Share

Bab 4

Penulis: Forest
Melihatku tetap diam, dia mengerutkan kening, mendesah dan bertanya dengan hati-hati, “Kamu marah?”

Ternyata dia tidak buta.

Senyum kaku muncul di sudut bibirku.

“Tidak, mungkin semalam tidurku tidak nyenyak.”

Saat ini suasana menjadi tegang, mata Nadia berputar, sengaja berpura-pura lemah dan bersandar dalam pelukan Rio.

“Maaf Rio, jika tahu begini aku tidak akan merepotkanmu, sekarang membuat suasana hati Jessica tidak baik, ini semua salahku.”

Rio tidak banyak berpikir dan langsung mengulurkan tangan memeluk Nadia dengan erat, nada suaranya terdengar penuh kasih sayang.

“Kamu tidak salah, jangan dipikirkan, hubungan kita apa perlu membedakan antara kamu dan aku? Kita juga tidak melakukan apa-apa.”

Mereka saling memandang, mengabaikan keberadaanku.

Aku mengalihkan pandangan, berencana melewati mereka.

Baru berjalan beberapa langkah, Rio meraih lenganku.

“Jessica, kalau sudah ada waktu, aku akan menemanimu jalan-jalan ke luar negeri, aku tahu di dalam hatimu ada rasa kesal karena tidak ikut merayakan hari ulang tahun pernikahan kita.”

“Tunggu dengan sabar, aku tidak akan mengingkari apa yang sudah kujanjikan padamu.”

Aku terpaksa menghentikan langkah kaki dan menatap matanya.

Tapi dia malah lebih dulu merangkul Nadia, berbisik di telinganya.

Mereka berjalan berdampingan, tampak begitu serasi.

Hati yang sudah penuh luka, ketika melihatnya lagi, hatiku malah merasa tenang tanpa gejolak.

Aku mengabulkan keinginannya mengenai surat perjanjian perceraian, aku tidak akan pernah muncul lagi di tempat di mana dia berada.

Setelah hasil pemeriksaan keluar, kondisiku ternyata sangat parah.

Meskipun kanker ovarium memiliki peluang untuk disembuhkan, tapi karena aku sudah sampai di stadium akhir, hanya bisa terpaksa mengandalkan obat untuk bertahan hidup.

Waktuku yang tersisa sudah tidak banyak.

Pada titik ini, aku sudah kehilangan keinginan untuk hidup.

Mungkin kematian... adalah sebuah pembebasan bagiku.

'Rio, kamu sekarang akhirnya punya kesempatan untuk bersama orang yang benar-benar kamu cintai.'

...

Dua minggu setelah meninggalkan rumah sakit, Rio masih tidak menyadari kepergianku, dia mungkin sekarang masih tenggelam pada kelembutan Nadia dan tidak bisa melepaskan diri.

Riwayat obrolanku dan Rio terhenti pada dua minggu lalu.

[Akhir-akhir ini banyak penerbangan, aku tidak pulang dulu.]

Sampai hari ini, Rio baru mengirimkan pesan baru.

[Jessica, beberapa minggu ini aku lembur, beberapa hari ini ada rekan kerja lain yang akan menggantikanku, aku bisa segera pulang dan menemanimu.]

[Belakangan ini kenapa bersikap begitu dingin? Bahkan tidak lagi mengirim pesan duluan padaku, di dalam hatiku aku terus memikirkanmu.]

[Aku akan anggap ini karena kamu sedang sedikit ngambek.]

Setelah melihat pesan-pesan ini, aku dengan kesal mematikan ponsel.

Ketika hampir subuh, melihatku tetap belum membalas pesan, di ponselku muncul puluhan panggilan tidak terjawab.

Setelah aku memblokir nomornya, dia mulai menganti-ganti nomor dan terus mengirim pesan.

Rio pasti sudah melihat surat perjanjian perceraian yang aku letakkan di atas meja.

Membuka pesan-pesan itu, kepanikan Rio terlihat jelas dalam kata-katanya, dia dengan gelisah dan marah bertanya:

[Jessica, ke mana kamu pergi?!]

