Share

Bab. 3 Pelayan

Penulis: Armelia Melmel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-22 14:13:17

"Mulai saat ini, Tuan Alex akan mengatur tugas pelayan untukmu."

Mendengar itu, Alona yang tadinya sedih langsung mengubah air mukanya menjadi berseri.

"Kenapa kamu senang?" Louis menaikkan alisnya ke atas dengan heran setelah melihat sikap Alona.

"Itu artinya saya tidak perlu melakukan sesuatu yang tidak wajar, Louis.” Jelas Alona yang langsung membuat Louis mengangguk.

“Tapi, kenapa Tuan Mahendra harus membeliku dengan harga semahal itu jika hanya ingin mencari pelayan yang melayani Tuan Alex? Dengan begitu, dia hanya membuat ibu tiriku kaya." tanya Alona lagi.

"Kamu tidak keberatan menjadi seorang pelayan?" Louis merasa bahwa gadis di hadapannya cukup menarik.

"Tidak, Louis. Aku malah sangat bersyukur karena aku sama sekali tidak berminat untuk menjual diri."

Di sisi lain, dari depan ruangannya, Alex menatap kesal ke arah Louis dan gadis yang baru dibeli ayahnya, karena baru kali ini dia melihat Louis begitu ramah dengan seorang wanita.

Bersama-sama Louis dalam waktu lama membuat Alex tahu kalau Louis dan dirinya sama-sama anti terhadap perempuan. 

Namun, kali ini, entah kenapa Alex melihat adanya hal yang sedikit berbeda dari orang kepercayaannya itu. 

Pemimpin mafia itu lantas beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri mereka. Sebab, entah kenapa, ada perasaan aneh yang ia rasakan.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Louis?" Kedatangan Alex mengejutkan mereka berdua.

"Tuan." Louis menundukkan kepala dengan hormat kepada tuannya. Sementara tatapan Alex tertuju pada gadis di hadapannya.

Alona yang melihat kedatangan pria itu seketika menundukkan pandangannya. 

Ia sedikit takut terhadap pria yang telah mencengkeram erat lengannya sebelumnya. Pria itu kasar, setidaknya di mata gadis seperti Alona.

"Lalu, untuk apa kamu masih berada di sini?" Lagi-lagi, Alex membentak Alona dan membuat gadis itu semakin ketakutan. 

"Maafkan saya, Tuan." Alona menjawab dengan nada yang terdengar sedikit bergetar.

"Louis, kita berangkat sekarang." Alex melangkah keluar dari mansion, dan Louis mengikuti pemimpinnya tanpa menoleh ke arah Alona.

Gadis itu hanya bisa melihat sekeliling tanpa tahu harus berbuat apa. Ia memang ditugaskan untuk menjadi pelayan, tapi hal apa yang harus ia lakukan pertama kali?

Ia tidak mengenal siapa pun di tempat ini.

Di tengah kebingungannya itu, tiba-tiba datang seorang pria paruh baya yang menghampirinya.  "Alona?"

“Saya Alona.” Alona menjawab sembari mengangguk pelan, membuat pria di hadapannya tersenyum tipis.

"Maafkan Tuan Alex ya. Beliau memang kasar tapi sebenarnya dia memiliki hati yang baik."

Alona terkejut mendengar pria paruh baya itu mengatakan bahwa Alex memiliki hati yang baik. Sebab, yang ia lihat, pria itu justru kejam dan kasar. Berbeda dengan  Louis.

"Kamu bisa memanggil saya ‘paman’ saja."

"Baik, Paman."

Pria itu lantas tersenyum kecil, karena tampaknya Alona sudah berani mengangkat kepalanya. 

"Ikuti aku. Aku akan menunjukkan kamarmu dan juga pakaianmu." 

Alona dengan patuh mengikuti langkah kaki pria paruh baya itu.

Begitu tiba di dalam sebuah ruangan, Alona terkejut melihat kamar yang begitu luas. Bahkan lebih luas dari kamar yang ia tempati di mansion ayahnya.

"Ini kamar kamu mulai sekarang. Selama kamu menjadi pelayan di sini, maka Nona akan tinggal di kamar ini."

Alona hampir tidak percaya. Jika seorang pelayan saja menempati kamar semewah ini, bagaimana dengan kamar pria kejam itu?

"Lalu, apa yang harus aku lakukan, Paman?" Alona bertanya yang langsung disambut dengan senyuman oleh pria itu.

