Share

Melarikan Diri

Author: Nath_e
last update Last Updated: 2025-07-14 12:53:15

"Kau, milikku!"

"Lepaskan aku, bajingan! Memangnya siapa kau, seenaknya saja memaksa orang untuk tinggal bersama?!”

Tubuh Laura gemetar. Ia hanya berbalut selimut tipis yang membungkus tubuhnya. Sementara tangan kekar Brian begitu kuat melingkar di belakang tubuhnya.

Udara dari pendingin ruangan yang menyala membuat kulitnya merinding, bukan hanya karena dingin, tapi karena tatapan Brian yang menatapnya tajam tanpa berkedip.

“Berhenti menatapku seperti itu,” desis Laura, menegang di tengah usahanya melepaskan diri.

“Apa kau tahu jika kau terlihat semakin cantik saat takut.” Suara Brian rendah dan dalam, seperti bisikan beracun yang merayap ke dalam telinga.

Ia mendekat, mengulurkan tangan ke arah pipi Laura. “Kau benar-benar ingin meninggalkan tempat ini setelah tahu bahwa aku benar-benar menginginkanmu?”

“Tentu saja, aku tidak takut padamu,” jawab Laura, suaranya bergetar. “Kau pikir ini romantis, huh? Ini gila.”

Lengan kekar Brian kini menyentuh selimut yang menutupi tubuh Laura. Ia memeluknya erat, hingga Laura bisa merasakan nafas hangat pria itu di tengkuknya.

“Aku tidak suka ditolak, Laura,” gumamnya pelan, penuh tekanan. “Dan aku tidak terbiasa mengejar sesuatu yang akhirnya mencoba kabur.”

Brian menarik selimut itu pelan-pelan, lalu tiba-tiba, dengan gerakan cepat, mencabutnya dari tubuh Laura.

Laura terpekik pelan, tidak sempat melindungi tubuh polosnya saat Brian mendorongnya kasar ke ranjang.

Tubuh kekar Brian kini menindihnya. Mata birunya memerah. Nafasnya berat. Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti.

“Kalau aku mau,” bisiknya di telinga Laura, “aku bisa membuatmu lemas hanya dengan satu malam.”

Lalu ia mencium Laura, kasar, penuh paksaan tapi begitu dalam dan intens. Tidak ada kelembutan—yang ada hanya luapan emosi. Laura mencoba mendorong dadanya, tapi Brian tak bergeming. Bibirnya seperti mendiktekan sebuah peringatan, bahwa ini bukan main-main.

Beberapa detik kemudian, Brian melepaskannya. Masih menatap Laura dari atas, rahangnya mengeras.

“Aku tidak akan menyakitimu,” ujarnya pelan, nyaris lirih. “Tapi jangan pernah uji sisi gelapku. Aku bukan pria yang akan kau temui di dongeng.”

Ia bangkit perlahan, lalu mengambil kembali selimut dan melemparkannya ke arah Laura yang kini memeluk tubuhnya erat, wajahnya merah padam, antara marah dan takut.

“Pikirkan baik-baik, Laura,” katanya sembari beranjak ke pintu. “Karena sekali kau membuka pintu keluar, kau takkan bisa kembali dengan selamat.”

Pintu tertutup kasar.

Laura terdiam di ranjang.

Tangannya mencengkeram selimut, jantungnya berdegup keras. Laura masih tak mengerti apa yang baru saja ia alami. Tapi satu hal pasti—Brian bukan hanya pria berbahaya. Ia adalah badai yang bisa membuat kerusakan fatal hanya dengan sekali hentakan.

Di luar kamar, Brian berbicara pelan pada asisten pribadinya. “Pastikan seluruh perimeter rumah dalam mode aman. Tak ada yang masuk, tak ada yang keluar. Aku butuh waktu. Dia akan mengerti. Atau aku … yang akan membuatnya mengerti.”

Satu jam kemudian, suara ketukan pelan terdengar di pintu kamar.

“Nona, pakaian Anda,” suara seorang wanita terdengar dari balik pintu.

Laura, yang sejak tadi duduk memeluk lutut di sudut ranjang, segera bangkit dan berdiri di balik pintu.

“Letakkan saja di luar,” sahutnya dengan suara serak.

“Maaf nona, tapi saya harus memastikan Anda menerimanya langsung,” kata wanita itu dengan sopan tapi tegas.

Laura membuka pintu sedikit, menyembunyikan tubuhnya di balik daun pintu. Perempuan paruh baya itu menyerahkan setelan pakaian santai berwarna krem.

“Terima kasih,” gumam Laura.

