Home / Fantasi / Dewi Penyembuh Surgawi / Keterkejutan Niuniu

Share

Keterkejutan Niuniu

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2024-12-12 09:41:38

Niuniu tertegun, lalu menggelengkan kepala.

“Tidak mungkin! Nona Zhao … Nona Zhao tidak secantik ini. Anda pasti orang lain!”

Siapa yang akan percaya, baru beberapa menit yang lalu Zhao Xueyan menghilang. Tiba-tiba muncul seorang gadis cantik, hal itu tentu membuat Niuniu terkejut.

Zhao Xueyan mendekat, memegang tangan Niuniu dengan lembut namun tegas. “Niuniu, ini aku. Percayalah. Aku hanya … berubah.”

Niuniu memeriksa wajah majikannya dengan teliti, matanya melebar. Dia juga sangat mengenali suara Zhao Xueyan.

“Wajah Anda … Anda benar-benar cantik! Tapi bagaimana ini bisa terjadi?” tanya Niuniu penasaran.

Zhao Xueyan tersenyum tipis. “Aku sudah menemukan cara untuk membersihkan racun itu. Selama ini tubuhku tidak bisa berkultivasi karena racun yang ada di tubuhku.”

Niuniu masih tampak terkejut, tetapi dia akhirnya tersenyum lega.

“Nona Zhao, ini seperti keajaiban. Anda sekarang benar-benar seperti seorang dewi!”

Niuniu seperti mimpi, dia berkali-kali mencubit pipinya mengira jika ini hanyalah mimpi.

“Aku ternyata tidak bermimpi,” gumam Niuniu lirih.

Zhao Xueyan tersenyum samar, dia merasa lucu dengan tingkah pelayan setianya.

“Apa makanannya telah siap?” tanya Zhao Xueyan.

Mata Niuniu berkedip-kedip, lalu menunduk karena telah lancang menatap sang junjungan.

“Maaf, Nona Zhao. Makanannya belum siap, saya terlalu panik jadi tidak menyelesaikan masakan itu,” jelas Niuniu jujur.

Zhao Xueyan mengangguk. “Kalau begitu mari kita selesaikan sekarang, aku sudah lapar.”

Dengan cekatan Zhao Xueyan mengolah bahan makanan yang ditemukan di dalam hutan tadi. Niuniu mengamati dengan seksama, tak berapa lama makanan pun siap.

Zhao Xueyan menyodorkan sepiring makanan ke arah Niuniu.“Cobalah. Kau mungkin tidak akan percaya betapa lezatnya makanan yang dianggap tidak berguna ini.”

Niuniu menatap makanan itu dengan ragu, lalu mengambil satu suap kecil.

“Kalau saya mati, setidaknya hamba mati terhormat karena melindungi, Permaisuri.” Niuniu mulai memasukkan makanan ke mulutnya.

Zhao Xueyan tersenyum tipis mendengar ucapan Niuniu, dia hanya mengamati Niuniu sambil mencicipi teh.

Mata Niuniu melebar. “Ini … makanan ini sangat enak, Yang— Nona Zhao,” ujarnya antusias, hampir saja dia kelepasan memanggil Yang Mulia.

“Alam menyediakan segalanya untuk kita. Kita hanya perlu tahu cara memanfaatkannya,” ucap Zhao Xueyan tenang.

Niuniu mencoba umbi kecil. “Bahkan ini juga enak! Rasanya lembut dan manis. Bagaimana Anda tahu cara membuat semua ini, Nona Zhao?”

Zhao Xueyan menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil tersenyum samar.

“Aku sudah belajar banyak hal dalam hidupku. Pengalaman mengajarkanku untuk tidak menyia-nyiakan apa pun.”

Hari itu, Zhao Xueyan dan Niuniu menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh syukur. Niuniu, yang awalnya skeptis, kini mulai percaya sepenuhnya perkataan Zhao Xueyan.

Matahari baru saja terbit di atas desa terpencil itu. Di dalam gubuk kecil yang mereka tinggali, Zhao Xueyan duduk dengan tenang, memikirkan rencana untuk memperkuat dirinya.

Niuniu membawa segelas air panas sambil tersenyum. “Nona Zhao, ini air hangat untuk Anda. Apa yang akan Anda lakukan hari ini?”

Zhao Xueyan menerima gelas itu dengan anggukan, dia menatap Niuniu dengan senyuman tipis sambil duduk di dekat meja kayu kecil.

“Niuniu, aku butuh istirahat penuh hari ini. Jangan ganggu aku untuk apa pun kecuali itu sangat mendesak.”

