Share

Menyelamatkan Janus

last update Last Updated: 2025-01-05 11:47:01

“Bagaimana operasinya?" Janus  menghentikan langkah Caelum yang buru-buru ke ruangannya.

Caelum langsung memberikan selembar surat  yang berisi resep vitamin. "Katanya, dia lagi datang bulan. Jadi minta dijadwalkan ulang sama dokter Sky "

"Datang bulan?"  Mendengar jawaban asistennya itu,  Janus tersenyum manis.

Dia sedikit lega. Ternyata apa yang dikatakan Fey tadi malam itu memang  guyonannya belaka,  adalah suatu candaan  dia untuk menahan Janus agar tetap bersamanya. Dia tidak menyangka kenapa Fey begitu naif. Sikap Janus selama ini seharusnya bisa membuat sadar kalau mereka bersama karena satu kebutuhan.

Untuk memenuhi kebutuhan mereka yang sudah sama-sama dewasa. Tidak lebih dari itu.  Meskipun Fey menjadi istrinya, namun  wanita yang menjadi tujuan hidupnya hanya Hawke seorang. Jadi tidak terbayangkan oleh Janus jika Fey  benar-benar hamil dan mereka memiliki anak.  Bagaimana mereka menjelaskan pada Hawke? Juga pada keluarga?

Selama ini, yang diketahui oleh keluarga Janus, mereka tetap menjadi saudara yang saling membantu satu sama lain.

Papa dan Mama Janus  tahu  betul jika anaknya tidak pernah serius dalam mengikuti pelajaran di sekolah, Fey yang selama ini membantu Janus menangani tugas-tugasnya. Fey sudah menjadi malaikat dalam keluarga itu. Berkat bantuan Fey, Januar dan istirinya tidak harus bolak-balik ke sekolah karena panggilan guru BP atau wali kelasnya Janus gara-gara anak itu tidak pernah mengerjakan tugasnya di sekolah. Itu terjadi saat Fey belum datang ke  rumah mereka.

 Sejak itu, Jasfer langsung mengatur posisi.  Fey selalu dibuat  satu kelas dengan Janus dan mereka duduk bareng agar Janus bisa menyelesaikan sekolah secara wajar.

Saat di SMA, Janus makin menjadi. Dia membuat Fey seperti babunya. Tidak di rumah, tidak di sekolah. Fey yang menyelesaikan semua pekerjaan sekolah sementara Janus sibuk pacaran dengan Hawke. Kadang, tanpa memikirkan perasaan Fey, Janus  minta agar Fey juga membantu pekerjaan  sekolah Hawke. Awalnya memang Janus yang minta tapi Hawke keenakan dan lama-kelamaan jadi kewajiban.

Begitu juga saat kuliah. Janus menyakinkan Fey kalau dia harus ambil jurusan yang sama dengannya.

Karena Fey anak yang baik dan patuh, dia tidak merasa keberatan atas permintaan Janus yang begitu banyak dan kadang menyulitkan dirinya. Fey yang punya perasaan lain dengan Janus hanya bisa memendam sakit hatinya. Dia menghibur dirinya sendiri dengan alibi, Janus adalah saudara sepupunya dan tidak mungkin diantara mereka ada hubungan yang spesial.

Tapi Ketika selesai SMA dan  Hawke tiba-tiba  menghilang. Janus sangat terpukul. Dia mencari Hawke sampai ke ujung dunia namun jejaknya tidak ditemukan.  Hawke dan keluarganya pindah rumah setelah bisnis Papanya Hawke dalam masalah dan akhirnya dibekukan oleh pemerintah.

"Kau sudah buat janji ulang?" selidik Janus.

"Belum, Bos. Saya kan harus minta pertimbangan Bos dulu,"

"Tidak usah. Karena Fey sedang datang bulan, jadi bukan masalah yang serius. Lupakan,"

Kini gantian Caelum yang linglung. Dia benar-benar tidak tahu apa makna ucapan bos mudanya itu. "Baiklah. Jadi saya transfer biaya konsultasi hari ini, ya Bos!"

"Iya, lebihkan sedikit dari tarif dokter Sky biar dia senang,"

"Baik, Bos!"

