Share

Cemas

Terlalu gugup otakku jadi tak bisa bekerja dengan baik, entah ke mana Mas Bagas membawa anak-anakku tak bisa kutebak di mana tempat itu, panik membuat pikiranku buntu.

“Uma?” Suara anak perempuan memanggilku dari belakang, refleks aku menoleh.

“Meisya, ya Allah Meisya, alhamdulillah kamu enggak ikut habis Sayang?” Aku refleks sulungku dengan erat, sedang dia dibuat bingung dengan sikapku.

“Meiya enggak mau ikut Abi, tapi kenapa Uma nangis? Abi nyakitin lagi?”

“Abi mau bawa adik-adik Sayang, Uma harus cari mereka, tapi harus cari ke mana? Uma bingung.” Meisya terdiam sejenak, mungkin dia juga sama bingungnya denganku.

“Itu video apa, Uma?” Dia menunjuk ponsel yang sedari tadi kuputar, itu video yang di kirim Mas Bagas.

“Ini video yang di kirim Abi, Meisya tahu tempat ini di mana.” Meisya memperhatikan layar ponsel dalam diam.

“Coba tanya om Andre aja!” ucapnya seketika dahiku berkerut kenapa harus Andre.

“Kok Om Andre? Memang Meisya kenal?”

“Ya kenallah, dia sering ke tempat les Meisya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Laporin polisi klo lu punya otak itu dah termasuk penculikan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status