Seorang wanita yang terpaksa harus menikah dengan kakak iparnya karena permintaan dari kakak kandungnya sendiri. Ia sudah menolak nya untuk menikah dengan kakak iparnya itu tapi kakaknya tetap saja memohon kepada dirinya untuk menikah dengan suaminya.
view moreSeseorang adik ipar yang bernama Nur Naila Habibah yang akan menjadi istri suaminya sendiri seorang kakak yang memaksa adiknya untuk menjadi istri suaminya. karena dia mandul dan tidak akan bisa memberikan suaminya keturunan maka dari itu istrinya menyuruh suaminya menikah lagi dengan adiknya.
Mereka juga tidak tau jika mereka berdua bukan saudara kandung Naila bukan anak umi Aisyah tapi Naila anak Azizah dia adalah sahabat uminya Hanifah. Menurut Naila dia tidak pantas menikah dengan kakak iparnya karena dia seorang bad girl yang bikin ulah dikampusnya dia beda dengan kakaknya. dia masih pakai baju ketat dan belum berhijab sedangkan Raihan dia seorang dosen dia mengajar Agama di tempat kuliahnya Naila.
Apakah Naila setuju permintaan kakaknya atau dia menolaknya?
Pagi hari Naila ingin pergi ke kampusnya kakaknya menyuruh dia agar berangkat bareng dengan suaminya tapi Raihan menolaknya karena bukan mahramnya.
"Mas Naila berangkat bareng mas aja yah" kata Hanifah dia adalah istri Raihan yah Naila tinggal bersama kakaknya dan orang tuanya juga, tapi orang tuanya lagi ke luar negeri mengurusi pekerjaannya.
"Kenapa? Dia kan bisa naik taxi" ucap Raihan menduduki kursi makan disamping istrinya.
"Kak yang dikatakan kak Raihan benar kok aku masih bisa naik taxi" ujar Naila.
"Gak nanti kamu bisa telat nai" balas Hanifah.
"Mas kasihan Naila nanti bisa telat mas ayolah mas" bujuk istrinya dengan memeluk tangan suaminya Hanifah ingin mendekatkan adiknya dengan suaminya agar mereka bisa bersatu dengan ikatan pernikahan.
"Hadeehhh pake drama segala deh" batin Naila dengan tidak suka dengan keromantisan mereka.
"Ok ini demi kamu ya sayang" mencubit hidungnya Hanifah.
"Ihh sakit tau" rintihan Hanifah.
"Kalo gak niat nganterin gak usah gw bisa naik taxi sendiri" meninggalkan mereka yang masih mesra.
"Mas susul Naila sana" rayu Hanifah sebelum menyusul Naila Raihan mencium kening istrinya dan Hanifah pun mencium tangan suaminya lalu mengejar adik iparnya yang masih berada di depan pintu rumah.
"Nai tunggu biar saya yang mengantarkan kamu" kata Raihan tidak ambil pusing Naila langsung masuk ke mobil Raihan dan Raihan pun melajukan mobilnya, diperjalanan tidak ada suara pun kami saling diam Raihan pun mengajak Naila berbicara.
"Hmm..." Deheman Raihan agar suasana tidak hening Naila langsung melihat Raihan yang berdehem.
"Nanti pulangnya saya anter" dengan datar lalu Naila pun mengangguk dan menatap jendela menurut dia lebih baik menatap jendela dari pada harus berbicara dengan kakak iparnya itu dia begitu dingin, datar, cuek berbicara pun hanya singkat dan hanya keperluan saja berbeda jika Raihan bersama istrinya pasti manja, penyayang, bawel deh pokoknya.
Sesampai di kampus semua menatap kami mungkin karena Naila berangkat bersama Raihan yah dia menganggap Naila itu pelakor. karena selalu dekat dengan suami kakaknya walaupun Raihan datar dia banyak sekali fansnya menurut fansnya dia itu tampan, kaya, pintar ngaji, tapi datar menurut mereka dia itu suami idaman tapi menurut Naila sih biasa saja.
