Achlys mengelapi jendela di kantor utama Kynleigh seusai yang diperintahkan Duke Julian dengan terpaksa. Dia khawatir para bawahan Duke Julian akan menyerangnya jika ia tidak melakukannya. Dia melakukannya dengan terburu-buru supaya bisa pulang sebelum bertemu Duke Julian.
"Itulah akibatnya dari menolak tawaran tuan duke. Dia menjadi tukang bersih-bersih.""Benarkah dia lulusan terbaik dari Nerine? Tidak bisa dipercaya wanita tidak memiliki moral seperti itu."Achlys menoleh ke belakang. Dua wanita yang baru saja membicarakannya itu langsung pergi dengan seringai di wajah mereka."Mereka tidak tahu saja jika aku mau, aku bisa menjadi atasan mereka," batin Achlys kesal."Nona Achlys, ternyata itu benar kamu. Apa yang sudah kamu lakukan hingga berakhir seperti itu?" tanya Magnolia seraya turun tangga menghampiri Achlys."Saya tidak sengaja memasuki area danau di ibukota dan kebetulan tuan duke melihat saya jadi dia menyuruh saya untuk melakukan ini sebagai balasan karena sudah melanggar peraturan," jawab Achlys tanpa menoleh ke Magnolia. "Padahal saya tidak tahu ada peraturan itu."Magnolia merasa kasihan dengan Achlys. Sudah banyak ruangan yang dibersihkan gadis itu kata para pekerja. Gadis itu berkali-kali mengusap keringatnya."Sebaiknya nona berhenti dulu dan istirahat!" tukas Magnolia."Pergilah Magnolia! Sejak kapan aku menyuruhmu untuk menggantikan posisiku?!" tanya Duke Julian seraya menghampiri Achlys dan Magnolia.Magnolia mundur dan meminta maaf pada Duke Julian kemudian pergi. Achlys langsung memalingkan pandangan dengan kesal. Harapannya untuk tidak bertemu Duke Julian pupus sudah.Achlys berkata, "Saya izin pergi membersihkan ruangan lain tuan duke!""Tampaknya kamu belum membersihkan ruanganku! Ikuti aku!" titah Duke Julian."Saya sudah membersihkannya!" jawab Achlys tegas."Aku baru saja dari ruanganku tentu saja aku tahu nona Achlys. Aku sangat membenci omong kosong jadi cepat!" ucap Duke Julian dingin.Achlys pun mengikuti Duke Julian."Tinggalkan semua peralatanmu itu!" titah Duke Julian setengah menoleh ke Achlys."Bagaimana bisa saya membersihkan tanpa peralatan apapun?" tanya Achlys kesal."Kamu masih memiliki gaunmu itu!"Achlys sangat kaget. Gaun yang ia kenakan sekarang adalah salah satu gaun terbaik yang ia punya. Namun, di mata Duke Julian sama seperti sampah."Maksud tuan duke saya harus membersihkan ruangan tuan duke dengan gaun yang saya kenakan?"Duke Julian menarik sudut bibir kanannya tetapi tidak mengatakan apa-apa. Achlys melihat senyumnya yang begitu merendahkannya dan gadis itu seketika meledak marah. Duke Julian melanjutkan perjalanan ke ruangannya diikuti Achlys."Sesuatu yang lebih buruk dari sampah tidak bisa menjadi mainan tuan duke," kata Achlys tajam."Apa yang sedang kamu bicarakan nona Achlys?" tanya Duke Julian."Saya pikir tuan duke ingin mempermainkan saya padahal tuan duke menganggap saya lebih buruk dari sampah," kata Achlys."Kalau begitu tidak mungkin aku menawari kamu pekerjaan dengan upah yang menggiurkan. Jadi kamu sudah paham alasan dibalik sikapku padamu ini nona Achlys?""Saya tidak menyangka tuan duke segigih itu ingin mendapatkan saya. Saya jadi semakin tidak ingin bekerja dibawah tuan duke," jawab Achlys."Aku masih tidak mengerti kenapa kamu sangat membenciku. Kita bahkan tidak pernah bertemu sebelumnya."Achlys terdiam. "Terkadang kebencian tidak memiliki alasan. Namun, tuan duke seharusnya sudah tahu. Banyak yang mengatakan tuan duke tidak memiliki perasaan dan terkenal kejam. Dua itu saja bisa menjadi alasan."Duke Julian tertawa kecil dan itu membuat Achlys menyipitkan kedua matanya. "Kamu