Begitu pintu tertutup, Laura bergerak cepat. Ia mengenakan pakaian itu sambil memutar otak. Ini satu-satunya kesempatan. Ia tidak tahu berapa menit lagi sebelum Brian kembali, atau lebih buruknya lagi, memerintahkan seseorang untuk menjaganya 24 jam.

Tujuan kabur pertamanya adalah jendela. Tapi lantai tiga terlalu berisiko, salah-salah kakinya bisa patah atau mungkin bagian kepalanya membentur keras tanah.

“Aah, tidak … tidak! Aku nggak bisa mati sebelum pulang.”

Ia beralih mengendap ke pintu. Saat dibuka, koridor kosong. Hanya aroma kayu manis dan suara denting jam antik di kejauhan.

“Ini kesempatan,” ucapnya pelan, berjingkat, memantau situasi.

Laura menyusuri lorong, jantungnya berdebar keras. Di setiap akhir lorong, ia menempel di dinding, menahan napas tiap kali mendengar suara langkah kaki atau pembicaraan para pengawal Brian.

Dari balik pilar besar, Laura melihat dua penjaga sedang mengobrol di dekat tangga. Ia mundur perlahan dan berbelok ke sisi kiri rumah.

“Itu dia pintunya,” bisiknya lirih sambil terus mengendap-endap.

Tapi ternyata jalan menuju ke pintu itu tidak mudah. Ia harus melewati ruang tamu yang terbuka, dengan kamera keamanan di sudut langit-langit.

Laura menatap kamera itu sejenak, lalu mengalihkan perhatiannya ke perapian. Ia meraih vas besar dari meja kecil, mengangkatnya, dan—

BRAKK!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif    Cinta sejati yang lahir dari kegelapan(END)

    Keesokan harinya, mereka beralih ke prosesi pembaptisan Elias. Ethan ditunjuk khusus Laura untuk menjadi ayah baptis bagi Elias. Brian tentu saja setuju. Dengan begitu ia tak perlu khawatir Ethan akan bertingkah macam-macam pada Laura.Prosesi pembaptisan dimulai. Ethan berdiri di samping pendeta, menyiapkan air suci. Laura menggendong Elias, sementara Brian berdiri di belakang mereka, menatap dalam diam—tatapan seorang ayah yang siap menantang dunia demi anaknya.Ethan meneteskan air di kepala kecil Elias. “Dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus …” katanya lembut.Air menetes perlahan di kulit bayi itu, memantulkan sinar senja.Laura tersenyum, sementara Brian menunduk, menatap buah hatinya penuh haru.Dalam hatinya, Brian berjanji. Tidak akan ada seorangpun yang dapat menyentuh dan menyakitimu, Nak. Tidak selama ayahmu masih bernafas.Laura menoleh, menatap Brian dengan senyum yang hanya dimengerti oleh hati mereka berdua.Ketika lonceng gereja kecil berdentang di kejauhan, mereka be

  • Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif    Lamaran kedua Brian

    Cahaya senja menembus lembut melalui tirai tipis berwarna krem, membentuk garis keemasan di lantai kamar. Aroma susu bayi, mawar putih, dan sedikit wangi musk dari parfum Brian bercampur menjadi satu — hangat, menenangkan. Laura duduk disisi tempat tidur, mengenakan gaun rumah sederhana dari linen. Rambutnya dibiarkan terurai, sebagian menempel di pipi karena lembab. Di lengannya, Elias baru saja tertidur setelah disusui. Bayi mungil itu mendengkur pelan, wajahnya begitu damai seolah seluruh dunia berhenti hanya untuknya. Brian berdiri di ambang pintu, masih mengenakan kemeja hitam dengan lengan digulung sampai siku. Ia diam beberapa saat, hanya menatap Laura dan putra mereka. Kebahagiaan Brian berada pada titik puncak saat ini. Elias dinyatakan sehat setelah melalui serangkaian tes di fasilitas medis Dominic. Tubuh kecilnya sama sekali tidak berpengaruh dari sejumlah obat yang pernah disuntikkan Rafael Ortega pada Laura. Bahkan Elias terlihat lebih sehat dan mengalami per

  • Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif    Lahirnya Elias Alexander Hartwell