"Masalah itu biar Tuan Alex yang mengatakannya langsung kepadamu. Kamu hanya perlu menunggu kedatangan Tuan Alex. Saat ini dia sedang ada urusan di luar dan akan akan kembali dalam beberapa jam ke depan."

Setelah berkata demikian, pria paruh baya itu meninggalkan Alona di kamar megah itu sendirian tanpa memberi Alona kesempatan lain untuk bertanya.

Sepeninggal pria paruh baya itu, tiba-tiba, Alona merasa sedih. 

Sebab, meski ayahnya kaya dan memiliki perusahaan sendiri, dia sama sekali tak pernah merasakan hasilnya. Bahkan, dia masih harus bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri.

Memikirkan itu, Alona cukup berandai. Bagaimana rasanya kalau ayahnya tidak punya istri lagi? Apakah dia akan merasakan hidup mewah juga?

Sedetik kemudian, Alona menggeleng dan menepuk pipinya sekali sebelum berjalan ke arah tempat tidur. "Jangan berandai-andai, Alona. Kamu hanya perlu bebas dari tempat ini dan menghilang dari kehidupan mereka semua."

Tanpa sadar, sudah sekitar satu jam lamanya, tetapi gadis itu masih berada di kamar tersebut. Menunggu dengan sabar meski tidak tahu harus menunggu sampai kapan.

Saat ini, dia sudah merasa begitu lelah dan perutnya sudah berbunyi pertanda lapar. Namun, dia tidak tahu bagaimana caranya mendapat makanan.

Sementara itu, di dalam mobil, Alex melihat gadis yang dibeli ayahnya melalui CCTV yang tersambung pada ponselnya. 

Pandangannya menajam saat melihat gadis itu duduk di lantai, bukan di sofa.

"Gadis bodoh. Kenapa dia duduk di lantai?" Gumam Alex, tatapannya tertuju pada ponselnya.

"Ada apa, Tuan?" Louis yang berada di depan menyambar yang langsung dibalas oleh Alex.

"Tidak ada apa-apa."

Louis mengernyitkan dahi sembari melirik ke arah tuannya. Jelas sekali jika dia mendengar Alex bergumam tentang sesuatu, tapi kenapa pria itu bilang tidak? 

Meski begitu, dia tak berani bertanya lebih banyak dan fokus menyetir.

"Di mana kita harus menemui Tuan Komoto?" Alex memecah keheningan setelah beberapa lama terdiam.

"Di restoran sushi, Tuan."

Alex tidak bersuara lagi, tetapi pandangan matanya masih tertuju ke layar ponselnya.

Louis yang melihat hal itu sedikit curiga. Tetapi Alex menutupinya. Itu artinya, dia tidak ingin Louis mengetahuinya.

Tiga jam berlalu dan kini Alona sudah tidak bisa menahan rasa laparnya.

Gadis itu berbaring di lantai dingin dengan wajah pucat. Berkali-kali, ia membuka pintu, tetapi tidak melihat siapa pun berjalan di sekitar kamar tersebut.

"Kenapa tidak ada yang bisa kumintai tolong? Padahal dia begitu kaya, tetapi dia tidak memberiku sepotong roti pun." keluh Alona.

Tanpa ia sadari, semua itu terdengar oleh Alex.

"Aku sudah muak dengan semua ini! Aku hanya ingin makanan! Apa itu akan membuatnya miskin?"

Brak!

Deg!

Jantung Alona berpacu cepat begitu mendengar suara pintu terbuka.

Gadis itu sontak berdiri menatap ke arah pintu. 

“Tuan Alex!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dibeli Mafia Kejam   Bab.191 Momen yang begitu mengharukan

    Lima belas menit setelah kedatangan mempelai laki-laki,mempelai wanita pun memasuki aula pernikahan. Semua tamu undangan menatap kagum ke arah pasangan pengantin itu.Mempelai laki-laki yang terlihat begitu tampan dan mempelai wanita yang terlihat begitu cantik. "Mereka benar benar serasi sekali bu."Ucap Alona menggandeng tangan ibunya. "Kamu benar nak.Dia terlihat begitu bahagia." Angelina terlihat begitu terharu. Dia tidak menyangka jika dia masih di beri kesempatan untuk menyaksikan momen paling membahagiakan di dalam hidupnya. Wanita paruh baya itu tidak bisa menahan air matanya.Dia memeluk putrinya dengan tatapan yang tidak pernah beralih dari sang putra. Dari kejauhan tuan Jhon juga menatap haru ke arah putranya. Mereka berdua tidak memiliki kenangan bersama. Tapi setidaknya dia begitu bersyukur ketika melihat momen paling membahagiakan untuk putranya. "Hiduplah dengan bahagia nak.Jangan menjalani kehidupan seperti kami."Batin tuan Jhon kemudian beralih memandan

