Home / Romansa / Dia, Tak Datang / Wedding Days

Share

Dia,  Tak Datang
Dia, Tak Datang
Author: Mrs Dream Writer

Wedding Days

last update Huling Na-update: 2021-09-02 21:47:31

"Hikkzzz," Jingga terus menangis di depan gedung tempat pernikahannya seharusnya berlangsung.

Dia telah menunggu beberapa jam, namun Frans tak kunjung datang. Semua dekorasi dan tamu undangan telah hadir disana, namun nyaris saja semua luluh lantah oleh kenyataan jika kekasihnya itu tak juga datang.

Tanpa kabar ataupun utusan yang menyampaikan berita juga alasannya, Jingga dan keluarganya harus menerima kenyataan pahit jika kini dia telah ditinggalkan.

"Bangunlah!" ucap seseorang yang baru saja menghampiri Jingga.

"Ayo, kita menikah!" ucap pria itu dengan entengnya bicara sambil membawa Jingga bangkit dari duduknya.

Semua mata menatap Jingga yang kini berjalan masuk ke gedung dengan seorang pria bersamanya.

"Aku adalah mempelai pria-nya, maaf atas keterlambatanku. Bisakah kita melanjutkan acaranya?" ucap pria itu sambil teris menuntun Jingga kembali duduk di pelaminannya.

"Kamu siapa?" tanya Jingga yang sangat terkejut dengan pria itu yang sama sekali tak dikenalnya.

"Kita menikah saja dulu ya, baru setelah itu kita bicara. Kasihan keluargamu jika sampai pernikahan ini dibatalkan," ucap pria misterius itu dengan sangat tenangnya.

Semua keluarga Jingga saling melemparkan pandang, karena mereka sama sekali tak mengenali pria itu.

"Kau siapa?" ucap Hadi, ayah Jingga langsung bertanya.

"Aku adalah alasan pria itu tak datang," jawab pria itu dengan tenangnya. 'Degg'

Semua terdiam, lalu Hadi memutuskan pada penghulu untuk segera melangsungkan ijab kabulnya sebelum semua undangan lebih jelas mengetahui masalah yang melanda puteri tercintanya itu.

"Kau! Harus menjelaskan semuanya setelah acara selesai," ucap Hadi pada pria itu dengan suara sangat pelan.

"Baik!" jawab pria itu dengan mantap.

Jingga yang sudah patah tak lagi mempedulikan apapun saat ini. Baginya, menikah atau tidak, semuanya tetap tak akan membuatnya bahagia. 'Frans! Teganya kamu!' gumam Jingga dalam lubuk hati terdalamnya yang masih tak percaya jika pria itu, yang telah empat tahun ini menjadi kekasihnya, justru meninggalkannya di hari pernikahan mereka.

"Nama anda siapa, nak?" tanya penghulu hendak membuatkan catatan pernikahannya bertanya pada pria itu.

"Badai Hankaara," jawab pria itu dengan tenang sambil mengeluarkan dompet juga kartu identitasnya. 'Glegg'

Semua terkejut mendengar nama itu disebutkan. Bagaimanapun nama belakang Hankaara adalah nama besar yang sangat dikenali di sana. Penghulu sendiri sampai menatap Badai berulang kali untuk memastikannya. Namun, kartu identitas yang ditunjukkan Badai membuktikan keabsahan identitasnya itu.

Setelah jeda waktu sekian menit, akhirnya akad berlangsung dengan cepat.

"Saya terima nikah dan kawinnya Jingga Lestari binti Hadi Purnowo dengan mas kawin sebuah kartu debit VVIP Platinum Express dibayar tunai," ucap Badai dengan sangat mantap dalam satu tarikan nafas.

"Sah?" tanya penghulu.

"Sah."

"Sah."

Jawab semuanya semakin menggemuruhkan kata itu hingga terdengar menggema di penjuru gedung itu.

'Degg'

Jingga terkesiap mendengarnya, seketika tubuhnya merinding dengan suasana itu.

"Aku telah menikah," ucap Jingga bergumam sangat pelan.

Acara kemudian berlanjut meriah, nyaris tak ada yang akan menyadari jika prahara besar sebelumnya telah menodai acara pernikahan ini.

Hallo pembaca semua, selamat datang di karya pertama saya di GoodNovel.

Salam sayang, MDW.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Dedeh Suryatin
semoga sukses ......
goodnovel comment avatar
Susiani Zalogo
wiiih..mantap nih..
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Dia, Tak Datang   Setelah Dia Tak Datang (END)

    Hari demi hari Jingga kini semakin disibukkan dengan kegiatan kepenulisannya. Wanita ini memilih jalan yang akhirnya membuatnya sangat nyaman. Sementara Alkala kian bertambah besar, putera semata wayangnya itu akhirnya mengetahui sebab akibat dari setiap keputusan Jingga selama ini, dan Alkala mulai mengerti. Usia yang bertambah dewasa, membuat Alkala semakin sibuk dengan segala kehidupannya sebagai satu-satunya pewaris Prahara Group. Dengan Jingga dan Adjie di belakangnya, Alkala sukses menjadi CEO muda dengan segudang pesona dan juga karakter hebatnya yang mendunia. Pendidikan internasional yang direngkuhnya, membuat Alkala mampu semakin mebesarkan Prahara Group di kancah bisnis internasional. Akhirnya, Jingga benar-benar tak perlu lagi cemas, karena sang putera ternyata belajar banyak dari kehidupannya selama ini. Tuan Muda Prahara itu, kini menjadi sosok idola di berbagai kalangan di dunia, dan itu membuatnya sangat bangga.

