Short
Janji Pernikahan yang Tak Pernah Terwujud

Janji Pernikahan yang Tak Pernah Terwujud

Oleh:  ZianiTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
8Bab
3.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Aku hanya mengungkit tentang dekorasi lokasi pernikahan, tetapi cinta pertama tunanganku langsung menangis dan berlari keluar. Alexander menamparku hingga aku tersungkur di lantai. Dia menggertakkan giginya dengan penuh kebencian. "Melinda, kamu begitu nggak sabar buat nikah? Kamu begitu takut nggak ada yang mau nikahi kamu, makanya kamu nggak berhenti paksa aku menikahimu? Pernikahan kita seminggu lagi ditunda saja dulu!" Aku menutupi wajahku, tetapi hatiku tetap tenang. Termasuk kali ini, dia telah menunda pernikahan kami delapan kali. Aku menunggunya dari usia 28 hingga awal 30-an, tetapi masih tidak mendapat jawaban. Jadi, kali ini aku mengemas barang-barangku dengan sangat tenang dan memilih untuk pergi. Sebenarnya, pernikahan ini juga tidak harus terjadi.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Aku menutupi sisi wajahku yang ditampar dan terasa nyeri. Sekujur tubuhku gemetar tak terkendali.

Sebagai tunanganku, pria di hadapanku ini malah menatapku dengan penuh kebencian. Dia bahkan menyeka tangan yang menamparku dengan tisu.

"Melinda, kamu tahu Vera lagi nggak sehat, tapi kamu masih saja ungkit-ungkit soal pernikahan kita di hadapannya. Apa sebenarnya maksudmu? Benar, aku memang bilang aku akan menikahimu. Itu alasan kenapa kamu begitu nggak sabar? Kamu takut nggak ada orang lain yang menginginkanmu selain aku? Memangnya kamu nggak bisa menunggu sebentar lagi?"

Wajahnya dipenuhi kekesalan yang tak terlukiskan, sedangkan matanya memancarkan ketidaksudian yang sangat jelas.

Aku tiba-tiba teringat kata-kata penuh perasaan Alexander ketika melamarku tiga tahun yang lalu.

"Melly, aku benar-benar ingin segera menikahimu supaya kita bisa bersama selamanya!"

Tak lama kemudian, aku berinisiatif untuk mengungkit tentang pernikahan dengannya. Alexander berjanji akan memberiku pernikahan yang megah dan mewah. Namun, aku sudah menunggu tiga tahun dan itu masih belum terjadi.

Pertama kali, dia menolak dengan alasan terlalu dini. Dia mengatakan bahwa kami masih muda dan tidak perlu menikah secepat itu. Aku mengira dia menderita kecemasan pranikah dan terus menenangkannya, juga membujuknya untuk tidak khawatir.

Tak lama kemudian, dia menolak untuk yang kedua kalinya dengan alasan ada urusan di perusahaan. Dia harus melakukan perjalanan bisnis dengan tanggal kepulangan yang belum dapat dipastikan.

Sampai sekarang, Alexander sudah menunda delapan kali.

Setiap kali, aku akan memilih lokasi pernikahan, mencari pemimpin upacara pernikahan, dan menyiapkan hadiah pernikahan dengan penuh antusias. Namun, Alexander selalu menemukan alasan untuk mengundurnya sekali demi sekali.

Sampai hari ini, aku akhirnya tidak tahan lagi.

Kami berdua sudah tidak muda lagi dan karier kami juga stabil. Jadi, aku memberanikan diri untuk bertanya kapan pernikahannya akan dilangsungkan. Tak disangka, jawaban yang kudapatkan malah adalah sebuah tamparan.

Keheningan di antara kami berlanjut sangat lama.

Aku menggigit bibir dengan kuat. Telingaku berdengung akibat tamparan itu, sedangkan sisi wajahku langsung bengkak dan terasa mati rasa saking sakitnya.

Alexander menghela napas dan berbalik untuk pergi.

Aku pun secara refleks meraih tangannya dan berbisik, "Kamu mau ke mana?"

Dia menepis tanganku, seolah-olah tersengat listrik dan melangkah mundur.

Aku sontak membeku di tempat. Tanganku berhenti dengan canggung di udara dan aku menatapnya dengan tidak percaya.

"Maaf, Melly. Tadi, aku yang gegabah. Aku akan belikan salep untukmu sekarang juga."

Alexander segera mencari alasan. Suaranya terdengar rendah dan dipenuhi rasa bersalah. Kali ini, aku menggigit bibir dan tidak berkata apa-apa.

Kami telah bersama selama tiga tahun. Untuk sesaat, aku merasa seperti tidak mengenalnya lagi. Tadi, dia baru menamparku tanpa ragu. Sekarang, dia malah langsung meminta maaf dan mengakui kesalahannya?

Alexander pergi dan tidak kembali untuk waktu yang lama. Aku merasa khawatir dan memutuskan untuk mencarinya.

Namun, tepat di bawah tiang lampu di depan hotel, aku melihat dua orang berpelukan. Pria itu menunduk dan berbisik di telinga si wanita, "Jangan khawatir, Vera. Aku nggak akan menikahinya selama kamu nggak setuju. Gimanapun, kamu sudah berbuat begitu banyak untukku. Apa pun yang kamu mau, aku akan menyetujuinya!"

Aku berusaha keras menahan rasa sakit hati dan kesedihanku, juga menutup mulut untuk meredam tangisanku. Aku sangat ingin langsung menghampiri mereka dan meminta klarifikasi, tetapi kakiku terpaku di tempat dan tidak bisa bergerak selangkah pun.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Rna 1122
veranita dan alexander mereka emang sampah !!!
2025-09-08 05:30:57
0
8 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status