Share

Part 3

"Nai maaf saya gak bermaksud begitu sama kamu nai jangan nangis" permintaan maaf tidak ada sahutan dari Naila dia masih terdiam. 

"Nai" panggil Raihan sama saja tidak ada sahutan dari Naila dia berhenti di sebuah restoran. 

"Pasti kamu belum makan kan ayok kita makan" ajak Raihan dan Naila pun ikut turun dari mobil mereka masuk ke restoran itu dan duduk paling pojok, karena hanya itu tersisa satu meja Raihan jelas melihat Naila dengan muka sembab nya. 

"Kamu cuci muka dulu nai biar lebih segar gitu" langsung saja Naila ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya setelah itu kembali lagi ke meja tadi. 

"bapak kok tau sih makanan kesukaan saya" tanya Naila yang kaget melihat sudah ada makanan di meja. 

"Saya tau dari istri saya" jawab Raihan lalu Naila mengangguk kemudian mereka makan bersama Raihan Melihat Naila makan belepotan di bibirnya Raihan pun mengelap sisa makanan di bibirnya dengan tangan kami saling tatap wajah, mata kami saling bertemu. 

"Kenapa deg-degan yah gak gak mungkin saya suka sama adik ipar saya sendiri" batin Raihan kemudian mereka sadar apa yang mereka lakukan. 

"Maaf, ta..addi ada sisa makanan dibibir kamu" maaf Raihan yang tergugup Naila hanya mengangguk. 

"Habis ini kamu mau kemana lagi jalan-jalan atau pulang" tanya Raihan dengan lembut. 

"Tumben sekali dia bersikap baik sama gw biasanya datar cuek, mana dingin lagi gumam Naila. 

"Nai" panggil Raihan. 

"Eh eh" Raihan menyadarkan Naila dari lamunannya. 

"Kamu kok malah bengong sih ngelihatin saya sampai segitunya, saya tau kalo saya ganteng nai" kata Kevin dengan geernya. 

"Apa sih pak aneh aja saya melihat bapak biasanya datar dan kenapa sekarang malah lembut sama saya" tanya Naila dengan aneh. 

"Hmm... Kaa..arr..na" jawab Raihan dengan gugup. 

"Kenapa bapak gugup hayo" ledek Naila. 

"Udah mending kita pulang sekarang" ajak pulang Raihan setelah membayar makanannya langsung saja kami masuk ke mobil. 

"Pak" panggil Naila. 

"Hmm" Raihan hanya berdehem. 

"Pak" panggil sekali lagi Naila. 

"Iya kenapa" jawab dengan datar. 

"Tadi aja baik sekarang kembali lagi datarnya" sindir Naila membuang mukanya ke jendela. 

"Maaf jika sikap saya bikin kamu terganggu" maaf Raihan tapi Naila hanya diam saja tidak menanggapi perkataan Raihan. 

"Kita mau kemana lagi apa kita langsung pulang atau jalan-jalan dulu" tanya Raihan. 

"Pulang aja nanti dikira saya pelakor lagi" jawab Naila. 

"Haha ada aja kamu, kamu kan adik ipar saya nai" kata Raihan dengan terkekeh. 

"Kakak ipar juga harus jaga jarak kali" sindir Naila Raihan pun hanya tertawa aneh saja dengan perkataan Adik iparnya ini sampai dirumah Hanifah sudah menunggu suaminya pulang di depan rumahnya dia khawatir dengan suaminya. 

"Mas kamu kok baru pulang sih aku khawatir tau gak" tanya Hanifah mencium tangan suaminya dan Raihan pun mencium kening istrinya Naila yang melihat itu kenapa tiba tiba cemburu yah seperti ada sedikit perasaan dengan kakak iparnya. 

"Maaf yah tadi kita makan dulu sayang" maaf Raihan dengan memegang pipi istrinya dengan lembut. 

"Iya kak maaf yah tadi kita makan dulu" kata Naila. 

"Kamu udah makan mas yah padahal aku masakin kesukaan kamu mas" dengan memasang wajah cemberutnya Naila hanya terdiam disitu. 

"coba jangan romantisan disini" sindir Naila mereka hanya terkekeh. 