[Siapa yang mengizinkanmu menandatangani surat perjanjian perceraian?!]
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Diagnosis Kanker di Hari Ulang Tahun Pernikahan   Bab 10

    Aku pun bertumpu pada tongkatku, berjalan dengan pelan namun pasti menuju ruang kemoterapi.Setidaknya sekarang aku masih bisa berjalan, masih bisa makan.Tidak lama lagi, aku hanya akan bisa terbaring di tempat tidur dengan selang-selang tertancap di seluruh tubuhku.Di hari-hari terakhir, aku sama sekali tidak ingin bertemu Rio.Tiba-tiba, aku menghentikan langkah kaki, berbalik dan berkata padanya, “Rio, sekarang aku memberimu dua pilihan.”“Yang pertama adalah sekarang ikut denganku ke Dinas Catatan Sipil untuk mengambil akta cerai, yang kedua adalah melakukan gugatan perceraian, pilihlah sendiri.”Setelah aku mengatakan ini, Rio benar-benar hancur.Setelah beberapa menit, sekelompok polisi bergegas tiba di rumah sakit.Nadia dan Rio pun dibawa pergi.Ketika Nadia berjalan melewatiku, dia kembali berteriak dengan kata-kata kasar padaku.Rambutnya berantakan, terlihat kesehatan mentalnya sedikit tidak normal.Rio memohon untuk menemaniku menyelesaikan pemeriksaan kali ini, aku langs

  • Diagnosis Kanker di Hari Ulang Tahun Pernikahan   Bab 9

    Seluruh tubuh Rio bergemetar, Nadia memegangi tangannya, suaranya gemetar.“Rio, kamu jangan begini... Aku tidak bisa hidup tanpamu, kamu sudah tidak ingin menikahiku? Aku sedang hamil anakmu!”“Nadia, aku ingin menemani Jessica untuk mengobati penyakitnya.”Rio dengan tenang menatap Nadia.Nadia menggelengkan kepala, tidak bersedia menerima.“Rio, kamu bohong! Jadi semua janjimu padaku itu juga palsu? Aku melepaskan segalanya dan datang mencarimu, kamu malah begini padaku!”“Aku benci kamu! Aku benci kamu!”Aku menatap Nadia cukup lama, dia juga bisa dibilang adalah korban.Jika bukan karena semua janji Rio, bagaimana mungkin dia tanpa mempedulikan apapun datang mencarinya?Yang dicintai Rio hanya dirinya sendiri.Tidak peduli Nadia dan dia sudah menghabiskan berapa banyak waktu.Setelah dia tidak cinta lagi, seketika semua rasa cintanya bisa hilang.“Kenapa! Aku bersedia hamil karena kamu bilang menginginkan anak! Kamu bilang Jessica tidak bisa hamil anakmu, kamu sama sekali tidak me

  • Diagnosis Kanker di Hari Ulang Tahun Pernikahan   Bab 8

    Saat Nadia melihatku, seketika wajahnya masam, dengan tatapan menantang dia menatap seluruh tubuhku dari atas hingga bawah.Dia dengan sepatu hak tingginya, melangkah dengan sombong lalu mengambil topi di atas kepalaku, detik berikutnya, dia tertawa terbahak-bahak.Wajahnya tampak jelas olehku, rasa malu melandaku.Dia dengan jijik menutup hidungnya, menertawakanku.“Jessica, rambutmu rontok semua? Hahaha… Kamu tidak bercermin dan melihat seperti apa dirimu sekarang?”“Dasar jalang, kenapa kamu tidak langsung mati saja? Kamu pasti sengaja!”“Aku sangat membencimu, sejak kamu pergi dari rumah, Rio terus melamun setiap hari.”“Kenapa kamu tidak mati saja!”Nadia marah sambil menunjukku, dadanya terlihat naik turun karena marah.Sementara aku meringkuk karena perut bagian bawahku sakit.Sialnya kali ini aku datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan, malah bertemu Nadia.Aku memaksakan diri untuk berdiri, bertatapan dengan Nadia.“Kembalikan topiku, aku tidak ada waktu untuk disia-siakan den

