Share

part 2

"Nai kakak minta putusin cowok itu" pinta kakaknya. 

"Kak aku cinta sama dia aku gak bisa memutuskan hubunganku" kata Naila. 

"Nai dia itu bukan cowok baik-baik sekarang kakak minta putuskan hubungan kamu sebelum terjadi apa-apa sama kamu" kata kakaknya. 

"Pasti bapak kan yang mengadu ke kakak saya mending bapak urusin aja kehidupan bapak gak usah ngurusin hidup orang" omel Naila. 

"Rai saya cuma gak mau adik ipar saya mendekati pergaulan yang tidak benar" kata Raihan kemudian mereka mendengar ada yang mengetuk rumahnya mungkin itu Raka pikir Naila yah mereka memang sudah janjian. 

"Siapa malam-malam begini datang ke rumah" kata Hanifah. 

"Aku aja kak yang buka pintunya" ucap Naila. 

"Gak usah kamu disini saja" kemudian Hanifah langsung membukakan pintu rumahnya "Maaf siapa yah" tanya Hanifah. 

"Kenalin kak saya pacarannya Naila" sambil ingin bersalaman dengan kakaknya tapi HHanifahmenangkupkan kedua tangannya didada. 

"Putuskan hubungan kalian" pinta kakaknya itu. 

"Loh kenapa kak kami saling mencintai" tanya Raka dengan heran. 

"Kalo kamu mencintai adik saya kamu tidak akan mengajak adik saya pacaran ngerti" omel kakaknya Naila pun menghampiri kakaknya Raihan mengikuti Naila dibelakang. 

"Kamu Raka" kata naila. 

"Hai sayang jadi kan malam ini kita main" ucap Raka dengan menggoda. 

"Lebih baik kamu masuk nai dan putuskan hubungan kalian" pinta kakaknya. 

"Kakak gak bisa gitu dong sampai kapan pun aku gak bakal putuskan hubungan kita" tolak Naila. 

"Kakak bilang masuk nai" marah Hanifah dengan membentaknya. 

"Lebih baik kamu turuti kakakmu" saran Raihan yang berada di samping Naila. 

"Bapak gak usah ikut campur" sindir Naila. 

"Naila jaga ucapan mu mending sekarang kamu masuk ke dalam atau kakak bakal bilang ke Abi dan umi kalo kamu pacaran" marah Hanifah dengan sedikit membentak. 

"Sampai kapan pun aku tidak akan pernah putus kan hubungan ini" kata Naila kemudian pergi ke kamarnya. 

"Sekarang kamu pulang saja" usir Hanifah kemudian Raka pun pergi meninggalkan rumah nya. 

Hanifah dengan suaminya menghampiri Naila ke kamarnya tapi pintu kamarnya dikunci. 

"Nai buka pintunya kakak mau bicara sama kamu" teriak kakaknya sambil menggedorgedor pintu kamarnya. 

"Kakak pasti mau bilang nyuruh aku pustusin Raka kan" jawab Naila yang masih berada di dalam kamarnya. 

"Kakak lakukan ini semua demi kamu nai kakak cuma gak mau kamu tersesat Naila kalo kamu pacaran sama aja kamu menjerumuskan Abi dan umi ke neraka memangnya kamu mau orang tua kita masuk ke Neraka cuma karena kamu nai pacaran" nasihat Hanifah Naila pun berpikir dia juga tidka tega jika orang tuanya masuk neraka, kemudian Naila membukakan pintu kamarnya dan memeluk kakaknya dengan erat. 

"Maafkan aku kak aku gak mau Abi sama umi masuk neraka hiks...hiks... Maafkan aku kak" tangisan Naila yang memeluk kakaknya itu Raihan melihat itu pun ikut bersedih, dia tahu jika Naila sebenarnya anak baik mungkin karena orang tuanya sibuk kerja jadi pergaulannya gak benar kaya gini deh. 

"Saya tau kok sebenernya kamu orang baik hanya saja kamu salah pergaulan" kata Raihan dengan tersenyum. 

"Bapak gak usah ikut campur deh ini urusan perempuan" omel Naila hanifah pun ikut terkekeh melihat tingkah suaminya dengan adiknya. 

