Setelah melayani dan bicara pada tamu undangan, Sthella melangkah pergi untuk beristirahat sejenak. Sthella sama sekali tidak mengerti kenapa dia harus bersusah payah menyambut semua orang yang ada ditempat ini? Pada hal dia sama sekali tidak mengenal satupun tamu yang datang menghadiri pernikahanya dan Ezel, yang lebih menyebalkan lagi Sthella harus memainkan drama bersama pria yang baru saja menjadi suaminya.
Sthella memijat pelan kedua kakinya yang sakit karena lelah berdiri seharian. Tiba-tiba seorang anak laki-laki berusia lima tahun datang menghampirinya, dia adalah putra Sthella, lebih tepatnya putra dari pernikahan Ezel sebelumnya. Sthella sangat senang melihat Axel, dia bahkan langsung memeluk anak laki-laki itu. Meskipun Sthella sama sekali tidak mengenal Ezel, ayahnya tapi Sthella sangat mengenal Axel dengan baik bahkan lebih baik dari pada ayahnya sendiri.
Pertemuan pertama Sthela dengan Axel terjadi begitu saja, kalau tidak salah ingat saat itu Sthella sedang berada ditaman kota. Disanalah dia pertama kali bertemu dengan Axel, anak lelaki ini sedang menunggu sang Ayah menjemputnya, selama berjam-jam Sthella menemani Axel ditaman itu, bermain dengannya sampai seseorang datang menjemput Axel pulang.
"Kakak Cantik apa sekarang aku boleh memanggilmu Bunna?"Axel menatap lekat wajah Sthella mata bulatnya seakan-akan mengatakan 'tolong biarkan aku memanggilmu Ibu.'
Sthella tersenyum memperhatikan wajah menggemaskan putra-nya itu,"Tentu saja boleh. Mulai sekarang Axe harus memanggil Kakak cantik dengan sebutan Ibu.”
"No!"Axel atau yang biasa dipanggil Axe, melipat tangannya didada. Dia tidak setuju dengan usul Sthella untuk memanggil Sthella dengan sebutan Ibu. "Aku tidak suka panggilan itu. Aku lebih suka memanggil kakak cantik dengan panggilan Bunna."
Sthella tidak bisa menahan tawanya melihat tingkah menggemaskan putra-nya,"Baiklah. Axe bisa memanggilku Bunna."Mendengar ucapan Sthella Axel langsung melempar dirinya ke dalam pelukan Sthella. Setidaknya kehadiran Axel memberi warna baru untuk hidup Sthella.
“Aku senang sekali, akhirnya aku memiliki Bunna seperti teman-temanku,”Ucap Axel dengan wajah innocent. Sthella tersentuh karena Axel menerima kehadirannya dengan tulus.”Aku akan memberitahu teman-teman kalau aku sudah memiliki Bunna sekarang.”
“Bunna juga senang memiliki putra selucu kamu,”Sthella mengusap lembut pucuk kepala Axel‘Setidaknya aku memiliki secercah kebahagian dengan kehadiran Axel disisiku. Aku janji akan menjadi Ibu yang baik untuk anak ini,’menolong Sthella
“Bunna, ayo kita temui Ayah,”ucapan Axel membuat Sthella sadar lamunannya
💞💞💞💞💞
Ezel langsung memalingkan wajahnya begitu mendengar suara tawa Axel, putra yang dia sembuyikan selama lima tahun ini, dan untuk pertama kalinya Ezel melihat putranya tertawa lepas bersama orang yang baru saja dia kenal tidak lama ini. Melihat kedekatan diantara mereka sedikit membuat Ezel cemburu dan tenang dalam waktu bersamaan, setidaknya dia tidak perlu repot-repot menyakinkan Axel untuk menerima wanita itu sebagai Ibunya.
