Share

Bab 2

Penulis: Stary Dream
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-01 16:47:05

Selesai memberikan deklarasi perpisahan, Biru pulang ke rumah ibunya. Mereka sudah resmi berpisah secara agama, itu artinya tak mungkin lagi bagi Biru dan Indah untuk tinggal bersama. Setidaknya Biru masih berbaik hati dengan mengizinkan Indah tinggal di rumahnya.

"Kamu benar-benar menggugat cerai istrimu?" Davina, Ibu Biru bertanya.

Biru mengangguk. Di wajahnya tak ada ekspresi sedih maupun bahagia. Berbeda dengan Davina yang tersenyum senang.

"Syukurlah. Dari awal memang kalian tidak perlu menikah. Jangan karena dia orang kaya jadi dia ingin memilikimu seutuhnya. Ingat siapa itu Indah, nak. Hanya seorang anak yang tidak jelas. Kekayaan yang ia dapat juga bukan karena haknya."

Masih ingat betul Davina wanita yang menjadi menantunya itu. Seorang anak konglomerat yang membuat Davina awalnya jatuh hati.

Tak hanya itu, Indah juga seorang dokter. Walaupun tak pernah bekerja menyentuh pasien dan memilih menjalani hidup dengan tidak bekerja. Tapi secara pendidikan, Indah tak bisa diragukan.

Namun, semuanya menjadi terganjal ketika detik-detik pernikahan Indah dan Biru. Saat sebuah rahasia besar terkuak. Indah nyatanya hanya anak haram. Anak yang dihasilkan dari perselingkuhan ayahnya di masa lalu.

Karena rasa bersalah, ayah Indah mengambil putrinya dan membesarkannya. Walau ia harus berhadapan dengan istrinya yang saat itu menentang kehadiran Indah.

Tak punya pilihan, ibu tiri Indah menerima wanita itu. Sampai akhirnya ayah kandung Indah meninggal, Indah terusir dari rumah mewahnya. Ia hanya diberikan 5% kekayaan dari ayahnya.

Kematian ibu dan ayahnya, konflik perebutan harta dengan ibu tiri serta saudara tiri yang tak berujung membuat Indah depresi dan berusaha mengakhiri hidupnya.

Diujung kehidupannya, Indah bertemu dengan Biru. Pria itulah yang datang, mengulurkan tangan dan menawarkan diri untuk menjadi bahu tempat Indah bersandar.

Jangan salahkan Indah jika jatuh cinta padanya. Dulu, Biru benar-benar menjelma menjadi seorang pangeran yang berjasa menyelamatkan hidupnya.

"Jadi dia dimana sekarang? Sudah pergi dari rumah?"

"Belum. Biarkan saja dulu dia tinggal disana. Seenggaknya sampai dia mendapatkan tempat tinggal." Jawab Biru.

"Kamu masih berbaik hati ternyata. Kalau mama jadi kamu, mungkin mama sudah mengusirnya malam ini."

"Mama.." tegur Biru. "Aku tidak sejahat itu."

"Iya." Davina tersenyum lagi. "Sekarang kamu dan Rizka bisa bersatu. Setelah perpisahanmu maka siapkan dirimu untuk pernikahan."

Biru hanya diam tak menanggapi. Terlalu dini merencanakan pernikahan sedangkan perpisahannya saja belum dinyatakan sah.

Bohong jika ia tak mencintai Rizka. Karena seluruh cintanya sudah habis diberikannya pada wanita itu. Wanita yang sempat memberikannya luka namun sekarang kembali dan berusaha menyembuhkannya.

Rizka yang cantik dan manis. Wanita impiannya sejak SMA. Cinta mereka yang kandas karena impian yang berbeda. Keduanya memisahkan diri ketika tak mendapatkan kata sepakat untuk bersama.

Di perjalanan memisahkan diri, hati keduanya malah semakin tertaut. Itu terbukti dari Biru yang selama enam bulan ini tak pernah menyentuh Indah. Tak pernah menjalankan tugasnya sebagai seorang suami karena bayangan Rizka yang selalu melintas di benaknya.

Sedangkan, Indah sendiri sudah tahu apa yang terjadi pada suaminya. Bahwa hati Biru bukanlah miliknya. Bahwa dirinya adalah wanita pelarian ketika Biru kehilangan arah soal cinta.

"Oh, ya.." cetus Davina memecah lamunan Biru. "Lima hari lagi kita berangkat ke Lampung. Kamu udah minta cuti, kan?"

Biru mengangguk.

"Bagus. Abisnya ini pernikahan anak bungsu budhemu, jadi acaranya mau diselenggarakan secara besar-besaran."

"Iya, aku mengerti."

"Kita bawa mobil saja kesana. Sekalian rombongan dengan keluargamu yang lain."

Sekali lagi Biru hanya mengangguk.

Sedangkan di sisi lain, Indah sudah tak bisa lagi membendung air matanya. Dalam diam, wanita ini menangis. Tanpa suara dan isakan. Matanya penuh dengan air mata yang membanjiri pipi.