benar!"Mereka sampai di ruangan Duke Julian. Duke Julian membuka pintu dan mempersilahkan Achlys untuk masuk tetapi gadis itu ragu-ragu. Duke Julian yang tidak tahan lagi akhirnya mendorong Achlys dengan sihirnya."Tolong jangan mengendalikan tubuh saya dengan sihir anda!" titah Achlys dingin.Duke Julian menutup pintu lalu duduk di sofa dan mulai membaca buku. Kemarahan Achlys padanya seolah-olah dianggap angin lalu."Silahkan bersihkan ruangan ini! Kamu tidak akan bisa keluar sebelum benar-benar bersih nona Achlys!" tukas Duke Julian tanpa menatap Achlys."Berjanjilah pada saya tuan duke. Setelah saya membersihkan ruangan anda, anda akan membiarkan saya pergi dan setelah itu anda tidak akan pernah mencampuri urusan saya lagi!" kata Achlys tajam.Duke Julian melirik ke kedua mata Achlys. "Ya!" jawabnya.Achlys merobek bagian bawah gaunnya dan mulai mengelap ruangan itu tanpa mempedulikan rasa lelahnya. Duke Julian memperhatikan tindakannya itu. Dia tidak lagi fokus ke bukunya melainkan ke Achlys."Aku yakin ada sesuatu yang disembunyikan gadis ini tentangku," batin Duke Julian.Achlys menoleh ke Duke Julian dan matanya melotot lalu menatap ke barang di depannya lagi. "Apakah dia terus memperhatikanku sejak tadi?" batinnya khawatir.Tatapan Achlys tidak sengaja menangkap sebuah foto diatas meja di sudut ruangan. Gadis itu mendekat untuk melihat lebih jelas."Apakah ini foto keluarga Kynleigh?" batin Achlys.Di foto Duke Julian masih kecil. Namun, yang menjadi perhatiannya, sang duke sama sekali tidak tersenyum disaat seluruh keluarganya tersenyum."Pantas saja dia menjadi orang yang tidak berperasaan. Saat masih kecil saja ekspresinya seperti ini," batin Achlys."Untuk kompensasinya bagaimana nona Achlys?" tanya Duke Julian.Achlys menoleh ke Duke Julian. "Bukankah kita sudah melupakannya baru saja tuan duke? Saya sudah mengatakan tuan duke untuk tidak pernah mencampuri hidup saya lagi dan tuan duke menyetujuinya."Duke Julian melirik Achlys. Dia menarik sudut bibirnya sebelah kanannya. "Bukan berarti aku akan melepaskannya begitu saja."Achlys meledak marah tetapi sebelum dia melakukannya, kedua matanya lebih dulu menangkap sihir yang sangat kuat. Dia tahu harus lari sekarang juga."Baiklah-baiklah. Saya akan membayar kompensasinya. Namun, berikan saya waktu untuk mengumpulkan uangnya dan saya tidak mau diganti yang lain!" tegas Achlys. Punggung Achlys sudah menempel di dinding pojok. Keringatnya banyak sekali dan badannya mulai bau sampai dia bisa mencium baunya. Sihir Duke Julian langsung menghilang. Duke Julian menoleh ke Achlys. "Aku hanya sedang mengecek ruangan ini sudah bersih apa belum. Kenapa kamu begitu ketakutan nona Achlys?" Achlys merasa bodoh. "Jadi bagaimana sudah bersih apa belum?" tanyanya mengalihkan pembicaraan. "Masih belum. Tetapi tampaknya kamu sudah sangat kelelahan. Hari ini cukup sampai disini saja." Duke Julian mengambil mantelnya kemudian mendekati Achlys yang hendak keluar dari ruangan itu. Dia menyelimuti punggung Achlys dengan mantelnya. Achlys tertegun. Dia menoleh ke Duke Julian yang berada dibelakangnya sangat dekat. Dia pun menoleh ke pintu lagi. "Apa maksudnya ini tuan duke?" "Supaya kamu tidak masuk angin." "Namun men