"Wanita itu sudah resmi menjadi istri ku, menjadi Ibu untuk putraku. Aku harap dia adalah orang yang tepat untuk Axe. Semoga dia bisa memberikan kasih sayang seorang Ibu yang tidak pernah didapatkan oleh putra ku selama ini. Tidak ada yang lebih berharga selain melihat putra-ku tumbuh besar dalam kasih sayang seorang Ibu."batin Ezel sambil terus memperhatikan kedekatan putranya dengan wanita yang baru saja resmi menjadi istrinya.
"Kau beruntung mendapatkan istri yang tidak hanya cantik tapi juga bisa menerima putra mu.”
Ezel tersadar dari lamunannya begitu mendengar suara Leo, Ezel terlalu fokus memperhatikan kebersaman Sthella dan Axel sampai dia tidak menyadari kehadiran orang lain di dekatnya.
"Aku senang Axe mendapatkan seorang Ibu sepertinya. Sebagai sahabat mu, aku ingin berterima kasih karena kau telah memberikan keluarga yang lengkap untuk keponakanku."
"Aku harap keputusan yang aku ambil ini benar, Leo. Jujur saja aku tidak yakin dengan pernikahan ini, jauh dalam lubuk hatiku aku masih mencintai Yuri. Aku tidak yakin bisa memberikan tempat Yuri pada wanita lain."
“Demi Tuhan Kau ini bicara apa eoh?"Leo terlihat kesal mendengar perkataan Ezel, Leo bisa mengerti kalau Ezel masih mencintai wanita masa lalunya itu, tapi Leo tidak ingin Ezel terus mengingat wanita itu dan menyakiti perasaan wanita yang kini menjadi istrinya. “Ezel, sadarlah, wanita itu tidak pantas untuk mu apa lagi menjadi Ibu dari Axe. Tolong lupakan semua hal yang menyangkut wanita itu. Lihatlah wanita yang bersama putramu itu? Dia lebih pantas menjadi Ibu dari anak sebaik Axe. Pikirkan perasaannya, jangan lukai wanita sebaik itu teman atau kau akan menyesal nantinya."
Ezel terdiam mendengar penjelasan Leo, dia tidak bisa mematahkan semua perkataan Leo mengenai Yuri maupun Sthella. Namun biarpun begitu dia tidak bisa menghindari kenyataan bahwa dia masih mencintai wanita masa lalunya, wanita yang pernah memberikan kebahagian dan rasa sakit, wanita yang sudah memberikan malaikat kecil padanya.
"Aku tidak bermaksud ingin menguruimu, aku menghormati sebagai kakak ku meski selisih umur kita hanya dua bulan,"Leo memusatkan atensinya pada Axe yang belarian menghindari kejaran Sthella. Axe memang putra kandung Ezel, namun bagi Leo dan yang lain Axe juga putra mereka. Mereka semua turut adil dalam menjaga, merawat dan membesarkan Axe."Ezel untuk kali ini saja turunkan sedikit egomu demi putra kita. Dengarkan suara tawanya, tidakkah hatimu merasa damai mendengarnya? Anak itu bahkan tidak pernah tertawa sebahagia itu bahkan saat bersama kita. Huh kakak ipar membuatku iri."
"Di mana Varen? Sejak tadi aku tidak melihatnya."Berbagai sumpah serapah keluar begitu saja dari mulut Leo mendengar pertanyaan Ezel. Selalu saja seperti ini. Ezel selalu mencari cara untuk menghindari pembicaraan serius. Leo mengepal tangannya, menahan diri untuk tidak kehilangan kendali memukul kepala Ezel.
"Apa? Kenapa kau menatapku seperti itu? Aku hanya bertanya soal adik ku."Ezel mundur beberapa langkah, Radarnya menangkap sesuatu yang berbahaya. Sebelum Leo menerkamnya lebih baik dia menjaga jarak dari singa jantan ini.
"Kalau saja memukul kepala orang tua tidak berdosa, aku sudah memukul kepalamu, Ez. Kau?" Leo menggelengkan kepalanya. Leo memilih untuk pergi dari pada bersama Ezel. Terlalu lama bersama Ezel hanya akan membuat tensi darahnya tinggi.
"Hei kau mau kemana? Kau belum menjawab pertanyaanku. Dimana adikku?"