Caelum keluar dari ruangannya. Janus tidak bisa menahan kegembiraan. Senyumnya lebih lebar dari sebelumnya. "Sekarang sudah makin jelas. Sudah tidak ada yang menghalangi aku dan Hawke untuk bersatu," seru Janus dalam hati, dengan begitu yakinnya.

Janus langsung mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja kerjanya dan langsung menghubungi wanita yang sangat dia rindukan itu.

Beberapa kali panggilan, belum ada jawaban.

Senyum Janus kembali hilang.

Dia yang telpon minta di jemput. Tapi dia tidak ada di bandara sampai matahari sudah terang dan tidak memberi kabar juga.

"Kemana perginya?"

Tiba-tiba rasa takut menghantui Janus. Dia takut terjadi sesuatu lagi pada Hawke dan menyebabkan dia tidak bisa bertemu untuk selamanya.

"Kemana, sih?"

Janus mulai tidak sabar.

Dia akhirnya kembali menelpon tapi bukan ke kontak Hawke. Dia minta Caelum datang ke ruangannya lagi karena Janus butuh bantuannya.

"Ada apa, Bos?" tanya Janus begitu sudah di depan mejanya  Janus.

"Cari tahu di mana lokasi kontak ini. Cepat!

"Baik!"

*****

Fey belum bisa mempercayai apa yang dia lihat dan didengarnya. Meskipun sudah mendapatkan tas-nya kembali, dia tetap menunggu di kantin untuk menyelidiki Hawke lebih lanjut.

Baru ketika mendengar langkah tergesa-gesa dari arah ruang dokter Sky, dia berbalik. Menyembunyikan wajahnya ke tembok.

Dia terus mengikuti Hawke dengan jarak yang cukup aman, termasuk ketika wanita itu masuk ke mobil.  Beberapa saat Fey menunggu, tapi mobil yang diparkir di pojokan itu tak kunjung pergi.

Samar-samar dia melihat sepertinya Hawke sangat sibuk di jok belakang. Fey tidak bisa memastikan apa yang dilakukannya karena hanya melihat gerakannya yang samar.

Hingga beberapa detik kemudian, Hawke keluar dengan dandanan yang berbeda, Fey baru sadar. Hawke yang dia lihat beberapa menit yang lalu di klinik, sedang dalam penyamaran.

“Apa yang dia rencanakan dengan semua ini?” tanya Fey bingung tapi dia tidak tahu harus bertanya pada siapa.

Karena dia punya pikiran kalau semuanya ini ada hubungannya dengan Janus, dia mengikuti kemana perginya mobil yang dikemudiakan Hawke. Dia terpaksa membayar taxi yang dicegatnya di depan klinik untuk membuntuti mobil itu.

“Apa dia mau ke kantor Janus?” tanya Fey kemudian ketika mobil yang ada di depannya itu mengambil arah ke kantor suaminya.

Semua kebingungannya segera terjawab ketika mobil Hawke masuk ke gedung yang menjadi kantor suaminya.

“Ya Allah, dia benar-benar menemui Janus,”

“Apa yang harus aku lakukan?”

Fey sudah dibuat marah dan cemburu oleh Janus karena laki-laki yang sangat dicintainya, yang sudah menjadi suaminya selama hampir tiga tahun itu, ternyata masih memikirkan cinta pertamanya. Bahkan terang-terangan akan menceraikannya demi bisa bersama wanita ini.

Yang membuat Fey lebih sedih, apa yang dia dengar di klinik tadi, bukan sebuah kebohongan pastinya. Selama menghilang, ternyata Hawke ada dalam penjara. Dia juga memeriksakan organ vitalnya dan belum tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Bagaimana jika dia benar-benar kena penyakit kelamin?” Fey sampai bergidik.

Membayangkan Janus akan tertular  dan masa depannya akan hancur, Fey tidak sanggup. Bagaimana pun juga, Janus orang yang sangat dia cintai meskipun dia tahu, tidak ada tempat baginya di hati Janus.

Tapi Fey juga memikirkan bagaimana kedua orang tua Janus dan juga neneknya jika ternyata Janus akhirnya tertular penyakin yang menjijikkan.

“Ini tidak boleh terjadi. Harapan keluarga Juviter ada ditangannya. Kalau Janus tertular dan akhirnya meninggal, keturunan keluarga akan berakhir di sini.”