"Kamu mau kan pustuskan hubungan kamu dengan Raka" tanya Hanifah lalu Naila mengangguk dia harus rela pustuskan hubungan ini demi Abi dan uminya. 

"Terima kasih dek udah mau meringankan tanggung jawab abi" dengan memeluk adiknya itu

Esoknya Naila dan Raihan berangkat ke kampus bareng mereka sedang makan bersama berkumpul di ruang makan. 

"Mulai sekarang kamu harus berangkat bareng sama kak Raihan yah" kata Hanifah. 

"Aku gak mau kak aku bisa naik taxi kok" tolak Naila. 

"Gak ada bantahan" ucap Hanifah. 

"Udah sih ikutin aja apa susahnya" kata Raihan. 

"Bapak enak bicara begitu lah saya setiap hari di omongin sama fans-fans bapak" ucap Naila smbil menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya. 

"Emang fanss mas Raihan bilang apa" tanya Hanifah dengan kepo jika ini masalah menyangkut suaminya. 

"Itu gak penting sayang udah gak usah dengerin Han" jawab Raihan. 

"Masa sih dia bilang..." Ucapan Naila terpotong dengan ucapan Raihan. 

"Naila jangan teruskan atau nilai kamu saya kurangi" tegas Raihan. 

"Apa sih pak main ancam aja" kata Naila. 

"Udah ngomong aja sama kakak gak usah takut sama mas Raihan" ucap Hanifah dengan penasaran. 

"Dia bilang..." Ucapan Naila terpotong oleh Raihan lagi. 

"Saya gak segan-segan memotong nilai kamu" ancam Raihan. 

"Apa sih mas gak usah ancam adik aku deh" omel Hanifah. 

"Udah terusin aja" lanjutnya degan masih penasaran. 

"Kalo fanss kak Raihan bilang aku ini pelakor kak ngerebut suami kakak katanya" kata Naila. 

"Udah kamu gak usah dengerkan apa kata mereka dia hanya iri sama kamu" ucap Hanifah. 

Kami berangkat bersama ke kampus di perjalanan tidak ada sahutan dari Raihan, Naila hanya menatap jendela saja sampai di kampus Naila berjalan menuju kelasnya, dia menemui Raka yang menghampirinya dengan mencium pipi ku yah seperti biasa kami selalu begitu. 

"Hai sayang nanti pulang bareng aku kan" sapa Raka sambil mencium pipi Naila. 

"Nanti habis istirahat aku pengen bicara sama kamu" kata Naila. 

"Bicara apa" ucap Raka belum saja Naila bicara sudah ada dosen yang masuk kami memulai pelajarannya, setelah selesai sebelum pulang kuliah kami mengobrol bareng di kantin. 

"Kamu mau bicara apa sih sayang" kata Raka dengan mengelus paha Naila dibawah meja kantin tanpa mereka sadari kakak iparnya melihat kelakuan mereka. 

"Ini gak bisa didiemin dia sudah keterlaluan dia gak menghargai seorang wanita" Raihan pun menghampiri mereka dan memukul Raka sampai ke lantai. 

"Kamu bisa gak sih hormati seorang perempuan" kembali memukul Raka dengan bibirnya mengeluarkan darah kental Raka bangkit dan memukul Raihan terkapar Raihan pun membalasnya lagi. 

"Pak sudah berhenti dia bisa mati" memisahkan Raihan dengan memeluk tangannya, kemudian berhenti memukul semua penghuni kantin melihat mereka bertengkar tidak ada yang memisahkannya. 

"Dia harus kasih pelajaran nai dia sudah seenaknya sama kamu" sahut Raihan. 

"Bapak gak usah ikut campur urusan saya dengan pacar saya" kata Naila. 

"Gimana saya gak ikut campur nai kamu itu adik ipar saya, saya gak mau kamu kenapanapa nai" jelas Raihan. 

"Ka kamu gapapa kan" tanya Naila yang mencoba membantu Raka tapi sebum membantu raka, Raihan langsung menarik tangan Naila dan membawanya ke mobil. 

"Pak turunin saya" Naila mencoba membuka pintu mobilnya tapi terkunci oleh Raihan. 

"Kamu bisa diam gak" bentak Raihan dan Naila pun langsung terdiam sesekali nangis sambil menghadap jendela. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status