  • Dibeli Mafia Kejam   Bab.190 pernikahan Louis dan Lily

    Tuan Jhon dan Lily terus saja mengobrol dengan santai.Mereka berdua mengabaikan Louis dan tetap mengobrol. "Apa kamu tidak ingin kembali sayang?"Louis bertanya kepada kekasihnya yang terlihat begitu serius mengobrol. "Kenapa begitu buru buru nak?" "Kami belum kembali sejak tadi."Jawab Louis beranjak dari tempat duduknya. "Berhati-hatilah nak."Tuan Jhon tersenyum kecil menatap ke arah putranya dan juga calon menantunya. Pria paruh baya itu mengantar kepergian putranya dan calon menantunya sampai ke depan pintu. Tentu saja pria paruh baya itu bahagia ketika putranya mau mengunjunginya di Kediamannya. "Ada apa denganmu sayang?Kamu terlihat tidak bisa berkata apa apa ketika kita berhadapan dengan ayah mu." "Aku tahu tapi tetap saja aku merasa tidak nyaman. Mungkin seiring berjalannya waktu,semuanya akan baik-baik saja. "Louis tersenyum kecil ke arah kekasihnya. "Kamu benar sekali. Semuanya akan baik-baik saja seiring berjalannya dengan waktu. "Lily mengenggam tangan keka

  • Dibeli Mafia Kejam   Bab.189 Fitting baju pengantin

    Kini Angelina seorang diri di dalam kamarnya ketika putra dan putrinya pergi dan kembali ke kamar mereka masing-masing. "Semoga kalian bahagia dengan pasangan kalian nak.Jangan seperti ibumu ini yang begitu menyedihkan. "Gumam Angelina dengan tatapan sendu. Satu minggu berlalu... Louis dan Lily kini sudah menentukan tanggal pernikahan mereka berdua.Kini mereka sedang berada di dalam sebuah toko pakaian. Lily dan Louis ingin melakukan fitting baju pengantin di sebuah toko ternama di kota itu.Lily sebagai seorang wanita terlihat begitu antusias.Berbeda dengan Louis yang menyerahkan semuanya kepada Lily. Louis sama sekali tidak mengerti tentang hal seperti ini. Dia memilih untuk mengikuti apa pun yang dipilih oleh sang kekasih. Dua jam berlalu,Louis dan Lily meninggalkan tokoh.Keduaanya kembali menuju ke sebuah restoran. "Apa kamu suka dengan restoran ini?"Louis bertanya kepada Lily. "Terserah kamu saja,yang penting perut ku kenyang.Aku sudah lapar sejak tadi."Lily ters

  • Dibeli Mafia Kejam   Bab.188 percakapan antara ibu dan anak

    Louis terdiam sejenak dan hanya menatap wajah ibunya.Tidak beda jauh dengan sang ibu,wanita paruh baya itu juga menatap ke arah dirinya. "Apa ibu mengingat ini?"Louis meletakkan syal yang di berikan oleh Lily tadi. Angelina mengambil syal tersebut dan tersenyum kecil. Dia jelas masih mengingat dengan jelas syal miliknya. "Ini adalah syal yang kupakai saat terakhir kalinya kita bertemu.Aku tidak sadar telah menjatuhkannya."Ucap Angelina menatap sendu ke arah putranya. Dia tidak pernah melupakan pertemuan terakhirnya dengan putranya di taman.Dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan putranya dengan waktu yang cukup lama. "Aku menemukannya saat mencari kalian.Aku menunggu cukup lama di taman dengan membawa syal ini. Aku menunggu sampai sore tapi kalian tidak kunjung datang. Hingga tuan Mahendra datang dan berbicara kepada ku.Kami mengobrol dengan waktu yang cukup lama di taman dan tuan Mahendra membawa ku ke mansion miliknya. " Louis masih ingat dengan jelas hal itu

  • Dibeli Mafia Kejam   Bab.187 Menikahlah dengan ku

    Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "

  • Dibeli Mafia Kejam   Bab.186 pertemuan tidak terduga

    "Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen

  • Dibeli Mafia Kejam   Bab.185 Takdir

    Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua

  • Dibeli Mafia Kejam   Bab.184 Mengunjungi makam kedua orang tuanya

    Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...

  • Dibeli Mafia Kejam   Bab.183 Bersedia menerimanya

    "Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status