Share

Bersama

Aisyah memandangi wajah Rahman yang kini sudah pulas tertidur. Sikap dan perlakuan Rahman kadang membuatnya takut untuk bertahan. Namun jika pergi dari kehidupannya, bagaimana nasib anak yang dikandungnya.

            Perlahan Aisyah meraih pipi Rahman dan mengelusnya. Beberapa usapan tangannya, Rahman membuka matanya.

            “Sayang, kamu butuh sesuatu?”

            “Istirahatlah Mas, nanti punggungmu sakit tidur dengan duduk.”

            “Apakah kamu sudah memaafkan aku?”

            Aisyah mengangguk, “Aku tidak marah sama kamu Mas, aku hanya takut akan sikap kamu.”

        &n

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status