Niuniu mengerutkan kening, terlihat khawatir. “Tapi, Nona Zhao, Anda baru saja mulai pulih. Jika Anda merasa tidak enak badan, saya bisa membantu—”

Zhao Xueyan mengangkat tangannya untuk menghentikan ucapan Niuniu.

“Aku tidak sakit, hanya lelah. Tubuhku perlu waktu untuk memulihkan kekuatan sepenuhnya. Kau tidak perlu khawatir, Niuniu. Aku hanya ingin berkultivasi dan istirahat.”

Niuniu masih tampak ragu. “Berkultivasi? Apakah itu benar-benar aman? Jika sesuatu terjadi, saya tidak akan tahu ….”

Zhao Xueyan tersenyum tenang, nada suaranya meyakinkan.

“Percayalah, aku tahu apa yang kulakukan. Kau bisa menggunakan waktu ini untuk beristirahat atau mengurus kebutuhan lain. Aku akan baik-baik saja.”

Niuniu menghela napas dan akhirnya mengangguk.

“Baiklah, Nona Zhao. Jika Anda membutuhkan sesuatu, cukup panggil saya. Saya akan berada di luar.”

Zhao Xueyan tersenyum tipis. “Terima kasih, Niuniu. Kau sangat pengertian.”

Setelah Niuniu pergi, Zhao Xueyan mulai memejamkan matanya. Tak lama tubuhnya menghilang dan masuk ke ruang dimensi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Berliana Lovely
bagus banget kak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 536

    Setelah kedua bayi kembar itu dibersihkan dan dibedong dengan kain sutra lembut, Zhao Xueyan terlihat berbaring lemah namun wajahnya dipenuhi senyum kebahagiaan. Ratu Bing Qing duduk di samping ranjang, menggendong cucu laki-lakinya dengan hati-hati, menatap wajah mungil itu dengan penuh kasih. “Cucu nenek tampan sekali, benar-benar seperti ayahnya,” gumam Ratu Bing Qing sambil tersenyum haru. Di sisi lain, Kaisar Tian Ming duduk di samping Zhao Xueyan sambil menggendong bayi perempuannya. Tangannya mengusap pelan pipi sang putri yang putih kemerahan itu dengan mata berkaca-kaca. “Putriku, cantik sekali. Benar-benar mirip ibumu.” Saat itu Raja Zhao Yun mendekat, menatap sang cucu perempuan dengan tatapan gemas. Dia lalu menatap Kaisar Tian Ming dengan alis terangkat. “Yang Mulia, izinkan aku menggendong cucuku sebentar,” ujarnya sambil mengulurkan tangan. Namun Kaisar Tian Ming langsung memalingkan tubuhnya, menjauhkan sang putri dari jangkauan Raja Zhao Yun sambil menatapnya den

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 535

    Sembilan bulan kemudian…Di paviliun Naga, suasana terlihat sangat tegang. Suara jeritan dan napas terengah-engah terdengar memenuhi ruangan. Zhao Xueyan terbaring dengan tubuh penuh peluh, rambutnya menempel di wajah pucatnya. Tangannya mencengkeram erat kain di bawahnya.“Arghhh … ahhh .…” suara Zhao Xueyan parau menahan sakit yang luar biasa.Di samping ranjang, Kaisar Tian Ming memegangi tangan istrinya dengan mata merah menahan tangis. Tangannya yang besar membelai kepala Zhao Xueyan dengan lembut.“Sayang, bertahanlah, sebentar lagi … sebentar lagi bayi kita lahir .…” suara Tian Ming bergetar menahan rasa sakit yang seolah ikut dia rasakan.Zhao Xueyan menatap suaminya dengan mata penuh air mata.“Tian Ming, sakit sekal i… ahhhh .…” jeritnya kembali menggema.Di sisi lain, Tabib Sun dengan sigap memeriksa sambil memberikan aba-aba.“Yang Mulia Permaisuri … tarik napas … lalu dorong! Sekarang!”Zhao Xueyan menarik napas dalam, menahan tangisnya, lalu mengejan sekuat tenaga.Niuni