"DI SANA! ADIK MU ADA DISANA, SIALAN!" Ezel tertawa melihat orang-orang yang berada didekat Leo terkejut mendengar teriakan Leo. Leo buru-buru pergi karena malu.
“Hei kau mau pergi kemana? Kita belum selesai bicara?”teriak Ezel
Leo memilih menulikan rungunya, ingin sekali rasanya Leo memukul kepala Ezel dan membuat pria itu kehilangan ingatannya.”Leo kemarilah, aku masih ingin bicara padamu.”
“Bicara saja sendiri! Aku tidak mau membuang waktuku meladenimu Ezel De’Costa,”teriak Leo frustasi.
🌻🌻🌻🌻🌻
Terimakasih atas dukungan kalian selama ini. Mohon terus dukung Di Antara 2 Cinta dengan membaca selama 5 menit, subscribe, ulasan dan komentar disetiap bab yang kalian baca.🙏
Di saat para member sibuk berdiskusi mengenai album baru mereka, Ezel mala sibuk memperhatikan ponselnya berharap ada panggilan atau pesan singkat dari Sthella. Felix sudah mengembalikan ponsel mereka agar mereka bisa memberi kabar pada keluarga mereka. Felix akan menyita ponsel mereka kembali besok pagi, sesuai peraturan agar mereka bisa fokus bekerja. Sebenarnya mereka bisa saja mengabaikan semua aturan yang mengikat mereka, mengingat mereka memiliki saham di agensi ini dan mengingat pemilik agensi ini adalah Costa bersaudara. Tapi mereka lebih memilih mengikuti aturan, memberikan contoh yang baik pada juniornya."Wah wanita ini benar-benar? Eh bagaimana bisa dia mengabaikanku seperti ini? Apa hanya aku yang memikirkannya? Tsk." cibir Ezel dalam hati.Ezel sedikit kecewa saat mengetahui tidak ada satupun pesan maupun panggilan telepon dari Sthella yang masuk ke ponselnya. Terlanjur kecewa Ezel melempar ponselnya ke sembarang tempat, Loky yang baru bergabung bersama mereka menatap d
Setelah hari itu, mereka kembali menjalankan hari-hari mereka seperti biasa. Seakan-akan tidak terjadi sesuatu sama sekali, Ezel sedikit lega karena Sthella mau berbagi sedikit kisah hidupnya. Tentu bukan hal yang mudah bagi Sthella untuk menceritakan kesedihannya pada orang lain sekalipun orang itu adalah suaminya sendiri. Baik sadar maupun tidak, sejak hari itu sikap mereka berdua berlahan-lahan berubah. Ezel yang awalnya keras dan selalu meninggikan suara ketika bicara pada Sthella, kini perlahan-lahan berubah menjadi Ezel yang penuh dengan sejuta perhatian. Ya meski terkadang dia masih suka bicara dengan nada keras. Ezel bahkan sudah berani melakukan kontak fisik dengan Sthella, mulai dari menggenggam tangan Sthella, membelai surai ikal Sthella dengan lembut ataupun sekedar memberikan sebuah kecupan di dahi. Begitu pula dengan Sthella, dia mulai menunjukkan sosok asli dirinya yang manja, rapuh di hadapan suaminya. Nampaknya mereka berdua sangat menikmati liburan mereka, sampai m
Semenjak menghabiskan waktu bersama selama liburan di Milan hubungan mereka berdua semakin membaik. Ya , walau terkadang mereka masih suka bertengkar kecil karena memperdebatkan hal yang tidak penting. Bagaimanapun juga butuh proses untuk menyatukan dua orang dengan sifat dan kepribadian yang berbeda.Selesai merapikan semua barang pribadi miliknya, Ezel bergegas ke ruang tamu untuk beristirahat melepas lelah. dia benar-benar lelah, selama seminggu ini terus menemani Sthella pergi ke berbagai macam tempat.Sthella tidak pernah meminta Ezel untuk menemaninya tapi Ezel sendiri yang berinisiatif menemaninya. Lagi pula apa yang bisa Ezel lakukan di negara asing yang tidak dia kenal? Dia tidak mungkin menghabiskan waktu liburnya hanya dengan tidur, tidur, tidur.Hei dia bukan Loky sih beruang hibernasi. Menurut Ezel pergi bersama lebih baik dari pada dia berdiam diri di hotel, tidak buruk menemani Sthella pergi, dia bisa menjelajahi tempat baru, mengistirahatkan otak dan tubuhnya sebentar