Dasar pelakor
Suami kakaknya aja diembat
Cantik kagak jelek iya
Mendingan kakaknya cantik kemana-mana
Gak punya hati
Dasar bad girl
Naila hanya berdiam menurut Naila semua itu benar dia memang seperti pelakor merebut suami kakaknya tapi Raihan tidak menanggapi semua perkataan mereka dia cuek, datar, dingin dia beda jika bersama istrinya pasti lembut sekali Sampai di koridor gw berpisah dengan Raihan.
"Gw duluan pak" pamit gw baru saja berjalan sedikit tapi Raihan memanggilnyaNaila pun berhenti dia mendengar Raihan memanggilnya.
"Nanti pulang bareng saya" kemudian Naila melanjutkan perjalanannya di kelas dia bertemu dengan pacarnya yah dia sudah punya pacar yaitu Raka.
"Selamat pagi Sayang" panggil Raka dengan mengucapkan kata sayang dia mencium pipinya Naila dan Naila pun tersenyum kemudian Raka duduk disamping Naila.
"Nanti pulang bareng aku yah" kata Raka sambil mengusap paha Naila yang putih itu dengan tangan nakalnya itu, yah dia memakai pakaian sexy dia tidak pernah protes jika Raka mengusapnya karena menurut Raina itu hanya biasa saja.
"Maaf yah aku gak bisa soalnya aku bareng kakak ipar ku" ucap Naila.
"Malam kita jalan yuk mau gak" tanya Raka.
"Ok tapi jemput aku yah" rengek Naila dengan mengusap dada bidang Raka dia memang selalu membuat Raka tergoda.
"Kamu udah nakal yah jangan bikin imanku lemah sayang" kata Raka yang memeluk pinggang Naila tanpa mereka sadari dosen sudah datang yaitu kakak iparnya sendiri "Kalo mau pacaran jangan disini" datar Raihan kami pun berpindah tempat duduknya masing-masing.
"Buka bukunya halaman 87" Raihan pun memulai pelajarannya memulai pelajarannya.
Setelah selesai pelajaran kami pun pulang Naila menunggu kakak iparnya itu di parkiran dari tadi kakak iparnya belum datang lama kelamaan Raihan pun datang.
"Lama amat sih panas tau nanti gw gosong disini mulu" omel Naila dia tidak menanggapi ocehan adik iparnya Raihan langsung masuk ke mobilnya.
"Dasar batu es dinginnya kebangetan ngalahin es batu" gerutu Naila.
Diperjalanan Raihan mengajak ngobrol Naila menanyai persoalan tadi di kelasnya bersama pacarannya.
"Tadi siapa kamu" tanya Raihan dengan dingin sambil menatap Naila.
"Pacar gw emang kenapa" jawab Naila yang menatap ke arah sampingnya.
"Mending kamu jauhin deh cowo itu kayanya dia bukan cowok baik-baik liat saja dia sudah berani menyentuh kamu segala" jelas Raihan masih fokus dnegja nyetir mobilnya.
"Itu urusan gw seterah gw mau ninggalin dia atau gak itu bukan urusan bapak" omel gw setelah sampai dirumah Naila keluar dari mobilnya dan masuk ke rumahnya, Raihan pun sama keluar dari mobilnya Hanifah yang berada di dalam aneh melihat tingkah Naila yang nyelonong aja biasanya dia tidak begitu..
"Naila kenapa mas" tanya istrinya itu mendekati suaminya mencium tangannya.
"Aku nyuruh dia buat jauhin lelaki gak benar itu tadi dikelas aku melihat cowok itu.
mengusap pahanya dan memeluknya cowok itu gak benar Han" jawab Raihan dengan jelas apa yang dia lihat dikelas tadi.
"Naila Sudah punya pacar mas" kata Hanifah.