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 534

    Sebulan kemudian…Istana kekaisaran Tianyang kembali pada suasana damai dan megah seperti sedia kala. Setelah sekian lama diliputi ketegangan dan intrik kotor, kini suara musik lembut, aroma dupa, dan tawa bahagia terdengar di setiap sudut istana.Hari ini, Kaisar Tian Ming mengadakan perayaan besar-besaran untuk merayakan kehamilan sang istri tercinta, Permaisuri Zhao Xueyan.Terlihat Zhao Xueyan duduk anggun di singgasananya dengan hanfu putih bersulamkan benang emas, perutnya yang mulai membuncit menambah aura keibuannya. Ia tersenyum menatap rakyat dan para pejabat yang datang untuk memberi selamat.Seorang pejabat tua menatap Zhao Xueyan dengan senyum ramah lalu menangkupkan tangan memberi hormat.“Selamat atas kehamilan Yang Mulia Permaisuri, semoga putra atau putri yang lahir kelak membawa kejayaan dan kebahagiaan bagi Kekaisaran Tianyang.”Zhao Xueyan tersenyum lembut sambil membalas hormat dengan anggun. “Terima kasih atas doanya, Menteri Li.”Tak jauh dari sana, Kaisar Tian

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 533

    Setelah Putri Min Ji beserta keluarganya diseret keluar aula penobatan dengan jeritan histeris, suasana altar kembali hening. Hanya terdengar suara napas berat Ibu Suri Gao yang perlahan melangkah mendekati suaminya.Dengan mata berkaca-kaca, Ibu Suri Gao menatap Kaisar Tian Jing. Tubuhnya bergetar menahan tangis. Kedua tangannya meraih lengan sang suami dengan lembut, seolah takut sentuhannya akan membuat pria itu menghilang lagi.“Suamiku … Jing’er … akhirnya kau kembali,” suaranya serak bergetar penuh kerinduan. “Aku … aku merindukanmu setiap hari. Aku mengira telah kehilanganmu selamanya.”Tapi tatapan Kaisar Tian Jing tidak menunjukkan kehangatan yang diharapkan sang istri. Matanya hanya menatap Ibu Suri Gao dengan sorot dingin yang penuh kekecewaan.Melihat itu, Ibu Suri Gao menelan ludah. Hatinya berdebar tak karuan. Perlahan ia bertanya dengan suara gemetar.“Ada … ada apa, suamiku? Kenapa kau menatapku seperti itu? Kenapa kau menatap istrimu dengan tatapan seperti itu? Apa ke

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 532

    Saat itu, seluruh aula penobatan terdiam membeku. Hening yang menyesakkan seolah menelan semua suara. Hanya suara napas ketakutan Putri Min Ji yang terdengar pelan.Tiba-tiba, terdengar suara berat yang menua namun tegas memecah keheningan itu.“Benarkah … aku akan mati, Min Ho?”Suara itu bergema pelan namun menusuk ke jantung setiap orang yang mendengarnya.Semua orang menoleh dengan cepat, menatap ke arah sumber suara. Di sudut ruangan, di antara deretan kursi para tamu bangsawan, tampak sosok seorang pria tua dengan pakaian kekaisaran meski telah lusuh. Rambutnya sudah beruban seluruhnya, namun matanya tajam penuh wibawa.Deg! Itu Kaisar Tian Jing.Dia berdiri tegak meski tubuhnya kurus, tatapannya menusuk lurus pada Tuan Min Ho di atas altar.Di sampingnya, berdiri Zhao Xueyan dengan hanfu putih polos dan selendang biru. Wajah Zhao Xueyan tanpa riasan, namun sorot matanya begitu dingin dan tajam. Tatapannya mengarah pada Putri Min Ji dengan tatapan meremehkan yang menusuk.Mulut

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 531

    Ibu Suri Gao menatap tajam ke arah Tuan Min Ho. Suaranya bergetar menahan amarah dan keterkejutan yang luar biasa.“Apa maksudmu Kaisar Tian Jing akan mati?” suaranya meninggi, matanya menatap tajam. “Suamiku itu sudah lama mangkat! Jangan menyebut-nyebut namanya sembarangan roh beliau akan merasa kau mempermainkan hal ini!”Tuan Min Ho justru tertawa terbahak-bahak. Tawanya terdengar menakutkan di tengah keheningan aula. Semua orang menatapnya dengan kengerian. Putri Min Ji yang terduduk menangis, perlahan menatap ayahnya dengan mata penuh harap.Nyonya Kim Na melangkah mendekat, menatap putrinya dengan senyum menenangkan. Dengan lembut namun tegas, dia membantu Putri Min Ji berdiri sambil berbisik pelan namun terdengar jelas.“Bangunlah, putriku. Kita belum kalah.”Mendengar itu, Putri Min Ji perlahan menghapus air matanya. Matanya yang bengkak kini menatap dengan sinar penuh harap, senyum kecil kembali muncul di wajahnya.Tuan Min Ho menatap lurus pada Ibu Suri Gao. Tatapan matanya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status