  • Dia, Tak Datang   I am ALONE

    Dua bulan setelah perpisahannya dengan Adjie Prahara, Jingga yang sejak perpisahannya itu memutuskan keluar dari Arshan Pallace peninggalan mendiang suaminya dan memilih kembali ke rumah orang tuanya di kota kelahirannya. Hari ini, untuk pertama kalinya sejak kepulangannya ke kota Borents, Jingga akhirnya keluar dari rumah mendiang Hadi-sang ayah. Rumah masa kecilnya, dimana dia dan Violet tumbuh besar bersama sang ibunda itu masih sangat terawat berkat tangan baik sang paman yang merawatnya meski Jingga tak berada disana. Setelah kedua orang tua dan adiknya tiada, rumah itu otomatis menjadi milik Jingga semata. Dan demi keluarganya yang telah lebih dulu pergi itu pula Jingga tak akan merenovasinya. Membiarkan rumah dan segala perabotannya seperti ini membuat Jingga merasa jika keluarganya itu masih ada. Sementara perpisahannya dengan Adjie masih ditentang oleh Alkala, Jingga dan puteranya yang beranjak remaja itu kini mulai merenggang.

  • Dia, Tak Datang   Titik Terendah

    "Jangan menghiburku mas, pergilah. Aku sedang ingin sendirian." ucap Jingga sambil menyibukkan lagi pandangannya dengan majalah di depannya. Wanita itu nampak sangat lusuh tak bertenaga setelah penguretan yang terpaksa dijalananinya demi membersihkan sisa janin di dalam rahimnya. Sangat dingin dan tak bersemangat, seperti itulah Jingga kali ini. Entah apa yang menyapukan luka sedalam itu di dalam hatinya. Namun sejak memergoki Adjie bersama Shana di dalam kamarnya, Jingg abeanr-benar seolah mati rasa dan tak ingin lagi hidup. "Aku bersalah kepadanya." ucap Adjie terus mengutuk dirinya sendiri yang bisa kebablasan oleh seorang pelayan seperti Shana. 'bukk' Satu pukulan menghantam rahang Adjie, namun pria itu tak akan melawan sedikitpun. "Bajingan kau Adjie!" ucap Badai sambil kembali bersiap menghajar pria tersebut. Namun meihat Adjie yang telah pasrah, Badai mengurungkan niatnya. "Kau tahu seberapa sulitnya aku

  • Dia, Tak Datang   Kehilangan Lagi

    Adjie sudah sejak tadi menunggu Jingga di ruangan kerjanya, namun wanita itu tak juga muncul disana. Ini semakin membuatnya gusar. Raut wajah Adjie mendadak sumringah ketika melihat Jingga akhirnya datang ke kantornya meski hari sudah sangat siang. "Jingga .. Sayang ... Aku menunggumu untuk meminta maaf." ucap Adjie yang langsung mengatakan tujuannya menunggu Jingga di ruangan ini. Pria itu mengabaikan dua staff marketing yang datang bersama Jingga karena pria itu hanya ingin menyelesaikan masalahnya dengan sang istri saat ini. Namun sayangnya, Jingga hanya diam. Wanita itu sangat pemberani di lain sisi namun nyatanya sangat rapuh di sisi lainnya. "Pergilah dan semoga berhasil ya ... " ucap Jingga kepada dua staff marketing Prahara Group setelah menyerahkan sejumlah berkas kepada mereka. Kedua staffnya itu segera berpamitan. Dan Jingga kembali disibukkan dengan morning sick nya yang semakin parah. "S

  • Dia, Tak Datang   Menyingkir Dari Adjie

    "Kamu darimana?" ucap Adjie ketika melihat Jingga datang dengan sangat bahagia menatap istrinya itu dengan penuh selidik. "Aku ... Mas sudah pulang?" tanya Jingga balik bertanya. "Jingga? Kau menyembunyikan sesuatu dariku? Siapa yang kau temui?" tanya Adjie memberondongkan pertanyaannya kepada sang istri. 'glegg' Jingga menelan salivanya yang tercekat di kerongkongan, wanita ini sangat kebingungan. "Frans, aku bertemu dengan Frans di tempat billiard." ucap Jingga mengakuinya. 'glegg' Kini berbalik Adjie-lah yang menelan salivanya yang tercekat. Raut wajah pria itu menghitam oleh amarah. Namun dia berusaha menyamarkannya. Jingga menyadari ekspresi kecemburuan suaminya itu adalah sebuah pertanda cinta yang baik untuknya. Namun seringnya Adjie mencemburu, terkadang membuat Jingga kebingungan melangkah keluar dari rumah. "Dengar Jingga! Aku tak suka kau bergaul secara diam-diam dengan lelaki manapun." ucap A

  • Dia, Tak Datang   Pertemuan Rahasia

    Selesai dengan masalah di sekolah Alkala, Jingga kemudian memutuskan untuk mengajak puteranya itu berkeliling sejenak merehatkan fikirannya dari kesemrawutan di sekolah tadi. "Ini menyebalkan, semua tulangku rasanya akan patah." ucap Alkala mengeluh kepada Jingga. "Karena itulah, mulai sekarang kau harus bisa memilih mana yang terbaik sayang." jawab Jingga menimpali keluh kesah puteranya dengans angat tenang. Namun Alkala nampak sangat kesal sekali karena Jingga tak membelanya. Untuk satu masalah itu, Jingga memang tak bisa menyalahkan Alkala. Tujuan baiknya untuk mendidik dan menggembleng putera semata wayangnya itu tentu akan menuai pro dan kontra dari puteranya itu sendiri. Senyuman demi senyuman menyapu wajah Jingga yang kian jelita ini. Membuat Alkala semakin mengerucutkan bibirnya dipenuhi rasa kesal. "Kita akan bermain billiard?" ucap Alkala kegirangan ketika mobil ibunya masuk ke halaman parkiran sebuah gedung pusat permainan b

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status