Sementara itu di waktu bersamaan dan ditempat berbeda. Saat Ezel dan Sthella sedang menikmati waktu liburan mereka dengan bebas, ada sekelompok pria yang terlihat kewalahan menjaga satu anak kecil. Sejak ditinggal oleh kedua orang tuanya, Axel tidak berhenti menangis membuat Varen dan yang lain pusing. Axel bersikeras ingin menyusul kedua orang tuanya, dia tidak ingin tinggal bersama Varen.Mereka tidak menyangka mengurus satu anak kecil lebih melelahkan daripada melakukan tur konser dunia. Lihat saja betapa lelah dan frustasinya mereka menghadapi tingkah Axel. Leo sampai memakai pengikat kepala untuk meredakan sakit kepalanya akibat suara tangisan Axel."Oh Tuhan, kapan ini akan berlalu? Aku mohon kembalikan ketenangan ku,” ucap Leo sambil memijat dahinya yang terasa sakit."Bunna? Ayah?”Axel terus menangis histeris memanggil orang tuanya, berhari-hari dia tidak melihat orang tuanya membuat Axel merindukan mereka. Hiro yang berada di samping Axel nampak tidak peduli dengan tangisan
Ezel dan Sthella menikmati perjalanan mereka diluar negeri tanpa Axel, putra mereka. Varen, Leo dan para member bersikeras ingin menjaga Axel, mereka tidak ingin Axel merusak momen penting orang tuanya selama honeymoon.Semua tempat mereka datangi satu persatu tanpa lelah, bisa dilihat dari raut wajah mereka kalau mereka berdua sangat menikmati kebersamaan mereka. Ditempat asing, tanpa mengenal satupun orang disana, mereka hanya bisa saling mengandalkan satu sama lain.Ezel bahkan dengan sabar mengikuti kemauan Sthella, mengikuti langkah Sthella tanpa lelah. Sthella menghentikan langkahnya ketika melihat seorang wanita paruh baya menjahit sebuah headpiece. Sthella melangkah memasuki toko tersebut dan mulai menjahit headpiece sesuai arahan dari wanita paruh baya itu.Tidak ada yang bisa Ezel lakukan ditempat itu selain berdiam diri, dia tidak mungkin ikut menjahit bukan? Sthella terlihat menikmati kesibukannya itu, sangking fokusnya dia nyaris tidak bersuara sepanjang menjahit dasar ke
Setelah berhasil menyelesaikan penampilannya, para member kembali keruangan yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara acara untuk mereka dan tentu saja disana sudah ada Sthella, Loky dan Varen yang sejak tadi menunggu kedatangan mereka."Hei ada apa dengan bocah itu?"Loky menaikan bahunya sebagai jawaban tidak tahu. Max mempoutkan bibirnya melihat respon Loky."Oh Kakak Ipar? Kau juga ada disini?”Mendengar ucapan Hiro, para member lainnya kecuali Loky dan Varen langsung menoleh ke arah Sthella. Mereka tidak menyadari keberadaan Sthella disana. Sthella hanya tersenyum hangat pada mereka."Kenapa baru datang sekarang? Seharusnya kau datang satu jam yang lalu. Apa kau tidak merindukanku, Istriku?"Lagi-lagi Ezel sengaja memberikan penekanan pada kata istriku hanya untuk membuat Sthella kesal.Oh tolong ingatkan Sthella untuk memperbaharui tingkat kesabarannya agar tidak lepas kendali. Sthella mengepal tangannya menahan diri. Wah bukan main, bisa-bisanya Ezel bertanya setelah membuat