Share

57

"Jangan dibiasakan. Sekarang kamu nggak sendiri, ada nyawa lain yang harus kamu perhatikan juga," nasihatnya dengan menunjuk ke bagian perutku.

"Iya, maaf Kak. Um … kapan kita pulang?" lanjutku bertanya. Alisa tampak terkejut mendengarnya. Nampak sekali aku tidak betah tinggal di rumah ini.

"Bukan kamu saja. Aku pun ingin menjauh dulu dari rumah ini. Capek harus berbohong dan bersandiwara. Apalagi menggunakan pakaian aneh gini." Alisa membuka sedikit atasan baju piyamanya yang menampilkan perut buncit hamil bohongan.

"Berat Kak, makenya?" Bukan pertanyaan penting, tapi aku sedikit penasaran melihat wujud perut Alisa dari luar memang tampak seperti ibu hamil.

"Nggak. Cuma yang mengganggu itu sumpeknya. Sesak, berasa susah napas, kan nempel gini. Mungkin faktor ini yang membuatku drop tadi. Dari kemarin kan, aku make ini semen

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status