Orang-orang suruhan Duke Julian satu-persatu tumbang. Teman-temannya bilang, para ksatria bawahan Duke Julian sangat tangguh meskipun bukan yang terkuat di negara ini tetapi mereka masuk ke sepuluh besar. Jika mereka sampai dikalahkan begitu saja, itu artinya para perampok itu memang sesuai yang dikatakan oleh orang yang ia tusuk. Achlys langsung bersembunyi sebelum para perampok itu menangkapnya. "Sialan! Tasku!" Achlys tidak seharusnya meninggalkan tasnya di dalam kereta. Setidaknya dia juga harus menutup pintu kereta. Para perampok itu bisa masuk dan menghabisi orang di dalam kereta dan mengambil tasnya. Achlys bersembunyi dibalik sebuah pohon raksasa. Dia menahan nafas beberapa kali. Sampai akhirnya dia tidak lagi mendengar suara pedang saling menari. Nafas Achlys memburu. "Apakah masih ada yang tersisa?" Suara yang menawan itu menggema di tengah keheningan malam. Achlys pikir itu suara Ridge, pemimpin para perampok itu."Seorang gadis bos. Dia baru saja kabur kesana!""Cek d
"Tuan duke, ini maksudnya apa?" tanya Achlys. "Kontrak pekerjaan seperti yang baru saja kamu katakan." "Tetapi...apa hubungannya dengan insiden ini? Dan kenapa saya harus menandatangani ini tuan duke?" "Siapa yang pantas disalahkan atas kematian mereka kalau bukan diriku nona Achlys karena akulah yang telah memgirim mereka kesini tetapi itu karena permintaan dari kedua orang tuamu dan kamu meminta maaf padaku karena hal tersebut kan? Dan kalau kamu mau aku memaafkanmu, lakukanlah apa yang kusuruh!" Achlys terdiam. "Para ksatria itu sudah siap mati demi Kynleigh. Dan keluarga yang ditinggalkan tampaknya tidak bisa berbuat apapun. Mereka hanya percaya pada Duke Julian yang pasti akan menangkap pelakunya dan membalas kematian mereka. Aku merasa sangat bersalah. Namun, alih-alih diberi hukuman, Duke Julian malah membahas mengenai pekerjaan di tengah-tengah para mayat ksatrianya. Dia pasti sudah gila," batinnya. "...Kenapa tuan duke malah memberikan saya pekerjaan yang memguntungkan b
Karena para ksatria itu mati, Achlys merasa telah menjadi seorang pembunuh sehingga dengan terpaksa dia melakukan yang diperintahkan Duke Julian. Jika dia tidak mudah mempercayai ucapan Duke Julian, dia pasti tidak akan pernah menandatangani surat kontrak pekerjaan itu. Dia diantarkan oleh Duke Julian dan para ksatrianya di depan hotel. "Achlys! Kamu kembali!" teriak ibunya antusias.Achlys hanya menunjukkan wajah dingin. Ibunya memeluknya. Ayahnya segera keluar dan langsung berterima kasih pada Duke Julian."Ibu, ayah, jangan pernah lagi meminta bantuan pada tuan duke! Kalian membuatku dalam masalah besar!" tukas Achlys.Canna menarik diri dan saling pandang dengan suaminya. "Apa yang kamu katakan? Kami tidak pernah minta bantuan pada Duke Julian!" jawab Canna.Achlys terhenyak dan langsung menoleh ke Duke Julian. Duke Julian tersenyum kecil padanya. "Duke Julian mencarimu dan kami memberitahunya kamu ke kota sebelah untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan," kata Liam."Tuan
"Tuan duke, tampaknya kamu sangat dekat dengan gadis itu? Aku mendengar kamu telah menyelamatkan seorang gadis biasa dari para perampok. Apakah gadis itu yang telah kamu selamatkan?" tanya Laura."Ya. Ada urusan apa kamu datang kesini?" tanya Duke Julian."Ini tidak pernah terjadi sebelumnya tuan duke. Sejak kapan kamu menjadi begitu baik pada seorang gadis dari kalangan rakyat jelata? Jika berita mengenai kamu menyelamatkan dia bertambah parah setelah orang-orang menyaksikan kedekatanmu dengan gadis itu, maka itu akan menjadi masalah besar. Dan untuk pertanyaan terakhirmu, apakah tidak boleh jika aku merindukan tunanganku?" tanya Laura.Duke Julian tersenyum kecil. "Lady tenang saja. Aku tidak akan menarik pertunangan kita. Sejak awal, pernikahan kita ini tidak didasari karena kita saling menyukai."Laura menyipitkan kedua matanya tajam. "Lalu apa tuan duke menyukai gadis itu?"Duke Julian diam sejenak. "Jangan pernah ikut campur urusanku Lady Laura! Karena aku sangat membenci itu."
