Share

06

Achlys mengelapi jendela di kantor utama Kynleigh seusai yang diperintahkan Duke Julian dengan terpaksa. Dia khawatir para bawahan Duke Julian akan menyerangnya jika ia tidak melakukannya. Dia melakukannya dengan terburu-buru supaya bisa pulang sebelum bertemu Duke Julian.

"Itulah akibatnya dari menolak tawaran tuan duke. Dia menjadi tukang bersih-bersih."

"Benarkah dia lulusan terbaik dari Nerine? Tidak bisa dipercaya wanita tidak memiliki moral seperti itu."

Achlys menoleh ke belakang. Dua wanita yang baru saja membicarakannya itu langsung pergi dengan seringai di wajah mereka.

"Mereka tidak tahu saja jika aku mau, aku bisa menjadi atasan mereka," batin Achlys kesal.

"Nona Achlys, ternyata itu benar kamu. Apa yang sudah kamu lakukan hingga berakhir seperti itu?" tanya Magnolia seraya turun tangga menghampiri Achlys.

"Saya tidak sengaja memasuki area danau di ibukota dan kebetulan tuan duke melihat saya jadi dia menyuruh saya untuk melakukan ini sebagai balasan karena sudah melanggar peraturan," jawab Achlys tanpa menoleh ke Magnolia. "Padahal saya tidak tahu ada peraturan itu."

Magnolia merasa kasihan dengan Achlys. Sudah banyak ruangan yang dibersihkan gadis itu kata para pekerja. Gadis itu berkali-kali mengusap keringatnya.

"Sebaiknya nona berhenti dulu dan istirahat!" tukas Magnolia.

"Pergilah Magnolia! Sejak kapan aku menyuruhmu untuk menggantikan posisiku?!" tanya Duke Julian seraya menghampiri Achlys dan Magnolia.

Magnolia mundur dan meminta maaf pada Duke Julian kemudian pergi. Achlys langsung memalingkan pandangan dengan kesal. Harapannya untuk tidak bertemu Duke Julian pupus sudah.

Achlys berkata, "Saya izin pergi membersihkan ruangan lain tuan duke!"

"Tampaknya kamu belum membersihkan ruanganku! Ikuti aku!" titah Duke Julian.

"Saya sudah membersihkannya!" jawab Achlys tegas.

"Aku baru saja dari ruanganku tentu saja aku tahu nona Achlys. Aku sangat membenci omong kosong jadi cepat!" ucap Duke Julian dingin.

Achlys pun mengikuti Duke Julian.

"Tinggalkan semua peralatanmu itu!" titah Duke Julian setengah menoleh ke Achlys.

"Bagaimana bisa saya membersihkan tanpa peralatan apapun?" tanya Achlys kesal.

"Kamu masih memiliki gaunmu itu!"

Achlys sangat kaget. Gaun yang ia kenakan sekarang adalah salah satu gaun terbaik yang ia punya. Namun, di mata Duke Julian sama seperti sampah.

"Maksud tuan duke saya harus membersihkan ruangan tuan duke dengan gaun yang saya kenakan?"

Duke Julian menarik sudut bibir kanannya tetapi tidak mengatakan apa-apa. Achlys melihat senyumnya yang begitu merendahkannya dan gadis itu seketika meledak marah. Duke Julian melanjutkan perjalanan ke ruangannya diikuti Achlys.

"Sesuatu yang lebih buruk dari sampah tidak bisa menjadi mainan tuan duke," kata Achlys tajam.

"Apa yang sedang kamu bicarakan nona Achlys?" tanya Duke Julian.

"Saya pikir tuan duke ingin mempermainkan saya padahal tuan duke menganggap saya lebih buruk dari sampah," kata Achlys.

"Kalau begitu tidak mungkin aku menawari kamu pekerjaan dengan upah yang menggiurkan. Jadi kamu sudah paham alasan dibalik sikapku padamu ini nona Achlys?"

"Saya tidak menyangka tuan duke segigih itu ingin mendapatkan saya. Saya jadi semakin tidak ingin bekerja dibawah tuan duke," jawab Achlys.

"Aku masih tidak mengerti kenapa kamu sangat membenciku. Kita bahkan tidak pernah bertemu sebelumnya."

Achlys terdiam. "Terkadang kebencian tidak memiliki alasan. Namun, tuan duke seharusnya sudah tahu. Banyak yang mengatakan tuan duke tidak memiliki perasaan dan terkenal kejam. Dua itu saja bisa menjadi alasan."

Duke Julian tertawa kecil dan itu membuat Achlys menyipitkan kedua matanya. "Kamu benar!"

Mereka sampai di ruangan Duke Julian. Duke Julian membuka pintu dan mempersilahkan Achlys untuk masuk tetapi gadis itu ragu-ragu. Duke Julian yang tidak tahan lagi akhirnya mendorong Achlys dengan sihirnya.

"Tolong jangan mengendalikan tubuh saya dengan sihir anda!" titah Achlys dingin.

Duke Julian menutup pintu lalu duduk di sofa dan mulai membaca buku. Kemarahan Achlys padanya seolah-olah dianggap angin lalu.

"Silahkan bersihkan ruangan ini! Kamu tidak akan bisa keluar sebelum benar-benar bersih nona Achlys!" tukas Duke Julian tanpa menatap Achlys.

"Berjanjilah pada saya tuan duke. Setelah saya membersihkan ruangan anda, anda akan membiarkan saya pergi dan setelah itu anda tidak akan pernah mencampuri urusan saya lagi!" kata Achlys tajam.

Duke Julian melirik ke kedua mata Achlys. "Ya!" jawabnya.

Achlys merobek bagian bawah gaunnya dan mulai mengelap ruangan itu tanpa mempedulikan rasa lelahnya. Duke Julian memperhatikan tindakannya itu. Dia tidak lagi fokus ke bukunya melainkan ke Achlys.

"Aku yakin ada sesuatu yang disembunyikan gadis ini tentangku," batin Duke Julian.

Achlys menoleh ke Duke Julian dan matanya melotot lalu menatap ke barang di depannya lagi. "Apakah dia terus memperhatikanku sejak tadi?" batinnya khawatir.

Tatapan Achlys tidak sengaja menangkap sebuah foto diatas meja di sudut ruangan. Gadis itu mendekat untuk melihat lebih jelas.

"Apakah ini foto keluarga Kynleigh?" batin Achlys.

Di foto Duke Julian masih kecil. Namun, yang menjadi perhatiannya, sang duke sama sekali tidak tersenyum disaat seluruh keluarganya tersenyum.

"Pantas saja dia menjadi orang yang tidak berperasaan. Saat masih kecil saja ekspresinya seperti ini," batin Achlys.

"Untuk kompensasinya bagaimana nona Achlys?" tanya Duke Julian.

Achlys menoleh ke Duke Julian. "Bukankah kita sudah melupakannya baru saja tuan duke? Saya sudah mengatakan tuan duke untuk tidak pernah mencampuri hidup saya lagi dan tuan duke menyetujuinya."

Duke Julian melirik Achlys. Dia menarik sudut bibirnya sebelah kanannya. "Bukan berarti aku akan melepaskannya begitu saja."

Achlys meledak marah tetapi sebelum dia melakukannya, kedua matanya lebih dulu menangkap sihir yang sangat kuat. Dia tahu harus lari sekarang juga.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status