Share

Part 7

"Nai saya gak bisa melupakannya saya udah mencoba tapi gak bisa nai saya mencintai kamu" ucap Raihan

"Kenapa bapak mencintai saya, saya itu bad girl pak selalu bikin ulah dikampus beda dengan kak Hani dia Sholeha, cantik, baik lagi" merendahkan dirinya jika dirinya tidak pantas disandingkan dengan kakaknya

"Nai saya mencintai kamu karena kamu itu baik, cantik akhlaknya juga mulia kok kamu bisa kan perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik lagi" Raihan masih menatap mata Naila

"Bapak gak ingat perjanjian kita kalo di pernikahan kita nanti kita gak boleh saling mencintai" Naila meneteskan air matanya dengan penuh luka

"Saya bakal batalin perjanjian itu saya mau kita bersama-sama nai saya gak mau pisah di pernikahan kita nanti"

"Kalo kak Hani tau gimana pak"

"Kita diam-diam nai" kata Raihan

"Perlahan-lahan semua pasti terbongkar pak" ucap Naila dengan menundukkan kepalanya

"Kita berjuang bersama-sama demi cinta kita nai" ujar Raihan dengan tersenyum

Setelah Naila pulang diantar Raihan dia langsung merebahkan tubuhnya dikasur rasanya hari ini dia lelah Naila masih memikirkan perkataan Raihan tadi "Kenapa gw mulai suka dengan pak Raihan nai lu harus lupain dia lu gak boleh nyakitin hati kak Hani dia udah terlalu banyak bantu lu nai" gumam Naila dengan meneteskan air matanya tiba-tiba yang dia pikirkan mengirim pesan

0857xxxxxxxx

NNa

Naila

Siapa?

0857xxxxxxxx

Ini saya Raihan save nomer saya

Naila

Sudah pak

Es batu

Ok, kamu lagi apa nai?

Naila

Lagi istirahat bapak sendiri?

Es batu

Sama saya juga lagi istirahat mungkin kita jodoh kali yah sampe sama kaya gini.

Naila

Udah dulu yah pak saya mau tidur

Es batu

Kamu kenapa seperti menghindari saya nai Nai jawab?

Nai Nai

Kamu Sudah tidur yah

Good night nai

Semoga mimpiin saya yah

"Kenapa sih pak Raihan jadi lebih lembut biasanya dia datar, dingin lagi aneh nai lu gak boleh punya perasaan ke dia lu harus lupain dia kak Hani sudah baik sama lu" gumam Naila dengan mencoba tersenyum lalu dia tertidur

Esoknya Raihan datang ke rumah Naila dia sudah menunggu Naila di ruang tamu sambil menonton tv

"Umi panggilin Naila dulu yah pasti dia masih turun kebiasaan dia pagi-pagi masih tidur" omel uminya

"Ya gapap umi namanya juga anak muda umi hehe" kata Raihan

"Tunggu yah umi mau bangunin Naila dulu" kemudian pergi ke atas menuju kamar anaknya dan mengetuk pintu kamar tapi tidak ada sahutan lalu umi membuka pintunya dan membangunkan anaknya itu

"Nai bangun dibawah ada Raihan tuh" umi membangunkan Naila dengan menggoyangkan badanny lalu Naila pun bangun dari tidurnya

"Ngghh" naila mengerjipkan matanya dan bangun dari tidurnya

"Di bawah ada calon suami kamu tuh" kata umi

"Iya nanti Naila ke bawah" ucap Naila yang masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa handuknya setelah mandi Naila turun ke bawah dia melihat sudah ada Raihan yang sedang menonton tv

"Maaf nunggu lama pak" kata maaf Naila yang baru saja turun dari kamarnya

"Iya gapapa kok nai" ucap Raihan yang melihat Naila sudah mandi

"Ada apa bapak ke sini kenapa gak sama kak hani ke sininya" tanya Naila dengan bingung

"Hani ngindep di rumah temannya semalam dia kalo udah sama temannya saya dilupain dah" curhat Raihan Kepada Naila

"Udah izin ke kak Hani" kata Naila

"Tadi saya udah izin katanya yaudah seterah" ucap Raihan lalu Naila mengangguk dia duduk di sofa depan Raihan mereka menonton tv bersama

Naila bangkit dari sofa untuk membantu uminya masak tapi dicegah oleh Raihan kemudian Naila pun menengok ke arah Raihan

"Mau kemana" tanya Raihan

"Saya mau bantuin umi masak di dapur" jawab Naila

"Saya boleh bantu kamu masak" kata Raihan

"Jangan nanti yang ada dapur berantakan lagi" sindir Naila

"Boleh yah saya ingin belajar masak" Raihan memohon dengan wajah lucunya seperti anak kecil lalu Naila mengangguk dan kami pun berjalan menuju dapur

"Nai kamu ngapain ke sini" tanya uminya yang sedang memasak ayam

"Aku mau bantu umi masak" jawab Naila sambil memotongkan bawang

"Terus nak Raihan ngapain disini" kata umi yang melihat Raihan berada disini

"Saya boleh bantuin umi gak" ucap Raihan kau umi mengangguk kemudian Raihan membantunya

"Ini selesai dipotong sayurannya kemanaun nai" tanya Raihan dengan membawa sayuran yang dipotong tadi mendekati Naila yang sedang memotong bawang lalu Naila mengambil mangkuk yang berisi sayuran di tangan Raihan

"Setelah ini saya bantu apa lagi nai" kata Raihan yang bingung harus melakukan apa lagi

"Potong tempe aja pak nih tempenya" ucap Naila memberikan tempenya kepada Raihan

"Ini gimana nai motongnya" ujar Raihan Kemudian Naila mengajarinya Raihan pun mundur sedangkan Naila ada didepan Raihan kami berdekatan Raihan berada di belakang Naila lalu Naila ingin mundur tapi punggungnya terkena dada bidangnya

Raihan yah kami saling tatap-tatapan Naila pun sadar dia langsung menghindarinya

"Maaf" Raihan pun meminta maaf lalu melanjutkan aktivitas tadi

Setelah selesai masak kami membawa masakan tadi ke ruang makan kami pun makan bersama-sama disitu sudah ada Abi yang sedang duduk di kursi makan

"Abi mau minum apa" tanya umi

"Kopi aja deh mi" jawab Abi kemudian umi membuat kopi didapur

"Kamu gak bikinin Raihan minuman gitu nai" sindir Abi

"Hmm... Bapak mau minum apa" tanya Naila kepada Raihan yang sedang memainkan handphonenya

"Kopi aja nai" kemudian Naila pun pergi ke dapur untuk membuat kopi setelah itu dia kembali ke meja makan lagi dia melihat abinya sedang mengobrol dengan menantunya

"Naila itu mandiri apa-apa dia ngerjain sendiri dia gak mau ngerepotin uminya" kata abinya

"Nih pak kopinya" sambil menaruh kopinya ke meja kemudian kembali ke kursi tadi

"Saya salut sama Naila bi dia mandiri apa-apa gak mau ngerepotin orang lain beda sama

Hani dia selalu manja bi" ucap Raihan setelah minum kopi buatan Naila

"Mangkanya itu kamu jangan terbiasa manjain Hani dia memang begitu sama uminya

"Udah yuk kita makan dulu" ajak umi sambil menuangkan nasi ke dalam piring untuk suaminya dan akhirnya kami pun makan bersama-sama 2 Minggu kemudian... 

 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status