Share

06

Author: Eselitaa
last update Last Updated: 2024-01-16 11:41:07

Achlys mengelapi jendela di kantor utama Kynleigh seusai yang diperintahkan Duke Julian dengan terpaksa. Dia khawatir para bawahan Duke Julian akan menyerangnya jika ia tidak melakukannya. Dia melakukannya dengan terburu-buru supaya bisa pulang sebelum bertemu Duke Julian.

"Itulah akibatnya dari menolak tawaran tuan duke. Dia menjadi tukang bersih-bersih."

"Benarkah dia lulusan terbaik dari Nerine? Tidak bisa dipercaya wanita tidak memiliki moral seperti itu."

Achlys menoleh ke belakang. Dua wanita yang baru saja membicarakannya itu langsung pergi dengan seringai di wajah mereka.

"Mereka tidak tahu saja jika aku mau, aku bisa menjadi atasan mereka," batin Achlys kesal.

"Nona Achlys, ternyata itu benar kamu. Apa yang sudah kamu lakukan hingga berakhir seperti itu?" tanya Magnolia seraya turun tangga menghampiri Achlys.

"Saya tidak sengaja memasuki area danau di ibukota dan kebetulan tuan duke melihat saya jadi dia menyuruh saya untuk melakukan ini sebagai balasan karena sudah melanggar peraturan," jawab Achlys tanpa menoleh ke Magnolia. "Padahal saya tidak tahu ada peraturan itu."

Magnolia merasa kasihan dengan Achlys. Sudah banyak ruangan yang dibersihkan gadis itu kata para pekerja. Gadis itu berkali-kali mengusap keringatnya.

"Sebaiknya nona berhenti dulu dan istirahat!" tukas Magnolia.

"Pergilah Magnolia! Sejak kapan aku menyuruhmu untuk menggantikan posisiku?!" tanya Duke Julian seraya menghampiri Achlys dan Magnolia.

Magnolia mundur dan meminta maaf pada Duke Julian kemudian pergi. Achlys langsung memalingkan pandangan dengan kesal. Harapannya untuk tidak bertemu Duke Julian pupus sudah.

Achlys berkata, "Saya izin pergi membersihkan ruangan lain tuan duke!"

"Tampaknya kamu belum membersihkan ruanganku! Ikuti aku!" titah Duke Julian.

"Saya sudah membersihkannya!" jawab Achlys tegas.

"Aku baru saja dari ruanganku tentu saja aku tahu nona Achlys. Aku sangat membenci omong kosong jadi cepat!" ucap Duke Julian dingin.

Achlys pun mengikuti Duke Julian.

"Tinggalkan semua peralatanmu itu!" titah Duke Julian setengah menoleh ke Achlys.

"Bagaimana bisa saya membersihkan tanpa peralatan apapun?" tanya Achlys kesal.

"Kamu masih memiliki gaunmu itu!"

Achlys sangat kaget. Gaun yang ia kenakan sekarang adalah salah satu gaun terbaik yang ia punya. Namun, di mata Duke Julian sama seperti sampah.

"Maksud tuan duke saya harus membersihkan ruangan tuan duke dengan gaun yang saya kenakan?"

Duke Julian menarik sudut bibir kanannya tetapi tidak mengatakan apa-apa. Achlys melihat senyumnya yang begitu merendahkannya dan gadis itu seketika meledak marah. Duke Julian melanjutkan perjalanan ke ruangannya diikuti Achlys.

"Sesuatu yang lebih buruk dari sampah tidak bisa menjadi mainan tuan duke," kata Achlys tajam.

"Apa yang sedang kamu bicarakan nona Achlys?" tanya Duke Julian.

"Saya pikir tuan duke ingin mempermainkan saya padahal tuan duke menganggap saya lebih buruk dari sampah," kata Achlys.

"Kalau begitu tidak mungkin aku menawari kamu pekerjaan dengan upah yang menggiurkan. Jadi kamu sudah paham alasan dibalik sikapku padamu ini nona Achlys?"

"Saya tidak menyangka tuan duke segigih itu ingin mendapatkan saya. Saya jadi semakin tidak ingin bekerja dibawah tuan duke," jawab Achlys.

"Aku masih tidak mengerti kenapa kamu sangat membenciku. Kita bahkan tidak pernah bertemu sebelumnya."

Achlys terdiam. "Terkadang kebencian tidak memiliki alasan. Namun, tuan duke seharusnya sudah tahu. Banyak yang mengatakan tuan duke tidak memiliki perasaan dan terkenal kejam. Dua itu saja bisa menjadi alasan."

Duke Julian tertawa kecil dan itu membuat Achlys menyipitkan kedua matanya. "Kamu benar!"

Mereka sampai di ruangan Duke Julian. Duke Julian membuka pintu dan mempersilahkan Achlys untuk masuk tetapi gadis itu ragu-ragu. Duke Julian yang tidak tahan lagi akhirnya mendorong Achlys dengan sihirnya.

