Share

56

 Penasaran, aku pun bergegas menghampiri Pak Arik yang masih berdiri di depan pintu. 

 Bu Sukma. Ternyata dia yang memergoki kami dalam satu kamar. Saat mata kami saling terpaut, aku tahu sorot tajam matanya menunjukkan ketidaksukaan. Aku juga tahu dia sedang memindai penampilanku, tampak dari bola matanya yang bergerak dari atas ke bawah.

 Aku hanya mampu menelan saliva dan terdiam terpaku di belakang Pak Arik. 

"Ekhem." Bu Sukma Berdeham.

"Saya baru saja dari kamar Non Alisa. Ia meminta saya membawakan buah ini untuk Luna," tuturnya memberitahukan dan berlalu masuk ke dalam, melewati Pak Arik begitu saja tanpa meminta izin terlebih dahulu. Dia juga tidak memanggilku Mbak, seperti biasanya dia menyapa.

Kami memperhatikan Bu Sukma yang berjalan mendekati nakas, lalu meletakkan piring be

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status