    Brian berdiri panik, nyaris menjatuhkan kursi di belakangnya. “A-Air ketuban?! Tunggu, sekarang? Ya Tuhan … sekarang?!”“Kalau kamu masih bertanya, ya Brian, sekarang!” teriak Laura dengan amarah bercampur rasa sakit.Pria yang biasanya mengatur anak buah bersenjata tanpa gentar kini berlari ke pintu, suaranya menggema di seluruh rumah.“Siapkan mobil! Panggil dokter! SEKARANG!”“Tuan, ada apa ini?” Alfred yang baru tiba di villa ikut panik.“Laura, dia … dia … ah sudahlah, cepat siapkan mobil dan hubungi rumah sakit segera!”Brian berlari mondar mandir kebingungan, sementara Laura terus merintih kesakitan. Sesekali wanita yang dicintainya itu berteriak memanggil Brian yang terus bergerak mengatur anak buahnya.“Brian, berhenti dan cepat kemari!” seru Laura seraya menarik tangan suaminya.“Tuan, tenangkan dirimu atau Anda akan membuat proses ini semakin sulit.” Madeline menenangkan Brian agar bisa berada di sisi Laura.Beberapa jam kemudian, di rumah sakit keluarga Marchetti.Laura be

  • Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif    Lahirnya generasi baru

    Brian menekan tombol di tablet kecil yang ia bawa, dan dalam sekejap layar di depan ruangan menampilkan hasil voting digital dewan direksi. Pada barisan teratas nama pemilik saham terbesar membuat Richard terbelalak. Brian Castellano Marchetti berada pada posisi 48,9 persen. Sorot lampu dari layar memantul di mata Richard, membuat wajahnya tampak lebih pucat. Ia terdiam, bibirnya bergetar seperti ingin protes tapi tak ada kata yang bisa keluar. “Permainanmu sudah selesai,” ucap Brian tenang. “Kau melanggar kontrak, menyalurkan dana ke proyek yang bukan milikmu, dan berusaha menutupi jejak itu dengan manipulasi laporan. Aku hanya mengembalikan Hartwell ke tangan yang lebih mampu menjaganya.” Richard terdiam. Tubuhnya perlahan merosot kembali ke kursi, seperti tikus yang terjebak dalam perangkap. Semua mata kini beralih padanya—bukan dengan hormat, melainkan dengan rasa iba. Brian menatapnya satu kali lagi sebelum berdiri tegak. “Kau pernah mengatakan padaku, kekuasaan hanya milik

  • Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif    Menaklukkan Hartwell Corp

    Ruang rapat utama di gedung Hartwell Tower siang itu terlihat tenang. Cahaya matahari menerobos lembut, menyinari meja panjang yang terbuat dari kaca obsidian, tempat para direktur yang kini duduk berjajar dalam diam.Wajah-wajah serius mendominasi ruangan. Sebagian ada yang memilih fokus pada layar ponsel, sebagian lagi mengerutkan kening, melihat laporan terakhir yang disajikan para divisi.Suasananya terlalu hening untuk disebut pertemuan biasa.Di ujung meja, Richard Hartwell duduk menatap satu persatu anggota Dewan Direksi. Dasi hitamnya sedikit longgar, sementara jemarinya mengetuk-ngetuk permukaan meja tanpa sadar.“Bagaimana ini bisa terjadi Asher?” Ia berbisik pada asisten pribadinya.“Kita benar-benar hancur, apa kau menemukan Kenny dan Miller?” lanjutnya lagi degan cemas, ia mengusap peluh yang menetes di keningnya.Asher menggeleng pelan, “jejaknya saja tidak terlihat, Tuan.”Richard menarik nafas dalam dan panjang, bersiap pada kemungkinan terburuk.Di hadapannya, layar d

  • Dibuang Badboy Dinikahi Mafia Obsesif    Brian dan rahasianya

    “Sudah cukup tenang sekarang?” Laura tersenyum manis, menatap wajah Brian yang terlihat lebih rileks.Brian mengangguk kecil. “Cukup tenang untuk menghadapi masalah lain hari ini.”Brian mengambil ponselnya yang lain, lalu menekan satu tombol. “Bersiaplah kedatangan tamu spesial, Dom.” Ujarnya singkat sebelum menutup panggilan.Laura menaikkan alisnya. “hm, masalah lain?”Brian menoleh pada Laura. “Ethan,” ia terdiam sejenak, menatap mata bening Laura. “Kau tahu alasan aku mengusirnya? Dia memakai penyadap dan mungkin saja ada alat pengintai lain yang sengaja dibawanya untuk memata-matai mansion ini dan juga dirimu.”Laura terkejut. “Menyadap? Kamu yakin?”Brian melepaskan pelukannya perlahan, mendekati lemari kayu di sebelah ranjang. Ia membuka laci paling atas dan mengeluarkan kotak unik dengan kode digital.“Microbee mendeteksi sinyal aneh begitu dia masuk. Ada transmitter di tubuhnya. Aku harus mengusir Ethan sebelum dia mendapatkan banyak informasi.”Di telapak tangan Brian micro

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status