"Tolong jangan mengendalikan tubuh saya dengan sihir anda!" titah Achlys dingin.

Duke Julian menutup pintu lalu duduk di sofa dan mulai membaca buku. Kemarahan Achlys padanya seolah-olah dianggap angin lalu.

"Silahkan bersihkan ruangan ini! Kamu tidak akan bisa keluar sebelum benar-benar bersih nona Achlys!" tukas Duke Julian tanpa menatap Achlys.

"Berjanjilah pada saya tuan duke. Setelah saya membersihkan ruangan anda, anda akan membiarkan saya pergi dan setelah itu anda tidak akan pernah mencampuri urusan saya lagi!" kata Achlys tajam.

Duke Julian melirik ke kedua mata Achlys. "Ya!" jawabnya.

Achlys merobek bagian bawah gaunnya dan mulai mengelap ruangan itu tanpa mempedulikan rasa lelahnya. Duke Julian memperhatikan tindakannya itu. Dia tidak lagi fokus ke bukunya melainkan ke Achlys.

"Aku yakin ada sesuatu yang disembunyikan gadis ini tentangku," batin Duke Julian.

Achlys menoleh ke Duke Julian dan matanya melotot lalu menatap ke barang di depannya lagi. "Apakah dia terus memperhatikanku sejak tadi?" batinnya khawatir.

Tatapan Achlys tidak sengaja menangkap sebuah foto diatas meja di sudut ruangan. Gadis itu mendekat untuk melihat lebih jelas.

"Apakah ini foto keluarga Kynleigh?" batin Achlys.

Di foto Duke Julian masih kecil. Namun, yang menjadi perhatiannya, sang duke sama sekali tidak tersenyum disaat seluruh keluarganya tersenyum.

"Pantas saja dia menjadi orang yang tidak berperasaan. Saat masih kecil saja ekspresinya seperti ini," batin Achlys.

"Untuk kompensasinya bagaimana nona Achlys?" tanya Duke Julian.

Achlys menoleh ke Duke Julian. "Bukankah kita sudah melupakannya baru saja tuan duke? Saya sudah mengatakan tuan duke untuk tidak pernah mencampuri hidup saya lagi dan tuan duke menyetujuinya."

Duke Julian melirik Achlys. Dia menarik sudut bibirnya sebelah kanannya. "Bukan berarti aku akan melepaskannya begitu saja."

Achlys meledak marah tetapi sebelum dia melakukannya, kedua matanya lebih dulu menangkap sihir yang sangat kuat. Dia tahu harus lari sekarang juga.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dia Mimpi Burukku   62

    Mereka akhirnya tiba di wilayah utara. Udaranya benar-benar sangat dingin. Setelah melakukan perjalanan cukup panjang dan selama perjalanan itu, telah banyak hal yang terjadi antara Achlys dan Julian. Achlys mengikuti Julian menuju ke batu sihir yang terletak di puncak gunung. "Perasaanku tidak enak," ucap Achlys. Achlys tiba-tiba merasakan kepalanya sangat sakit. Dia sampai tidak sanggup berjalan dan terus meringis kesakitan. Bahkan air matanya sampai mengalir deras. Julian tidak mengatakan apapun. Dia langsung mengeluarkan sihir healing kepada Achlys tetapi itu tidak berhasil. Pada saat sama, seekor monster raksasa yang lebih besar dari naga yang pernah mereka temui muncul di depan mereka. Julian menatap garang ke arah monster itu. Kedua matanya segera menyipit dengan dingin. Sementara dalam benak Achlys terbayang-bayang mimpinya tentang dua pasangan itu. Nama mereka masih sam. Achlys dan Julian. "Bisakah kita memulainya dari awal lagi?" Mimpinya sek

  • Dia Mimpi Burukku   61

    Api unggun mulai meredup, hanya menyisakan bara yang sesekali mengeluarkan suara kecil seperti desahan napas terakhir. Angin malam menusuk, membawa aroma tanah lembab dan dedaunan kering dari hutan utara. Achlys duduk memeluk lututnya, matanya menerawang pada cahaya yang tersisa, seakan mencari jawaban pada api yang sebentar lagi padam. Duke Julian duduk tidak jauh darinya, bersandar pada batang pohon, seolah tidak peduli pada dunia. Matanya terpejam, tapi Achlys tahu pria itu tidak sedang tidur. Nafasnya terlalu teratur, terlalu waspada. Achlys menggigit bibirnya. Hatinya penuh kegelisahan. Mimpi itu kembali menghantuinya semalam. Mimpi yang sama, berulang kali. Pasangan yang saling mencintai, tapi terjebak dalam penderitaan tanpa akhir. Wanita itu menangis dalam pelukan pria yang penuh luka, sementara pria itu, dengan darah mengalir di tubuhnya, bersumpah akan melindunginya di kehidupan berikutnya. Kenapa aku terus melihatnya? Apa arti semua ini? Akhirnya, tan

