Share

Ini Baru Permulaan

Penulis: Brata Yudha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-26 10:22:48

Jantung Nilam berdebar kencang setelah mengatakan hal tersebut. Ia memegang dadanya sendiri. Karena suasana juga hening, Nilam sampai bisa mendengar degup jantungnya sendiri.

Sedetik. Tiga detik. Bahkan sampai sekitar sepuluh detik Nilam menunggu, nyatanya tak ada jawaban dari seberang telepon. Nilam jadi gelisah, tidak sabar ingin mendengar jawaban pria tersebut. Namun nyatanya, ia masih tak mendengar suara Galih dari sebrang telfon.

Nilam tak bisa menahan rasa penasarannya dan kembali bersuara. "Gimana?"

Sayangnya ia masih tak mendengar jawaban dari seberang telepon. Nilam sampai memeriksa ponselnya, memastikan apakah panggilan telepon mereka masih tersambung atau tidak. Nyatanya angka yang menunjukkan waktu mereka terhubung dalam panggilan telepon masih terus berjalan.

"Halo, Halo? Ada orang di sana?"

Pertanyaan Nilam masih tak bersambut. Hal itu tak ayal membuat Nilam kesal.

"Ya udah sih kalau nggak mau, tinggal tolak kan bisa Pak! Orang ngomong dikacangin terus. Assalamu'al
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
aku dkung kmu, nilam. indra bnr2 ya bkin nilm khlngn pkrjaannya. tnggu omblsan dti nilam...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dibuang Ajudan Dinikahi Komandan   Nggak Peka

    Tak terasa dua hari berlalu sejak Galih berpamitan ke luar kota. Sejauh ini semuanya masih dalam kendali Nilam. Ara tidak mencari ayahnya dan gadis itu bisa menghabiskan lebih banyak waktu bermain di taman. Namun, hari ini Ara mulai merengek saat Galih tidak terlihat di meja makan. Ara terus bertanya apakah sudah tiga hari dan ingin menghubungi Galih.Nilam bukannya tidak ingin menghubungi Galih sama sekali. Dia sudah berulang kali mencoba menelepon Galih, tetapi tidak ada tanda-tanda pria itu menerima panggilannya. Galih dan Nilam hanya berkomunikasi lewat chat pribadi. Itu pun Galih baru membalasnya berjam-jam kemudian ketika sedang senggang. Nilam tidak menyangka Galih akan sesibuk itu.“Ara, makan yuk sama Tante. Tante Nilam laper nih,” bujuk Nilam pada Ara yang meringkuk di sofa. Ara memeluk kakinya sambil berbaring memunggungi TV. Lagu anak-anak berputar di ruang tamu itu.“Ara nggak lapar. Mama makan sendiri aja,” jawab Ara ngambek. Nilam menggaruk bagian belakang kepalanya ya

  • Dibuang Ajudan Dinikahi Komandan   Anak Pintar

    Galih akan berangkat pagi-pagi sekali. Bahkan saat hendak berpamitan pada Ara, ia harus membangunkan bocah tiga tahun itu. Ara berjalan mengikuti orang tuanya dengan penampilan berantakan. Ia mengucek matanya yang mengantuk dan masih mengenakan setelan piyama bermotif panda. Nilam menggenggam tangan Ara karena takut gadis itu menabrak sesuatu ketika berjalan.“Papa kok bangunin Ara? Ara masih ngantuk,” keluh Ara dengan tampang masam.Galih berlutut untuk menyamakan tingginya dengan gadis itu. Dia mencubit pipi Ara dengan sayang. “Maaf, Ara. Kalau Ara masih tidur, Papa nggak bisa pamitan dong sama Ara.”Menyadari ayahnya akan pergi ke suatu tempat, matanya sontak terbuka lebar. Gadis itu mulai mengentak-entakkan kakinya dengan manja. Sudah pagi-pagi dibangunkan, sekarang dia mendengar ayahnya akan berangkat. Sudah jelas mood Ara langsung jelek. “Emangnya Papa mau ke mana?” tanyanya sambil merajuk.“Papa ada urusan di luar kota, Nak. Sementara ini Ara di rumah aja sama Mama Nilam, ya? N