  • Diagnosis Kanker di Hari Ulang Tahun Pernikahan   Bab 7

    “Jessica, kita tidak seharusnya berakhir seperti ini, sekarang aku hanya ingin menemanimu menjalani pengobatan dengan baik.”Sekarang apa pun yang dia katakan terdengar lemah dan tidak berdaya, aku menatap wajahnya yang kebingungan.Bibir Rio bergetar, jangan-jangan dia benar-benar merasa bersalah kepadaku?“Aku memang pernah berpikir untuk bercerai, tetapi aku tidak pernah benar-benar memutuskan, Jessica, jika aku benar tidak mencintaimu, aku pasti sudah mengeluarkan surat perjanjian perceraian sejak awal! Hubungan kita selama sembilan tahun, apa bisa begitu saja kamu buang?”“Ditambah kamu sekarang sedang sakit parah, kamu tidak bisa hidup tanpaku! Bagaimana mungkin aku tega meninggalkanmu sendirian?”“Tapi bukankah kamu sudah bilang, Nadia meninggalkan segalanya dan datang mencarimu, kamu harus memberinya sebuah keluarga, sekarang dia mengandung anakmu, kamu rela meninggalkannya?”“Tekadku sudah bulat, kamu jangan membujukku lagi, ambil saja akta cerai hari ini.”Melihatnya tidak be

  • Diagnosis Kanker di Hari Ulang Tahun Pernikahan   Bab 6

    Itu adalah Nadia, begitu tidak sabar membawanya pulang?Lalu masih berpura-pura menelepon untuk mencoba mempertahankanku, apa maksudnya?“Jessica, Rio bekerja keras demimu akhir-akhir ini dan mendapatkan libur beberapa hari ini, kamu malah bersikap tidak masuk akal, bahkan mengarang cerita tentang kanker ovarium segala.”“Kamu tidak boleh menyia-nyiakan cinta tulus Rio.” Suara Nadia terdengar manja, sungguh munafik hingga membuat orang jijik.Kenapa aku seperti ini, di dalam hati Rio dan Nadia paling jelas.“Apa kalian tidak lelah berpura-pura? Rio, kamu yang ingin bercerai denganku, aku mengabulkannya, apa lagi yang masih membuatmu keberatan?”“Aku sudah menandatanganinya, jika waktunya sudah tiba, pergi ke Dinas Catatan Sipil untuk mendapatkan akta cerai.”Setelah mengatakan itu, aku langsung menutup telepon dengan tegas.Setelah mengatakan semua ini, aku malah merasakan kelegaan yang belum pernah ada.Rio begitu mencintai Nadia, aku hanyalah orang yang hampir mati, mengalah sebelum

  • Diagnosis Kanker di Hari Ulang Tahun Pernikahan   Bab 5

    Aku mengusap mataku yang perih, ponsel yang terus bergetar membuatku semakin resah. Dia juga tidak berhenti menelepon, aku tidak punya pilihan selain menjawabnya.Suara cemas terdengar dari telepon.“Mulai main kabur-kaburan dari rumah lagi? Kamu kira dengan begini aku akan merasa bersalah?”“Siapa yang menyuruhmu seenaknya membuka rak bukuku, aku tidak akan mengakui surat perjanjian itu!”Rio sama sekali tidak memberiku kesempatan untuk menyela.Bukankah dia yang paling menginginkan perceraian? Kenapa sekarang dia mempertanyakan aku yang menandatanganinya?Aku menghela napas panjang, menahan rasa tidak nyaman di tubuhku.Akhir-akhir ini nafsu makanku tidak bagus, kadang bahkan muntah darah tanpa sebab, aku tahu aku tidak punya banyak waktu lagi...Nadaku tenang, berbicara dan menyela Rio, “Aku hanya saja tiba-tiba merasa perceraian lebih baik untuk aku dan kamu.”Rio terdiam beberapa detik, kemudian dengan marah membentakku, “Omong kosong!”“Jessica, jika ada yang membuatmu tidak sen

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status