  • Dia Mimpi Burukku   60

    Udara dingin yang menyengat menembus kulit, lebih menusuk dari embun beku paling dalam, namun Achlys tidak bergeming. Ia berdiri terpaku di tengah hamparan es dan salju yang tak berujung, di bawah langit utara yang berputar-putar dengan cahaya sihir keperakan. Ini bukan dunianya, ia tahu, tapi sensasi menusuk dari angin yang membawa partikel es itu begitu nyata, begitu mendalam hingga napasnya terasa beku di dada. Di hadapannya, sebuah drama yang sudah lama terkubur, kini terhampar. Seorang wanita berambut pirang keemasan, indah bagai peri dari dongeng kuno, berlutut lemah di atas salju. Wajahnya yang pucat pasi dihiasi bintik-bintik keunguan, tanda kutukan gelap yang menggerogoti. Tangannya yang mungil digenggam erat oleh seorang pria bertubuh tegap, matanya memancarkan kesedihan dan keputusasaan yang tak terukur. Sihir yang mengalir dari tangannya berusaha menghalau kegelapan, namun kutukan itu terlalu kuat. "Aku... tidak kuat lagi, Julian," desis wanita itu, suaranya

  • Dia Mimpi Burukku   59

    Ketika orang-orang akhirnya bersorak kemenangan, Slater mencari keberadaan Achlys. Achlys telah menjauh. Dia berencana pulang untuk menemui kedua orang tuanya untuk memeriksa keadaan mereka. Namun Slater segera menemukannya dan menghampirinya, menyuruhnya untuk berhenti berlari. Achlys merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Dia tidak tahu lagi dengan apa yang akan terjadi ke depannya. Baik perihal soal Duke Julian. Dia telah tanda tangan di surat resmi yang dikeluarkan Duke Julian mengenai kontrak mereka melakukan perjalanan bersama untuk mengungkap mimpi buruk yang dialami oleh Achlys. "Achlys, ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu," ucap Slater. Achlys diam sejenak menunggu apa yang dikatakan oleh Slater. "Aku merasa aneh ketika berdekatan denganmu dan tidak tahu perasaan seperti apa ini," ucap Slater. Achlys tertegun. Dia sendiri juga bingung perasaan seperti apa yang dialami oleh Slater. "Kenapa Slater? Jika kau sendiri tidak mengerti, bagaimana denga

  • Dia Mimpi Burukku   58

    Achlys pergi ke wilayah kekaisaran tanpa Duke Julian. Duke Julian mengambil jalan yang berbeda. Tentunya, cara mereka menyelamatkan Slater berbeda. Achlys disuruh Duke Julian untuk menyelamatkan Slater yang dikurung di ruang bawah tanah. Achlys sangat mencemaskan keadaan Slater, jadi dia bergegas menuju ke tempat dimana Slater ditahan. Slater ditahan di ruang bawah tanah kekaisaran. Slater hanya bisa menunggu antara dia menerima takdirnya untuk dieksekusi atau akan diselamatkan oleh seseorang. "Tidak kusangka dia akan melakukan ini," bisik Slater. Slater sudah terluka parah dan kedua tangannya di rantai. Dia tidak mengerti mengapa dia ditahan. Apakah karena kegagalannya dalam ekspedisi? Achlys tiba di pintu penjara kekaisaran dimana Slater ditahan disana. Namun pintu masuknya dijaga oleh penjaga penjara kekaisaran. Achlys sangat kebingungan bagaimana caranya agar dia bisa menyusup ke penjara bawah tanah kekaisaran. Setelah berpikir panjang achlys menemuka

  • Dia Mimpi Burukku   57

    Achlys bertemu dengan Duke Julian. Ayahnya sudah pulang. Duke Julian tampak lebih sibuk dibandingkan biasanya. Dia sampai mengabaikan Achlys. "Tuan duke, apa yang kau katakan kepada ayahku?" tanya Achlys dengan nada tajam. Duke Julian tengah melihat-lihat berkas dan memegang sebuah bolpoin. "Kenapa nona Achlys?" tanya Duke Julian dengan nada datar. "Saya tanya, apa yang anda katakan kepada ayah saya?!" tanya Achlys dengan nada tajam. "Kenapa kau malah bertanya kepadaku bukan kepada ayahmu? Bukankah kau membenciku nona Achlys?" tanya Duke Julian dengan nada tajam. "Jangan mengalihkan pembicaraan tuan duke!" sentak Achlys. "Aku benar. Kenapa tidak bertanya kepada ayahmu? Ayahmu pasti akan menjawab dibandingkan denganku kecuali..." Duke Julian menatap Achlys. "Kecuali apa tuan duke?" tanya Achlys menatap tajam Duke Julian. "Kecuali kalau kau ingin berdekatan denganku, nona Achlys. Makanya kau sampai seperti itu," ucap Duke Julian. Achlys pun sangat mara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status