"Kamu cemburu nai" goda Raihan Naila tidak menanggapinya dia langsung masuk ke dalam rumahnya. 

"Adik kamu kenapa sih aneh" kata Raihan sembari tertawa. 

"Udah yuk kita masuk" ajak istrinya kemudian mereka masuk ke dalam rumahnya. 

Naila keluar dari kamarnya dia melihat kemesraan Raihan dengan istrinya kenapa tiba tiba dia cemburu gitu Sama kakaknya, apa mungkin dia punya perasaan suka dengan kakak iparnya itu dia menghampiri mereka berdua dan terduduk di sofa sambil menonton tv. 

"Nai kamu sudah putuskan hubungan dengan raka" tanya Hanifah. 

"Belum kak kenapa?" Jawab Naila sambil memakan cemilan dimeja. 

"Nai kakak kan sudah bilang sama kamu putuskan hubungan kalian apa kamu gak kasihan sama Abi" kata Hanifah. 

"Abi aja gak kasihan sama Naila" dia tidak perduli dengan ucapan kakaknya. 

"Jaga omongan kamu nai Abi itu sayang sama kamu kalo dia gak sayang dia gak akan nitip kamu ke kakak" tegur Hanifah meminta kepada adiknya itu untuk menjaga perkataannya saja. 

"Kalo dia sayang sama nai dia gak akan ninggalin nai" sindir Naila yang masih makan cemilan. 

"Kakak gak mau pokoknya pustuskan hubungan kamu sekarang" marah Hanifah dnegan sedikit membentak. 

"Nanti nai pustuskan" Naila pun pasrah dia tidka mau berdebat dengan kakaknya dia ingin hidup tenang. 

"Kakak maunya sekarang bukan nanti" kata Hanifah. 

"Kalo sekarang gimana mau ngomongnya coba" ucap Naila. 

"Kamu bisa kan telpon dia atau chat dia" ujar Hanifah. 

"Ok aku mau ambil handphonenya dulu" kemudian Naila pun mengambil handphonenya di kamar lalu kembali lagi ke tempat tadi. 

Naila :

Raka ...

Raka :

Iya ada apa sayang

Naila : 

Aku mau putuskan hubungan ini ka

Sayang : 

Loh kenapa nai memang salah ku apa nai

Naila : 

Kamu gak salah aku cuma mau kita putus

Sayang : 

Pasti karna disuruh kakak kamu kan nai

Nai jawab?

Nai?

Sayang?

Nai aku cinta sama kamu nai

Nai aku mohon?

Nai kalo memang kamu gak mau kita pacaran kita bisa menikah nai aku akan melamar mu nai?

Nai jawab!

Nai

Sayang

Nai?

"Aku udah putusin pacarku" kata Naila. 

"Syukurlah makasih nai udah mau nurutin kakak" ucap Hanifah. 

"Kak kalo aku gak pacaran dengan Raka kita bisa kan kak nikah Raka mengajakku nikah" bujuk Naila. 

"Naila" kaget Raihan kenapa dia merasa cemburu jika Naila menikah dengan orang lain apa mungkin dia ada perasaan suka sama Naila. 

"Kenapa kamu kaget gitu mas" tanya istrinya. 

"Eng...ggakk...paa..paa sih kaget aja gitu kenapa dia tiba-tiba ngajak nikah, menurutku Naila jangan mau nikah sama dia Raka itu bukan cowok baik-baik mana ada sih cowok baik memegang paha perempuan" jawab Raihan dengan gugup. 

"Bapak gak usah deh ikut campur masalah gw dengan kakak gw" marah Naila. 

"Hah? Nai apa benar yang dikatakan suami kakak kamu di pegang sama dia kenapa kamu diam aja nai jawab kakak" marah Hanifah. 

"Itu udah biasa kak gak perlu khawatir" jawab dengan santainya. 

"Menurut kamu biasa saja nai dia itu sudah melecehkan kamu" emosi Hanifah. 

"Itu beda kak kalo aku dilecehkan itu aku sudah diperkosa sama dia kak sama sekali aku belum memberikan mahkota ku ke dia" kata Naila. 

"Sama aja nai" ucap Hanifah. 

"Seterah kakak aku pusing nurutin kemauan kakak terus" Naila pun langsung pergi ke kamarnya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status