Dengan tekad ingin melindungi orang yang begitu disayanginya, Fey memberaikan diri untuk datang ke tempat kerjanya Janus.

“Pak, kita masuk ke gedung JnF, ya. Pelan-pelan saja. Jaga jarak dengan mobil di depan,” ucap Fey pada sopir taxi itu.

“Baik, Mbak,”

Beberapa saat kemudian.

“Fey!”

Caelum yang  baru keluar dari lift terkaget melihat Fey ada di depan pintu.

“Kau di sini?” tanyanya bingung, dia sampai lupa untuk berbasa basi pada adik sepupu  bosnya itu.

“Aku cuma mau mampir, sudah lama tidak ke sini. Apa ada yang aneh?” tanya Fey berusaha untuk tenang menghadapi ekpresi Caelum yang seperti melihat maling, ketika melihatnya.

“Tidak, sih. Tapi Pak Janus lagi ada tamu penting,” sahutnya gugup, di sampi menunjuk ke atas saking groginya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Gara-Gara Si Otak Mesum

    Fey tidak ingin membahas kehamilannya sekarang. Dia belum siap dengan tanggapan Janus dan dia juga belum tahu apa yang akan terjadi kedepannya karena ada perasaan yang mengganjal dihatinya tapi dia sendiri tidak bisa menerka.“Tidak usah. Aku cukup nyaman kok mengenakannya.Tidak usah dilonggarkan lagi,”“Oke,"Nahlah langsung mengangguk. Janus pun merasa lega. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto mereka di cermin. Fey kaget, ini untuk pertama kalinya Janus melakukan selfi dengannya. Janus memperlihatkan hasilnya pada Fey, "Serasi, kan?”Dalam foto itu, Fey meletakkan tangannya di punggung karena dia ingin membuka gaunnya sedangkan Janus tersenyum melihat ke arah kamera. Fey hanya tersenyum. Pada saat itu mereka punya pikiran sendiri-sendiri tentang itu.*****Setelah mencoba gaun pengantin, Janus mengantar Fey kembali ke rumah. Fey tidak ada kegiatan apapun selain melakukan revisi skripsi Janus yang sudah dia selesaikan semalam.Perbaikannya sudah dia kirim dan men

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Menjawab Keraguanmu

    Keduanya segera membantu Fey mengenakan gaun. Janus tersenyum dan menundukkan kepalanya. Dia mencium punggung Fey dengan penuh cinta. “Jangan kau pikirkan apa yang dikatakan Terra. Yang paling penting saat ini, aku sedang mencoba gaun pengantin bersama orang yang paling aku cintai,”Fey tersenyum. Meskipun dia tahu kalau Janus hanya menghiburnya, dia merasa bahagia. Setidaknya Janus menunjukkan pada kedua staf itu kalau tidak ada yang salah dengan apa yang mereka lakukan saat ini.Fey sudah melepas bluesnya, ketika dia minta staf yang memegang gaun pengantin untuk membantunya, Janus menghentikannya. Tubuhnya yang tinggi dia gunakan untuk mengurung Fey hingga tak tersentuh oleh siapapun. “Aku sudah bilang kalau aku yang akan membantu kau mencoba gaun ini, kau tidak membutuhkan orang lain,”Janus sangat tidak berdaya melihat punggung Fey yang terbuka. Dari pantulan kaca, dia juga melihat dada Fey yang membusung. Dia sering melihat pemandangan seperti ini, bahkan dia juga kerap melihat F

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Fitting

    Gaun pengantin itu sangat cantik, model terbaru yang baru saja dikerjakan oleh perancang terkenal di negeri ini. Ini serasa mimpi, Fey hanya bisa memandanginya, seakan itu adalah barang berharga yang takut untuk di sentuhnya.Gaun itu berlengan pendek yang mengikuti bordir bunga pada ujungnya hingga membentuk lengan yang cantik pada manakin itu. Leher yang berbentuk V dikelilingi berlian yang berkilau, “Cantik sekali,” Fey tidak tahan untuk tidak memujinya.Pada bagian pinggangnya dirancang sangat ketat dan pasti akan menampilkan sosok yang bagus bagi siapapun yang memakainya. Rok panjang yang menjuntai hingga ke lantai dibuat mengembang seperti payung.Saat dikenakan, pasti akan bergoyang-goyang karena bahannya yang halus dan lembut.Bagian ujung gaun itu tertutup payet dan memantulkan kemilau yang indah di bawah cahaya ruang yang sangat terang pada saat itu. “Ini pasti sangat mahal,” Fey menafsir harganya ketika seorang staf datang mengagetkannya.“Gaun ini dipesan oleh Pak Janus d