"Mungkin itu pacarnya dia kelihatan sudah akrab" jelas Raihan.
"Mas jagain adikku yah kalo perlu kalo cowok itu ngituin Naila mas marahin dia aku gak suka adik ku diginiin sama cowok gak benar itu" kata Hanifah.
"Aku akan selalu jaga adikmu dari cowok gak benar itu sekarang kamu gak usah sedih lagi yah senyum dong" menenangkan istrinya itu dengan mengusap pipinya itu.
Malam hari kami makan bersama di ruang makan kami saling diam Setelah selesai makan Hanifah berbicara dengan adiknya itu permasalahan cowoknya.
"Dia memang sudah punya keluarga suaminya pun sudah ada didepan mata" kata Raihan dengan tersenyum Naila menatap tajam Kepada suaminya "Nai maksud yang dibilang pak Raihan itu apa masa iya lu menikah Sama kakak ipar lu sendiri lu hianatin kakak lu sendiri nai gw gak nyangka Sama lu nai" ucap Tasya "Istri saya yang menyuruh saya untuk menikahi Naila" jelas Raihan sedangkan Naila hanya diam saja dia bingung harus jawab apa lagi lebih baik dia diam saja "Nai gw kecewa sama lu gw sahabat lu nai kenapa gak cerita sama gw sih" omel Tasya kemudian dia beranjak dari duduknya tapi dicegah oleh Naila dengan memegang tangannya "Sya tunggu dulu nanti di kost-an lu baru gw ceritain semuanya tapi tolong kali ini percaya sama gw" Naila tidak sanggup jika harus kehilangan sahabat yang satu ini lalu Tasya pun kembali duduk ditempatnya "Ada apa bapak manggil saya ke sini" "Panggil mas sayang gak boleh loh manggil suami kaya gitu" goda Raihan dengan sedikit mencubit pipi Naila tapi dia menghindar
Sampai kapan pun saya gak akan melepaskan mu -Raihan "tapi perasaan cinta mas sudah hilang ke Hani dan mas sudah mulai cinta dengan kamu nai" jelas Raihan dengan menggenggam tangan Naila sampai di depan kampus sebelum Naila turun dari mobilnya dia mencium tangan suaminya tidak ada perkataan lagi dia langsung turun dari mobil suaminya. Di jam pelajaran Raihan dia masuk ke kelas Naila dia melihat istrinya sedang melamun mungkin masih memikirkan masalah tadi "Nai" panggil Tasya yang duduk disebelahnya sambil menyenggol bahu Naila untuk menyadarkannya bahwa didepannya sudah ada dosen tapi dia tetap melamun baru tadi pagi dia memikirkan tentang perkataan kakaknya Sekarang ditambah lagi dengan ucapan Raihan suaminya itu Raihan masih menatap Naila sedangkan Tasya dia merasa ketakutan takut jika sahabatnya itu dimarahi oleh dosennya yah dia beluk tau jika Naila dengan dosennya sudah menikah "Nai" panggil Tasya sekali lagi dengan mencubit bahu Naila dia baru saja merintih kesakitan karena
"Kenapa bukannya tujuan kalian ingin mempunyai anak kan" Sindir Hanifah karena dia ingin adiknya cepat-cepat cerai dengan suaminya dia hanya ingin tidak ada lagi penghalang mereka berdua"Maaf kak kemarin kaki ku sakit jadi gak bisa deh" lirih Naila dengan menundukkan kepalanya"Kakak gak mau tau besok malam kamu harus melakukannya kalo malam ini kan jatah mas raihan tidur di kamar ku jadi besok kamu harus melakukannya" jelas Hanifah membawa masakan tadi ke meja makan tidak berapa lama Raihan baru datang dari masjid dan kami pun mencium tangannya setelah itu kami bertiga duduk di kursi kosong"Mas nanti malam tidur dikamar ku kan" tanya Hanifah kepada suaminya"Iya" Raihan pun hanya menjawab dengan singkat dan menatap Naila yang sedang melamun"Mas mau pake lauk apa" Hanifah melayani makanan suaminya itu Naila hanya terdiam padahal dia cemburu melihat keromantisan mereka berdua"Apa aja Sayang" hati Naila sakit mendengar panggilan Raihan untuk Hanifah kenapa dia harus cemburu seharusn