Di hadapannya ada dua buah kertas.

Satu kertas berisi gugatan perceraian.

Dan satu lagi berisi surat yang bahkan ia belum sempat memberitahukannya kepada Biru. Ya, lebih baik seperti itu.

Padahal tadi Indah ingin memberikan kabar buruk ini pada suaminya. Namun nyatanya, kabar buruk lagi yang diterima oleh Indah. Entah dosa apa yang dilakukan wanita ini di masa lalu, kenapa hidup yang dijalaninya seperti penuh dengan penebusan dosa.

Indah menghapus air matanya dan menghubungi seseorang lewat ponselnya. Ketika panggilan itu tersambung, Indah mengatakan tujuannya.

"Aku ingin ke Singapore dan berobat disana. Kamu masih kerja disana, Rum?"

Indah mendengar jawaban sekaligus pertanyaan yang diberikan oleh si penerima telepon bernama Arum.

"Iya. Aku mau kemoterapi. Aku.. terdiagnosis leukemia." Ucap Indah pahit.

["Astaga.. "] terdengar suara syok dari sebrang sana. ["Kemarilah, akan kucarikan dokter onkologi terbaik untukmu."]

"Terima kasih, Arum. Dua minggu lagi aku akan kesana."

["Lebih cepat lebih baik, Indah. Aku menunggumu disini."]

Indah tersenyum penuh haru. Untung saja dia masih memiliki Arum, sahabat terbaiknya. Sahabat yang sekarang menjadi dokter kandungan dan berkarir di Singapura.

Ya, Indah sudah memutuskan. Tidak ada lagi harapan baginya disini. Jadi, dia akan pergi dan mengobati dirinya sendiri.

Semoga saja, kanker darah ini belum menyebar dengan luas ke organ lain. Indah berharap masih bisa bertahan hidup lebih lama walau ia sudah tak memiliki tujuan hidup kembali.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
nasibmu tak seindah nama mu ya indah..tp bakalan indah PD waktunya ya
goodnovel comment avatar
Suryat
miris banget nasib indah..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Di Ujung Perpisahan   Bab 54 (Aku Milikmu)

    Nasib sial dipeluk Riska saat ini. Kinerjanya yang terus menurun akhir-akhir ini, belum lagi kejadian malam ini yang begitu memalukan membuat Riska kehilangan pekerjaannya.Percuma jika Riska merengek bahkan merayu manajernya. Sekarang ia tak bisa diandalkan lagi. Wanita ini dipecat setelah selesai pertemuan.Sambil menyeka air matanya, Riska jadi teringat akan wanita itu tadi. Sial! Gara-gara Riska yang sibuk melihat Indah bermesraan dengan seorang pria, dia jadi hilang fokus dan lalai."Aku tidak akan membiarkanmu tenang, Indah."Riska yang geram mengambil ponsel dan menekan sebuah nomor.Wanita ini sampai mengumpat beberapa kali karena nomor yang ditujunya seakan tak ingin mengangkat panggilan."Halo! Kamu sengaja menghindariku, ya?" Riska jadi kesal sendiri.["Astaga. Kamu ini nggak punya sopan santun! Harusnya kamu mengucap salam, tapi kenapa kamu malah marah-marah?"] Terdengar gerutuan dari seberang."Apa kamu tahu, mas? Wanita yang sedang kamu perjuangkan itu sekarang sudah mem

  • Di Ujung Perpisahan   Bab 53

    "Aku cuma bercanda.""Lagian kamu begitu.." Indah jadi merajuk. Wanita ini beringsut bangun dari dekapan suaminya."Maaf.."Tangan Indah ditariknya lagi. Kali ini lebih lembut hingga wanita itu terduduk di sampingnya. Sekarang Ryan mencoba berani dengan menyentuh jemari halus itu dan mengaitkannya."Apa kamu ingin tahu alasanku melakukan semua ini?" Ryan memandang lekat. "Karena kamu.."Indah ikut membalas tatapan lekat itu dengan penuh pertanyaan."Kamu bukan hanya teman masa kecilku, tapi juga cinta pertamaku. Jujur saja saat kamu menikah dengan pria itu aku jadi marah sekali.. terlebih saat aku tahu dia menyakitimu, rasanya aku muak hingga membencimu. Tapi sekarang sudah berakhir.."Indah melipat bibirnya menahan tangis. Ia pun mengedipkan beberapa kali matanya agar air ini tak tumpah."Kenapa?" Dahi Ryan sampai mengkerut. "Matamu kelilipan?""Nggak. Aku ingin meleleh.."Ryan sampai tertawa. "Apa kulitmu terbuat dari lilin sampai meleleh?"Tapi setelah melihat Indah menjatuhkan air