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Tanyakan Dulu

    “Nenek ada apa?” tanyanya begitu mengangkat panggilan. Suara Janus terdengar sedikit tidak ramah.“Ada apa?” balas Nenek dengan suara yang terheran-heran. “Janus… Bisa-bisanya kau bilang begitu pada Nenekmu?” sergahnya. Suaranya dipenuhi amarah. Bagaimana tidak, ini sudah malam. Dia dan anak mantunya sudah berkumpul di rumah, berharap Janus datang untuk menjelaskan ini semua tapi pikirannya itu salah.Tanpa merasa bersalah sedikit pun, Janus malah tidak pulang. Tidak memberi kabar apapun tentang rencana besarnya itu. Siapa yang tidak emosi kalau punya cucu yang kelewatan begini.“Apa kau merasa terganggu kalau nenek menelponmu? Apa kau sangat sibuk hingga….,”“Iya, Nek. Ada apa? Apa nenek tidak salah bertanya begitu? Bukan sekarang saja Nenek menelpon aku dan tidak pernah mau tahu aku sedang apa, kan?”“Apa kau masih menganggap wanita tua ini sebagai nenekmu?”“Heh…ada apa lagi ini?” Janus sudah bisa menebak apa yang ingin ditanyakan Neneknya makanya tiba-tiba menelpon, marah-marah

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Ingin Kunikmati Perasaan ini

    Suaranya terdengar sangat menyenangkan, seperti seorang bapak yang tengah membujuk anaknya untuk makan. Magnetis dan dalam. Membuat Fey terhipnotis.Tanpa diminta lagi, Fey membuka mulutnya, Janus menyuapkan makanan itu dengan sangat hati-hati. Perasaan yang tidak bisa Fey gambarkan segera merayap dalam pikirannya. Andai Janus semanis ini memperlakukannya, dia pasti akan mencintai pria ini lebih dalam lagi. "Tapi apakah dia melakukan ini hanya karena aku sedang kesal dengannya. Apa karena dia ingin menebus rasa bersalahnya?” tanya Fey pada dirinya sendiri.Apapun yang Janus pikirkan sampai dia mau melakukan ini, Fey ingin menutup mata dan telinganya. Dia ingin menikmati perhatian Janus yang mungkin akan dia lakukan sekali ini saja. Dia ingin bahagia, ingin merasakan bagaimana rasanya dicintai. Menikmati bagaimana rasanya dimanjakan oleh orang yang dicintai walaupun dia tidak yakin kalau Janus melakukannya dengan hati.Saat dia memikirkan itu, tanpa terasa air mata jatuh dari sudut

  • Di Kejar Mantan Suami Arogan   Sindiran Halus

    Karena Janus sudah berjanji tidak akan menyentuhnya, dia cukup tahu apa maksud dari ucapan Fey itu. Dia menahan langkahnya, sampai Fey benar-benar masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya, barulah Janus berbalik. Dia tidak meninggalkan kamar itu tapi memilih duduk di sisi tempat tidur dan mengeluarkan ponselnya. Janus memesan makan malam untuk mereka berdua.Dia hanya tersenyum getir ketika mendengar suara gemercik air. Dia tahu kalau Fey sudah membohonginya. Dia sebenarnya tidak ingin buang air besar tapi mandi.Ya, wajar dia melakukan itu. Selama mereka menikah, Janus tidak pernah sepeduli ini padanya. Dia datang ke kamar ini ketika dia membutuhkan tubuhnya, dia akan pergi setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.Dia tidak pernah bertanya, apakah Fey capek atau tidak karena banyak tugas-tugas dari dosen yang harus diselesaikan, bukan hanya tugasnya sendiri tapi harus menyelesaikan semua tugasnya.“Apa pernah dia memperhatikan apa yang Fey lakukan setelah mereka bercinta. Berdiam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status