  • Dibuang Ajudan Dinikahi Komandan   Galak-Galak perhatian

    Sejenak Hanif mematung di tempat, tidak menyangka dirinya akan mendengar Galih membentak Nilam saat berkunjung. Akan tetapi, Hanif segera menggelengkan kepalanya. Tidak baik menerka-nerka sesuatu tanpa mengetahuinya lebih dulu. Lebih baik dia mengetuk pintu dan melihat situasi di dalam dengan mata kepalanya sendiri.Di sisi lain Galih sudah lelah menegur Nilam. Rasanya malam ini dia sudah banyak sekali mengomeli istrinya. Nilam meringis pelan sambil memegangi jarinya yang terluka. Pada akhirnya, Galih menarik gadis itu secara paksa untuk membuatnya berdiri.Nilam terperanjat kaget. Kepalanya langsung berputar pada Galih yang sudah memasang raut kesal. "Anu... maaf, Pak Komandan... Aku tadi bener-bener nggak sengaja."Galih menghela napas sabar. “Ini bukan pertama kalinya kamu berbuat ceroboh. Saya sudah nggak kaget lagi dengan kelakuan kamu.”Nilam malah cengengesan, walau jarinya berdenyut-denyut nyeri. Tiba-tiba mereka mendengar suara ketukan di pintu depan. Sebelum Nilam sempat men

  • Dibuang Ajudan Dinikahi Komandan   Salah Faham

    “Tolong, jangan asal bicara tentang pernikahan orang lain, Sertu Indra,” tegur Hanif dengan tatapan tak suka. Meski ia terkejut dengan pernyataan Indra barusan, Hanif tahu bukan tempat mereka untuk membicarakan pernikahan Galih dan Nilam. Apalagi Galih adalah atasan mereka. Bagaimana jika ada orang lain yang mendengar percakapan ini?Indra menghela napas pelan. Berpura-pura memasang wajah putus asa. “Saya nggak mengada-ngada. Saya adalah ajudannya Pak Danyon dan sudah melihat bagaimana interaksi mereka berkali-kali. Di depan banyak orang mungkin kelihatannya mereka dekat, tetapi kenyataannya bukan begitu.”Hanif memijat dahinya yang mendadak pening. Hanif akui, perasaannya untuk Nilam masih ada. Tetapi, apa yang Hanif lihat sangat berbeda dengan apa yang Indra katakan. Tentu saja Hanif tidak bisa percaya begitu saja kata-kata Indra Apalagi dia tidak melihatnya secara langsung.“Sertu Indra, apa yang kamu lihat itu hanya bagian luarnya saja. Karena menurut saya, pernikahan mereka terli

  • Dibuang Ajudan Dinikahi Komandan   Sengkuni Mulai Beraksi

    “Ara, siapa yang bilang gitu?” tanya Galih terheran-heran. Tak masuk akal seorang anak kecil berusia tiga tahun membicarakan hubungan suami istri orang lain. Apalagi Ara tidak melihatnya secara langsung. Apa Ilham sendiri yang sebenarnya bercerita pada Ara?Ara menjawab dengan polos, “Tadi Ara denger Mamanya Ilham ngomong gitu ke Mama waktu di Mol.”Galih hanya bisa menepuk jidatnya. Siapa sangka jika ternyata Ara sendiri yang mendengar para wanita sedang membicarakan suaminya? Galih memaksakan seulas senyum pada Ara. “Papa sama Mama nggak berantem kok. Jadi nggak perlu ngasih bunga segala.”Ara cemberut. “Tapi, kenapa Mama nggak ngomong sama Papa pas pulang tadi?”Galih semakin kebingungan. “Soal itu—“Di saat yang sama, Nilam baru saja keluar dari kamar mandi. Gadis itu terlihat segar mengenakan pakaian santai setelah mandi kilat. Ketika pandangan mereka bertemu, Galih mengibaskan tangannya kepada Nilam.“Nilam, sini duduk.”Nilam melotot kaget. Mau apa lagi Galih dengan mengajaknya

  • Dibuang Ajudan Dinikahi Komandan   Anaknya Lebih Peka

    Nilam tidak tahu kenapa Galih tiba-tiba mengatakan itu. Padahal, sejak mereka membuat kesepakatan tesebut, Galih-lah yang selalu menegaskan bahwa pernikahan mereka hanya sementara. Nilam menghela napas. Ia menyipitkan mata ke arah Galih.“Pak Komandan udah lupa sama kesepakatan kita?” tanya Nilam. Galih tidak bisa menjawab pertanyaannya kali ini. Entahlah, dia bahkan tidak ingin membahas soal itu sekarang.Sayangnya, Nilam malah melanjutkan, “Kalau Pak Komandan lupa, biar aku ingetin. Kita nikah Cuma sebatas kesepakatan. Pak Komandan butuh aku untuk membantu membesarkan Ara, sedangkan aku butuh Pak Komandan untuk membalas dendam kepada Indra. Apa semuanya kurang jelas?”Kata-kata Nilam seakan menampar Galih keras-keras. Galih mengepalkan tangannya dengan kuat. Nilam seakan sudah mempersiapkan diri jika suatu hari mereka benar-benar berpisah. Namun, kenapa semakin lama Galih justru tidak ingin hari itu datang? Galih merasa ada yang aneh dengan dirinya, tetapi ia tidak bisa mendeskripsi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status