  • Di Ujung Perpisahan   Bab 52

    "Mau apa lagi dia?"Indah sampai tak habis pikir, hari sudah malam begini tapi Biru malah berkunjung. Aduh, apalagi wajah pria di sebelahnya ini jadi tak sedap dipandang.Bisa-bisa Ryan mengomel semalaman. Apa yang harus Indah lakukan?"Temui aja dia. Mungkin Biru rindu padamu."Indah sampai berdecak. "Apa sih maksud kamu, mas?""Nggak mungkin dia kemari tanpa tujuan. Apalagi malam-malam begini. Temui sana." Ryan mencoba memaksimalkan raut wajahnya agar tak terlihat kesal."Tunggu sebentar."Akhirnya Indah keluar dari kamar dan pergi ke ruang tamu. Benar ternyata Biru sudah menunggu."Kamu sudah istirahat, Indah? Maaf aku mengganggu." Biru jadi tak enak hati."Belum, kok. Baru ngobatin mas Ryan. Ada apa mas malam-malam kemari?""Aku hanya ingin menyampaikan turut duka cita. Aku baru tahu kalau mama Meriam meninggal.""Terima kasih atas belasungkawanya..""Kamu kelihatan tegar.." ucap Biru memandang mantan istrinya."Aku sudah terbiasa untuk itu.""Indah.. sebenarnya kedatanganku kemar

  • Di Ujung Perpisahan   Bab 51

    Dor!Dor!Senjata yang ditembakkan ke segala arah berhasil melukai 2 orang. Haikal dilumpuhkan oleh petugas, terpaksa harus memakai kekerasan karena Haikal yang sulit dikendalikan.Pria ini diseret dengan tangan yang terborgol, ia lalu dilempar masuk ke dalam mobil yang akan membawanya kembali ke penjara.Di rumah, dua korban yang menjadi tembakan Haikal langsung dibawa ke rumah sakit. Sekarang hukuman Haikal menjadi bertambah. Jangan harap meminta keringanan hukuman setelah ini.Sementara Indah masih merunduk sambil menutup kedua telinganya.Untung saja dia cepat menyelamatkan diri karena tahu Haikal yang ingin menargetkan dirinya.Sekarang, Indah sebagai perwakilan keluarga mengambil alih kegaduhan yang terjadi. Bagaimana pun ada musibah kematian disini. Dia harus bijak dalam menghadapinya.Dua hari ini, Indah sibuk mengurus pemakaman untuk ibu tirinya. Dia baru mengunjungi Ryan yang sekarang sedang bersama Nani di rumah sakit."Ibu turut berduka cita." Nani memeluk Indah erat."Te

  • Di Ujung Perpisahan   Bab 50

    "Indah." Panggil Ryan lagi sembari menepuk sisi tempat tidurnya."Sempit. Mas tidur sendiri aja." Jawab Indah memalingkan wajahnya. Rasa panas mulai menjalari pipi ranumnya."Ini udah hampir jam 1 tapi kamu belum tidur juga. Kamu mau sakit lagi?"Indah cemberut karena mendengar nada garang itu lagi. Akhirnya, Ryan kembali ke mode normal."Kemarilah. Aku udah bergeser." Sambung Ryan meringis."Kamu terlalu banyak bergerak, nanti kalau pen mu patah lagi, gimana?""Tinggal dipasang lagi."Indah sampai geleng-geleng kepala karena mendengar jawaban suaminya.Ia pun terpaksa naik ke ranjang suaminya. Sejujurnya tubuhnya juga masih lelah. Ini saja rasanya sudah panas dingin.Indah pun akhirnya berbaring di ranjang yang sama dengannya. Lumayan. Kasur ini besar juga. Mungkin karena tipe bednya yang berbeda dengan yang lain."Jangan banyak bergerak, mas. Nanti kakinya sakit lagi."Ryan berdeham. Pria ini nampak memejamkan matanya."Gimana transplantasimu? Lancar?""Lancar. Aku sudah mengucapkan

  • Di Ujung Perpisahan   Bab 49

    Haikal mengamuk di dalam sel penjaranya. Kabar yang baru saja ia terima membaut emosinya tak tertahan.Meriam dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung. Karena masih memiliki hati, Indah mengantar ibu tirinya ke rumah sakit.Tapi setelah itu dia meninggalkan wanita itu begitu saja di unit gawat darurat. Terserah mau mati atau hidup, Indah sudah tak perduli lagi.Hingga akhirnya pada malam hari, Indah baru bisa mengunjungi suaminya. Kebetulan Meriam dan Ryan di rawat di rumah sakit yang sama. Jadi, Indah langsung menuju kamar rawat setelah Nani memberi tahu jika Ryan sudah dipindahkan kesana."Kamu nggak apa-apa, nak?" Tanya Nani tampak khawatir. Dia sudah diberi tahu oleh Rafael mengenai kejadian yang ada di penjara."Nggak apa-apa, bu." Jawab Indah penuh haru. Selama ini dia pikir hidup sendirian. Tak ada yang menyayangi dan mengharapkannya. Namun, rupanya Ryan benar.Ada orang lain yang begitu menyayangi dan menjaganya, yaitu Nani dan putra semata wayangnya."Gimana keadaan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status