Apakah aku sanggup jika harus kehilangan Raihan jika anak kita sudah lahir nanti rasanya tidak?-Naila"Aku ke kamar dulu yah" pamit Raihan Kemudian kembali ke kamarnya dengan membawa baskom yang berisi air hangat"luruskan kaki kamu" perintah Raihan lalu Naila pun menurutinya Raihan menetes handuk itu dan menempelkannya di kaki Naila yang sedikit membengkak"Awhh" rintihan Naila yang membuat kakinya sakit"Maaf sakit yah" Raihan merasa bersalah karena tidak pelan-pelan menempelkannya lalu Naila mengangguk setelah selesai mengompres kaki Naila dia pun menaruh baskomnya ke dapur tadi dan kembali ke kamarnya"Makasih mas udah ngobatin aku" ucap terima kasih Naila lalu Raihan mengangguk"Sudah kamu tidur sekarang" sambil membawa bantal berjalan ke arah sofa depan kasur"Mas kamu kenapa tidur di sofa" tanya Naila yang aneh melihat suaminya itu membawa bantal dan tidur di sofa depannya"Saya gak mau ganggu tidur kamu" jawab Raihan"Mas malam ini kan malam..." Belum sempat Naila berbicara R
Hari ini adalah pernikahan Naila dengan Raihan saat ini Naila sedang di dandani oleh kakaknya yaitu Hanifah yah di membantu adiknya make up setelah selesai kami pun menunggu Raihan mengucap ijab qobul nya“Saudara Raihan wadihan Muammar, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Nur Naila Habibah dengan mas kawin emas dengan seberat sepuluh gram dan surah Ar-Rahman dibayar tunai” ucap Abiku dengan tangan yang menggenggam erat tangan Raihan seakan mempercayai Raihan untuk menyerahkan Naila seutuhnya“Saya terima dan kawinnya Nur Naila Habibah binti Abdul malik dengan maskawin tersebut dibayar tunai”Raihan mengucap ijab qobul dengan satu tarikan nafas bersaman dengan kelegaan hati yang lelaki itu rasakan, seakan menerima Naila untuk menjadi tanggung jawab seutuhnya.“Bagaimana para saksi” tanya penghulu“SAH” Semua yang hadir menyaksikan prosesi ijab qobul pagi itu, tersenyum senang. “Alhamdulilah” didalam kamar Naila menatap cermin tak percaya jika hari ini
"Nai saya gak bisa melupakannya saya udah mencoba tapi gak bisa nai saya mencintai kamu" ucap Raihan "Kenapa bapak mencintai saya, saya itu bad girl pak selalu bikin ulah dikampus beda dengan kak Hani dia Sholeha, cantik, baik lagi" merendahkan dirinya jika dirinya tidak pantas disandingkan dengan kakaknya "Nai saya mencintai kamu karena kamu itu baik, cantik akhlaknya juga mulia kok kamu bisa kan perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik lagi" Raihan masih menatap mata Naila "Bapak gak ingat perjanjian kita kalo di pernikahan kita nanti kita gak boleh saling mencintai" Naila meneteskan air matanya dengan penuh luka "Saya bakal batalin perjanjian itu saya mau kita bersama-sama nai saya gak mau pisah di pernikahan kita nanti" "Kalo kak Hani tau gimana pak" "Kita diam-diam nai" kata Raihan "Perlahan-lahan semua pasti terbongkar pak" ucap Naila dengan menundukkan kepalanya "Kita berjuang bersama-sama demi cinta kita nai" ujar Raihan dengan tersenyum Setelah Naila pulang diantar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments