satu tamparan keras ke pipi Shen Ruoqi. Di dalam hatinya Jiang Ming bergumam, 'aku mendengar kalau seorang dokter ajaib telah menyelamatkan putri tuan Wang. Tak pernah kukira bahwa orang itu adalah dia. Kali ini aku benar-benar mendapatkan masalah besar. Siapa sangka kalau pecundang ini memanjat sangat tinggi, keluarga Wang bukan sesuatu yang bisa kusinggung. Bagaimana jika dia membalas dendam padaku, dengan kekuatan keluarga Wang, aku pasti akan berakhir dengan mengerikan.'"Tuan Feng adalah penyelamat keluarga Wang. Akibat dari menyinggung keluarga Wang, apa kalian bisa menanggungnya!" seru Jiang Ming ger

  • Dewa Kuno Bangun Di Kota   Bab 23. Kesombongan berakhir buruk

    Melihat sikap adiknya yang berubah, Feng Manyin menatapnya heran, "Apa yang terjadi, matahari terbit dari barat? Dahulu saat Shen Ruoqi bersikap seperti ini, dia akan langsung khawatir dan bergegas membujuknya, tapi ini? Bukan hanya tidak membujuknya, Yichen bahkan juga membalasnya." "Kenapa aku tidak berani. Apa kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan di belakangku?" balas Zhen Zhi dengan nada yang tajam. "A-apa yang kau bicarakan, aku tidak mengerti... Aku tidak melakukan apapun, jangan sembarangan menuduh orang!" "Kau tidak mengerti? Kau pikir aku bodoh? Penipuan, penggelapan dana perusahaan, kau bahkan menjual dokumen penting perusahaan ke pesaing perusahaan, lalu menjebakku. Katakan padaku, jika semua perbuatan burukmu terbongkar, apa yang akan terjadi padamu?" Zhen Zhi mendekat selangkah, tatapannya begitu dingin hingga membuat Shen Ruoqi merinding. "Seharusnya nasibmu tidak akan jauh berbeda dari yang aku alami, bukan!" Shen Ruoqi mundur selangkah dengan refleks, khaw

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status