Laura akan menaiki kereta kudanya tetapi tidak sengaja melihat Achlys yang berjalan menuju taman dengan ekspresi riang di wajahnya langsung berbalik menghampiri gadis itu. Achlys juga segera bertemu mata dengan Laura. Dia menghentikan langkahnya saat menyadari Laura mendekatinya. Dia pun menghampiri Laura dan menyapanya dengan mendunukkan kepalanya sekilas. "Selamat siang Lady Laura," sapa Achlys dengan senyuman ramahnya. Alih-alih membalas sapaan Achlys, Laura justru bertanya dengan dingin. "Jawab pertanyaanku dengan jujur nona Achlys!"Achlys memperhatikan Laura yang terlihat sangat marah padanya. Dia pikir Laura sudah mengerti mengenai Duke Julian yang mendekatinya. Hari ini orang-orang disini menatapnya dengan tatapan yang tidak seperti biasanya. Dan beberapa kali dia mendengar namanya disebut bersama Duke Julian. Semenjak dia akan melukai pergelangan tangannya, Achlys menyadari perasaan Duke Julian padanya melalui tatapan matanya yang khawatir dan marah. Ayahnya bilng semakin
"Nyonya Magnolia," panggil Achlys.Selesai mengerjakan tugasnya, alih-alih mencari Duke Julian, Achlys langsung menuju ruangan Magnolia."Jangan memanggilku nyonya nona Achlys! Panggil saja aku lady," jawab Magnolia."Baiklah lady Magnolia. Saya sudah menyelesaikan pekerjaan ini. Tolong sampaikan kepada tuan duke dan jika ada yang tidak sesuai dengan beliau, beritahu saya melalui lady saja. Untuk mendiskusikannya bersama, saya pikir lady Magnolia perlu ikut," kata Achlys.Magnolia bertanya-tanya mengapa Achlys kelihatan membenci Duke Julian."Saat ini tuan duke sedang pergi piknik untuk beberapa hari. Bukan. Mungkin seminggu atau lebih," kata Magnolia.Achlys sedikit kaget. "Baguslah. Tidak. Maksud saya, saya jadi tidak perlu takut jika pekerjaan saya tidak bagus.""Aku akan mengirimkan ini kepada tuan duke. Nona Achlys harus berangkat besok pagi ke daerah timur kerajaan!" kata Magnolia."Baiklah," jawab Achlys. "Kalau begitu saya permisi. Saya sudah boleh pulang lady Magnolia.""Ya."
"Lady Magnolia, mengapa kamu tidak memberitahuku bahwa tuan duke sudah berada di daerah timur kerajaan?" tanya Achlys dengan raut kesal di wajahnya pada Magnolia."Apakah aku perlu memberitahumu nona Achlys? Wajar saja jika tuan duke kesana. Tidak. Dia memang harus kesana karena hanya dia yang bisa mengatasi masalah disana. Justru yang aneh itu dirimu nona Achlys karena sudah bertanya seperti itu," jawab Magnolia."Apa? Nona Achlys? Kamu tidak tahu bahwa tuan duke disana?" tanya Laura.Achlys mengangguk. "Kalau begitu sesuai perintahmu dan tuan duke Lady Laura. Saya mundur dari ekspedisi ini.""Bagus!" kata Laura dengan senyum puas."Nona Achlys! Kamu bisa dimarahi tuan duke dan terkena masalah lebih besar lagi. Kamu telah mencemarkan nama baik tuan duke," kata Magnolia.Achlys tersenyum sinis. "Mereka bahkan lebih tertarik pada berita tuan duke menyelamatkan seorang gadis dari kalangan rakyat jelita dibandingkan ada pelamar kerja yang menolak tawarannya.""Dua orang itu adalah orang